Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

METODELOGI PENELITIAN KUANTITATIF


“PENGERTIAN, KARAKTERISTIK DAN MACAM-MACAM
PENELITIAN KUANTITATIF”
DOSEN PENGAMPU : FATHURRAHMAN, M.Pd

OLEH :

1. FAIZA KURNIA (………………)


2. IMAM KURNIAWAN (………………)
3. BANANI LUTHFIA AL ALUF (………………)

FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KAMPUS IV IAI QAMARUL HUDA BAGU
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan

rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Pengertian, Karakteristik dan Macam-Macam Penelitian

Kuantitatif” dengan lancar. Dalam penulisan makalah ini penulis tidak terlepas

dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini

penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Fathurrahman, M.Pd

selaku dosen Pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatif, dan semua

pihak yang telah membantu dalam penyelesian penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para

pembaca pada umumnya.

Wassalamualaikum, Wr. Wb

Bagu, 18 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2

A. Pengertian atau Filosofis Penelitian Kuantitatif.......................... 2

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif............................................. 6

C. Jenis Metode Penelitian Kuantitatif............................................. 8

D. Penerapan Penelititan Kuantitatif................................................ 8

E. Perbandingan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif.................... 13

BAB III PENUTUP................................................................................ 16

A. Kesimpulan.................................................................................. 16

B. Saran............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Penelitian Kuantitatif?
2. Bagaimana Karateristik Penelitian Kuantitatif?
3. Apa saja macam-macam jenis Penelitian Kuantitatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Penelitian Kuantitatif
2. Untuk mengetahui Karateristik Penelitian Kuantitatif
3. Untuk mengetahui macam-macam jenis Penelitian Kuantitatif

1
BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian atau Filosofis Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili

paham positivisme, sementara itu penelitian kualitatif merupakan pendekatan

penelitian yang mewakili paham naturalistik (fenomenologis). Untuk lebih

memahami landasan filosofis paham positivisme tersebut, berikut ini akan

diuraikan secara ringkas aliran faham tersebut.

1. Positivisme

Positivisme merupakan aliran filsafat yang dinisbahkan/ bersumber

dari pemikiran Auguste Comte seorang folosof yang lahir di Montpellier

Perancis pada tahun 1798, ia seorang yang sangat miskin, hidupnya

banyak mengandalkan sumbangan dari murid dan teman-temannya antara

lain dari folosof inggeris John Stuart Mill (juga seorang akhli ekonomi),

ia meninggal pada tahun 1857. meskipun demikian pemikiran-

pemikirannya cukup berpengaruh yang dituangkan dalam tulisan-

tulisannya antara lain Cours de Philosophie Positive (Kursus filsafat

positif) dan Systeme de Politique Positive (Sistem politik positif).

Salah satu buah pikirannya yang sangat penting dan berpengaruh

adalah tentang tiga tahapan/tingkatan cara berpikir manusia dalam

berhadapan dengan alam semesta yaitu : tingkatan Teologi, tingkatan

Metafisik, dan tingkatan Positif

2
a. Tingkatan Teologi (Etat Theologique). Pada tingkatan ini manusia

belum bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan sebab akibat.

Segala kejadian dialam semesta merupakan akibat dari suatu perbuatan

Tuhan dan manusia hanya bersifat pasrah, dan yang dapat dilakukan

adalah memohon pada Tuhan agar dijauhkan dari berbagai bencana.

Tahapan ini terdiri dari tiga tahapan lagi yang berevolusi yakni dari

tahap animisme, tahap politeisme, sampai dengan tahap monoteisme.

b. Tingkatan Metafisik (Etat Metaphisique). Pada dasarnya tingkatan ini

merupakan suatu variasi dari cara berfikir teologis, dimana Tuhan atau

Dewa-dewa diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak misalnya

dengan istilah kekuatan alam. Dalam tahapan ini manusia mulai

menemukan keberanian dan merasa bahwa kekuatan yang

menimbulkan bencana dapat dicegah dengan memberikan berbagai

sajian-sajian sebagai penolak bala/bencana.

c. Tingkatan Positif (Etat Positive). Pada tahapan ini manusia sudah

menemukan pengetahuan yang cukup untuk menguasai alam. Jika

pada tahapan pertama manusia selalu dihinggapi rasa khawatir

berhadapan dengan alam semesta, pada tahap kedua manusia mencoba

mempengaruhi kekuatan yang mengatur alam semesta, maka pada

tahapan positif manusia lebih percaya diri, dengan ditemukannya

hukum-hukum alam, dengan bekal itu manusia mampu

menundukan/mengatur (pernyataan ini mengindikasikan adanya

pemisahan antara subyek yang mengetahui dengan obyek yang

3
diketahui) alam serta memanfaatkannya untuk kepentingan manusia,

tahapan ini merupakan tahapan dimana manusia dalam hidupnya lebih

mengandalkan pada ilmu pengetahuan.

Dengan memperhatikan tahapan-tahapan seperti dikemukakan di

atas nampak bahwa istilah positivisme mengacu pada tahapan ketiga

(tahapan positif/pengetahuan positif) dari pemikiran Comte. Tahapan

positif merupakan tahapan tertinggi, ini berarti dua tahapan

sebelumnya merupakan tahapan yang rendah dan primitif, oleh karena

itu filsafat Positivisme merupakan filsafat yang anti metafisik, hanya

fakta-fakta saja yang dapat diterima. Segala sesuatu yang bukan fakta

atau gejala (fenomin) tidak mempunyai arti, oleh karena itu yang

penting dan punya arti hanya satu yaitu mengetahui (fakta/gejala) agar

siap bertindak (savoir pour prevoir).

Manusia harus menyelidiki dan mengkaji berbagai gejala yang

terjadi beserta hubungan-hubungannya diantara gejala-gejala tersebut

agar dapat meramalkan apa yang akan terjadi, Comte menyebut

hubungan-hubungan tersebut dengan konsep-konsep dan hukum-

hukum yang bersifat positif dalam arti berguna untuk diketahui karena

benar-benar nyata bukan bersifat spekulasi seperti dalam metafisika.

Filosofi penelitian kuantitatif dikembangkan oleh filsafat

positivisme dapat dijelaskan dari unsur-unsur dalam filsafat secara

umum, yaitu ontologi, epistimologi, dan aksiologi yang pengembangan

setiap unsur disesuaikan dengan karakteristik ilmu masing-masing.

4
Ontologi merupakan unsur dalam pengembangan filsafat sebagai ilmu

yang membicarakan tentang objek atau materi kajian suatu ilmu.

Dalam hal ini, secara ontologis, penelitian kuantitatif hanya akan

meneliti semua sasaran penelitian yang berada dalam kawasan dunia

empiris. Epistimologi merupakan unsur dalam pengembangan ilmu

filsafat yang membicarakan bagaimana metode yang ditempuh dalam

memperoleh kebenaran pengetahuan. Epistimologi yang

dikembangkan dalam penelitian adalah bagaimana cara untuk

menemukan kebenaran yang koheren atau konsisten. Aksiologi

membicarakan tentang sistem nilai suatu ilmu secara filosofis. Dalam

hal ini, penelitian kuantitatif menjunjung tinggi nilai keilmuan yang

objektif yang berlaku secara umum dan mengesampingkan hal-hal

yang bersifat spesifik. Diagram di bawah ini mengilustrasikan

pengembangan filsafat positivisme dalam metode penelitian

kuantitatif.

POSITIVISME

Ontologi (materi) Epistimologi Aksiologi (nilai)


1. Realita (Metode)
1. Bebas nilai
terpisah-pisah 1. Koherensi
2. Independent- 2. Objektif
2. Korespondensi
dependent
3. Eliminasi dari 3. Generalisasi 3. Kemanfaatan
1.
totalitas
4. Nomothetik
4. Dinamika

5
2. Pengertian Metode Penelitian Kuantitatif

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,

yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik

pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan.

B. Karakteristik Penelitian Kuantitatif

1. Konsep Dasar Penelitian Kuantitatif

Pemahaman konsep dasar penelitian kuantitatif tidak bisa

dipahami dari satu aspek tertentu, melainkan harus ditinjau dari beberapa

aspek. Bambang Prasetya dan Lina Miftakhuljannah (2005),

mengidentifikasikan konsep dasar penelitian kuantitatif digunakan

beberapa konsep, yaitu pendekatan, metode, data, dan analisis (h.24-27).

Keempat konsep di atas mengandung maksud secara konsisten dan saling

melengkapi dalam memahami konsep dasar penelitian kuantitatif. Oleh

karena itu, konsep dasar penelitian dapat difahami dari beberapa aspek.

a. Pendekatan

Pendekatan (approach) dimaksudkan suatu strategi memecahkan

permasalahan yang melibatkan berbagai komponen yang rumit. Dalam

keilmuan termasuk penelitian sering digunakan istilah paradigma

(paradigme).

6
Paradigma yang digunakan dalam penelitian kuantitatif adalah pola

berpikir positivistis, merupakan kerangka berpikir secara rasional-

hipotesis-empiris. Pencarian bukti empiris melalui pengamatan

dijadikan andalan pemecahan masalah, karena merupakan hasil

penelitian merupakan kunci kebenaran pengetahuan.

b. Metode Kuantitatif

Metode disini menunjuk pada prosedur yang lebih bersifat teknis untuk

penelitian kuantitatif. Bagaimana cara menjabarkan karakteristik

variable dan menemukan keterkaitan antar variable penelitian.

c. Data Kuantitatif

Hasil pengamatan fakta empiri dinyatakan dalam ukuran kuantitatif

berupa bilangan, dengan digunakan prinsip dasar matematik

menambah, mengurangi, mengkalikan, membagi dsb. Kemudian

dilanjutkan dengan teknik statistic untuk memperoleh satuan-satuan

statistic yang diperlukan.

d. Analisis Kuantitatif

Analisa Kuantitatif merupakan pengolahan data dengan digunakan

metoda statistika.Statistik dapat dibedakan antara statistik deskriptf

dan statistik inferensial.

2. Asumsi Penelitian Kuantitatif

a. Asumsi Ontologis

Ontologis menunjuk pada obyek ilmu baik materiil maupun formil.

b. Asumsi Epistimologis

7
Epistimologis dimaksudkan metode yang digunakan suatu ilmu dalam

upaya memperoleh pengetahuan yang benar sebagai khasanah ilmu

yang bersangkutan.

c. Asumsi Aksiologis

Aksiologis dimaksudkan nilai (value)atau kemanfaatan ilmu dalam

kehidupan manusia.

d. Asumsi Hakekat Manusia

Asumsi hakekat manusia pada prinsipnya manusia diatur oleh pola

universal, sehingga karakteristik dan subyektivitas individu tidak

diperhatikan.

C. Jenis Metode Penelitian Kuantitatif

1. Experimental Research (Penelitian Eksperimen)

2. Penelitan Korelasi (Correlation Research)

3. Penelitian Komparasi (Causal-Comparative Design)

4. Penelitian Survey (Survey Research Design)

D. Penerapan Penelititan Kuantitatif

1. Kapan Metode Kuantitatif Digunakan

Metode kuantitaf yang dimaksud dalam makalah ini adalah

metode survey dan eksperimen. Metode kuantitatif digunakan apabila:

a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas.

8
Masalah adalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya

dengan yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori

dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan.

b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu

populasi.

c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap

yang lain.

d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitiannya.

e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan

fenomena yang empiris dan dapat diukur.

f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas

pengetahuan, teori dan produk tertentu.

2. Kompetensi Peneliti Kuantitatif

a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang

pendidikan yang akan diteliti.

b. Mampu melakukan analisis masalah secara akurat sehingga dapat

ditemukan masalah penelitian pendidikan yang betul-betul masalah.

c. Mampu menggunakan teori pendidikan yang tepat sehingga dapat

digunakan untuk memperjelas masalah yang diteliti, dan merumuskan

hipotesis penelitian.

d. Memahami berbagai jenis metode penelitian kuantitatif, seperti metode

survey, ekperimen, action research, expost facto, evaluasi dan R&D.

9
e. Memahami teknik-teknik sampling, seperti probabiliti sampling dan

nonprobabiliti sampling, dan mampu menghitung dan memilih jumlah

sampel yang representatif dengan sampling error tertentu.

f. Mampu menyusun instrumen baik tes maupun non tes untuk mengukur

berbagai variabel yang diteliti, mampu menguji validitas dan

reliabilitas instrumen.

g. Mampu mengumpulkan data dengan kuesioner, maupun dengan

wawancara observasi, dan dokumentasi.

h. Bila pengumpulan data dilakukan oleh tim, maka harus mampu

mengorganisasikan tim peneliti dengan baik.

i. Mampu menyajikan data, menganalisis data secara kuantitatif untuk

menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis penelitian yang

telah dirumuskan.

j. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun

hasil pengujian hipotesis.

k. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil

penelitian ke pihak-pihak yang terkait.

l. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk

dimuat ke dalam jurnal ilmiah.

m. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.

3. Proses Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif bertolak darii studi pendahuluan dari objek

yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang betul-betul

10
masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena

itu harus digali melalui studi pendahuluan melalui fakta-fakta empiris.

Supaya peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus

menguasai teori melalui mmbaca berbagai referensi. Selanjutnya supaya

masalah dapat dijawab maka dengan baik masalah tersebut dirumuskan

secara spesifik, dan pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.

Untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara

(berhipotesis) maka, peneliti dapat membaca referensiteoritis yang relevan

dengan masalah dan berfikir. Selain itu penemuan penelitian sebelumnya

yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis). Jadi

kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori

dan didukung oleh penelitian yang relevan, tetapi belum ada pembuktian

secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.

Untuk menguji hipotesis tersebut penelitian dapat memilih

metode/ strategi/ pendekatan/ desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan

ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang

diharapkan dan konsisten yang dikehendaki. Sedangkan pertimbangan

praktis, adalah tersedianya dana, waktu, dan kemudahan yang lainnya.

Dalam penelitian kuantitatif metode yang dapat digunakan adalah metode

survei, expost facto, eksperimen, evaluasi, action research, policy research

(selain metode naturalistik dan sejarah).

11
Instrumen yang digunakan sebagai alat pengumpul data dapat

berbentuk tes, angket/ kuesioner, untuk pedoman waawancara atau

observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk pengumpulan data, maka

instrumen penelitian harus terlebih dahulu diuji validitas dan

realibilitasnya.

Pengumpulan data dilakukan pada objek tertentu, baik yang

berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin membuat

generalisasi terhadap penemuannya maka sampel yang diambil harus

representatif (mewakili).

Setelah data terkumpul, maka selanjutnya dianalisis untuk

menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan

teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang

diajukan ditolak atau diterima atau apakah penemuan itu sesuai dengan

hipotesis yang diajukan atau tidak.

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian

yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah.

Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas maka tampak

bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkah-

langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis,

mengumpulkan data, analisis data, dan membuat kesimpulan dan saran.

12
E. Perbandingan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif

Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini

sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode

penelitian. Metode kuantitatif sebagai metode ilmiah karena memiliki kaidah –

kaidah ilmiah yaitu empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode

kuantitatif juga disebut metode discovery karena dengan menggunakan

metode ini ditemukan dan dikembangkan metode baru. Sedangkan disebut

kuantitatif karena data penelitian berupa angka – angka dan analisis

menggunakan statistik.

Penggunaan metode kuantitatif tidak dapat dilepaskan dari pemikiran

positivisme. Keyakinan dasar dari paradigma positivisme berakar pada paham

ontologi realisme yang menyatakan bahwa realitas berada (exist) dalam

kenyataan dan berjalan sesuai dengan hukum alam (natural law). Penelitian

13
berupaya mengungkap kebenaran relitas yang ada, dan bagaimana realitas

tersebut senyatanya berjalan.

Fry (1981, dalam Ahmad Sonhadji, et al, 1996) membedakan

perbandingan antara paradigma penenelitian kualitatif dan kuantitatif , seperti

dapat dilihat dalam Tabel berikut.

Tabel Perbandingan paradigma kualitatif dan kualitatif

Paradigma Kualitatif Paradigma Kuantitatif


Mengajurkan penggunaan metode Menganjurkan penggunaan metode

kualitatif kuantitatif
Fenomelogisme dan verstehen Logika positivisme:”Melihat fakta atau

dikaitkan dengan pemahaman kasual fenomena sosial dengan sedikit

perilaku manusia dari frame of melihat bagi pernyataan subyektif

reference aktor itu sendiri individu-individu”


Observasi tidak terkontrol dan Pengukuran terkontrol dan menonjol

naturalistik
Subyektif Obyektif
Dekat dengan data:merupakan Jauh dari data: data merupakan perspektif

perspektif “insider” “outsider”


Grounded, orientasi diskoveri, Tidak grounded, orientasi verifikasi,

eksplorasi, ekspansionis, deskriptif, konfirmatori, reduksionis, inferensial dan

dan induktif deduktif-hipotetik


Orientasi proses Orientasi hasil
Valid: data “real, “rich, dan Reliabel:data dapat direplikasi dan “hard”

“deep”
Tidak dapat digeneralisasi:studi Dapat digeneralisasi:studi multi kasus

kasus tunggal
Holistik Partikularistik
Asumsi realitas dinamik Asumsi realitis stabil

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

15
Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili

paham positivisme, sementara itu penelitian kualitatif merupakan pendekatan

penelitian yang mewakili paham naturalistik (fenomenologis).

Adpun Jenis- Jenis Metode Penelitian Kuantitatif ialah sebagai berikut:

1. Experimental Research (Penelitian Eksperimen)

2. Penelitan Korelasi (Correlation Research)

3. Penelitian Komparasi (Causal-Comparative Design)

4. Penelitian Survey (Survey Research Design)

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Prasetyo & Lina Miftanul Jannah (2005). Metode Penelitian

Kuantitatif. Jakarta: Raja Grafindo.

16
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung:Alfabeta

Widodo, T. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Surakarta.:LPP UNS

Press

17

Anda mungkin juga menyukai