Lalu, menurut Basu Swastha, distribusi memiliki definisi berupa saluran pemasaran yang
dipakai oleh pembuat produk untuk mengirimkan produknya ke industri atau konsumen.
Lembaga yang “hidup” dalam saluran distribusi adalah produsen, konsumen, dan distributor.
Sementara itu, menurut Soekartawi, kegiatan distributor menjadi aktivitas penyaluran atau
pengiriman barang dan jasa supaya dapat sampai ke tangan konsumen.
Sehingga dapat disebut bahwa kegiatan distribusi sangat diperlukan supaya produk dapat
sampai ke tangan konsumen yang membutuhkan.
Dalam kegiatan distribusi, terdapat aspek fisik dan non fisik supaya alur pemasarannya
lancar. Aspek fisik berkaitan dengan lokasi pemindahan atau penyaluran produk. Sementara
aspek non fisik berkaitan dengan pengetahuan penjual (produsen) mengenai apa yang
diinginkan oleh konsumen dan konsumen juga harus mengetahui produk apa yang dijual oleh
produsen.
1. Distribusi Langsung
Distribusi ini dilakukan antara produsen dengan konsumen secara langsung. Misalnya
petani sayur melakukan transaksi jual beli secara langsung di pasar.
2. Distribusi Semi Langsung
Distribusi ini dilakukan melalui seorang perantara supaya produk dari produsen tetap
bisa sampai ke tangan konsumen. Misalnya, penerbit buku yang menjual bukunya
melalui sales supaya sampai ke tangan konsumen (sekolah, siswa, mahasiswa,
lembaga akademik).
Menurut Suhardi Sigit, saluran dalam kegiatan distribusi adalah perantara-perantara para
pembeli dan penjual yang dilalui oleh pemindahan barang baik fisik maupun pemindahan
pemilik dari produsen ke tangan konsumen.
Saluran dalam aktivitas distribusi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni pedagang dan
perantara khusus.
1. Pedagang
Pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual kembali suatu
produk tanpa mengubah bentuknya untuk mendapatkan keuntungan dari pihak
konsumen.
Pedagang dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
a) Pedagang besar (Grosir): pedagang yang membeli suatu produk dalam jumlah yang besar
dan menjualnya kembali kepada pedagang lain.
b) Pedagang eceran (Retailer): pedagang yang membeli suatu produk dan menjualnya
secara langsung kepada konsumen. Biasanya pedagang eceran akan membeli suatu
produk dari pihak produsen dalam jumlah yang besar, kemudian menjualnya kembali
dalam jumlah yang lebih kecil.
2. Perantara Khusus
Perantara khusus ini mempunyai tugas yang sama dengan penjual, tetapi perantara
khusus tidak bertanggung jawab secara penuh apabila produk tersebut tidak laku
terjual. Perantara khusus meliputi beberapa macamnya, yakni:
a) Agen (Dealer): perantara pemasaran resmi atas nama perusahaan di suatu daerah
tertentu.
b) Broker (Makelar): perantara pemasaran yang mempertemukan antara penjual
dengan pembeli untuk melaksanakan suatu kontrak tertentu.
c) Komisioner: perantara pemasaran yang menggunakan atas namanya sendiri dan
bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
d) Eksportir: pemasaran yang kegiatannya mendistribusikan suatu produk ke luar
negeri.
e) Importir: pemasaran yang kegiatannya menyalurkan suatu produk dari luar negeri
ke dalam negeri.
Tujuan Distribusi
1. Menjamin keberlangsungan produksinya suatu produk
2. Mengirimkan produk atau jasa tertentu ke tangan konsumen
3. Menjaga sistem ekonomi dan bisnis
2. Penjualan (Selling)
Dalam bidang pemasaran barang, kegiatan menjual suatu produk oleh produsen akan
selalu ada. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada pihak konsumen dapat dilakukan
dengan cara penjualan. Dari proses penjualan tersebut maka produk dapat sampai ke
tangan konsumen dan menggunakannya sesuai kebutuhan.
3. Pembelian (Buying)
Setiap aktivitas penjualan, pasti diiringi dengan adanya aktivitas pembelian atau biasa kita
sebut dengan transaksi jual-beli. Jika penjualan dilakukan oleh produsen, maka proses
pembelian ini dilakukan oleh konsumen yang membutuhkan produk tersebut.
4. Penyimpanan (Storing)
Sebelum produk disalurkan ke tangan konsumen, biasanya produk-produk tersebut akan
disimpan lebih dahulu dalam suatu gudang. Hal tersebut dilakukan supaya produk tetap
aman dan utuh hingga diterima oleh konsumen.
2. Faktor Barang
Dalam faktor barang, akan ada pertimbangan dari segi produk yang berkaitan dengan
nilai unit, besar dan beratnya produk, mudah rusaknya produk, standar produk hingga
pengemasan produk.
3. Faktor Perusahaan
Dalam faktor ketiga ini, yakni faktor perusahaan, akan ada pertimbangan yang berkaitan
dengan sumber dana, pengalaman dan kemampuan manajemen, pengawasan, serta
pelayanan yang diberikan.
Strategi Distribusi
Menurut Oentoro, supaya mendapatkan keuntungan yang maksimal, maka membutuhkan
strategi distribusi yang tepat supaya produk dapat sampai ke tangan konsumen. Ada beberapa
metode atau strategi distribusi supaya produk dapat tersalurkan dengan tepat, yakni:
1. Konflik Horizontal
Dalam konflik horizontal biasanya terjadi di antara perantara tingkat distribusi yang sama.
Penyebabnya adalah kebiasaan pedagang perantara yang menganekaragamkan persedian
produk dengan menambah jenis produk baru. Misalnya, pada zaman sekarang,
supermarket mulai menjual alat kecantikan hingga obat-obatan sehingga menyebabkan
pengecer lain merasa tersaingi.
2. Konflik Vertikal
Dalam konflik vertikal, biasanya terjadi antara produsen dengan pedagang besar, selain
itu juga bisa terjadi antara produsen dengan pengecer (retail).