DOSEN PENGAMPU:
Nazarudin, S.Si, M.Si, Ph.D
DISUSUN OLEH:
Nining Mulyani (P2A522004)
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................4
A. Pengertian Epitemologi Positivisme...............................................................4
B. Kelebihan Epitemologi Positivisme................................................................6
C. Kelemahan Epitemologi Positivisme..............................................................7
BAB III PENUTUP................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wacana filsafat yang menjadi topik utama pada zaman modern, khususnya
abad ke-17, adalah persoalan epistemologi. Pertanyaan pokok dalam bidang
epistemologi adalah bagaimana manusia memperoleh pengetahuan dan apakah
sarana yang paling memadai untuk mencapai pengetahuan yang benar, serta apa
yang dimaksud dengan kebenaran itu sendiri. Usaha manusia untuk mencari
pengetahuan yang bersifat mutlak dan pasti telah berlangsung terus menerus
dengan penuh semangat, seperti rasionalisme, empirisme ataupun yang lainnya.
Walaupun begitu, paling tidak sejak zaman Aristoteles, terdapat tradisi
epistemologi yang kuat untuk mendasarkan diri pada pengalaman manusia dan
meninggalkan cita-cita untuk mencari pengetahuan yang mutlak tersebut
(Harudin, 2018).
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah
dalam makalah ini yaitu :
1. Apa Pengertian Epitesmologi Positivisme?
2. Apa Kelebihan Epistemologi Positivisme?
3. Apa Kekurangan Epistemologi Positivisme?
C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka tujuan dalam
makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Pengertian Epitesmologi Positivisme
2. Untuk mengetahui Kelebihan Epistemologi Positivisme
3. Untuk mengetahui Kekurangan Epistemologi Positivisme
3
BAB II
PEMBAHASA
N
1. Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari
faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
1. Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari
faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
4. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak
dapat menemukan pengetahuan yang valid.
8
3. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga
manusia tidak dapat merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada.
Karena dalam positivisme semua hal itu dinafikan.
4. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak
dapat menemukan pengetahuan yang valid.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dalam pembahasan di atas, maka pemakalah dapat menyimpulkan
beberapa hal. Secara garis besar epistemologi positivisme itu penekanan pada metode ilmiah,
mendasarkan sesuatu pengetahuan atas prinsip verifikasi, penolakan terhadap metafisika, dan
sebagainya.
Dengan adanya epistemologi positivisme maka mempunyai kelebihan diantaranya dan yang
paling terpenting adalah kemajuan di bidang sains dan teknologi. Dan penggunaannya di
masyarakat sangat luas terutama untuk penelitian sosial. Terdapat kelemahan-kelemahan ataupun
kritik terhadapnya analisis biologik yang ditransformasikan ke dalam analisis sosial dinilai sebagai
akar terpuruknya nilainilai spiritual dan bahkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dikarenakan
manusia tereduksi ke dalam pengertian fisik-biologi. Akibat dari ketidakpercayaannya terhadap
sesuatu yang tidak dapat diuji kebenarannya, maka faham ini akan mengakibatkan banyaknya
manusia yang nantinya tidak percaya kepada Tuhan. Hal ini ditandai pada saat paham positivistik
berkembang pada abad ke 19, jumlah orang yang tidak percaya kepada agama semakin meningkat.
10
DAFTAR PUSTAKA
11