Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MASAUL FIQH

"MENELAAH FIQH TERHADAP SUARA PEREMPUAN"

DOSEN PENGAMPU: MUH.HAIKAL,S.Ag

Oleh:

IDAYANTI

NIM : 20202886379

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUL HUDA BAGU

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "
Menelaah Fiqh Terhadap Suara Perempuan " dengan lancar.

Dalam penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak M. Syakir. M.H.I selaku dosen Pengampu mata kuliah Masaul Fiqh, dan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesian penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada

umumnya.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................................1
C. TUJUAN.........................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Pengertian Perempuan..................................................................................................................2
B. Pengertian perempuan menurut para ahli..................................................................................2
C. Asal Penciptaan Perempuan.........................................................................................................2
D. konsep pendidikan perempuan dalam islam...............................................................................3
E. Hak-hak Perempuan.....................................................................................................................4
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada zaman jahiliyah perempuan tak di anggap apa-apa, dia hanyalah sampah yang tak ada
gunanya, yang merupakan pelampiasan nafsu arab jahiliyah pada waktu itu. Kemudian islam datang
mengangkat derajat mereka yang merupakan syaqaiq arrijal. Bahkan islam telah memberikan
kedudukan yang sangat tinggi bagi kaum hawa, bukankah rasulullah saw telah bersabda ;

)‫ (رواه أحمد والنسائي وابن ماجه والحاكم عن معاوية بن جاهمة السلمي‬ ‫تحت أقدام األمهات‬ ‫الجنة‬ 
Artinya : surga itu dibawah telapak kaki ibu. (hr. Ahmad, nasa’i, ibnu majah, hakim).

Tingginya kedudukan yang diberikan oleh islam pada perempuan adalah sangat wajar, mengingat
perempuan mempunyai peranan yang penting dalam menentukan baik dan tidaknya sebuah generasi
bangsa, karena merekalah yang paling dekat dan paling sering berinteraksi dengan anak-anak, serta
tempat pertama kali seorang anak menerima pendidikan, sehingga mereka lebih dominan dalam
memberikan perempuan pada karakter seorang anak.
Oleh karena itu pendidikan yang baik pada seorang perempuan adalah sebuah keharusan, karena
ditangan merekalah baik dan tidaknya sebuah generasi bangsa. Dan disini kami akan membahas
bagaimana hakikat seorang perempuan dalam pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Perempuan menurut Para Ahli ?
2. Bagaimana Asal Penciptaan Perempuan ?
3. Bagaimana Hak-hak Perempuan ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui Perempuan menurut Para Ahli
2. Mengetahui Asal Penciptaan Permpuan
3. Mengetahui Bagaimana Hak-hak Perempuan

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Perempuan

Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia; satunya lagi adalah lelaki atau
pria. Berbeda dari wanita, istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa
maupun yang masih anak-anak. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)
perempuan adalah orang (manusia) yg mempunyai alat kelamin perempuan, dapat menstruasi, hamil,
melahirkan anak, dan menyusui.

B. Pengertian perempuan menurut para ahli


1. Kiai Dahlan
Wanita merupakan aset umat dan bangsa. Tidak mungkin membangun peradaban umat manusia
apabila para wanita hanya dibiarkan berdiam diri di dapur dan rumah saja
2. Abdurrahman Umairah
Wanita merupakan manusia yang mulia dan bernilai karena memiliki sifat kemanusiaan yang
tinggi
3. Abdullah Cholil
Wanita adalah pilar bangsa, tiang negara, sebagaimana diajarkan nabi muhammad saw tentang
peran penting seorang ibu
4. Paul I. Wellman
Wanita adalah suatu studi yang menarik
5. Hermawan Kartajaya
Wanita adalah peluang pasar paling besar di dunia dan secara kasar tidak dilayani dengan baik
6. Abdul Rachman Husein
Wanita adalah seorang ibu sekaligus pendidik yang luar biasa
C. Asal Penciptaan Perempuan

Konsep tentang asal penciptaan perempuan merupakan isu yang sangat penting dan
mendasar untuk dibahas, karena konsep kesetaraan dan ketidak-setaraan laki-laki dan perempuan
berakar dari konsep penciptaan ini.[1] Al-Qur’an memang tidak menyebutkan secara terperinci
mengenai asal-usul penciptaan perempuan. Namun, Al-Qur’an menolak pandangan-pandangan yang
membedakan (lelaki dan perempuan) dengan menegaskan bahwa keduanya berasal dari satu jenis

2
yang sama dan bahwa dari keduanya secara bersama-sama Tuhan mengembangbiakkan
keturunannya, baik yang lelaki maupun yang perempuan.[2]
Mengenai penafsiran Surah an-Nisa’ [3] ayat 1, Riffat Hasan (yang pemikirannya sejalan
dengan Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha) berpendapat bahwa Adam dan Hawa diciptakan
secara serempak dan sama dalam substansinya, sama pula dalam caranya. Jadi, bukan Adam
diciptakan terlebih dahulu dari tanah, baru kemudian Hawa dari tulang rusuk Adam.[4]
Di samping itu, Riffat Hasan juga menolak riwayat hadis yang menceritakan asal-usul
penciptaan perempuan yang dipahami oleh hampir keseluruhan umat Islam secara keliru bahwa
perempuan diciptakan dari tulang rusuk Adam. Sebab, pemahaman ini kemudian mengesankan
kerendahan derajat kemanusiaan perempuan dibandingkan dengan lelaki. Namun, cukup banyak
ulama yang telah menjelaskan makna sesungguhnya dari hadis tersebut.
Tulang rusuk yang bengkok harus dipahami dalam pengertian majazi (kiasan), dalam arti
bahwa hadis tersebut memperingatkan para lelaki agar menghadapi perempuan dengan bijaksana.
Sebab, ada sifat, karakter, dan kecenderungan perempuan yang tidak sama dengan lelaki, di mana
bila tidak disadari akan dapat mengantar kaum lelaki untuk bersikap tidak wajar. Mereka tidak akan
mampu mengubah karakter dan sifat bawaan perempuan. Kalaupun mereka berusaha, akibatnya akan
fatal, sebagaimana fatalnya meluruskan tulang rusuk yang bengkok.[5]
Kemudian, Al-Qur’an juga mengikis pandangan masyarakat yang mengantar kepada
perbedaan antara lelaki dan perempuan. Al-Qur’an mengecam mereka yang bergembira dengan
kelahiran seorang anak lelaki tetapi bersedih bila memperoleh anak perempuan.
“Dan, apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitam-
merah padamlah wajahnya dan dia sangat bersedih (marah). Ia menyembunyikan dirinya dari orang
banyak disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya itu. (Ia berpikir) apakah ia akan
memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah menguburkannya ke dalam tanah (hidup-
hidup). Ketahuilah, alangkah buruk apa yang mereka tetapkan itu.” (Q.S. an-Nahl [16]: 58-59).
Dengan demikian, terlihat bahwa Al-Qur’an mendudukkan perempuan pada tempat yang
sewajarnya serta meluruskan segala pandangan yang salah dan keliru yang berkaitan dengan
kedudukan dan asal-usul penciptaannya.
D. konsep pendidikan perempuan dalam islam
Islam menjunjung tinggi persamaan hak antar sesama manusia, dimata  Islam semua hamba Allah
SWT adalah sama, tidak ada dikotomi ras, jenis, golongan, bangsa dan lain sebagainya, mereka
semua sederajat, hanyalah taqwa yang membedakan mereka disisi Al Kholiq, hal ini ditegaskan
dalam Al Qur’an, surah Al Hujurarat, 49:13 :

3
 Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal”.
Kesamaan itu juga diimplementasikan dalam hal pendidikan, dalam kacamata Islam tidak ada
diskriminasi antara laki-laki dan perempuan, mereka semua mendapat kewajiban dan hak yang sama
dalam menuntut ilmu, bahkan kaum hawa dalam hal ini mendapatkan prioritas tersendiri dari
syari’at, karena merekalah tempat pendidikan pertama sebelum pendidikan yang lain diperoleh oleh
seorang anak, maka tidak salah bila dikatakan bahwa

‫األم مدرسة األولى‬

Artinya : ibu itu adalah sekolah yang pertama.


E. Hak-hak Perempuan
Sebagaimana kita ketahui bahwa masih ada sebagian umat Islam yang berlaku zalim dengan
melarang perempuan menikmati haknya dalam memperdalam pengetahuan agama, berperan di dunia
kerja, dan pergi ke masjid-masjid untuk beribadah atau belajar, padahal itu semua diperbolehkan
oleh Islam. Ada juga yang memaksakan perempuan untuk menikah dengan laki-laki yang tidak
disukainya, bahkan mewajibkan perempuan terpenjara di dalam rumah seumur hidupnya.
Namun, di balik fenomena tersebut, masih ada fenomena lain yang menarik, sebagian umat Islam
menolak mentah-mentah sikap kaku dan tidak manusiawi tersbut. Di antara hak-hak yang dimiliki
oleh kaum perempuan menurut pandangan ajaran Islam beserta dalilnya adalah sebagai berikut:
1. : Wanita bisa berkenalan dengan Pria
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Qs. Al-
Hujurat:13).
Penjelasan tafsir ibnu katsir tentang wanita bisa berkenalan dengan laki-laki dalam Q.S. Al-
Hujurat:13
Allah Swt. Menceritakan kepada manusia bahwa dia telah menciptakan mereka dari diri yang satu
dan darinya Allah menciptakan istrinya, yaitu Adam dan Hawa, kemudian dia menjadikan mereka
berbangsa-bangsa. Pengertian bangsa dalam bahasa arab adalah sya’bun yang artinya lebih besar

4
daripada kabilah, sesudah kabilah terdapat tingkatan-tingkatan lainnya yang lebih kecil seperti fasail
(puak), ‘asya-ir (Bani), “amr-ir, afkhad, dan lain sebagainya.
2. Wanita Bisa Menjadi Teman (Partner Kerja) Pria

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi
penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari
yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana” (QS. Al Taubah [9]: 71)
Penjelasan tafsir ibnu katsir tentang Wanita Bisa Menjadi Teman (Partner Kerja) Pria dalam Q.S.
Al Taubah [9]: 71
Setelah Allah Swt. Menyebutkan sifat-sifat orang munafik yang tercela itu, lalu hal itu diiringi
dengan penyebutan tentang sifat-sifat orang mukmin yang terpuji. Untuk itu, Allah Swt. Berfirman
“sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Maksudnya, sebagian dari
mereka saling bantu dan saling mendukung dengan sebagian yang lain. Seperti yang disebutkan di
dalam sebuah hadis, yaitu: “ seorang mukmin bagi orang mukmin lain sama dengan bangunan,
sebagian darinya mengikat sebagian yang lain.
3. Wanita Menjadi Pasangan Hidup Pria Yang Menentramkan

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Al Rûm [30]: 21)

Penjelasan tafsir ibnu katsir tentang Wanita Menjadi Pasangan Hidup Pria Yang Menentramkan
dalam QS. Al Rûm [30]: 21

Firman Allah Swt., “Dan di antara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu
istri-istrimu dari jenismu sendiri. Dia menciptakan bagi kalian kaum wanita dari jenis kalian sendiri
yang kelak mereka menjadi istri-istri kalian. Supaya kamu cenderung dan merasa tenteram
kepadanya.
Yang dimaksud pada ayat di atas adalah Hawa. Allah menciptakan dari Adam, yaitu dari tulang
rusuknya yang terpendek dari sebelah kirinya. Seandainya Allah menjadikan semua Bani Adam
terdiri dari laki-laki, dan menjadikan pasangan mereka dari jenis lain yang bukan dari jenis manusia,
misalnya jin atau hewan, maka pastilah tidak akan terjadi kerukunan dan kecenderungan di antara

5
mereka dan tidak akan terjadi pula perkawinan. Bahkan sebaliknya yang terjadi adalah saling
bertentangan dan saling berpaling, seandainya mereka berpasangan bukan dari makhluk sesame
manusia.
4. Wanita Menjadi Istri yg Melahirkan dan Menjadi Ibu

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari
isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka
mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?.” (QS. An Nahl
[16]:72)
Penjelasan tafsir ibnu katsir tentang Wanita Menjadi Istri yg Melahirkan dan Menjadi Ibu dalam
QS. An Nahl [16]:72
Allah swt. Menyebutkan nikmat-nikmat-nya yang telah dia berikan kepada hamba-hamba-nya
bahwa di antaranya ialah dia menjadikan bagi mereka istri-istri dari jenis dan rupa mereka sendiri.
Seandainya Allah menjadikan bagi mereka istri-istri dari jenis lain, tentulah tidak akan ada
kerukunan, cinta, dan kasih saying. Tetapi berkat rahmat Allah, dia menciptakan Bani Adam jenis
laki-laki dan perempuan, dan dia menjadikan perempuan sebagai istri dari laki-laki.
Selanjutnya Allah menyebutkan bahwa dari ari hasil perkawinan itu dia menjadikan anak-anak
dan cucu-cucu bagi mereka. Hafadah artinya anak-anak dari anak laki-laki, menurut Ibnu Abbas,
Ikrimah, Al-Hasan, Ad-Dahhak, dan Ibnu Zaid.
5. Wanita Ketika Menjadi Istri Bagaikan Pakaian Bagi Suaminya
“Mereka (istri-istri) adalah pakaian bagimu, dan kamupun (para suami) adalah pakaian bagi
mereka” (QS. Al Baqarah [2]: 187)
Penjelasan tafsir ibnu katsir Wanita Ketika Menjadi Istri Bagaikan Pakaian Bagi Suaminya dalam
QS. Al Baqarah [2]: 187
Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id ibnu jubair, Al-Hasan, Qatadah, As-saddi, dan Muqatil ibnu
Hayyan, makna yang dimaksud ialah mereka adalah ketenangan bagi kalian, dan kalian pun adalah
ketenangan bagi mereka.
Menurut Ar-Rabi’ Ibnu Anas, maksud ayat ialah mereka adalah selimut bagi kalian dan kalian
pun adalah selimut bagi mereka.
Pada kesimpulannya suami dan istri, masing-masing dari keduanya bercampur dengan yang lain
dan saling pegang serta tidur meniduri, maka amatlah sesuai bila diringankan bagi mereka boleh
bersetubuh dalam malam ramadhan, agar tidak memberatkan mereka dan menjadikan mereka
berdosa.
6. Posisi Wanita dan Pria Sama dalam Berbuat Kebaikan

6
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman): Sesungguhnya Aku
tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau
perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain...” (Qs. Ali-
Imran :195)
7. Tidak Boleh Memaksa dan Menyusahkan Wanita
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa
dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa
yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata.
Dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya
kebaikan yang banyak.” (QS. An Nisa [4]: 19)

8. Hak Milik dan Usaha


“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu
lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa
yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,
dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
segala sesuatu”.(Qs. An-Nisa :32)

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia; satunya lagi adalah lelaki atau
pria. Berbeda dari wanita, istilah "perempuan" dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa
maupun yang masih anak-anak. Sedangkan menurut ahli Kiai Dahlan, Wanita merupakan aset umat
dan bangsa. Tidak mungkin membangun peradaban umat manusia apabila para wanita hanya
dibiarkan berdiam diri di dapur dan rumah saja
Konsep tentang asal penciptaan perempuan merupakan isu yang sangat penting dan
mendasar untuk dibahas, karena konsep kesetaraan dan ketidak-setaraan laki-laki dan perempuan
berakar dari konsep penciptaan ini. Al-Qur’an memang tidak menyebutkan secara terperinci
mengenai asal-usul penciptaan perempuan. Namun, Al-Qur’an menolak pandangan-pandangan yang
membedakan (lelaki dan perempuan) dengan menegaskan bahwa keduanya berasal dari satu jenis
yang sama dan bahwa dari keduanya secara bersama-sama Tuhan mengembangbiakkan
keturunannya, baik yang lelaki maupun yang perempuan.
Islam menjunjung tinggi persamaan hak antar sesama manusia, dimata  Islam semua hamba
Allah SWT adalah sama, tidak ada dikotomi ras, jenis, golongan, bangsa dan lain sebagainya,
mereka semua sederajat, hanyalah taqwa yang membedakan mereka disisi Al Kholiq, hal ini
ditegaskan dalam Al Qur’an, surah Al Hujurarat, 49:13 yang artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.

8
DAFTAR PUSTAKA

[1]Nurjannah Ismail, Perempuan dalam Pasungan, hlm. 166.

[2]Q.S. an-Nisa’ [4]: 1.

[3]Fatima Mernissi dan Riffat Hassan, Setara di Hadapan Allah: Relasi Laki-laki dan Perempuan dalam

Tradisi Islam Pasca Partriarkhi, terj. Tim LSPPA (Yogyakarta: LSPPA dan Yayasan Prakarsa, 1995),

hlm. 48, sebagaimana dikutip Yuhanar Ilyas,Kesetaraan Gender dalam Al-Qur’an: Studi Pemikiran Para

Mufasir (Yogyakarta: LABDA Press, 2006), hlm. 98.

 Engineer, Asghar Ali, Hak-Hak Perempuan dalam Islam. terj. Farid Wajidi dan Cici Farkha Assegaf,

[4]M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, hlm. 271.

[5]Yusuf al-Qardhawi, Perempuan dalam Perspektif Islam, terj. Ghazali Mukri, Cet. Ke-2 (Yogyakarta:

Pustaka Fahima, 2006), hlm. 5.

https://www.i/soraya.web.id/2016/01/wanita-menurut-al-quran-ayat-ayat.html

Tafsir Ibnu Katsir (APPS)

Anda mungkin juga menyukai