Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI DISTRIBUSI PRODUK
Distribusi adalah salah satu bagian dari pemasaran. Distribusi
juga dapat diartikan kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar
dan mempermudah penyampaian barang dan jasa sehingga
penggunaannya sesuai dengan yang diperlukan. Distribusi adalah
kegiatan yang sangat penting agar produk dari produsen bisa sampai ke
tangan konsumen dengan efektif. Walaupun letak suatu
pabrik/produsen sangat jauh dengan keberadaan masyarakat, dengan
adanya kegiatan distribusi maka akan mempermudah masyarakat
mendapatkan produk/barang yang diinginkan (Putri, Rosmayani, &
Rosmita, 2018). Saluran Distribusi merupakan perantara yang turut
serta dalam proses pemindahan barang dari produsen ke konsumen
(Mursid, 2015). Distribusi merupakan suatu organisasi yang membuat
proses kegiatan penyaluran barang atau jasa untuk dipakai atau
konsumsi oleh para konsumen. Istilah distribusi menurut Zylstra (2006)
adalah suatu sistem yang menunjukkan segala sesuatu/sumber daya-
sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya disebut
dengan istilah distribusi. Tetapi kita seharusnya tidak membatasi
pengertian distribusi tidak hanya itu saja. Banyak organisasi perusahan
menyimpan jenis-jenis distribusi lain seperti : uang, ruang fisik buka
tutup, bangunan pabrik, peralatan dan tenaga kerja untuk memenuhi
permintaan akan produk dan jasa (Karundeng, Mandey, & Sumarauw,
2018). Menurut Sigit (dalam Danang, 2015 : 180) saluran distribusi
adalah perantara- perantara, para pembeli dan penjual yang dilalui oleh
perpindahan barang baik fisik maupun perpindahan milik sejak dari
produsen hingga ke tangan konsumen. Suatu perusahaan di dalam
mendistribusikan barangnya dapat menggunakan salah satu atau lebih
dari cara penyaluran. Bagi perusahaan yang baru saja berdiri memilih
saluran distribusi merupakan pekerjaan yang tidak mudah, karena baru
masuk pasar (Putri, Rosmayani, & Rosmita, 2018). Sedangkan bagi
perusahaan yang sudah berjalan dengan saluran-saluran distribusi
tertentu, masih harus tetap waspada dan mengawasi aparat-aparat
distribusinya. Dalam kegiatan distribusi banyak aspek di dalamnya
sehingga pendistribusian bias berjalan dengan efektif, salah satunya
adalah distributor. Distributor merupakan subjek yang melakukan
kegiatan distribusi. Tanpa adanya distributor tidak akan ada yang
menjembatani produsen dan pembeli.
Contoh: kegiatan distribusi jenis ini adalah barang dan jasa yang
laris atau mudah dijual di pasaran.
Contoh: kegiatan distribusi jenis ini bisa kita lihat pada distribusi
handphone. Penjual produk akan menjalin kerja sama dan
kesepakatakan dengan pengecer, sehingga kedua belah pihak
sama-sama mendapatkan keuntungan. Sementara itu distribusi
jenis ini dapat dinamakan eksklusif karena biasanya barang-
barang yang dijual atau disalurkan adalah barang-barang
eksklusif.
- KERUGIAN
1. Biaya Operasional yang Tinggi Dalam jalur distribusi langsung,
produsen harus menanggung biaya operasional yang lebih tinggi seperti
biaya produksi, biaya penyimpanan, biaya transportasi, dan biaya
pemasaran. Produsen harus mengelola seluruh rantai pasok produk
secara mandiri, yang dapat menimbulkan biaya yang lebih tinggi.
2. Tidak Dapat Mencapai Pasar yang Lebih Luas Dalam jalur distribusi
langsung, produsen terbatas dalam mencapai pasar yang lebih luas
karena mereka tidak bekerja sama dengan pihak ketiga untuk
mendistribusikan produk mereka. Hal ini dapat menyebabkan produsen
kehilangan potensi penjualan dari pasar yang lebih luas.
3. Memerlukan Sumber Daya yang Kuat untuk Membangun Jaringan
Distribusi Dalam jalur distribusi langsung, produsen harus membangun
jaringan distribusi mereka sendiri. Hal ini memerlukan sumber daya
yang kuat seperti sumber daya manusia, teknologi, dan modal yang
cukup besar. Produsen harus mengelola seluruh rantai pasok produk
dari awal hingga akhir, yang dapat menimbulkan beban kerja yang lebih
besar dan memerlukan investasi yang signifikan.
- Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar
dan berat barang, mudah rusaknya barang, standar barang dan
pengemasan.
- Faktor Perusahaan
Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman
dan kemampuan manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang
diberikan.
2. Wujud Luar
Faktor wujud dan penampilan luar dari suatu produk tidak hanya
memperlihatkan isi dan bentuknya, tetapi warna dan kemasannya.
3. Biaya Produk
Biaya produk adalah biaya yang dikeluarkan untuk perolehan suatu
barang, misalnya harga produk serta buaya supaya barang tersebut
sampai ke konsumen.
4. Pasar
Pasar atau target market adalah ruang lingkup yang memungkinkan
pelanggan membutuhkan sebuah produk atau barang di kehidupan
sehari-hari. Sehingga konsumen dapat meminta dan mendapatkan
produk sesuai yang diinginkan. Bertambahnya perusahaan juga
menyebabkan pasar dapat bersifat internasional dan mendunia.
5. Uang
Kebutuhan akan mekanisasi dan otomatisasi dalam menciptakan
produk mendorong pengeluaran biaya yang lebih besar. Menambahkan
investasi pabrik juga harus sejalan dengan peningkatan produktivitas.
Sebab, jika ada barang rusak dan pengulangan produksi dapat
berpotensi menyebabkan kerugian yang cukup besar. Oleh karena itu,
kualitas produk juga harus memperhatikan pengeluaran biaya atau
uang.
6. Manajemen
Tanggung jawab kualitas produk juga dipengaruhi dengan manajemen
yang mengatur dan merancang produksi. Manajemen diharapkan dapat
mengalokasikan tanggung jawab yang tepat untuk mengoreksi
penyimpangan yang mungkin saja terjadi dari standar kualitas.
7. Manusia
Manusia atau men dalam hal ini berperan sebagai pencipta dan pelaku
tumbuhnya pengetahuan teknis dan bidang baru seperti elektronika
komputer. Hal ini menimbulkan permintaan terhadap ahli teknik sistem
yang berperan untuk merencanakan, menciptakan, dan
mengoperasikan berbagai sistem yang kelak dapat menjamin hasilnya.
8. Material
Material atau bahan baku dipilih dengan batasan yang lebih ketat demi
menjaga persyaratan kualitas dan biaya produksi. Faktor tersebut
menyebabkan spesifikasi bahan menjadi ketat dan keanekaragaman
bahan menjadi lebih besar.
Semakin spesifik dan to the point strategi promosimu, maka pesan yang
kamu sampaikan akan lebih tepat sasaran.
Bayangkan jika kamu kurang memahami target audiens. Bisa jadi
promosi dan value yang kamu tawarkan justru tidak mereka minati atau
malah menjangkau audiens yang kurang tepat.
Semua goal penjualan pasti tak bisa tercapai sekaligus dalam waktu
yang bersamaan. Jadi, pastikan objective kamu realistis dan mudah
diukur.
3. PEMILIHAN CHANNEL
Pilih channel yang paling efektif untuk mencapai objective kamu.
Setiap channel marketing memiliki demografi pengguna dan
karakteristik yang berbeda.
Gunakan bahasa yang trendy dan kekinian jika kamu ingin menjangkau
Gen Z. Sebaliknya, gunakan tone yang terdengar sedikit lebih formal
jika targetmu merupakan kelompok profesional.
6. MENENTUKAN BUDGET
Kamu perlu menentukan budget yang sesuai dengan ekspektasi,
sumber daya, dan objective yang ingin kamu capai.
3. Jadilah konsisten - Jaga agar komunikasi dengan agen dan ritel tetap
konsisten dan teratur. Pastikan untuk mengikuti jadwal pertemuan yang
sudah disepakati dan jangan lupa untuk memenuhi janji.
BAB 3
PENUTUP
3.1 CONTOH STUDI KASUS DISTRIBUSI PRODUK
1. Studi kasus distribusi langsung
Contoh kasus yang berkaitan dengan distribusi langsung adalah
petani sayur yang menjual hasil panen atau sayurannya di pasar.
Pada kasus distribusi ini, para petani langsung menyalurkan
produk mereka kepada konsumen di pasar tanpa adanya
perantara pihak distributor dalam prosesnya atau bisa dibilang
terjadi interaksi secara langsung antara produsen dan konsumen.
Pola distribusi yang terjadi tersebut dimaksudkan untuk
memaksimalkan profit bagi produsen dalam hal ini petani sayur,
tujuan lain dari pola distribusi ini adalah agar petani sebagai
produsen dapat memastikan produk sayuran mereka sampai
dengan aman hingga ke konsumen.
2. Studi kasus distribusi tidak langsung
Contoh kasus distribusi tidak langsung dapat dilihat pada sistem
pemesanan makanan pada aplikasi Gojek/GoSend. Kita ambil
contoh penjual martabak yang memberikan tanggung jawab
distribusi kepada gojek sebagai distributor. Proses ini tergolong
sebagai distribusi tidak langsung sebab untuk menyalurkan
produk penjual martabak perlu perantara untuk menyalurkan
produknya kepada konsumen. Pada kasus ini, penjual martabak
sebagai produsen memerlukan pihak distributor karena ingin
menjangkau lebih banyak konsumen selain itu proses distribusi
ini juga dimaksudkan untuk mengurangi beban kerja, waktu,
biaya hingga pekerja bagi produsen.
3. Studi kasus integrasi vertical
Contoh jenis distribusi ini dapat dilihat pada praktik bisnis yang
dilakukan oleh Netflix.
Netflix sebenarnya adalah platform distribusi film contohnya
seperti film Jumanji yang merupakan produksi sony pictures and
Columbia pictures. Namun selain berperan sebagai distributor,
Netflix juga memiliki konten original mereka sendiri seperti
stranger things. Pada kegiatan bisnis mereka dapat dilihat
adanya integrasi anatar proses distribusi dan produksi.
Kesimpulan
Distribusi produk secara garis besar dapat digambarkan
sebagai salah satu kegiatan penting dalam sebuah bisnis.
Pentingnya distribusi produk terletak pada kemampuannya untuk
membuat produk tersedia bagi konsumen tepat waktu dan
dengan biaya yang efektif. Tanpa distribusi yang baik, produk
mungkin tidak akan mencapai pasar dengan mudah atau biaya
untuk mengirimkannya dapat menjadi sangat tinggi, yang pada
gilirannya dapat mengurangi keuntungan perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi digital telah
memainkan peran besar dalam distribusi produk. Perusahaan
sekarang dapat menggunakan platform digital untuk memasarkan
dan menjual produk mereka secara online, yang memungkinkan
produk mencapai pasar global dengan biaya yang relatif rendah.
Dalam kesimpulannya, distribusi produk adalah faktor
penting dalam keberhasilan bisnis. Memiliki strategi distribusi
yang tepat dapat membantu perusahaan mencapai pasar yang
diinginkan dan meningkatkan keuntungan secara keseluruhan.
Dalam era teknologi digital saat ini, perusahaan harus dapat
memanfaatkan platform digital untuk memaksimalkan efisiensi
dan efektivitas distribusi produk mereka.
Implikasi Distribusi Produk untuk Bisnis dan Pemasaran
Beberapa implikasi distribusi produk terhadap bisnis dan
pemasaran yang harus diperhatikan, antara lain:
Ketersediaan produk yang cukup: Distribusi yang efektif
dapat memastikan bahwa produk selalu tersedia di pasar
dan dapat diakses oleh konsumen kapan saja, sehingga
meningkatkan kemungkinan pembelian oleh konsumen.
Pelayanan pelanggan yang baik: Distribusi produk yang
baik juga dapat meningkatkan pelayanan pelanggan.
Konsumen akan merasa senang jika produk yang mereka
beli tiba tepat waktu dan dalam kondisi yang baik.
Biaya distribusi: Biaya distribusi yang tinggi dapat
mempengaruhi keuntungan perusahaan. Oleh karena itu,
strategi distribusi yang efektif harus dipilih untuk
meminimalkan biaya distribusi dan meningkatkan
keuntungan.
Saluran distribusi yang tepat: Memilih saluran distribusi
yang tepat dapat membantu perusahaan mencapai pasar
yang diinginkan dan meningkatkan kesadaran merek
melalui pengalaman positif konsumen dengan produk.
DAFTAR PUSTAKA
- Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Principles of Marketing. Pearson
Education Limited.
- http://repository.stei.ac.id/976/3/BAB_II_REP%5B1%5D.pdf
- https://cerdasco.com/integrasi-vertikal/
- https://finance.detik.com/solusiukm/d-6348353/inilah-11-indikator-
kualitas-produk-dan-cara-menjaganya/amp
- https://glints.com/id/lowongan/promosi-adalah/