Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Distribusi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) distribusi adalah penyaluran (pembagian,
pengiriman) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. Dari pengertian distribusi
menurut KBBI, maka kita jadi tahu bahwa penyaluran hasil produksi yang dilakukan oleh
perusahaan demi menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Selain itu, dengan adanya distribusi, maka hasil produksi akan sampai pada konsumen yang
letaknya cukup jauh. Misalnya, ada suatu produksi yang dilakukan di daerah Jakarta, ketika
adanya kegiatan distribusi, konsumen yang berasal dari daerah Jawa Tengah, Jawa Timur,
bahkan di luar pulau Jawa dapat menggunakan hasil produksi itu.

Apabila suatu hasil produksi tidak segera didistribusikan kepada konsumen, maka hasil
produksi tersebut hanya tertimbun di tempat penyimpanan. Bahkan, bisa membuat harga
suatu hasil produksi mengalami peningkatan. Jika sudah mengalami peningkatan,
kemungkinan besar konsumen tidak tertarik untuk membelinya, sehingga produsen atau
perusahaan bisa mengalami kerugian.

Pada dasarnya, setiap perusahaan memiliki kebijakannya masing-masing untuk melakukan


kegiatan distribusi. Hal ini perlu dilakukan agar distribusi dapat dilakukan dengan maksimal
atau dapat dilakukan dengan kemampuan dari perusahaan itu sendiri, seperti jangkauan dan
armada. Apabila perusahaan tidak mengenal jangkauan distribusi dan tidak mengetahui jenis
barang yang didistribusikan, tidak menutup kemungkinan jika hasil produksi tidak sampai
dengan tepat waktu.

Pengertian Distribusi Menurut Para Ahli


Setelah membahas pengertian distribusi berdasarkan KBBI, kini kita akan membahas
pengertian distribusi menurut para ahli. Berikut ini pengertian menurut para ahli.

1. Hall
Hall mengatakan bahwa distribusi adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengirimkan
suatu produk ke pelanggan setelah penjualan.

2. Soekartawi
Menurut Soekartawi, distribusi adalah kegiatan atau proses membuat barang atau jasa yang di
mana konsumen dapat menerimanya dan konsumen menggunakannya, tanpa menjualnya
kembali kepada konsumen lain.

3. Basu Swastha
Basu Swastha mengatakan bahwa distribusi adalah suatu proses menyalurkan suatu barang
atau hasil produksi yang telah dibuat oleh perusahaan atau produsen kepada konsumen
personal atau industri yang mendapatkan barang atau jasa dari perusahaan yang menyalurkan.

4. Alex S. Nitisemito
Alex S. Nitisemito menyatakan bahwa distribusi adalah suatu lembaga yang menyalurkan
barang dan jasa yang berasal dari produsen kepada konsumen dan pelaku distribusi tersebut
dikenal dengan istilah distributor.

5. Assauri
Menurut Assauri, distribusi adalah sebuah kegiatan dengan tujuan untuk memindahkan suatu
produk dari sumbernya kepada konsumen dengan waktu distribusi yang tepat waktu.

Dari beberapa ahli tersebut, maka distribusi dapat diartikan bahwa suatu kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan atau produsen kepada konsumen dengan estimasi waktu yang
tepat. Dengan kata lain, kegiatan distribusi memiliki peran untuk menghubungkan
kepentingan produsen dan konsumen.

Bagi beberapa perusahaan kegiatan distribusi dilakukan melalui pihak ketiga atau distributor.
Oleh sebab itu, para distributor juga sangat berharap supaya kegiatan distribusi ini terus
berjalan dengan lancar agar terus mendapatkan keuntungan.

Jenis-Jenis Distribusi
Sebelum membahas tentang tujuan dari distribusi, kita akan membahas jenis-jenis distribusi
sebagai berikut:

1. Distribusi Secara Langsung


Jenis distribusi yang pertama ini adalah distribusi secara langsung. Dalam distribusi jenis ini
dapat dikatakan bahwa suatu kegiatan menyalurkan atau mengirimkan barang dan jasa
langsung dilakukan oleh produsen atau perusahaan. Dengan kata lain perusahaan tidak
menggunakan pihak ketiga untuk mendistribusikan hasil produksinya kepada konsumen.

Distribusi secara langsung harus memperhatikan kemampuan dari perusahaan itu sendiri,
jangan sampai memaksakan kegiatan distribusi ini. Apabila tidak menyadari akan
kemampuan yang dimilikinya, maka proses distribusi tidak dapat berjalan dengan baik,
sehingga hasil produksi tidak akan sampai dengan maksimal.

Distribusi secara langsung ini juga bisa dilakukan oleh para produsen, seperti nelayan, petani,
pedagang, dan lain-lain. Mereka selaku produsen akan menjual atau mendistribusikan hasil
produksinya kepada konsumen. Biasanya konsumen yang membeli barang secara langsung
akan menjual barang itu kepada konsumen lainnya.

2. Distribusi Secara Tidak Langsung


Jenis distribusi yang kedua adalah distribusi secara tidak langsung. Distribusi secara tidak
langsung adalah kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pihak ketiga, sehingga perusahaan
tidak berkaitan secara langsung. Jenis distribusi ini bisa dilakukan dengan cara perorangan
atau menggunakan perusahaan distributor.
Baik dengan perorangan atau perusahaan, sebaiknya dilihat terlebih dahulu jenis barang yang akan
didistribusikan. Dengan pengecekan barang tersebut, hasil produksi dapat dipastikan agar tidak rusak.
Selain itu, bagi perusahaan yang ingin melakukan kegiatan distribusi melalui pihak ketiga, sebaiknya
dilihat dahulu kualitas dari pihak ketiga (distributor), apakan pihak ketiga dapat diberikan
kepercayaan atau tidak. Hal ini perlu dilakukan agar penyaluran barang sampai pada konsumen dalam
keadaan bagus dan tepat waktu.

Bukan hanya melihat jenis dan kepercayaan kepada pihak ketiga saja, perusahaan juga harus
melihat kemampuan finansialnya, apakah cukup untuk mendistribusikan barang melalui
pihak ketiga atau tidak.

3. Distribusi Secara Intensif


Jenis distribusi yang ketiga adalah distribusi secara intensif. Distribusi secara intensif adalah
distribusi yang dilakukan untuk menyalurkan barang atau hasil produksi kepada retail.
Setelah perusahaan menyalurkan hasil produksi kepada retail, maka hasil produksi tersebut
akan dijual kembali oleh retail tersebut.

Namun, tidak semua hasil produksi atau barang dapat disalurkan menggunakan distribusi
jenis intensif ini. Hal ini dikarenakan tidak semua perusahaan memiliki kebijakan menjual
barangnya dengan sistem seperti ini. Biasanya barang dan jasa yang menggunakan distribusi
jenis ini adalah barang dan jasa yang laris atau mudah dijual di pasaran.

Apabila kamu memiliki usaha dan ingin mendistribusikannya dengan cara seperti ini,
sebaiknya dipikirkan secara matang agar tidak mengalami kerugian. Hal ini penting
dilakukan demi menjaga kelangsungan hidup suatu usaha yang telah dijalankan.

4. Distribusi Secara Eksklusif


Jenis distribusi yang keempat adalah distribusi secara eksklusif. Distribusi secara eksklusif
adalah distribusi yang dilakukan untuk menjual atau menyalurkan barang sebesar-besarnya.
Pada umumnya, ketika melakukan distribusi jenis ini atas kesepakatan kedua belah pihak,
yaitu antara produsen dengan pengecer.

Distribusi ini bisa kita lihat pada distribusi handphone. Penjual produk akan menjalin kerja
sama dan kesepakatakan dengan pengecer, sehingga kedua belah pihak sama-sama
mendapatkan keuntungan. Sementara itu distribusi jenis ini dapat dinamakan eksklusif karena
biasanya barang-barang yang dijual atau disalurkan adalah barang-barang eksklusif.

Distribusi ini sangat cocok untuk digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki
barang eksklusif dan ingin memperkenalkannya kepada konsumen. Semakin sering
didistribusikan, maka semakin banyak pula yang mengenal produk tersebut.

5. Distribusi Secara Selektif


Jenis distribusi yang kelima adalah distribusi secara selektif. Distribusi secara selektif adalah
kegiatan distribusi yang dijadikan sebagai solusi agar barang dapat disalurkan dengan baik.
Pada umumnya, distribusi jenis ini sering digunakan oleh produsen-produsen yang mengirim
barangnya hanya pada daerah-daerah tertentu saja. Hal ini dikarenakan barang akan laris pada
daerah-daerah tersebut.

Selain itu, barang-barang yang akan didistribusikan akan dilakukan seleksi terlebih dahulu
agar distribusi dapat berjalan dengan maksimal, sehingga konsumen menjadi senang. Apabila
konsumen senang, maka produk tersebut akan lari di pasaran.

Biasanya, distribusi jenis ini sering dilakukan oleh para produsen pakaian yang cukup
terkenal atau pakaian branded. Pakaian branded itu biasanya akan disalurkan pada daerah-
daerah yang memiliki toko “eksklusif” saja.

Tujuan Distribusi
Distribusi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan biasanya sudah memiliki tujuannya
masing-masing. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa tujuan distribusi secara umum.

1. Menyalurkan Produk dan Jasa Kepada Konsumen


Seperti yang kita tahu bahwa tujuan utama dari kegiatan distribusi adalah menyalurkan
produk dan jasa kepada konsumen. Tujuan ini menjadi sangat penting karena jika produk dan
jasa tidak sampai kepada konsumen atau tidak tepat waktu, maka nama suatu perusahaan itu
bisa menjadi kurang baik. Dengan kata lain, perusahaan harus menjaga kepuasan konsumen
dengan memilih kegiatan distribusi yang baik.

Bagi sebagian perusahaan ada yang melakukan kegiatan produksi melalui pihak ketiga,
bahkan ada yang berani mengeluarkan dana yang cukup besar agar barang dan jasa sampai
kepada konsumen dengan aman.

2. Memberikan Jaminan Proses Produksi


Dengan kegiatan distribusi, maka perusahaan sudah bertujuan untuk memberikan jaminan
kualitas barang dan pengiriman tepat waktu kepada konsumen. Dengan kata lain, perusahaan
harus menjamin suatu proses produksi dapat berjalan dengan baik, sehingga barang dan jasa
yang diterima tidak membuat konsumen kecewa.

Dalam tujuan ini, perusahaan bukan hanya membuat suatu produk atau jasa yang kemudian
didistribusikan kepada konsumen saja, tetapi juga harus ikut serta untuk memastikan kualitas
proses produksi dengan baik. Pada umumnya, pada tujuan jaminan proses produksi ini,
perusahaan akan menggunakan pihak ketiga yang berfungsi sebagai distributor.

Biasanya pihak ketiga akan memberikan pelayanan berupa jasa penerbangan, truk,
perkeretaapian, dan lain-lain. Hal ini dilakukan oleh perusahaan agar produk sampai dengan
aman kepada konsumen.

3. Menjaga dan Mengembangkan Kualitas Produksi 


Tujuan kegiatan distribusi berikutnya adalah untuk memberikan jaminan kepada konsumen
bahwa kualitas produk akan dijaga dan dikembangkan dengan baik. Dengan tujuan ini,
perusahaan dapat mempertahankan keinginan konsumen, sehingga konsumen tidak berpindah
ke produk dari perusahaan yang berbeda.

Biasanya perusahaan atau produsen akan meminta feedback atau suatu penilaian terhadap


kegiatan distribusi ini. Dengan penilaian itulah, suatu perusahaan atau produsen dapat
mengembangkan barang dan jasanya. Bagi perusahaan menjaga dan mengembangkan suatu
hasil produksi perlu dilakukan agar tetap mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.

4. Meningkatkan Nilai Jual Suatu Hasil Produksi


Dalam melakukan distribusi bukan hanya bertujuan untuk menyalurkan barang dan jasa
kepada konsumen saja, tetapi kegiatan ini juga memiliki tujuan lainnya yaitu meningkatkan
nilai jual suatu hasil produksi. Nilai jual barang akan semakin meningkat, jika jarak tempuh
barang yang akan disalurkan sangat jauh. Singkatnya, semakin jauh jarak pengiriman, maka
semakin mahal harga dari barang tersebut.

5. Menjaga Kestabilan Ekonomi


Kegiatan distribusi ini ternyata dapat memengaruhi kegiatan ekonomi pada suatu negara.
Apabila kegiatan distribusi ini dapat berjalan sangat lancar, maka kestabilan ekonomi
menjadi terjaga. Itulah salah satu tujuan dari kegiatan distribusi yang dapat memengaruhi
perekonomian suatu negara.

Biasanya, perusahaan akan memiliki armada untuk melakukan kegiatan distribusi sendiri
karena untuk menghemat pengeluaran dan dapat menjamin kualitas hasil produksi. Selain itu,
estimasi waktu juga dapat diperhitungkan dengan baik, sehingga konsumen tidak kecewa
karena hasil produksi yang tiba tidak tepat waktu.

Bagi perusahaan yang melakukan kegiatan distribusi menggunakan pihak ketiga harus
memastikan apakah pihak ketiga itu dapat dipercaya atau tidak. Hal ini perlu dilakukan agar
kegiatan distribusi dapat berjalan dengan baik, sehingga perekonomian suatu negara dapat
berjalan dengan baik.

Faktor-Faktor Distribusi
Kesuksesan dari kegiatan distribusi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Biaya
Faktor pertama yang dapat memengaruhi distribusi adalah biaya. Biaya bisa dikatakan
sebagai faktor kunci dari kegiatan distribusi karena biaya dapat menentukan lamanya waktu
distribusi dan kualitas dari distribusi itu sendiri.

2. Sifat Pembayaran
Faktor lainnya yang dapat memengaruhi kegiatan distribusi adalah sifat pembayaran. Sifat
pembayaran ini biasanya akan disesuaikan dengan produk yang akan disalurkan. Biasanya
kegiatan distribusi berupa produk-produk dengan harga yang relatif murah akan dibayar
secara tunai. Sedangkan produk-produk yang cukup mahal lebih sering dibayar dengan
kredit.

3. Jumlah Penjualan
Dalam kegiatan distribusi besar kecilnya jumlah penjualan akan memenagruhi kegiatan
distribusi, sehingga faktor jumlah penjualan dapat menentukan harga dari kegiatan distribusi.
Beberapa produk bisa didistribusikan dalam jumlah yang cukup besar walaupun konsumen
dari barang tersebut tidak banyak.

4. Sifat Barang
Sifat barang menjadi faktor yang dapat meningkatkan kualitas distribusi. Bagi perusahaan
atau produsen sangat perlu untuk mengecek sifat barang, seperti apakah barang yang akan
didistribusikan cepat rusak atau tidak. Dengan pengecekan ini, perusahaan akan mengetahui
barang-barang mana saja yang harus didistribusikan terlebih dahulu agar tidak mengalami
kerusakan atau pembusukan.

5. Tingkat Keuntungan
Tingkat keuntungan menjadi faktor yang perlu diperhatikan oleh perusahaan atau produsen
karena hal ini menyangkut keberlangsungan suatu perusahaan. Apabila dalam melakukan
kegiatan distribusi yang panjang mengalami kerugian, maka perusahaan jangan menggunakan
distribusi seperti itu.

6. Modal
Setiap perusahaan atau produsen pasti memiliki modal yang berbeda-beda, sehingga kegiatan
distribusi yang dilakukan juga berbeda-beda. Besar kecilnya modal perusahaan akan
menentukan distribusi yang lebih pendek atau distribusi yang lebih panjang. Selain itu, modal
dapat menentukan sifat pembayaran, apakah harus dibayar dengan kredit atau dibayar dengan
tunai.

Kesimpulan
Setiap perusahaan pasti memerlukan kegiatan distribusi karena kegiatan ini memiliki peran
yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi. Apabila kegiatan distribusi tidak dilakukan
dengan maksimal, maka hasil produksi yang diterima oleh konsumen menjadi kurang baik,
sehingga konsumen kecewa. Kekecewaan konsumen dapat menurunkan rasa kepercayaan
terhadap suatu perusahaan. Oleh sebab itu, kegiatan distribusi harus dilakukan dengan
maksimal mulai dari pengemasan, hingga pengiriman hasil produksi.

Anda mungkin juga menyukai