Disusun oleh:
M U B I N (131901037)
BAUBAU
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang atas rahmat-Nya. Saya dapat
menyelasikan tugas Final pendidikan agama islam tahun perlajaran 2020 yang berjudul
“KONSEP GENDER DALAM ISLAM”. Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas final
pendidikan agama islam.
Dalam penulisan makala ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang saya miliki. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi menyempurnakan pembuatan makala
ini. Dan saya mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu saya
dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada dosen yang telah memberikan tugas
dan petunjuk kepada kami sehingga saya dapat dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................
A. PENGERTIAN GENDER......................................................................................................
B. PRINSIP GENDER DALAM ISLAM.......................................................................................
C. KESETARAAN GENDER DI INDONESIA...............................................................................
A. KESIMPULAN ...................................................................................................................
B. SARAN..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GENDER
Secara etimologis , kata gender berasal dari bahasa inggris yang artinya “ jenis
kelamin” (John M.Echols dan Hassan Shadily, 2002:265). Dilihat di dalam kamus
tidak ada perbedaan antara pergertian gender dan sex. Dalam Webster’s New World
Dictionary, gender diartikan sebagai “perbedaan yang tampak antara laki-laki dan
perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku” ( Victoria Neufeld, 1984:
Sedangkan secara terminologis , Hilary M. Lips mendefinisikan gender sebagai
harapan-harapan budaya terhadap laki-laki dan perempuan. Gender juga diartikan
sebagai sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dikonstruksi
secara sosial maupun kultural didalam masyarakat.
5
Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan. Keduanya punya potensi dan peluangyang sama untuk menjadi
hamba yang ideal. Hamba yang ideal diistilahkan dengan orang-orang yang
“bertakwa”. Untuk mencapai derajat takwa tidak dikenal perbedaan jenis kalamin.
6
3. Kewajiban Amar Ma’ruf, Nahi ‘an Munkar
Dalam al-Qur’an, Allah SWT mengisyaratkan bahwa yang berkewajiban
melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar adalah semua orang, tidak hanya laki-laki
saja tetapi juga perempuan. Oleh karena itu, persyaratan dan persiapan yang
diperlukan bagi orang yang akan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar adalah
mempunyai keimanan yang teguh, kepribadian yang baik dan sehat, akhlak yang
terpuji, taat beribadah, punya kemampuan dan kemauan untuk mengajarkan
kebaikan.
Kewajiban amar ma’ruf nahi munkar bagi perempuan, ini berarti perempuan
itu harus berpartisipasi dalam masyarakat membetulkan yang salah, memperbaiki
yang kurang, meluruskan yang bengkok. Ia dapat memulainya dari diri sendiri,
keluarga dan masyarakat.
Karena itu Islam memandang bahwa perempuan mempunyai hak yang sama
dengan laki-laki dalam melakukan tugas amar ma’ruf nahi munkar. Perempuan itu
juga dituntut untuk tampil di tengah masyarakat sebagai pelopor pembebasan,
pembaharuan dan kemajuan, asalkan perempuan tersebut memenuhi kriteria yang
dibutuhkan oleh seseorang yang akan menjalankan tugasnya di tengah masyarakat.
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum perempuan, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain, karena
mereka telah menafkahkan sebahagian dari harta mereka...(QS. al-Nisa’: 34).
7
C. KESETARAAN GENDER DI INDONESIA
Kesetaraan gender berarti kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, pendidikan dan
pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas), serta kesamaan dalam menikmati
hasil pembangunan tersebut. Kesetaraan gender juga meliputi penghapusan
diskriminasi dan ketidak adilan struktural, baik terhadap laki-laki maupun perempuan.
Keadilan gender adalah suatu proses dan perlakuan adil terhadap perempuan dan
laki-laki. Dengan keadilan gender berarti tidak ada pembakuan peran, beban ganda,
subordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan maupun laki-laki.
Terwujudnya kesetaran dan keadilan gender ditandai dengan tidak adanya
diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan dengan demikian mereka memiliki
akses, kesempatan berpartisipasi, dan kontrol atas pembangunan serta memperoleh
manfaat yang setara dan adil dari pembangunan.
Memilii akses dan partisipasi berarti memiliki peluang atau kesempatan untuk
menggunakan sumber daya dan memiliki wewenang untuk mengambil keputusan
terhadap cara penggunaan dan hasil sumber daya tersebut. Memiliki kontrol berarti
memiliki kewenangan penuh untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan hasil
sumber daya. Sehingga memperoleh manfaat yang sama dari pembangunan.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di dalam islam gender bukanlah penentu siapakah yang paling mulia disisi
Allah SWT, tetapi ketaqwaannya lah yang membedakan kualitas antara perempuan
dan laki-laki. Islam datang membawa perubahan baru untuk seluruh umat manusia.
islam menempatkan wanita pada tempat terhormat dan setara dengan laki-laki. Tidak
ada diskriminasi antara perempuan dan laki-laki. Masing-masing memiliki kelebihan
meskipun ditempat yang berbeda-beda.
B. SARAN
Semoga dengan adanya makalah ini, tidak hanya perempuan, bahkan tiap
orang lebih menghargai sesama, lebih menghargai kesetaraan gender agar
tidak ada lagi diskriminasi gender. Kami mohon kritik dan saran yang
membangun untuk terciptanya makalah yang lebih baik dan tentunya akan
bermanfaat bagi kita semua.
9
Daftar Pustaka
Ajat Sudrajat, dkk. 2013. Din al-islam, Yogyakarta : UNY Press.
Mansour Fakih. 2005. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
file:///C:/Users/JUVENTUS/Downloads/PRINSIP_KESETARAAN_GENDER_DALAM_ISL
AM-converted.docx
https://www.academia.edu/7037020/GENDER_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM
10