Anda di halaman 1dari 14

TUGAS INDIVIDU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PEMBIMBING :

Oktari Kanus, S.Th.I, M.Ag

DISUSUN OLEH:

PATRISMARLINDO

21086427

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN

DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2023
Kata pengantar

Puji syukur penulis ucapakan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah yang berjudul “menganalisis dan menjelaskan hakikat anusia dan hakikat
agama” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini penulis buat untuk melengkapi tugas mata kulih pendidikan agama islam. Saya
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dan saya juga menyadari akan pentingnya sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena
kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah SWT, dan kekurangan pasti milik kita
sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita Semua

Padang, 7 februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................................1

C. Tujuan Masalah ............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

1. apa yang di maksud dengan konsep hakikat manusia ?....................................................2

2.apa saja Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains ?.............................2

3.jelaskan.Tujuan penciptaan manusia bisa dijelaskan dalam Islam ?.................................2

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................3

Daftar Pustaka
BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Manusia merupakan makhluk yang sempurna karena ia mempunyai jasad (fisik) yang indah dan
dilengkapi dengan jiwa/ruh (psikhis). Kesempurnaan manusia ini dapat dilihat dari fungsi yang
menyatu antara jasad dan ruh dalam tubuh manusia. sebagai contoh mari kita lihat penyatuan
jasad dan ruh dari fungsi panca indra kulit. Kulit bila di cubit akan menimbulkan rasa sakit, sakit
yang dirasakan ternyata merupakan sesuatu yang dirasakan oleh jasad dan ruh. Karena, bila
ditelaah lebih dalam siapakah yang merasa sakit jasad atau ruh saja. Jasad tanpa ruh dapat kita
lihat pada manusia yang telah mengalami kematian dan orang yang mati bila dicubit maka ia
tidak akan merasakan apa-apa karena organ-organ tubuhnya telah mati rasa. Begitu pula pada
ruh, ruh tanpa jasad tidak dapat dicubit, karena ruh itu ghaib dan tidak kasat mata. Namun Allah
Swt. menciptakan rasa sakit dalam hidup manusia bila ia dicubit. Ternyata rasa sakit pada panca
indera kulit bila dicubit adalah rasa yang timbul dari penyatuan antara jasad dan ruh di dalam
tubuh manusia.

Manusia dikaruniai Allah suatu kualitas keutamaan yang membedakan kualitas dirinya dengan
makhluk lain. Dengan keutamaan itu manusia, berhak mendapatkan penghormatan dari pada
makhluk lain. Sebagai makhluk utama dan ciptaan terbaik Tuhan, serta dengan bekal
kemampuan yang dimiliki, manusia diberi tugas sebagai khalifatullah fil ard, yakni menjadi
wakil Allah (Baharuddin, 2007) di muka bumi. Agar mampu menyelesaikn tugasnya di muka
bumi sebaga khalifah manusia diberi keistimewaan dan potensi yang telah tergambar dalam
kisah perjalanannya menuju tempat tugasnya. Keistimewaannya inilah yang dalam istilah Islam
disebut sebagai fitrah. M Quraish Shihab salah seorang mufassir Indonesia berpendapat bahwa
fitrah manusia adalah kejadian sejak semula atau bawaan sejak lahir. Namun fitrah manusia itu
sendiri tidak hanya terbatas pada fitrah keagamaannya saja, meskipun kepercayaan akan adanya
Yang Maha Kuasa adalah fitri dalam jiwa dan akal manusia dan tidak dapat diganti dengan yang
lain. Manusia berjalan dengan kakinya adalah fitrah jasadiyah, manusia dapat menarik
kasimpulan dengan premis-premis adalah fitrah akliyah, dan senang apabila mendapatkan
kebahagiaan adalah fitrahnya (M. Quraish Shihab, 1998)
B. rumusan masalah

1. apa yang di maksud dengan KONSEP ISLAM TENTANG HAKEKAT MANUSIA ?

2.apa saja Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains ?

3.jelaskan.Tujuan penciptaan manusia bisa dijelaskan dalam Islam ?

C. tujuan masalah

1.untuk mengetahui apa itu hakikat manusia dan hakikat agama

2.untuk memahami bagaimana perkembangan hakikat manusia dan hakikat agama

3.untuk memahami kemampuan hakikat manusia dan hakikat agama


BAB II

PEBAHASAAN

A. KONSEP ISLAM TENTANG HAKEKAT MANUSIA.

Hakekat manusia dalam konsep Islam adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT,
memiliki berbagai potensi untuk tumbuh dan berkembang menuju kesempurnaan ciptaan sesuai
dengan yang dikehendaki oleh Sang Pencipta. DalamAl-Quran menyebutkan manusia dengan
berbagai kata yaitu : al-Basyar, Al-Insan, Al-Nas, dan Bani Adam atau Durriyat Adam. Sebagai
makhluk yang diciptakan Allah SWT, manusia mempunyai tugas dan fungsi sebagai hamba Allah
(abdullah) dan khalifah Allah di muka bumi. Sebagai hamba Allah (abdullah) setiap manusia
dituntut untuk menjadikan seluruh aktifitas hidupnya sebagai manifestasi dari ketundukan dan
pengabdian kepada Allah SWT.Sebagai khalifah Allah, setiap manusia diberikan Allah segala
kemampuan untukmengolah dan memakmurkan bumi serta isinya, guna memenuhi segala
kebutuhan hidupnya, yang dilakukan dengan senantiasa menjaga keseimbangan alam semesta dan
menjaga kelestarian alam serta makhluk hidup lainya yang akhirnya diorientasikannyauntuk
beribadah.Implikasi penting konsep Islam tentang hakekat manusia dalam hubunganya dengan
pendidikan Islam, adalah : pertama: sistem pendidikan Islam harus dibangun di atas konsep
kesatuan (integrasi) antara pendidikan qalbiyahdan aqliyahsehingga mampu menghasilkan manusia
muslim yang pintar secara intelektual danterpuji secara moral. Kedua: pendidikan Islam harus
merupakan upaya yang ditujukan ke arah pengembangan potensi yang dimiliki manusia secara
maksimal, sehingga dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit, dalam kompetensi-kompetensi yang
bermuatan hard skilldan soft skill. Ketiga: pendidikan Islam harus dijadikan sarana yang kondusif
bagi proses transformasi ilmu pengetahuan dan budaya Islami dari satu generasi kepada generasi
berikutnya. Keempat: konsep hakekat manusia dan fungsi penciptaannya dalam alam semesta harus
sepenuhnya diakomodasikan dalam perumusan teori-teori pendidikan Islam melalui pendekatan
kewahyuan, empirik keilmuan dan rasional filosofis. Kelima: proses internalisasi nilai-nilai Islam
kedalam invividu atau pribadi seseorang harus dapat dipadukan melalui peran individu maupun
orang lain (guru), sehingga dapat meperkuat terwujudnya kesatuan pola dan kesatuan
tujuan menuju terbentuknya mentalitas yang sanggup mengamalkn nilai dannorma Islam dalam
diri insan kamil.

B. (Penciptaan Manusia dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains)

1. Dalam Perspektif Al-Qur’an

Pada penciptaan manusia, ada orientalitas yang bingung mengenai dengan sejumlah rumusan yang
berbeda-beda menyangkut penciptaan manusia didalam Al-Qur’an. Ada ayat yang menyatakan bahwa
manusia diciptakan dari tanah liat, tembikar, saripati tanah, saripati air yang hina, air yang tertumpah
dan mani yang terpancar.
Bila diamati lebih dalam dapat disimpulkan bahwa manusia berasal dari dua jenis yaitu dari benda padat
dan benda cair. Benda padat berbentuk tanah (turab), tanah yang sudah mengandung air (thin), tanah
liat (hama’), dan tembikar (shalshal). Benda cair berbentuk air mani.

1) Penciptaan manusia dari tanah

• surat Ali Imran: 59

ٍ ‫اِ َّن َمثَ َل ِعي ْٰسى ِع ْن َد هّٰللا ِ َك َمثَ ِل ٰا َد َم ۗ َخلَقَهٗ ِم ْن تُ َرا‬


َ َ‫ب ثُ َّم ق‬
ُ‫ال لَهٗ ُك ْن فَيَ ُكوْ ن‬

“Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) ‘Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia
menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu”.

Pada ayat tersebut, Allah SWT menyatakan kepada nabi Muhammad Saw bahwa penciptaan nabi Isa a.s.
sama dengan penciptaan nabi Adam a.s yaitu sama-sama dari tanah. Penciptaan nabi Isa a.s memang
dari unsur sel telur yang berasal dari ibunya. Tetapi perlu diingat bahwa sel telur itu berasal dari darah,
sedangkan darah dari makanan, dan makanan tumbuh dari tanah. Maka, nabi isa a.s juga berasal dari
tanah. (Salman Harun 2016).

• Surat al-Kahfi: 37

ۗ ‫ك َر ُجاًل‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬


َ ‫طفَ ٍة ثُ َّم َس ٰ ّوى‬ ٍ ‫اور ٗ ُٓه اَ َكفَرْ تَ بِالَّ ِذيْ َخلَقَكَ ِم ْن تُ َرا‬
ِ ‫احبُهٗ َوه َُو ي َُح‬
ِ ‫ص‬َ ٗ‫قَا َل لَه‬

“Kawannya (yang beriman) berkata kepadanya sambil bercakap-cakap dengannya, Apakah engkau
ingkar kepada (Tuhan) yang menciptakan engkau dari tanah, kemudian dari setetes air mani, lalu Dia
menjadikan engkau seorang laki-laki yang sempurna?”

Allah memerintahkan kepada nabi Muhammad Saw untuk menceritakan kepada kaum muslimin tentang
kisah seorang yang sombong, pemilik pertanian yang hasilnya melimpah ruah. Orang tersebut telah
ditegur oleh kawannya dan diingatkan bahwa dia diciptakan dari tanah dan pasti akan kembali
kepadanya. Tetapi ia terus saja membangkang. Dia baru sadar setelah seluruh kekayaannya sirna.

• Surat al-Hajj: 5

‫ˆر ُم َخلَّقَˆ ٍة لِّنُبَيِّنَ لَ ُك ۗ ْم َونُقِˆˆرُّ فِى‬ِ ˆ‫ضˆ َغ ٍة ُّم َخلَّقَˆ ٍة َّو َغ ْي‬ْ ‫طفَ ٍة ثُ َّم ِم ْن َعلَقَ ٍة ثُ َّم ِم ْن ُّم‬ ْ ُّ‫ب ثُ َّم ِم ْن ن‬ٍ ‫ث فَاِنَّا خَ لَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن تُ َرا‬ ِ ‫ب ِّمنَ ْالبَ ْع‬ ٍ ‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِ ْن ُك ْنتُ ْم فِ ْي َر ْي‬
‫ˆر لِ َكيْاَل يَ ْعلَ َم ِم ۢ ْن بَ ْعˆ ِد ِع ْل ٍم‬ ٓ ٰ ٰ ٰٓ ۤ
ِ ˆ‫ااْل َرْ َح ِام َما نَشَا ُء اِلى اَ َج ٍل ُّم َس ّمًى ثُ َّم نُ ْخ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل ثُ َّم لِتَ ْبلُ ُغ ْٓوا اَ ُش َّد ُك ۚ ْم َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن يُّتَ ˆ َوفّى َو ِم ْن ُك ْم َّم ْن ي َُّر ُّد اِلى اَرْ َذ ِل ْال ُع ُم‬
‫ْج‬
ٍ ‫ج بَ ِهي‬ ٍ ۢ ْ‫َت ِم ْن ُكلِّ زَ و‬ ْ ‫ت َواَ ۢ ْنبَت‬ ْ َ‫ت َو َرب‬ ْ ‫ض هَا ِم َدةً فَاِ َذٓا اَ ْن َز ْلنَا َعلَ ْيهَا ْال َم ۤا َء ا ْهتَ َّز‬َ ْ‫َش ْيـ ًۗٔا َوت ََرى ااْل َر‬

“Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari) Kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal
daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami
tetapkan dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami
keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa,
dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dikembalikan sampai usia
sangat tua (pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat
bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan tetumbuhan yang indah”.

Dalam ayat ini Allah menyapa Manusia dan menerangkan bahwa mereka diciptakan dari tanah,
kemudian berproses dari zigot sampai janin. Lalu Manusia lahir menjadi kanak-kanak dan dewasa. Ada
yang kemudian meninggal dan ada pula yang diberi usia lanjut.

2) Penciptaan manusia dari thin

Menurut Al-Asfahani, kata thin bermakna tanah yang sudah bercampur air atau tanah basah.

• surat al-An’am: 2

ٓ ٰ َ‫ه َُو الَّ ِذيْ َخلَقَ ُك ْم ِّم ْن ِط ْي ٍن ثُ َّم ق‬


َ‫ضى اَ َجاًل ۗ َواَ َج ٌل ُّم َس ّمًى ِع ْند َٗه ثُ َّم اَ ْنتُ ْم تَ ْمتَرُوْ ن‬

“Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu), dan batas
waktu tertentu yang hanya diketahui oleh-Nya. Namun demikian kamu masih meragukannya”.

• surat al-‘Araf: 12

‫ار َّوخَ لَ ْقتَهٗ ِم ْن ِطي ٍْن‬ ۚ ۠ َ ُ‫قَا َل َما َمنَعَكَ اَاَّل تَ ْس ُج َد اِ ْذ اَ َمرْ ت‬
ٍ َّ‫ك ۗقَا َل اَنَا َخ ْي ٌر ِّم ْنهُ َخلَ ْقتَنِ ْي ِم ْن ن‬

(Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud (kepada Adam) ketika
Aku menyuruhmu?” (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau ciptakan aku dari api,
sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

• surat as-Sajadah: 7

َ ‫َي ٍء خَ لَقَهٗ َوبَ َداَ خَ ْل‬


‫ق ااْل ِ ْن َسا ِن ِم ْن ِط ْي ٍن‬ ْٓ ‫الَّ ِذ‬
ْ ‫ي اَحْ سَنَ ُك َّل ش‬

“Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan dan yang memulai penciptaan manusia dari
tanah”.

• surat ash-Shaffat: 11

ٍ ‫فَا ْستَ ْفتِ ِه ْم اَهُ ْم اَ َش ُّد خَ ْلقًا اَ ْم َّم ْن َخلَ ْقنَا ۗاِنَّا َخلَ ْق ٰنهُ ْم ِّم ْن ِط ْي ٍن اَّل ِز‬
‫ب‬

“Maka tanyakanlah kepada mereka (musyrik Mekah): ‘Apakah mereka yang lebih kukuh kejadiannya
ataukah apa yang telah Kami ciptakan itu?’ Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah
liat”.

• surat Shad: 71 dan 76


ۤ
ٌ ۢ ِ‫ك لِ ْل َم ٰل ِٕى َك ِة اِنِّ ْي خَال‬
‫ق بَ َشرًا ِّم ْن ِط ْي ٍن‬ َ ُّ‫اِ ْذ قَا َل َرب‬

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia
dari tanah”.
Manusia dalam Konsep Sain IslamPada awal abad 20 Seorang dokter dari ahli biologi berkebangsaan
Perancis Muiricc Bucaille, ia telah menulis sebuah buku yang berjudul “La Bible, La Coranet La
Science”.Buku tersebut telah diterjemahkan oleh H.M. Rasjidi ke dalam Bahasa Indonesia pada tahun
1978 dengan judul “Bibel, al Qur-an dan Sains”. Muirice Bucaille dalam buku ini menjelaskan tentang
pase-pase perkembangan manusia dari mulai embrio menurut al Qur-an penyelidikan para ahli Biologi
dan Kedokteran. Bucaille mengatakan manusia terjadi melalui proses-proses yang lazim dan umum
terjadi bagi hewan yang menyusui(H.M. Rasjidi, 1978). Kejadian manusia pada awalnya terjadi karena
pembuahan (fecondation) dalam saluran telur (tuba fallopii). Ada suatu telur (ovum) yang memisahkan
dari ovarium pada sa‟at terjadi sikius mensrtuasi, yang menyebabkan pembuahan oleh sperma laki-laki
atau yang lebih populer dengan sebutan spermatozoa. Satu sel benih sudah memadai dan cukup,
walaupun ia mengandung puluhan juta spermatozoa. Cairan tersebut merupakan hasil kelenjer laki-laki.
Untuk sementara cairan tersebut disimpan dalam ruangan dan saluran yang kejalan bermuara ke jalan
atau saluran air kencing. Dalarn cairan tersebut juga terdapat kelenjer tambahan yang berpencar saluran
sperma dan menambah zat pelumas sperma, tetapi tidak mengandung unsur pertumbuhan. Telur yang
dibuahi menetap pada suatu tempat tertentu dalam rahim wanita. Telur tersebut turun sampai ke rahim
dan tinggal atau menetap dalam rahim dengan cara berpegangan pada selaput, lendir dan lengan otot
sesudah tersusunnya placenta. Jika yang sudah dibuahi tersebut menetap di saluran “fallopian” dan
bukan di “uterus” (rahim) kehamilan terganggu.Jika embrio sudah dapat dilihat dengan mata biasa (tidak
memakai tehnologi), embrio tersebut terlihat seperti segumpal daging, namun di dalam daging tersebut
bentuk manusia belum tampak jelas. Bentuk manusia terjadi secara bertahap dan menimbulkan tulang
belulang serta perlengkapan lainnya seperti otot, sistem syaraf sistem sirkulasi, pembuluh-pembuluh di
lain-lain. Tahapan-tahapan seperti tersebut di atas dalam bahasa Arab disebut dengan “athwar”, seperti
firman Allah SWT dalam al-Quran surat Nuh ayat 14 yang artinya “Padal Dia sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian”. Sayyid Quthb memahami kata “athwar” adalah
proses kejadian manusia melalui beberapa fase pertumbuhan yakni mulai dari betemunya sperma dan
ovum kemudian menjadi janin dalam perut ibu hingga lahir seorang manusia yang sempurna fisiknya.
Bucaile mengemukakan bahwa kata “athwar”, dalam ayat tersebut merupakan proses kejadian melalui
tahapan-tahapan yakni:

1) setetes cairan yang menyebabkan terjadinya pembuahan (fecondation).

2) Watak dan zat cair yang membuahi.

3) Menetapnya telor yang sudah dibuahi.

4) Perkembangan embrio.

Untuk memulai karyanya tersebut Bucaille menuliskan ayat al-Qur‟an yang terdapat dalam surat al-
Mu‟minun (24) ayat 12 s.d. 14 sebagai dasar berpijak, yang Artinya:

12) “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah”.

13) “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim)”.
14) “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan
segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami
bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, Pencipta Yang Paling Baik”

2. Dalam Perspektif Sains

Kata sains dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan sistematis yang diperoleh dari
suatu observasi, penelitian dan uji coba yang mengarah pada penentuan sifat dasar atau prinsip sesuatu
yang sedang diselidiki dan dipelajari.

Secara etimologi, kata ilmu berasal dari bahasa Arab 'ilm yang berarti memahami, mengerti atau
mengetahui. Kata sains berasal dari kata berbahasa latin scientia yang berarti sama dengan kata ilmu
yaitu pengetahuan. Ilmu bukan hanya sekedar pengetahuan (knowledge) tetapi merangkum
sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematis diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

Menurut perspektif sains modern, dijelaskan bahwa proses kejadian manusia juga terjadi dalam tiga fase
yaitu fase zigot yaitu sejak konsepsi hingga akhir minggu ke 2. Fase embrio yaitu akhir minggu ke 2
hingga akhir bulan ke 2 dan fase janin yaitu akhir bulan ke 2 hingga kelahiran. Sains modern
mendapatkan informasi perkembangan manusia dalam rahim setelah melakukan pengamatan dengan
menggunakan peralatan modern.

Berdasarkan perspektif sains modern, pada usia 120 hari (sekitar Minggu ke 18), janin sudah bisa
mendengar. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang, ia akan
mengetahui adanya cahaya jika kita menempelkan senter yang menyala diperut. Bayi sudah bisa melihat
cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu.

Sedangkan menurut teori biologi yang dikembangkan oleh Charles Robert Darwin (1800-1882) ia
mengemukakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari makhluk hidup yang sangat sederhana (satu sel
organisme) pada awal kehidupan di bumi yang secara perlahan-lahan melalui proses penurunan dengan
modifikasi yang akhirnya berkembang menjadi berbagai spesies organisme di muka bumi sekarang ini
termasuk kejadian manusia.

Prinsip yang mendasar pada teori Darwin sebagai suatu hipotesis atau dugaan adalah suatu spesies
berevolusi menjadi spesies baru melalui bentuk-bentuk transisi. Proses evolusi terjadi karena adanya
seleksi alam dan bukti terjadinya evolusi karena adanya kesamaan fungs, anatomi dan keragaman
bentuk fisik organ dan adanya keragaman tersebut terjadi masih dalam satu keturunan. Proses
perubahan bentuk fisik organ dibuktikan oleh Darwin adalah penemuan fosil-fosil makhluk hidup yang
ditemukan diberbagai lokasi permukaan bumi. Hipotesis praktisnya adalah manusia dan hewan masih
satu keturunan karena seleksi alam terjadi perubahan bentuk fisik organ tubuh.
Darwin memperlihatkan evolusi kera menjadi manusia dengan mengumpulkan dan merangkai fosil-fosil
temuan sehingga terkesan terjadi proses perubahan bentuk organ kera secara bertahap sampai menuju
manusia.

Evolusi suatu spesies menjadi spesies lain berlangsung secara bertahap selama jutaan tahun, dan tentu
diantara perubahan bertahap itu terjadi bentuk-bentuk transisi.

Menurut evolusi Darwin, manusia adalah hewan atau binatang yang sudah lebih maju. Pokok pemikiran
Darwin dan para pengikutnya (Darwinian) mengemukakan bahwa ada sejumlah ras manusia yang
berevolusi lebih cepat dan ada ras yang lambat berevolusi. Ras yang cepat berevolusi akan maju,
sedangkan ras yang lambat berevolusi akan tertinggal jauh bahkan terlihat masih primitif setingkat kera.

Dalam tulisan Harun Yahya berjudul “Runtuhnya Teori Evolusi Darwin dalam 20 Pertanyaan”
menjelaskan berbagai penemuan atau pendapat ilmiah yang akurat merobohkan bangunan teori
Darwinisme sampai ke akarnya dengan berlandaskan sains yang bersesuaian dengan nilai-nilai agama.
Menurutnya tidak mungkin semua bagian penyusun sel itu berkembang secara kebetulan dalam
membentuk struktur yang kompleks dan rumit secara kebetulan dalam jutaan tahun. Oleh sebab itu,
rancangan yang begitu kompleks dan sistem rumit dari sebuah sel saja, sudah jelas menunjukkan suatu
proses penciptaan yang cerdas, yaitu Tuhan yang menciptakan makhluk.

C.Tujuan penciptaan manusia bisa dijelaskan dalam Islam

Tujuan penciptaan manusia pastinya bukan sebuah kesia-siaan. Sebagai makhluk yang diciptakan paling
sempurna dibanding makhluk lain, sudah semestinya manusia mengetahui tujuan penciptaan manusia.
Memahami tujuan penciptaan manusia, akan membuat manusia lebih bersyukur dan menghargai
sesama makhluk hidup

Dalam Islam, tujuan penciptaan manusia bisa dilihat dalam ayat-ayat Al Qur'an. Tujuan penciptaan
manusia merupakan tujuan yang mulia.

1.Untuk beribadah pada Allah

Tujuan penciptaan manusia yang paling utama adalah untuk beribadah dan bertakwa pada Allah.
Manusia pada umumnya diciptakan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan ayat
QS.Adz Dzariyat: 56 yang berbunyi:

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-
Dzariyat: 56)

Telah dijelaskan dalam QS.Adz Dzariyat: 56, Allah berfirman Dia menciptakan manusia dan jin semata-
mata agar mereka beribadah kepada-Nya. Allah menciptakan manusia bukan hanya untuk sekedar tidur,
bekerja, makan maupun minum melainkan untuk melengkapi bumi ini dan beribadah kepada-Nya.

Menurut tafsir Ibnu Qoyyim Al Jauziyah:


" bahwa tujuan Allah menciptakan kita manusia serta jin dan makhluk lainnya di bumi ini adalah untuk
beribadah kepada-Nya. Allah tidak mungkin menciptakan makhluk begitu saja tanpa pelarangan atau
perintah" .

2. Pengurus bumi atau Khalifah

Tujuan penciptaan manusia selanjutnya adalah sebagai pengurus bumi dan seisinya. Khalifah adalah
hamba Allah yang ditugaskan untuk menjaga ke- maslahatan dan kesejahteraan dunia. Hal ini tertuang
dalam ayat Al Qur'an yang berbunyi:

” Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguh- nya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami
senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan men- sucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

C. Kesimpulan

Pada penciptaan manusia, mengenai dengan sejumlah rumusan yang berbeda-beda menyangkut
penciptaan manusia didalam Al-Qur’an. Ada ayat yang menyatakan bahwa manusia diciptakan dari
tanah liat, tembikar, saripati tanah, saripati air yang hina, air yang tertumpah dan mani yang terpancar.
Tetapi hal tersebut dapat di jelaskan mengenai proses penciptaan manusia dalam kitab Al-Qur’an
sebagaimana yang tertera dalam surat Al-Mu’minun ayat 12-14 yang menjelaskan bahwa dalam ayat
tersebut jelas terlihat bagaimana proses penciptaan manusia dimulai dari tahap sulalah (saripati
makanan) kemudian nutfah (sperma) lalu terjadi konsepsi (pembuahan) dan masuk kedalam rahim
(menjadi embrio) kemudian berkembang membentuk ‘alaqah kemudian berproses menjadi mudhghah,
‘izaman (tumbuh tulang belulangnya) kemudian tulang-tulang itu dibungkus dengan daging.

Setelah terbentuk manusia yang utuh, kemudian Allah SWT meniupkan (nafakha) kepadanya ruh nya
kemudian jadilah ia makhluk yang unik (khalqan Akhar). Disebut demikian karena manusia memiliki
substansi psikis yang berasal dari substansi tuhan sama sekali tidak dimiliki makhluk-makhluk lain.

Kemudian dalam perspektif sains modern, dijelaskan pula bahwa proses kejadian manusia juga terjadi
dalam tiga fase yaitu fase zigot yaitu sejak konsepsi hingga akhir minggu ke 2. Fase embrio yaitu akhir
minggu ke 2 hingga akhir bulan ke 2 dan fase janin yaitu akhir bulan ke 2 hingga kelahiran.

Perbedaan pula diungkapkan oleh Charles Robert Darwin yang mengatakan bahwa manusia adalah
hewan atau binatang yang sudah lebih maju. Kemudian menurut Harun Yahya dalam tulisannya yang
berjudul “Runtuhnya Teori Evolusi Darwin dalam 20 Pertanyaan” tidak sependapat dengan Darwin.
Menurut Harun sendiri tidak mungkin semua bagian penyusun sel itu berkembang secara kebetulan
dalam membentuk struktur yang kompleks dan rumit secara kebetulan dalam jutaan tahun. Oleh sebab
itu, rancangan yang begitu kompleks dan sistem rumit dari sebuah sel saja, sudah jelas menunjukkan
suatu proses penciptaan yang cerdas, yaitu Tuhan yang menciptakan makhluk.
DAFTAR PUSTAKA

https://journal.uir.ac.id/index.php/althariqah/article/view/1042/668

https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=0CAMQw7AJahcKEwig-
Nud8YP9AhUAAAAAHQAAAAAQAw&url=https%3A%2F%2Fosf.io%2F95d7y
%2Fdownload&psig=AOvVaw3FhQnDtyb6HILFj-jL8Byb&ust=1675875592564336

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-makassar/pengantar-pendidikan/hakikat-
hakikat-manusia/18478802

https://ejournal.uin-suska.ac.id/index.php/JNSI/article/download/5198/3070

Anda mungkin juga menyukai