JUDUL :
Dalam Tema
2021
KATA PENGANTAR
1
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
2
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI
2
DAFTAR ISI ............................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan ............................................................................
D. Manfaat ............................................................................
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................
A. Pengertian Perempuan ............................................................................
B. Peran Perempuan Dalam Membangun ............................................................................
Peradaban ............................................................................
C. Peren dan Eksistensi Perempuan Dalam
Kemajuan Suatu Bangsa
BAB III PENUTUP ............................................................................
A. Kesimpulan ............................................................................
B. Saran ............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
3
4
4
4
5
5
6
6
10
3
20
20
20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara Tentang perempuan memang tiada habisnya bahkan semua
kalangan membicarakannya dan tidak terbatas tempat dan waktu.
Perempuan merupakan separuh penduduk bumi namun pengaruhnya
melebihi kuantitasnya. Hal tersebut dikarenakan pola pikir yang baik
maupun yang buruk dapat mempengaruhi suami dan anak-anaknya
sehingga untuk menuju masyarakat yang baik perempuan harus memiliki
pola pikir yang komprehensif. Sejarah perempuan di manapun negaranya
tidak terlepas dari penindasan dan kecurangan terhadap perempuan
sehingga perempuan dan para perhati menuntut kebebasan. Makna
kebebasan itupun bervariasi ,baik dari segi akses pendidikan, ekonomi,
pernikahan, kebebasan hubungan seks , pengguguran kandungan dan lain-
lain. Seorang perempuan berperan penuh terhadap tanggung jawab yang
4
besar, dalam hal ini perempuan diibaratkan sebagai tiang dan fondasi
sebuah rumah, karena begitu penting peranannya dalam sebuah keluarga.
Kasih sayangnya adalah nutrisi batin dan penyemangat bagi anak-anaknya.
Ketika melihat kedalam konteks sejarah Seiring perjalanan waktu,
wajah sejarah tidak pernah alpa dari perempuan-perempuan revolusioner,
dan berani keluar menjadi legenda yang dituturkan dari masa ke masa.
Ketika masa peradaban awal, dari Mesopotamia kuno hingga Mesir kuno,
dari Yunani hingga Romawi, masa itu kemegahan sudah mulai
menampakkan wajahnya, tetapi masa ini masih menjadi Mada kelam.
Mereka dipekerjakan menjadi budak seks, kakinya dirantai, dan lehernya
diberi kalung sebagai tanda bahwa ia tawanan bagi hasrat lelaki. Namun
seiring berjalannya waktu para perempuan revolusioner itu berhasil
mendongkrak bobroknya zaman itu, mereka mengukir sejarah baru untuk
disumbangkan bagi jamannya dan yang datang setelahnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang memicu penulisan makalah dengan
mengambil judul ini adalah sebagai berikut :
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perempuan
Secara etimologis kata perempuan berasal dari kata " empu " yang
berarti tuan , orang yang mahir,atau berkuasa ,kepala, hulu, yang paling
besar. Namun dalam bukunya zaitunah Subhan perempuan berasal dari
kata empu yang artinya dihargai. Lebih lanjut zaitunah juga menjelaskan
pergeseran istilah dari wanita ke perempuan. Kata wanita dianggap berasal
dari bahasa sansekerta, dengan dasarbkata wan yang berarti nafsu, sehingga
kata wanita mempunyai mempunyai arti yang dinafsuai atau merupakan
objek seks. Jadi secara simbolik mengubah penggunaan kata wanita ke
perempuan adalah mengubah objek ke subjek. Tetapi dalam bahasa Inggris
wan ditulis dengan kata want atau men dalam bahasa Belanda, Eun dan
schen dalam bahasa Jerman. Kata tersebut mempunyai arti like ,wish,
6
desire, aim. Jadi wanita adalah who ia being wanted (seseorang yang
dibutuhkan). Sentra itu feminisme perempuan mengatakan, bahwa
perempuan merupakan istilah untuk konstruksi sosial yang identitasnya
ditetapkan dan dikonstruksi melalui penggambaran. Dari sini dapat
dipahami bahwa kata perempuan merupakan istilah untuk menyatakan
kelompok atau jenis dan membedakan dengan jenis lainya.
B. Peranan Perempuan Dalam Membangun Peradaban
7
terarah dan terukur oleh kedua orangtuanya. Tujuannya agar kelak mereka
menjadi pemimpin yang bertanggung jawab.
8
yang memiliki kekuatan ekonomi. Islam sangat peduli terhadap
perempuan, bentuk kepedulian itu bisa dilihat melalui ayat-ayat Al- Qur'an
yang memberikan perlindungan terhadap hak-hak perempuan, contohnya
saja mahar dalam pernikahan. Mahar berfungsi sebagai bantuan material
suami kepada istrinya guna persiapan berumah tangga. Makna
kesederhanaan mahar dalam AlQur'an ditinjau dari peranan perempuan
dalam membangun kehidupan berumah tangga dan tatanan masyarakat.
Kedudukan Perempuan ditengah- tengah masyarakat begitu penting dan
dengan potensi yang dimilikinya perempuan dapat menjadi garda terdepan
dalam membangun peradaban. Ditangannya keberlanjutan agama dan
negara dapat berlanjut dengan baik. Berbagai keunikan dan keistimewaan
yang terdapat dalam diri seorang perempuan.Kedudukan perempuan
ditengah-tengah masyarakat begitu penting dan dengan potensi yang
dimilikinya perempuan dapat menjadi garda terdepan dalam membangun
peradaban. Ditangan perempuanlah keberlanjutan agama dan Negara dapat
berlanjut dengan baik. Berbagai keunikan dan keisitimewaan yang terdapat
dalam dirinya. Karena perempuan adalah tiang Negara. Bagaimana jika
tiang Negara ini rapuh, tidak kokoh? Maka hancurlah Negara itu dan tidak
akan ada peradaban yang mulia. Hanya jejak-jejak yang tidak berarti.
9
aktivitas di masyarakat. Sehingga ada yang menganggap bahwa
pendidikan yang dijalani perempuan untuk menyaingi laki-laki dan
mempunyai posisi yang sama dengan laki-laki dalam ranah domestik.
10
memandang pentingnya pendidikan bagi perempuan, sehingga mereka
diberikan akses pendidikan baik di rumah, sekolah, mesjid, perguruan
tinggi hingga pada lembaga-lembaga pendidikan yang lainnya.
11
Para muslimah menjadi intelektual muslim yang menjalani kehidupan
Islam yang kaffah, mengelola rumah tangga, mengasuh dan mendidik
anakanak mereka, berpartisipasi dalam urusan masyarakat, mendapatkan
beasiswa dan kewajiban yang lain yaitu menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah dari yang munkar serta memusabahi penguasa. Perempuan dapat
bekerja tanpa meninggalkan kewajibannya dalam mengurus rumah tangga
mereka. Hal ini dapat dilakukan jika adanya peraturan yang mampu
menyeimbangkan hal yang demikian.
Dalam kerangka sistem sosial Islam maka semua ini akan dijamin
karena kewajiban ini datangnya langsung dari pencipta laki-laki dan
perempuan, yang akan memisahkan pengajaran siswa laki-laki dan
perempuan di kedua sekolah negeri dan swasta. Hal ini akan
memungkinkan anak perempuan dan perempuan Muslim untuk mengejar
aspirasi pendidikan mereka sementara juga mengikuti semua hukum Islam
yang menjamin perlindungan martabat dan keselamatan mereka.
Selanjutnya, ia akan berusaha untuk menghilangkan sikap tradisional atau
hambatan budaya yang merendahkan pendidikan perempuan atau
mencegah perempuan dari mengejar hak-hak pendidikan mereka.
Peran wanita dalam kemajuan bangsa pada era ini tidak hanya sekedar
melahirkan dan merawat penerus penerus bangsa, namun wanita milenial
saat ini dapat ikut berpertisipasi dalam memajukan perekonomian karena
mereka telah memilik dua peran yaitu mengurus keluarga dan turut
berperan dalam perekonomian keluarga. Batas pemisah pembeda gender
lambat laun mulai hilang di telan zaman. Wanita saat ini dapat melakukan
apapun yang ia mau, ia dapat mencari rezeki di jalan pria, tidak ada hal
tabu lagi yang membatasinya.
Di abad dua puluh satu ini Anda dapat melihat dengan nyata wanita wanita
melakukan perkerjaan yang umumnya dahulu di kerjakan oleh pria, contonya
tukang ojek, tentara, wasit sepakbola, supir bus, pilot, CEO, atau bahkan
tukang tambal ban. Ini menjadi bukti nyata emansipasi wanita yang telah
12
berlangsung di negeri ini. Hal ini banyak dirayakan oleh kaum wanita karena
kebebasannya melawan stigma dan aturan jadul. Wanita modern bebas
menjadi apapun, mereka dapat melebarkan sayapnya selebar apapun untuk
meraih impiannya.
13
Belanda, Kartini mendirikan sekolah khusus perempuan tanpa memandang
status keluarga.
Dalam terminologi seperti ini tentu saja banyak kegiatan yang dilakukan
oleh perempuan yang kebanyakan dianggap berada dalam lingkup “privat”
seperti menjalankan fungsi reproduksi, kekerasan dalam rumah tangga,
14
perkosaan, gizi anak sampai pada pelecehan seksual. Padahal semua
aktivitas tersebut punya dimensi politik yang penting dan semua aktivitas
tersebut juga punya ciri politik yaitu adanya power relation yang tidak
equal antara lakilaki dan perempuan. Upaya perempuan untuk keluar dari
kondisi oppresive dan mendapatkan persamaan dan kesetaraan harusnya
menjadi ciri dari politik. Perjuangan dari gerakan perempuan selama ini
telah berhasil mendapatkan hak-hak politik yang setara dengan laki-laki,
disamping itu juga menghasilkan perubahan-perubahan yang secara radikal
dalam pemahaman mengenai politik yang kita kenal selama ini. Menurut
Betty Friedan, kehidupan pribadi, personal, maupun kehidupan sosial yang
bersifat politik harus menjadi subyek dari analisa politik. Politik adalah
setiap kegiatan dimana ada power structure relationship dan ketidak
setaraan gender antara perempuan dan laki-laki.Hak perempuan dalam
Kehidupan Politik dan Kemasyarakatan negaranya, diatur di dalam Pasal 7
Konvensi Perempuan. Termasuk di dalam hak ini adalah :
1. Hak untuk memilih dan dipilih;
2. Hak untuk berpartisipasi dalam perumusan kebijaksanaan pemerintah dan
implementasinya;
3. Hak untuk memegang jabatan dalam pemerintahan dan melaksanakan
segala fungsi pemerintahan di segala tingkat;
4. Hak berpartisipasi dalam organisasi-organisasi dan perkumpulan-
perkumpulan non pemerintah yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat dan politik negara.
Bila mencermati hak-hak perempuan seperti yang disebutkan diatas
(pasal 7 Konvensi perempuan) cukup menggembirakan- bahwa hak
perempuan dalam berpolitik, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
tidak membedakan dengan hak-hak yang dimiliki oleh kaum laki-laki,
tapi dalam konteks realnya, kenyataan tersebut masih perlu terus
diperjuangkan.
Peran Perempuan Dalam Islam
Sebagian orang tua merasa bahwa pendidikan kaum laki-laki lebih
diprioritaskan karena memiliki peran dan tanggung jawab yang besar
15
dalam rumah tangga dan masyarakat di kemudian hari, kemudian tidak
ada hambatan dalam artian bebas mau kemanapun tanpa ada kekhawatiran
yang menimpanya seperti trafficking, pelecehkan dan lain-lain. Maka
sebagian orang tua lebih memfokuskan pendidikan anak laki-laki, lalu
berusaha menyekolahkannya ke jenjang yang lebih tinggi. Berbanding
terbalik dengan pendidikan anak perempuan, yang hanya sekadarnya,
karena adanya pandangan bahwa anak perempuan kelak akan ditugaskan
di dalam rumah untuk melayani suami dan anak-anaknya. Kemudian
adanya kekhawatiran terhadap mereka kalau disekolahkan ke tempat yang
lebih jauh kurangnya rasa aman, perlindungan, dan lain-lain. Kemudian
ada juga pandangan bahwa perempuan tidak boleh berpergian melebihi
tiga hari keculai didampingi oleh mahramnya.Kemudian ada ayat Alquran
yang dipahami secara literal sehingga dijadikan dasar untuk menghalangi
perempuan keluar rumah9, seperti Q.S. al-Ahzab: 33: Artinya: "Dan
hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan
bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.
Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu,
wahai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersihbersihnya"
Dalam, pandangan semacam ini sungguh keliru dan bertentangan dengan
ajaran agama karena Allah telah menjanjikan bagi siapapun baik laki-laki
maupun perempuan yang serius dalam menuntut ilmu akan mendapat
derajat dan kedudukan lebih tinggi dan mulia sebagaimana yang
termaktub dalam Q.S. al-Mujadilah: 11, yang artinya: “Allah mengangkat
derajat orang-orang yang beriman serta orang-orang yang menuntut
ilmu beberapa derajat”. Kemudian dikuatkan oleh hadis Nabi Saw bahwa
orang yang menuntut ilmu di jalan Allah dijamin akan dimudahkan
baginya jalan ke Surga" Bahkan ayat Alquran yang pertamakali turun
adalah perintah membaca sebagaimana terlihat dalam Q.S. al-`Alaq 1-5,
yang artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhan-Mu yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,
16
Bacalah dan Tuhanmu lah yang Maha Mulia, Yang Mengajar manusia
dengan pena, Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.
Perintah “membaca” dalam surat al-`Alaq bersifat umum, perintah ini
ditujukan bagi laki-laki maupun perempuan, kemudian dikuatkan oleh
hadis Nabi Saw: Bahwa menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi
setiap orang Islam baik laki-laki dan perempuan. Hal ini menunjukkan
bahwa menuntut ilmu adalah sebuah keharusan bagi siapapun tanpa ada
perbedaan jenis kelamin. Konon pada masa Nabi Saw perempuan sangat
tekun belajar, mereka meminta agar Nabi memberi waktu tertentu guna
belajar, dan permintaan mereka dikabulkan Nabi Saw. Untuk itu
perempuan juga dituntut untuk terus belajar dan meningkatkan kualitas
diri, apalagi salah satu tugas utama perempuan adalah mendidik anak-
anaknya karena memiliki sifat keibuan yang luar biasa, namun bagaimana
tugas pokok itu dapat mereka laksanakan secara baik jika mereka tidak
diberi kesempatan untuk belajar. Karena tidak cukup hanya dengan
mengandalkan kelembutan namun juga dibutuhkan kecerdasan yang dapat
diperoleh melalui belajar. Terkadang anak-anak kerap melontarkan
pertanyaan-pertanyaan yang mengagumkan tentang berbagai hal termasuk
tentang ketuhanan, alam raya, maka pengetahuan akan hal-hal itu harus
dimiliki oleh perempuan. Karena perempuan ibarat sekolah yang apabila
dipersiapkan dengan baik, maka mereka akan melahirkan generasi yang
cerdas.Memang ada larangan Nabi Saw bagi perempuan untuk
berpergian tanpa “mahram”, tetapi larangan itu harus dipahami berdasar
illat (motif), bukan sekadar bunyi teksnya. Larangan tersebut disebabkan
oleh kekhawatiran terjadinya gangguan terhadap mereka di perjalanan,
atau ikut sertanya setan merangsang untuk melakukan dosa, atau
timbulnya isu negatif dari kepergiannya sendiri tanpa ditemani oleh
mahram.
Secara singkat dapat dikemukakan rumusan menyangkut pekerjaan
perempuan, yaitu perempuan mempunyai hak untuk bekerja selama ia
membutuhkannya atau pekerjaan itu membutuhkannya dan selama
normanorma agama dan susila tetap terpelihara. Selama pekerjaan
17
tersebut dilakukan dalam suasana terhormat, sopan, serta mereka dapat
memelihara agamanya dan dapat pula menghindarkan dampak-dampak
negatif pekerjaan tersebut terhadap diri dan lingkungannya. Demikian
terlihat bahwa mewajibkan perempuan di rumah tidak boleh keluar
kecuali karena adanya darurat dinilai oleh Alquran sebagai hukuman.
Pandangan-pandangan yang melarang sama sekali perempuan keluar
rumah tidak dapat bertahan atau dipertahankan. Mengabaikan perempuan
dan tidak melibatkannya dalam kegiatan yang bermanfaat bagi
masyarakat berarti menyia-nyiakan paling tidak setengah dari potensi
masyarakat.
Bahkan pada zaman dahulu banyak sekali perempuan yang aktif bekerja
dan beraktivitas dan Nabi sendiri tidak melarangnya. Dalam bidang
perdagangan misalnya, Khadijah binti Khuwailid, tercatat sebagai seorang
perempuan yang sukses. Demikian juga Qilat Ummi Bani Anmar yang
tercatat sebagai seorang perempuan yang pernah datang kepada Nabi
meminta petunjuk-petunjuk jualbeli. Zainab binti Jahsy juga aktif bekerja
menyamak kulit binatang dan hasil usahanya itu beliau sedekahkan.
Raithah, istri sahabat Nabi yang bernama
Abdullah Ibnu Mas‟ud sangat aktif bekerja, karena suami dan anaknya
ketika itu tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga. Sementara
itu, Al-
Syifa‟, seorang perempuan yang pandai menulis ditugaskan oleh Khalifah
Umar r.a. sebagai petugas yang menangani pasar kota Madinah Hak-
hak Kaum Perempuan.
a. Penempatan posisi perempuan oleh Islam pada harkat, martabat dan
derajat yang tinggi setara dengan kaum laki-laki dapat kita lihat dari
adanya beberapa hak yang melekat pada diri perempuan dalam berbagai
aspek kehidupannya. Untuk lebih jelasnya, yaitu: Hak perempuan untuk
beribadah/beragama dan untuk masuk surga, bukan hanya dimonopoli
kaum laki-laki, disebutkan dalam QS 4 : 124 Artinya : “Barang siapa
yang mengerjakan amal-amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan
18
sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga
dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”.
QS Ghafir : 40; Artinya : yang artinya : “Dan barang siapa mengerjakan
amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam
keadaan beriman, maka ia akan masuk surga, mereka diberi rizki di
dalamnya tanpa hisab”.
QS Al-Nahl : 97 Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang
lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.
Kata “awliya” dalam ayat di atas dapat berarti : kerjasama, bantuan dan
penguasaan. Kemudian dengan redaksi “menyuruh mengerjakan yang
makruf dan mencegah yang munkar” memberi gambaran tentang
kewajiban melakukan kerjasama antara lelakiperempuan dalam berbagai
aspek kehidupan. Sedangkan kalimat “menyuruh mengerjakan yang
makruf”, cakupannya sangat luas, termasuk fungsi control, memberi
masukan dan kritikan kepada penguasa (masalah politis) Dalam QS Al-
Mumtahanah 12, mengisahkan kaum perempuan pada masa Nabi untuk
melakukan bai’at kepada Nabi dan ajarannya. Ini menunjukkan bahwa
kaum perempuan memiliki hak dan pilihan politik yang harus
dilindungi,Islam juga menganjurkan kepada umatnya, baik laki-laki
maupun perempuan, untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan
masalah- masalah kehidupannya di dunia ini.
19
(wa syawirhum fi al-amri). Sekali lagi dalam ayat tersebut tidak ada
diskriminasi karena khitab atau audien dalam ayat tersebut mencakup
lakilaki dan perempuan. Dan mencakup “segala urusan
mereka”.Kenyataan sejarah : Ummu Hani pernah memberi jaminan
keamanan (suaka politik ) kepada sekelompok orang musyrik, dan
tindakannya ini dibenarkan oleh Nabi saw.Aisyah bersama-sama dengan
para Sahabat yang laki-laki, memimpin langsung peperangan yang
terkenal dengan sebutan perang Jamal atau Perang Onta melawan Ali bin
Abi Thalib, berkenaan dengan isu suksesi pergantian kekhalifahan saat
itu.
c. Hak-hak kebendaan, menerima waris, memiliki hasil usahanya sendiri
dan hak untuk bekerja.Dalam QS Al-Nisa’ : 32 Allah swt. Berfirman
Artinya : bagi laki-laki hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan
kepadanya dan bagi perempuan hak (bagian) dari apa yang dianugerahkan
kepadanya Ayat tersebut menerangkan bahwa laki-laki dan perempuan itu
sama-sama berpeluang untuk memperoleh anugerah Allah swt., termasuk
dalam masalah kepemilikan. Konsekuensinya, ia akan memiliki hak
mutlak atas jerih payah atau hasil kerja/usaha yang dilakukan oleh setiap
anak Adam.Dalam masalah kewarisan Allah swt. Berfirman Artinya :
“Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka) untuk anak-
anakmu. Yaitu bagian seorang anak laki-laki sama dengan bagian dua
anak perempuan”.(QS AlNisa’ : 11) Perbedaan bagian waris ini semata-
mata didasarkan pada perbedaan fungsi antara laki-laki dan perempuan
dalam system berumah tangga menurut ajaran Islam.
Dalam QS Al-Nisa’ : 34 disebutkan bahwa laki-laki itu pemimpin atau
penanggung jawab bagi kaum perempuan. Akan tetapi kita harus melihat
ayat tersebut dalam konteks kehidupan berumah tangga dalam posisinya
seorang laki-laki sebagai suami. Indikasinya, tampak dengan tidak
dicabutnya hakhak kepemilikan dan pengelolaan harta benda sang isteri,
termasuk di dalamnya sudah barang tentu hak untuk bekerja dan
berusaha.
d. Hak memilih dan menentukan pasangan hidup.
20
Oleh karena itu pernikahan yang tidak didasari kerelaan mempelai
perempuan tidak sah, sehingga seorang wali/orang tua perempuan wajib
menanyakan kesediaan seorang perempuan apabila akan dinikahkan.
Rasul saw. pernah bersabda yang artinya : “Janda itu lebih berhak
(menikahkan) dirinya dari pada walinya. Dan seorang gadis hendaklah
diminta kesediaan dirinya, dan kesediaan seorang gadis itu ialah dengan
diamnya”.Demikian juga, manakala dalam rumah tangga yang dibinanya
merasa diperlakukan tidak adil dan tidak manusiawi oleh suaminya,
seorang isteri berhak menggugat perceraian ke pengadilan.
e. Hak menuntut ilmu.
Islam sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan menghargai
orangorang yang berilmu pengetahuan.Dalam Hadis Nabi disebutkan
yang artinya
: “Menuntut ilmu itu sangat diwajibkan bagi setiap orang Islam, laki-laki
dan perempuan”.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kemajuan suatu bangsa hanya bisa terjadi apabila semua elemen bangsa
diberi akses yang adil untuk berkembang dan berkontribusi tanpa
terkecuali. Akses yang adil bagi perempuan terhadap pendidikan,
pekerjaan, dan ranahranah publik lainnya akan membuka kesempatan
bagi perempuan untuk lebih berdaya dan berkontribusi pada kemajuan
sebuah bangsa. Salah satu langkah untuk mewujudkan perempuan yang
berdaya adalah memberikan layanan pendidikan yang setara bagai para
perempuan. Bukan hanya kesempatan memeroleh pendidikan, tapi juga
pendidikan yang responsif gender, serta kesempatan untuk
mengaktualisasikan diri sebagai buah dari pendidikan. Selain itu peran
perempuan sebagai ibu juga sangatlah besar, yang akan mendidik dan
mengarahkan generasi penerus bangsa (anak) menjadi insaninsan yang
21
membawa kemajuan bagi bangsa ini. Secara tidak langsung, masa depan
bangsa ini juga tidak lepas dari kontribusi nyata perempuan dalam
menyiapkan generasi-genrasi emas. Perempuan turut serta dalam
merancang, mengonsep, dan membangun kualitas putra- putrinya yang
akan menjadi generasi penerus bangsa ini agar siap dalam membangun
peradaban bangsa. Bisa disebut bahwa perempuan adalah arsitek bagi
peradaban bangsa. Sebuah bangsa akan maju jika para perempuannya
diberikan akses pendidikan yang setara dengan laki-laki.
B. Saran
Kemajuan suatu bangsa dalam perkembangan era digitalisasi perlu
kontribusi perempuan tanpa terkecuali, sebagai salah satu patron
penyeimbang pada perkembangan teknologi. Olehnya itu, perlu diberi
ruang yang adil bagi perempuan untuk menuangkan ide-ide kreatifnya
dalam ranah ranah pablik. Sebagaimana misalnya R. A. Kartini yang
menjadi pelapor gerakan pendidikan bagi perempuan. Disituasi sekarang
sangatlah dibutuhkan seorang perempuan untuk mendobrak suatu
terobasan baru dalam perkembangan peradaban yang penuh dinamika
kepentingan kekuasaan.
DAFRAT PUSTAKA
22
FORMULIR PENDAFTARAN
23
Pengurus ILS 2020-2021
Dengan ini saya memberikan data yang sebenarnya, dan saya patuh dan
taat terhadap peraturan LKK HMI cabang persiapan Pringsewu.
24