Anda di halaman 1dari 22

DISTRIBUTING PRODUCTS

A021221059 Muhammad Fatur Syekh Al Azali


A021221128 Dimas Bayu Dwiputra
A021221117 Muhammad Ichsan Usman
A021221100 Fahmi Ariz Dharmawan Amba
A021221028 Muhammad Faidzin
A021221175 Achmad Fauzan Usman
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa
menyelesaikan karya ilmiah tentang "DISTRIBUTING PRODUCT".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan,


baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya
ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritikan dari pembaca
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan
manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
BAB 1
1.1 Latar Belakang
distributing product adalah penting untuk dipahami karena distribusi
produk adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi
keberhasilan bisnis. Distribusi produk mencakup kegiatan mengirimkan
produk dari produsen atau pemasok ke konsumen akhir melalui saluran
distribusi yang tepat.
Distribusi produk yang efektif dan efisien dapat membantu
meningkatkan ketersediaan produk di pasar, meningkatkan aksesibilitas
produk bagi konsumen, dan membantu mengoptimalkan keuntungan
perusahaan. Sebaliknya, distribusi yang tidak tepat dapat
mengakibatkan kekurangan stok di pasaran, biaya distribusi yang tinggi,
dan menurunkan citra merek perusahaan.
Perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen juga telah
mempengaruhi cara distribusi produk dilakukan. Saat ini, konsumen
lebih memilih belanja online dan sering membeli produk dari platform e-
commerce, sehingga perusahaan harus mempertimbangkan untuk
memasukkan saluran distribusi online dalam strategi distribusi mereka.
Selain itu, persaingan yang semakin ketat di pasar juga menuntut
perusahaan untuk mempertimbangkan strategi distribusi yang inovatif,
seperti kerjasama dengan perusahaan lain untuk memperluas
jangkauan pasar, atau melakukan penetrasi pasar di wilayah yang
belum terjangkau oleh pesaing.
Oleh karena itu, memahami latar belakang distribusi produk adalah
penting untuk membantu perusahaan merencanakan strategi distribusi
yang tepat dan efektif, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan
bisnis dan memenuhi kebutuhan konsumen.

1.2 Rumusan Masalah


Kami telah menyusun sebagian permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini. Ada pun sebagian permasalahan yang akan dibahas
dalam karya tulis ini antara lain :
 Apa itu dsitribusi produk?
 Apa jenis-jenis distribusi produk?
 Apa keuntungan dan kerugian dari jalur distribusi langsung?
 Apa faktor-faktor yang mempengaruhi jalur distribusi produk?
 Apa itu integrasi vertikal dalam distribusi produk?

1.3 Tujuan Masalah


Bersumber pada rumusan masalah yang telah disusun, hingga tujuan
dalam penyusunan makalah ini sebagai berikut:
 Untuk mengetahui apa itu distribusi produk
 Untuk mengenali jenis-jenis distribusi produk
 Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian jalur distribusi
langsung
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi jalur
distribusi produk
 Untuk mengetahui apa itu integritas vertikal dalam distribusi

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DISTRIBUSI PRODUK
Distribusi adalah salah satu bagian dari pemasaran. Distribusi
juga dapat diartikan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Distribusi adalah
kegiatan yang sangat penting agar produk dari produsen bisa sampai ke
tangan konsumen dengan efektif. Walaupun letak suatu
pabrik/produsen sangat jauh dengan keberadaan masyarakat, dengan
adanya kegiatan distribusi maka akan mempermudah masyarakat
mendapatkan produk/barang yang diinginkan (Putri, Rosmayani, &
Rosmita, 2018). Saluran Distribusi merupakan perantara yang turut
serta dalam proses pemindahan barang dari produsen ke konsumen
(Mursid, 2015). Distribusi merupakan suatu organisasi yang membuat
proses kegiatan penyaluran barang atau jasa untuk dipakai atau
konsumsi oleh para konsumen. Istilah distribusi menurut Zylstra (2006)
adalah suatu sistem yang menunjukkan segala sesuatu/sumber daya-
sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya disebut
dengan istilah distribusi. Tetapi kita seharusnya tidak membatasi
pengertian distribusi tidak hanya itu saja. Banyak organisasi perusahan
menyimpan jenis-jenis distribusi lain seperti : uang, ruang fisik buka
tutup, bangunan pabrik, peralatan dan tenaga kerja untuk memenuhi
permintaan akan produk dan jasa (Karundeng, Mandey, & Sumarauw,
2018). Menurut Sigit (dalam Danang, 2015 : 180) saluran distribusi
adalah perantara- perantara, para pembeli dan penjual yang dilalui oleh
perpindahan barang baik fisik maupun perpindahan milik sejak dari
produsen hingga ke tangan konsumen. Suatu perusahaan di dalam
mendistribusikan barangnya dapat menggunakan salah satu atau lebih
dari cara penyaluran. Bagi perusahaan yang baru saja berdiri memilih
saluran distribusi merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena baru
masuk pasar (Putri, Rosmayani, & Rosmita, 2018). Sedangkan bagi
perusahaan yang sudah berjalan dengan saluran-saluran distribusi
tertentu, masih harus tetap waspada dan mengawasi aparat-aparat
distribusinya. Dalam kegiatan distribusi banyak aspek di dalamnya
sehingga pendistribusian bias berjalan dengan efektif, salah satunya
adalah distributor. Distributor merupakan subjek yang melakukan
kegiatan distribusi. Tanpa adanya distributor tidak akan ada yang
menjembatani produsen dan pembeli.

2.2 PERAN DISTRIBUSI PRODUK DALAM PEMASARAN


Distribusi produk memiliki peran penting dalam pemasaran.
Beberapa peran tersebut meliputi:
- Meningkatkan aksesibilitas produk Distribusi produk
memungkinkan produk menjadi lebih mudah diakses oleh konsumen.
Dengan demikian, distribusi produk membantu produsen untuk
mencapai pasar yang lebih luas.
- Memperbaiki efisiensi biaya Distribusi produk yang efektif
memungkinkan produsen untuk memperbaiki efisiensi biaya mereka.
Produsen dapat memanfaatkan jaringan distribusi yang sudah ada dan
meminimalkan biaya distribusi.
- Menjaga ketersediaan produk Distribusi produk membantu
produsen untuk menjaga ketersediaan produk di pasar. Produsen dapat
menyimpan produk mereka di lokasi yang strategis dan
mendistribusikannya sesuai dengan permintaan pasar.

2.3 TUJUAN DISTRIBUSI PRODUK


Tujuan dari distribusi produk meliputi:
- Meningkatkan jangkauan pasar Distribusi produk membantu
produsen untuk mencapai pasar yang lebih luas. Dengan demikian,
produsen dapat meningkatkan penjualan mereka.
- Meningkatkan ketersediaan produk Distribusi produk membantu
produsen untuk menjaga ketersediaan produk di pasar. Dengan
demikian, produsen dapat memastikan bahwa produk mereka selalu
tersedia bagi konsumen.
- Meningkatkan efisiensi biaya Distribusi produk yang efektif
memungkinkan produsen untuk memperbaiki efisiensi biaya mereka.
Dengan demikian, produsen dapat mengurangi biaya distribusi dan
memperbaiki margin keuntungan mereka.

2.4 JENIS JENIS DISTRIBUSI


1. Distribusi secara langsung, Distribusi jenis ini dapat dikatakan
bahwa suatu kegiatan menyalurkan atau mengirimkan barang
dan jasa langsung dilakukan oleh produsen atau perusahaan.
Dengan kata lain perusahaan tidak menggunakan pihak ketiga
untuk mendistribusikan hasil produksinya kepada konsumen.
Contoh: kegiatan distribusi secara langsung adalah dilakukan
oleh para produsen, seperti nelayan, petani, pedagang, dan lain-
lain. Mereka selaku produsen akan menjual atau
mendistribusikan hasil produksinya kepada konsumen.

2. Distribusi secara tidak langsung, Distribusi secara tidak langsung


adalah kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pihak ketiga,
sehingga perusahaan tidak berkaitan secara langsung. Jenis
distribusi ini bisa dilakukan dengan cara perorangan atau
menggunakan perusahaan distributor.
Contoh: kegiatan distribusi secara tidak langsung adalah PT.
Pertamina menyalurkan gas LPG melalui agen-agen gas LPG.

3. Distribusi secara intensif, Distribusi secara intensif adalah


distribusi yang dilakukan untuk menyalurkan barang atau hasil
produksi kepada retail. Setelah perusahaan menyalurkan hasil
produksi kepada retail, maka hasil produksi tersebut akan dijual
kembali oleh retail tersebut.

Contoh: kegiatan distribusi jenis ini adalah barang dan jasa yang
laris atau mudah dijual di pasaran.

4. Distribusi secara eksklusif, Distribusi secara eksklusif adalah


distribusi yang dilakukan untuk menjual atau menyalurkan barang
sebesar-besarnya. Pada umumnya, ketika melakukan distribusi
jenis ini atas kesepakatan kedua belah pihak, yaitu antara
produsen dengan pengecer.

Contoh: kegiatan distribusi jenis ini bisa kita lihat pada distribusi
handphone. Penjual produk akan menjalin kerja sama dan
kesepakatakan dengan pengecer, sehingga kedua belah pihak
sama-sama mendapatkan keuntungan. Sementara itu distribusi
jenis ini dapat dinamakan eksklusif karena biasanya barang-
barang yang dijual atau disalurkan adalah barang-barang
eksklusif.

5. Distribusi secara selektif, Distribusi secara selektif adalah


kegiatan distribusi yang dijadikan sebagai solusi agar barang
dapat disalurkan dengan baik. Pada umumnya, distribusi jenis ini
sering digunakan oleh produsen-produsen yang mengirim
barangnya hanya pada daerah-daerah tertentu saja. Hal ini
dikarenakan barang akan laris pada daerah-daerah tersebut.
Contoh: kegiatan distribusi jenis ini sering dilakukan oleh para
produsen pakaian yang cukup terkenal atau pakaian branded.
Pakaian branded itu biasanya akan disalurkan pada daerah-
daerah yang memiliki toko eksklusif saja.

2.5 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI JALUR DISTRIBUSI


LANGSUNG
Jalur distribusi langsung adalah salah satu cara untuk mendistribusikan
produk dari produsen ke konsumen. Dalam jalur distribusi langsung,
produsen menjual produk langsung kepada konsumen melalui toko
online atau toko fisik yang dimiliki oleh produsen. Keuntungan dan
kerugian dari jalur distribusi langsung antara lain:
- KEUNTUNGAN
1. Kontrol Penuh atas Produk Produsen memiliki kontrol penuh atas
produk yang mereka jual melalui jalur distribusi langsung. Dengan
demikian, produsen dapat memastikan kualitas produk dan memperoleh
umpan balik langsung dari konsumen.
2. Margin Keuntungan yang Lebih Tinggi Dalam jalur distribusi
langsung, produsen dapat memperoleh margin keuntungan yang lebih
tinggi karena mereka tidak perlu membayar biaya distribusi kepada
pihak ketiga
3. Kontrol Penuh atas Rantai Distribusi Dalam jalur distribusi langsung,
produsen memiliki kontrol penuh atas rantai distribusi mereka. Hal ini
memungkinkan produsen untuk mengendalikan kualitas produk mereka
dan memastikan produk sampai ke tangan konsumen dengan baik.
Produsen juga dapat menyesuaikan strategi pemasaran mereka dengan
mudah dan cepat, karena tidak ada pihak ketiga yang terlibat dalam
proses distribusi.
4. Hubungan yang Lebih Erat dengan Pelanggan Dalam jalur distribusi
langsung, produsen dapat membangun hubungan yang lebih erat
dengan pelanggan mereka. Produsen dapat menerima umpan balik
langsung dari pelanggan mereka dan menggunakannya untuk
meningkatkan produk mereka dan layanan mereka. Hal ini dapat
membantu produsen dalam membangun merek yang kuat dan
meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap produk mereka.
5. Keuntungan Finansial yang Lebih Besar Dalam jalur distribusi
langsung, produsen dapat memperoleh keuntungan finansial yang lebih
besar. Dengan menghilangkan pihak ketiga dalam proses distribusi,
produsen dapat mengurangi biaya distribusi mereka dan meningkatkan
marjin keuntungan mereka. Hal ini memungkinkan produsen untuk
menawarkan harga yang lebih kompetitif kepada pelanggan mereka

- KERUGIAN
1. Biaya Operasional yang Tinggi Dalam jalur distribusi langsung,
produsen harus menanggung biaya operasional yang lebih tinggi seperti
biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya transportasi, dan biaya
pemasaran. Produsen harus mengelola seluruh rantai pasok produk
secara mandiri, yang dapat menimbulkan biaya yang lebih tinggi.
2. Tidak Dapat Mencapai Pasar yang Lebih Luas Dalam jalur distribusi
langsung, produsen terbatas dalam mencapai pasar yang lebih luas
karena mereka tidak bekerja sama dengan pihak ketiga untuk
mendistribusikan produk mereka. Hal ini dapat menyebabkan produsen
kehilangan potensi penjualan dari pasar yang lebih luas.
3. Memerlukan Sumber Daya yang Kuat untuk Membangun Jaringan
Distribusi Dalam jalur distribusi langsung, produsen harus membangun
jaringan distribusi mereka sendiri. Hal ini memerlukan sumber daya
yang kuat seperti sumber daya manusia, teknologi, dan modal yang
cukup besar. Produsen harus mengelola seluruh rantai pasok produk
dari awal hingga akhir, yang dapat menimbulkan beban kerja yang lebih
besar dan memerlukan investasi yang signifikan.

2.6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JALUR DISTRIBUSI


PRODUK
- Faktor Pasar
Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola
pembelian konsumen, yaitu jumlah konsumen, letak geografis
konsumen, jumlah pesanan dan kebiasaan dalam pembelian.

- Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar
dan berat barang, mudah rusaknya barang, standar barang dan
pengemasan.

- Faktor Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman
dan kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang
diberikan.

- Faktor Kebiasaan dalam Pembelian


Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah
kegunaan perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen,
volume penjualan dan ongkos penyaluran barang.

2.7 MENJAGA KUALITAS PRODUK


Lantas, apa saja yang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah
produk? Berdasarkan penjelasan dari jurnal repositori STAIN Kudus,
faktor yang mempengaruhi kualitas produk diantaranya adalah:
1. Fungsi produk
Fungsi produk berkaitan dengan kegunaan dan manfaat dari produk
tersebut.

2. Wujud Luar
Faktor wujud dan penampilan luar dari suatu produk tidak hanya
memperlihatkan isi dan bentuknya, tetapi warna dan kemasannya.

3. Biaya Produk
Biaya produk adalah biaya yang dikeluarkan untuk perolehan suatu
barang, misalnya harga produk serta buaya supaya barang tersebut
sampai ke konsumen.

4. Pasar
Pasar atau target market adalah ruang lingkup yang memungkinkan
pelanggan membutuhkan sebuah produk atau barang di kehidupan
sehari-hari. Sehingga konsumen dapat meminta dan mendapatkan
produk sesuai yang diinginkan. Bertambahnya perusahaan juga
menyebabkan pasar dapat bersifat internasional dan mendunia.

5. Uang
Kebutuhan akan mekanisasi dan otomatisasi dalam menciptakan
produk mendorong pengeluaran biaya yang lebih besar. Menambahkan
investasi pabrik juga harus sejalan dengan peningkatan produktivitas.
Sebab, jika ada barang rusak dan pengulangan produksi dapat
berpotensi menyebabkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu,
kualitas produk juga harus memperhatikan pengeluaran biaya atau
uang.

6. Manajemen
Tanggung jawab kualitas produk juga dipengaruhi dengan manajemen
yang mengatur dan merancang produksi. Manajemen diharapkan dapat
mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi
penyimpangan yang mungkin saja terjadi dari standar kualitas.

7. Manusia
Manusia atau men dalam hal ini berperan sebagai pencipta dan pelaku
tumbuhnya pengetahuan teknis dan bidang baru seperti elektronika
komputer. Hal ini menimbulkan permintaan terhadap ahli teknik sistem
yang berperan untuk merencanakan, menciptakan, dan
mengoperasikan berbagai sistem yang kelak dapat menjamin hasilnya.

8. Material
Material atau bahan baku dipilih dengan batasan yang lebih ketat demi
menjaga persyaratan kualitas dan biaya produksi. Faktor tersebut
menyebabkan spesifikasi bahan menjadi ketat dan keanekaragaman
bahan menjadi lebih besar.

9. Mesin dan Mekanik


Mesin dan mekanik atau machine and mechanization adalah media
yang dipakai perusahaan untuk mencapai penurunan biaya dan volume
produksi. Sehingga pelanggan dapat terpuaskan serta mendorong
penggunaan alat pabrik menjadi lebih rumit, itu juga tergantung kualitas
bahan yang dimasukkan mesin.

10. Metode dan Informasi Modern


Faktor yang mempengaruhi kualitas produk selanjutnya adalah metode
informasi modern. Metode tersebut berkaitan dengan cara untuk
mengendalikan mesin dan menjaga proses produksi. Metode
pemrosesan data yang lebih akurat dapat memberikan informasi yang
bermanfaat, akurat, tepat waktu, dan mendasari keputusan yang
membimbing masa depan perusahaan.

11. Persyaratan Proses Produksi


Perencanaan produk yang maju secara pesat membutuhkan
pengendalian yang ketat pada seluruh proses pembuatan produk.
Meningkatnya persyaratan dalam memproduksi barang turut
memberikan penekanan tentang pentingnya keterandalan produk.

2.8 MENINGKATKAN PROMOSI DAN PEMASARAN

1. PAHAMI KEBUTUHAN TARGET AUDIENS

Semakin spesifik dan to the point strategi promosimu, maka pesan yang
kamu sampaikan akan lebih tepat sasaran.
Bayangkan jika kamu kurang memahami target audiens. Bisa jadi
promosi dan value yang kamu tawarkan justru tidak mereka minati atau
malah menjangkau audiens yang kurang tepat.

Keduanya sama-sama tidak bisa mendatangkan sales. Jadi, jangan


lupa untuk lakukan riset yang mendalam

2. TENTUKAN OBJEK PROMOSI


Terkadang, kita bukannya gagal melakukan promosi. Melainkan target
yang kurang spesifik dan ekspektasi yang terlalu tinggi.

Semua goal penjualan pasti tak bisa tercapai sekaligus dalam waktu
yang bersamaan. Jadi, pastikan objective kamu realistis dan mudah
diukur.

3. PEMILIHAN CHANNEL
Pilih channel yang paling efektif untuk mencapai objective kamu.
Setiap channel marketing memiliki demografi pengguna dan
karakteristik yang berbeda.

Misalnya, jika kamu ingin menjangkau kelompok pekerja, Twitter bisa


jadi salah satu pilihan. Namun, jika kamu ingin fokus mempromosikan
produk untuk Gen Z, Tiktok mungkin lebih cocok untuk digunakan.

4. KEMBANGKAN PROMOTION MIX YANG OPTIMAL


Promotion mix adalah sebuah model untuk merencanakan sebuah
promosi yang terdiri dari 5P, yaitu people, price, place,
product, dan promotion.

Sebelum berusaha untuk menguasai market yang baru, pastikan kamu


dapat mengidentifikasi aspek terpenting dalam promosi,
yaitu people. Setelah itu, kamu bisa rumuskan strategi promotion
mix yang sesuai.
5. BUATLAH PESAN PROMOSI YANG TEPAT
Salah satu hal yang menentukan kesuksesan strategimu adalah
membuat pesan yang cocok dan mudah dimengerti oleh target
audiensmu.

Gunakan bahasa yang trendy dan kekinian jika kamu ingin menjangkau
Gen Z. Sebaliknya, gunakan tone yang terdengar sedikit lebih formal
jika targetmu merupakan kelompok profesional.

6. MENENTUKAN BUDGET
Kamu perlu menentukan budget yang sesuai dengan ekspektasi,
sumber daya, dan objective yang ingin kamu capai.

Semuanya harus seimbang karena apabila objective kamu tinggi tetapi


sumber daya yang tersedia ternyata kurang memadai, kamu akan sulit
melihat hasil yang diharapkan.

7. MONITOR HASILNYA DENGAN RUTIN


Langkah terakhir, jangan lupa untuk memonitor perkembangan
promosimu menggunakan marketing tool dan analisis data yang
tersedia.

Insights yang kamu peroleh dapat sangat berguna untuk keputusanmu


di masa mendatang.

Selain itu, dengan memonitornya secara rutin, kamu juga bisa


mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan dengan lebih cepat.

2.9 MENGEMBANGKAN HUBUNGAN DENGAN AGEN DAN RITEL


Membangun hubungan yang baik dengan agen dan ritel adalah penting
dalam bisnis, terutama jika Anda ingin meningkatkan penjualan dan
memperluas jaringan distribusi produk Anda. Berikut adalah beberapa
tips yang dapat membantu Anda mengembangkan hubungan yang baik
dengan agen dan ritel:
1. Jadilah orang yang mudah dihubungi dan responsif - Pastikan untuk
selalu merespons pesan atau panggilan telepon dari agen dan ritel
dengan cepat. Ketersediaan Anda untuk menjawab pertanyaan mereka
atau memberikan dukungan akan membantu membangun kepercayaan.

2. Berikan dukungan dan pelatihan yang diperlukan - Berikan dukungan


kepada agen dan ritel dengan memberikan pelatihan dan materi
promosi yang diperlukan untuk mempromosikan produk Anda dengan
baik. Pastikan mereka memiliki semua alat yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan mereka dengan baik.

3. Jadilah konsisten - Jaga agar komunikasi dengan agen dan ritel tetap
konsisten dan teratur. Pastikan untuk mengikuti jadwal pertemuan yang
sudah disepakati dan jangan lupa untuk memenuhi janji.

4. Berikan insentif - Berikan insentif kepada agen dan ritel untuk


meningkatkan motivasi mereka dalam menjual produk Anda. Insentif
bisa berupa bonus atau diskon produk.

5. Dengarkan umpan balik mereka - Dengarkan umpan balik dari agen


dan ritel tentang produk Anda dan cara penjualan. Berikan perhatian
khusus terhadap saran mereka dan gunakan umpan balik tersebut
untuk memperbaiki produk atau strategi penjualan Anda.

Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat membantu membangun


hubungan yang baik dengan agen dan ritel, yang pada akhirnya akan
membantu meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan
distribusi produk Anda.

2.10 DEFENISI INTEGRASI VERTIKAL


Integrasi vertikal adalah upaya untuk memperluas bisnis dengan masuk
tahap lain dalam rantai pasokan saat ini di bawah kepemilikan atau
kendali sebuah perusahaan. Dengan kata lain, perusahaan masuk ke
bisnis hilir atau bisnis hulu. Caranya mungkin melalui merger, akuisisi,
atau pertumbuhan internal.
Perusahaan berusaha untuk mengontrol semua tahapan dalam rantai
pasokan, mulai dari ekstraksi bahan baku hingga penjualan produk
akhir. Contoh integrasi vertikal adalah sebuah perusahaan manufaktur
yang mengakuisisi distributor atau pemasok bahan bakunya.

Tujuan integrasi vertikal adalah mengamankan rantai pasokan dan


menangkap penciptaan nilai dan keuntungan di setiap rantai nilai.
Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk memiliki kendali yang
lebih tinggi terhadap pasokan dan penjualan, sehingga mengurangi
biaya dan meningkatkan efisiensi.

Tapi, strategi integrasi tersebut juga memiliki kelemahan. Selain


membutuhkan investasi yang besar, kegagalan juga muncul karena
perusahaan menjadi kurang fokus pada bisnis atau kompetensi inti
mereka.

2.11 KEUNTUNGAN INTEGRASI VERTIKAL

Integrasi vertikal dalam distribusi produk merujuk pada penggabungan


atau akuisisi perusahaan dalam rantai pasokan yang berbeda untuk
mengontrol dan mengelola produksi, distribusi, dan penjualan produk
secara lebih efektif. Beberapa keuntungan dari integrasi vertikal dalam
distribusi produk adalah sebagai berikut:

1. Kontrol kualitas yang lebih baik: Dengan mengintegrasikan beberapa


tahapan dalam rantai pasokan, perusahaan dapat memastikan bahwa
produk yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang diinginkan.
Misalnya, perusahaan makanan yang mengintegrasikan produksi bahan
baku dengan produksi makanan jadi dapat memastikan bahwa bahan
baku yang digunakan adalah berkualitas tinggi dan aman untuk
dikonsumsi.
2. Pengurangan biaya: Integrasi vertikal dapat mengurangi biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam hal pengangkutan, persediaan, dan
koordinasi antara berbagai pihak dalam rantai pasokan. Misalnya,
perusahaan otomotif yang mengintegrasikan produksi suku cadang
dengan produksi mobil jadi dapat mengurangi biaya transportasi dan
persediaan.

3. Penyederhanaan proses bisnis: Integrasi vertikal dapat


mempermudah proses bisnis dengan menghilangkan batas antara
perusahaan-perusahaan yang berbeda dalam rantai pasokan. Misalnya,
perusahaan farmasi yang mengintegrasikan produksi obat dengan
distribusi dan penjualan dapat mempercepat waktu pemasaran produk
dan mengurangi biaya pemasaran.

4. Pengendalian pasar: Dengan mengintegrasikan berbagai tahapan


dalam rantai pasokan, perusahaan dapat mengendalikan persediaan
dan harga produk. Misalnya, perusahaan ritel yang mengintegrasikan
produksi produk dengan penjualan dapat mengendalikan harga
produknya dan memastikan persediaan yang cukup untuk memenuhi
permintaan pelanggan.

Namun, integrasi vertikal juga memiliki risiko yang harus diperhatikan,


seperti biaya akuisisi dan integrasi, risiko kegagalan produksi, dan risiko
ketergantungan pada pasokan internal. Oleh karena itu, perusahaan
harus melakukan analisis yang matang sebelum memutuskan untuk
mengintegrasikan tahapan dalam rantai pasokan mereka.

2.12 STRATEGI INTEGRASI VERTIKAL DALAM DISTRIBUSI


PRODUK
Integrasi vertikal dalam distribusi produk adalah strategi yang
melibatkan penggabungan atau akuisisi perusahaan dalam rantai
pasokan yang berbeda untuk mengontrol dan mengelola produksi,
distribusi, dan penjualan produk secara lebih efektif. Ada beberapa
strategi integrasi vertikal yang dapat dilakukan perusahaan dalam
distribusi produk, antara lain:

1. Integrasi vertikal mundur: Integrasi vertikal mundur adalah strategi di


mana perusahaan mengakuisisi atau membangun fasilitas produksi atau
penyedia bahan baku di tahap sebelumnya dalam rantai pasokan.
Misalnya, sebuah perusahaan makanan yang mengakuisisi pertanian
atau peternakan sebagai penyedia bahan baku.

2. Integrasi vertikal maju: Integrasi vertikal maju adalah strategi di mana


perusahaan mengakuisisi atau membangun fasilitas distribusi atau
penjualan di tahap setelahnya dalam rantai pasokan. Misalnya, sebuah
perusahaan yang membeli distributor atau toko ritel untuk menjangkau
konsumen langsung.

3. Integrasi vertikal campuran: Integrasi vertikal campuran adalah


strategi di mana perusahaan menggabungkan strategi integrasi vertikal
mundur dan maju. Misalnya, sebuah perusahaan otomotif yang memiliki
pabrik suku cadang dan dealer resmi untuk menjangkau konsumen
langsung.

4. Integrasi vertikal penuh: Integrasi vertikal penuh adalah strategi di


mana perusahaan mengontrol semua tahapan dalam rantai pasokan,
mulai dari produksi bahan baku hingga penjualan produk jadi. Misalnya,
sebuah perusahaan minyak yang memiliki kilang minyak, stasiun
pengisian bahan bakar, dan jaringan toko bahan bakar untuk menjual
produk langsung kepada konsumen.

Pemilihan strategi integrasi vertikal yang tepat tergantung pada tujuan


bisnis, risiko, dan sumber daya perusahaan. Dalam memilih strategi,
perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan untuk
mengendalikan biaya, mempertahankan kualitas produk, memperluas
pasar, dan mengurangi risiko pasokan. Selain itu, perusahaan harus
mempertimbangkan keuntungan dan risiko dari setiap tahap dalam
rantai pasokan dan memilih tahap yang paling menguntungkan dan
cocok dengan tujuan bisnis perusahaan.

BAB 3
PENUTUP
3.1 CONTOH STUDI KASUS DISTRIBUSI PRODUK
1. Studi kasus distribusi langsung
Contoh kasus yang berkaitan dengan distribusi langsung adalah
petani sayur yang menjual hasil panen atau sayurannya di pasar.
Pada kasus distribusi ini, para petani langsung menyalurkan
produk mereka kepada konsumen di pasar tanpa adanya
perantara pihak distributor dalam prosesnya atau bisa dibilang
terjadi interaksi secara langsung antara produsen dan konsumen.
Pola distribusi yang terjadi tersebut dimaksudkan untuk
memaksimalkan profit bagi produsen dalam hal ini petani sayur,
tujuan lain dari pola distribusi ini adalah agar petani sebagai
produsen dapat memastikan produk sayuran mereka sampai
dengan aman hingga ke konsumen.
2. Studi kasus distribusi tidak langsung
Contoh kasus distribusi tidak langsung dapat dilihat pada sistem
pemesanan makanan pada aplikasi Gojek/GoSend. Kita ambil
contoh penjual martabak yang memberikan tanggung jawab
distribusi kepada gojek sebagai distributor. Proses ini tergolong
sebagai distribusi tidak langsung sebab untuk menyalurkan
produk penjual martabak perlu perantara untuk menyalurkan
produknya kepada konsumen. Pada kasus ini, penjual martabak
sebagai produsen memerlukan pihak distributor karena ingin
menjangkau lebih banyak konsumen selain itu proses distribusi
ini juga dimaksudkan untuk mengurangi beban kerja, waktu,
biaya hingga pekerja bagi produsen.
3. Studi kasus integrasi vertical
Contoh jenis distribusi ini dapat dilihat pada praktik bisnis yang
dilakukan oleh Netflix.
Netflix sebenarnya adalah platform distribusi film contohnya
seperti film Jumanji yang merupakan produksi sony pictures and
Columbia pictures. Namun selain berperan sebagai distributor,
Netflix juga memiliki konten original mereka sendiri seperti
stranger things. Pada kegiatan bisnis mereka dapat dilihat
adanya integrasi anatar proses distribusi dan produksi.

Kesimpulan
Distribusi produk secara garis besar dapat digambarkan
sebagai salah satu kegiatan penting dalam sebuah bisnis.
Pentingnya distribusi produk terletak pada kemampuannya untuk
membuat produk tersedia bagi konsumen tepat waktu dan
dengan biaya yang efektif. Tanpa distribusi yang baik, produk
mungkin tidak akan mencapai pasar dengan mudah atau biaya
untuk mengirimkannya dapat menjadi sangat tinggi, yang pada
gilirannya dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi digital telah
memainkan peran besar dalam distribusi produk. Perusahaan
sekarang dapat menggunakan platform digital untuk memasarkan
dan menjual produk mereka secara online, yang memungkinkan
produk mencapai pasar global dengan biaya yang relatif rendah.
Dalam kesimpulannya, distribusi produk adalah faktor
penting dalam keberhasilan bisnis. Memiliki strategi distribusi
yang tepat dapat membantu perusahaan mencapai pasar yang
diinginkan dan meningkatkan keuntungan secara keseluruhan.
Dalam era teknologi digital saat ini, perusahaan harus dapat
memanfaatkan platform digital untuk memaksimalkan efisiensi
dan efektivitas distribusi produk mereka.
Implikasi Distribusi Produk untuk Bisnis dan Pemasaran
Beberapa implikasi distribusi produk terhadap bisnis dan
pemasaran yang harus diperhatikan, antara lain:
 Ketersediaan produk yang cukup: Distribusi yang efektif
dapat memastikan bahwa produk selalu tersedia di pasar
dan dapat diakses oleh konsumen kapan saja, sehingga
meningkatkan kemungkinan pembelian oleh konsumen.
 Pelayanan pelanggan yang baik: Distribusi produk yang
baik juga dapat meningkatkan pelayanan pelanggan.
Konsumen akan merasa senang jika produk yang mereka
beli tiba tepat waktu dan dalam kondisi yang baik.
 Biaya distribusi: Biaya distribusi yang tinggi dapat
mempengaruhi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu,
strategi distribusi yang efektif harus dipilih untuk
meminimalkan biaya distribusi dan meningkatkan
keuntungan.
 Saluran distribusi yang tepat: Memilih saluran distribusi
yang tepat dapat membantu perusahaan mencapai pasar
yang diinginkan dan meningkatkan kesadaran merek
melalui pengalaman positif konsumen dengan produk.
DAFTAR PUSTAKA
- Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Principles of Marketing. Pearson
Education Limited.

- Kumar, P., & Singh, A. (2019). Direct and indirect distribution


channels. International Journal of Engineering Research and Advanced
Technology, 5(4), 90-93. Retrieved from
https://www.ijerat.com/issue/april-2019-issue-4/90-direct-and-
indirectdistribution-channels.php.

- http://repository.stei.ac.id/976/3/BAB_II_REP%5B1%5D.pdf
- https://cerdasco.com/integrasi-vertikal/

- https://finance.detik.com/solusiukm/d-6348353/inilah-11-indikator-
kualitas-produk-dan-cara-menjaganya/amp

- https://glints.com/id/lowongan/promosi-adalah/

Anda mungkin juga menyukai