Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN TENTANG GENDER


DALAM PERSPEKTIF ISLAM

OLEH:

MILA.A

(2122040021)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

MANDALLE PANGKEP

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat,taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.

Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas
Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Politeknik
Pertanian Negeri Pangkep.

Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan dan


dukungan dari berbagai pihak,untuk itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada Bapak FAISAL JAFAR, S.Ag, M.Pd Selaku
Dosen Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu
saran dan kritik yang penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Mandalle,12 juni 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Latar belakang lain, makalah ini bermaksud untuk mengingat dan
mendalami lagi tentang gender. Gender itu apa? Seperti apa? Kaitannya
dalam Islam, serta integrasi-interkoneksinya dalam Al Qur‟an dan Al Hadis.
Ilmu pengetahuan dianalogikan seperti sebuah sungai yang mengalir
menuju lautan lepas. Dimana awalnya tidak begitu luas, seiring air berjalan
kita akan menuju keluasnya samudra. Kami juga berharap semoga makalah
ini bisa menjadi bekal bagi kamiuntuk lebih berpengetahuan lagi, bijak lagi,
dan nilai filosofinya dapat kita terapkandalam kehidupan. Meski tidak
dipungkiri ilmu-ilmu ini belum teraplikasi sempurna.
Untuk itu kami berharap ada orang-orang (mungkin kami sendiri,
teman-teman kami, atau yang lain) yang mendalami prinsip-prinsip gender
dan mengembangkan-nya untuk kemaslahatan umat.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep-konsep gender secara umum.
2. Mengetahui tentang gender dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. GENDER
1. Pengertian Gender
Dari segi etimologi, kata gender berasal dari bahasa inggris “gender” yang
berarti jenis kelamin. Berdasarkan arti kata tersebut, gender sama
dengan seksyang juga berarti jenis kelamin. Namun, banyak dari para ahli
yang meralat definisi ini. 
Artinya, kata “gender” tidak hanya mencakup masalah jenis kelamin. tapi
lebih dari itu, analisis gender lebih menekankan pada lingkungan yang
membentuk pribadi seseorang. Berikutini pendapat dari para ahli tentang
definisi gender:
a. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender adalah perbedaan
yang tampak antara laki-laki dan perempuan dari segi nilai dan
perilaku.
b. Dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender
adalah suatu
konsep budaya pada suatu masyarakat tertentu yang berupaya mem
bedakan laki danperempuan dalam hal peran,perilaku, mentalitas dan 
karakteristik emosional yang berkembang dalam masyarakat
tersebut.
c. Menurut Ivan Illich, gender merupakan sesuatu yang lebih dari
sekedar jenis kelamin.Gender mencakup segala hal tentang
pebedaan laki-laki dan perempuan yang bersumber pada tempat,
waktu, lingkungan, serta kebudayaan.
d. Mansoer Fakih (2006:71) berpendapat bahwa gender adalah
sifat/karakter yang yang telah tertanam dalam diri manusia (laki-laki
dan perempuan) yang dikonstruksikan secara sosial dan budaya
yang berkembang dalam masyarakat.
e. Santrock (2003:365) mengemukakan bahwa istilah gender dan seks
memiliki perbedaan dari segi dimensi. Istilah seks (jenis kelamin) men
gacu pada dimensi biologis seorang lakilaki dan perempuan, sedangk
an gender mengacu pada dimensisocial budaya seorang laki-laki dan
perempuan.
f. Moore (Abdulloh,2003:19) mengemukakan bahwa gender berbeda
dari seks dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat
biologis.
g. Baron (2000: 188) mengartikan gender bahea gender merupakan
sebagian dari konsepdiri yang melibatkan identifikasi individu sebagai
seorang laki-laki atau perempuan.
h. John M. Echols & Hasan Sadhily mengemukakan bahwa kata gender
berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin. Rahmawati
(2004:19). Secara umum, pengertian gender adalah perbedaan
yangtampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai
dan tingkah laku.
Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
gender adalah suatu konsep yang mengkaji tentang perbedaan antara
laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari pembentukan kepribadian
yang berasal dari masyarakat (kondisi sosial, adat-istiadat dan
kebudayaan yang berlaku). Misalnya, dalam suatu masyarakat terkenal
suatu prinsip bahwa seorang lakilaki harus kuat, mampu menjadi pemimpi
n, rasional, dansegala sifat lainnya. Sementara itu, seorang perempuan
dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, penuh keibuan, peka terhadap
keadaan, dll. Dan pembentukan sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain.
Jadi, istilah perbedaan gender sangat tergantung pada kondisi
lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain, perbedaan gender dibentuk
oleh masyarakat setempat.Berbeda dengan seks, yang mengkaji
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi fisik tubuh (biologis).
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-
laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi social dan dapat
berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Gender adalah
karakteristik laki-laki dan perempuan berdasarkan dimensi social kultural
yang tampak dari nilai dan tingkah laku.
B. GENDER DALAM ISLAM
Agama islam sendiri tidak pernah mendiskriminasi keberadaan
perempuan. Justru agama islam lah yang membebaskan perempuan dari
kebudayaan jahiliyah dimasa lampau.Seperti yang kita tahu tentang kondisi
perempuan pada masa jahiliyah. Apabila suatu masyarakat melahirkan
seorang perempuan maka itu merupakan suatu aib sehingga perempuan
terkadang harus dibunuh hidup-hidup oleh orang tuanya sendiri. Berlanjut
dengan eksistensi Nabi SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Posisi perempuan menjadi terselamatkan dan dijunjung harkat dan martabat-
nya. Ini lah yang patut menjadi refleksi bagikita sebagai muslimin muslimat
untuk menjaga ajaran yang dilakukan oleh utusan Tuhan kitayaitu Nabi SAW
yang tidak pernah melakukan diskriminasi ataupun dikotomi negatifterhadap
perempuan.
Persepsi masyarakat mengenai status dan peran perempuan masih
belum sepenuhnya sama. Ada yang berpendapat bahwa perempuan harus
berada di rumah, mengabdi pada suami, dan mengasuh anak-anaknya.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa perempuan harus ikut berperan
aktif dalam kehidupan sosial bermasyarakat dan bebas melakukan sesuai
dengan haknya. Fonemena ini terjadi akibat belum dipahaminya konsep
relasi gender.
Berikut adalah pandangan Islam terhadap kaum perempuan:
1. Perempuan sebagai individu.
Al-qur‟an menyoroti perempuan sebagai individu. Dalam hal ini terdapat
perbedaan antara perempuan dalam kedudukannya sebagai individu den
gan perempuan sebagai anggota masyarakat. Al-qur‟an memperlakukan
baikindividu perempuan dan lakilaki adalah sama, karena hal ini berhubun
gan antara Allah danindividu perempuan dan laki-laki tersebut, sehingga
terminologi kelamin(sex) tidak diungkapkan dalam masalah ini.
Pernyataan-pernyataan al-Qur‟an tentang posisi dan kedudukan
perempuan dapat dilihat dalam beberapa ayat sebagaimana berikut:
a) Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai kewajiban
samauntuk beribadat kepadaNya sebagaimana termuat dalam Q.S.
Adz-Dzariyat ayat 56.
b) Perempuan adalah pasangan bagi kaum laki-laki termuat dalam Q.S.
An-naba‟ayat 8.
c) Perempuan bersama-sama dengan kaum laki-laki juga
akanmempertanggungjawabkan secara individu setiap perbuatan dan
pilihannyatermuat dalam Q. S. Maryam ayat 93-95.
d) Sama halnya dengan kaum laki-laki mukmin, para perempuan
mukminat
yang beramal saleh dijanjikan Allah untuk dibahagiakan selama hidup 
di duniadanabadi di surga. Sebagaimana termuat dalam Q.S. An-Nahl
ayat 97.
e) Sementara itu, Rasulullah juga menegaskan bahwa kaum perempuan
adalahsaudara kandung kaum laki-laki dalam H.R. Ad-Darimy dan
Abu Uwanah.
Dalam ayat-ayat-Nya bahkan Al-qur‟an tidak menjelaskan secara
tegas bahwan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, sehingga
karenanya kedudukan danstatusnya lebih rendah. Atas dasar itu prinsip
al-Qur‟an terhadap kaum laki-laki dan perempuan adalah sama
dimana hak istri adalah diakui secara adil(equal ) dengan haksuami.
Dengan kata lain laki-laki memiliki hak dan kewajiban atas
perempuan,dankaum perempuan juga memiliki hak dan kewajiban atas
laki-laki. Karena haltersebutlah maka Al-Qur‟an dianggap memiliki
pandangan yang revolusioner terhadap hubungan kemanusiaan, yakni
memberikan keadilan hak antara laki-laki dan perempuan.
2. Perempuan dan Hak Kepemilikan
Dalam Mansour Fakih
(ed), Membincang Feminisme Diskursu Gender Persfektif Islam, Islam
sesungguhnya lahir dengan suatu konsepsi hubungan manusiayang
berlandaskan keadilan atas kedudukan laki-laki dan perempuan. Selain
dalamhal pengambilan keputusan, kaum perempuan dalam Islam juga
memiliki hak-hakekonomi, yakni untuk memiliki harta kekayaannya
sendiri, sehingga dan tidak suamiataupun bapaknya dapat mencampuri
hartanya. Hal tersebut secara tegas disebutkandalam An- Nisa‟ayat
32 yang artinya:
“ Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan
Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena)bagi laki-
laki adabagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan
(pun)ada bagian dariapa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah
sebagian dari karuniaNya.Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala

sesuatu.’’

3. Perempuan dan Pendidikan


Perempuan dan Pendidikan Islam memerintahkan baik laki-laki maupun
perempuanagarberilmu pengetahuan dan tidak menjadi orang yang bodo
h. Allah sangat mengecam orang-orang yang tidak berilmu pengetahuan,
baik laki-laki maupun perempuan.Sebagaimana dalam Q.S. Az-
Zumar ayat 9. Kewajiban menuntut ilmu juga ditegaskan nabi dalam hadis 
yang artinya,“ Menuntut ilmu itu wajib atas setiaplaki-laki dan
perempuan” (HR.Muslim).Dengan demikian dapat dikatakan bahwaIslam
justru menumbangkan suatusistem sosial yang tidak adil terhadap kaum
perempuandanmengantikannyadengan sistem yang mengandung keadila
n. Islammemandang perempuan adalah sama dengan laki-laki dari segi
kemanusiannya. Islammemberi hak-hak kepada perempuan sebagaimana
yang diberikan kepada kaum laki-laki dan membebankan kewajiban yang
sama kepada keduanya.
4. Menjadi Kepala Rumah Tangga
Dalam suatu riwayat disebutkan :“Setiap manusia keturunan Adama
adalah kepala,maka seorang pria adalah kepala keluarga, sedangkan
wanita adalah kepala rumah tangga.’’(HR Abu Hurairah) Artinya kodrat
wanita sebagai istri kelak akanmenjadi kepala rumah tangga yang mana
seorang istri melakukan tugas-tugas yangtidak dapat dilakukan suami
seperti : memasak, mencuci, mengurus rumahtangga,mengasuh anak-
anak dan lain-lain.Selain tugas wanita menjadi seorang istriyang
mengabdi kepada suami,juga beribadah kepada Allah.Pada dasarnya
beribadahinilah merupakan tugas utama.
5. Sebagai Ibu dari Anak-Anaknya.
Salah satu kodrat wanita yang cukup berat adalah saat wanita
harusmengandung dan melahirkan.Bahkan karena sangat susah
payahnya wanita dalammelahirkan hingga sampai bertaruh nyawa Allah
menjanjikan pahala yang samaseperti para syuhada.Kedua hal ini
merupakan kodrat wanita yang sangatmulia.Namun tidak berhenti cukup
disitu,peran yang sebenarnya adalah dikala wanitamenjadi ibu yang dapat
mendidik anaknya menjadi anak yang cerdas,berakhlak dantaat dalam
agamanya.
C. KESETARAAN HUBUNGAN ANTARA PEREMPUAN DAN
LAKI-LAKI DALAMISLAM
Di dalam ayat-ayat Al Qur an maupun hadits nabi yang merupakan
sumber ajaranIslam terkandung nilai-nilai universal yang menjadi petunjuk
bagi kehidupan manusia dulu,kini dan yang akan datang. Nilai-nilai tersebut
antara lain nilai kemanusiaan, keadilan,kemerdekaan, kesetaraan dsb.
Berkaitan dengan nilai keadilan dan kesetaraan, Islam tidak pernah
mentolerir adanya perbedaan dan perlakuan diskriminasi di antara umat
manusia.Pada dasarnya semangat hubungan antara laki-laki dan
perempuan dalam Islam bersifat adil (equal ). Oleh karena itu subordinasi
terhadap kaum perempuan merupakan suatukeyakinan yang berkembang di
masyarakat yang tidak sesuai atau bertentangan dengansemangat keadilan
yang diajarkan Islam.Laki-laki dan perempuan mempunyai hak dan
kewajiban yang sama dalammenjalankan peran khalifah dan hamba. Soal
peran sosial dalam masyarakat tidak ditemukanayat Al Qur an dan hadits
yang melarang perempuan aktif di dalamnya. Sebaiknya Al Qur andan hadits
banyak mengisyaratkan kebolehan perempuan aktif menekuni berbagai
profesi.Dengan demikian keadilan gender adalah suatu kondisi adil bagi
perempuan danlaki-laki untuk dapat mengaktualisasikan dan
mendedikasikan diri bagi pembangunan bangsadan negara. Keadilan dan
kesetaraan gender berlandaskan pada prinsip-prinsip yangmemposisikan
laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Tuhan yakni :
1. Laki laki dan perempuan adalah sama-sama sebagai hamba.
Dalamalqur‟an(AzZariyat: 56) disebutkan : „‟ Dan Aku tidak menciptakan 
jindan manusia melainkan supayamereka menyembahku’’. Dalam
kapasitasnya sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan
perempuan.Keduanyamempunyai potensi dan peluang yang sama untuk 
menjadi hamba ideal.Hamba ideal dalam al-Qur‟an biasa diistilahkan
dengan orang-orang yang bertakwa (muttaqin).
2. Laki-laki dan perempuan sebagai khalifah di bumi.
Maksud dan tujuan penciptaan manusia di muka bumi ini adalah di
samping untuk menjadi hamba yang tunduk dan patuh serta mengabdi
kepada Allah, juga untuk menjadi khalifah di bumi Sebagaimana tersurat
dalamAlqur‟an(Al-An‟am:165).
“ Dan dialah yang menjadikan kalian penguasa penguasa di bumi dan
Dia meninggikan sebahagian kalian atas sebahagian yang lain beberapa
derjat, untuk mengujimu tentang apa yang di berikan-Nya kepada kalian.
SesungguhnyaTuhan kalian amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya
Dia Maha Pengampun lag iMaha Penyayang”. Juga dalam Alqur‟an (al-
Baqarah:30) disebutkan:“ Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para
malaikat:Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifahdi muka
bumi. Merekaberkata: mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di
bumiorang yangmembuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal
kamiselalu senantiasabertasbih kepadaMu dan mensucikan Mu. Tuhan b
erfirman, sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kalian ketahui:”.
3. Laki-laki dan Perempuan menerima perjanjian primordial.
Menjelang sorang anak manusia keluar dari rahim ibunya, ia
terlebih dahulu harusmenerima perjanjian dengan Tuhannya. Disebutkan
dalam Alqur‟an(Al-A‟raf:172):
“Daningatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka(serayaberfirman) Bukankah Aku ini TuhanMu? Mereka menjaw
ab: Betul (EngkauTuhan kami), kamimenjadi saksi.(Kami lakukan).
Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah
terhadap ini (keesaan Tuhan)”.Dalam Islam tanggung jawab individual
dan kemandirian berlangsung sejak dini,yaitu semenjak dalam
kandungan. Sejak awal sejarah manusia dalam Islam tidak dikenaladanya
diskriminasi kelamin. Laki-laki dan perempuan sama-sama menyatakan
ikrarketuhanan yang sama.
4. Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi.
Tidak ada pembedaan antara laki-laki dan perempuan untuk
meraihpeluang prestasi. Disebutkan dalam Alquran (Al Nisa: 124) : ‘’Bara
ngsiapa yang mengerjakanamal-amal saleh, baik laki-lakimaupun wanita
sedang ia orang yang beriman, Makamereka itu masuk ke dalam surga
dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun”.Juga (Al-Nahl: 97):
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami
berikankepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami
beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan”.Juga (al-Mu‟min:40): “Barang siapa
mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak akan dibalasi melainkan
sebanding dengan kejahatan itu. dan Barang siapa mengerjakan amal
yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan
beriman,maka mereka akan masuk surga,diberi rezki di dalamnya tanpa
hisab”.
5. Laki-laki dan perempuan akan mendapatkan penghargaan dari
Tuhan sesuai dengan pengabdiannya.
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupu
n perempuandalam keadaan beriman, maka sesungguhnya
akanKamiberikankepadanyakehidupan yang baik dan sesungguhnya aka
n Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.“ (An Nahl : 97).
6. Adam dan hawa dalam cerita terdahulunya.
“Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu)
dengan tipu daya.Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu,
nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya
menutupinya dengan daun-daun surga. KemudianTuhan mereka
menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari
pohonkayu itu dan Aku katakan kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yangnyata bagi kamu berdua?" ( Al- Araaf : 22).
7. Laki-laki dan perempuan mempunyai persamaan dalam hak
kehormatan.
(surat Al Hujurat ayat 11)“ Hai orang
orang yang beriman janganlah suatukaum mengolok-olok kaum yang
lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebihbaik dari mereka
(yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-
olok)wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-
olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu
mencela dirimu sendiri
dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk.
Seburuk buruk panggilan ialah (panggilan ) yang buruk sesudah iman
dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang
yang lalim.
8. Laki-laki dan perempuan mempunyai persamaan hak berpolitik.
Surat (at-taubah ayat 71) dan orang-orang yang beriman lelaki
danperempuan,sebagianmereka(adalah)menjadi penolong bagi sebagian 
yang yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah 
dari yang mungkar,mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka
taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah,
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
D. ALASAN MUNCULNYA GENDER
  Berikut dijelaskan sebab-sebab munculnya gender:
1. Ketidaktahuan bahwa perempan memiliki kebebasan.
Ketidaktahuan selalu menjadi substansial dalam kehidupan
manusia. Sebenarnya sejarah telah mengajarkan bahwa jauh sebelum
islamdatangwanitatelahmemainkan peran yang cukup signifikandalam bid
ang sosialekonomi sebagaimana kita Lihat dalam sosok konglomerat
wanita Khadijah r.a, istri pertama Nabi Muhammad SAW. Kita semua tahu
bahwa sebelum menjadi Nabi, Nabi Muhammad bekerja untuk Khadijah.
Sehingga sulit dipahami bila islam tidak memiliki gambaran wanita
bekerja.Seperti yang dikemukakan N.M. Shaikh dalam bukunya Woman
in Muslim Sociaty menjelaskan bahwa “wanita juga bebas berpartisipasi
dalam aktivitas industri.Istri Abdullah Ibnu Mas‟ud menjalankan sebuah
perusahaan dengan sangat sukses dan dia dapat menopang suami dan
anak-anaknya dengan income yang diperoleh” Istri-istri Nabi, tertama
Aisyah, telah menjalankan peran politik penting. Umar bin Khotob pernah
melihat Aisyah berjalan-jalan disekitar garis peperangan di seberang parit
(ketika terjadi perang khandak). Selain aisyah ada Ummu Salamah (istri
Nabi), Shafiyah,Laylah al-Ghaffariyah, dll.

2. Kemandekan tafsir ayat Al-qur‟an dan Hadits Nabi SAW.


Kemandekan tafsir terhadap ayat al-qur‟an (surat an-nisa:34) yang
disinyalir berisi konsep kepemimpinan keluarga. Opini yang sementara ini 
dianggap mapandikalangan umat islam adalah bahwa laki-laki adalah
pemimpin keluarga sehinggi wajarkalau istri harus taat pada suami.
E. UPAYA PENANGGULANGAN DAMPAK NEGATIF DARI
MUNCULNYA GENDER DALAM ISLAM
1. Ibu sebagai Pusat Pendidikan
Untuk mengembalikan nilai kerakyatan dan kemanusiaan pendidikan,
Athiyah berpendapat bahwa pendidikan harus dipusatkan pada ibu.Apabil
a perempuan terdidik dengan baik, niscaya pemerataan pendidikan telah
mencapaisasaran.Sebab,ibuadalah pendidik pertama dan utama dalam k
eluarga. Minim sekali orang yang terlepas dari jangkauan ibunya. Ibu
adalah sekolah bagi rakyat tanpa mengenal lelah, ekonomi, waktu dan
dilakkukan penuh kasih sayang. Padahal inti demokrasi tertinggi adalah
saatketerbukaan, kerelaan dan persaudaraan telah mencapai tingkat
kasih sayang. Peran ini adalah pendidikan nonformal yang biasa
dilakkukan perempuan di rumah.
Presiden Tanzania, Nyerere pernah mengatakan, “Jika anda
mendidik seorang laki-laki, berarti anda telah mendidik seorang person,
tetapi jika anda mendidik seluruh orang perempuan berarti anda telah
mendidik seluruh anggota keluarga.” Kondisi tersebut tidak bisa diperoleh
lewat pendidikan yang meninggalkan nilai persamaan dan kemanusiaan.
2. Reintepretasi ayat-ayat Al-Qur‟hadits yang bisa gender dilakukan secara
kontinuagar ajaran agama tidak dijadikan justifikasi sebagai kambing
hitam untuk memenuhikeinginan segelintir orang.
3. Muatan kurikulum nasional yang menghilangkan dikotomis antara laki-laki
dan perempuan, demikian pula kurikulum local dengan berbasis kesetara
an, keadilan dankeseimbangan. Kurikulum disusun sesuai dengan
kebutuhan dan tipologi daerah yangdimulai dari tingkat pendidikan Taman
Kanak-Kanak sampai ketingkat PerguruanTinggi.
4. Pemberdayaan kaum perempuan di sector pendidikan informal seperti
pemberianfasilitas belaja rmulai di tingkat kelurahan sampai kepada
tingkat kabupatendisesusaikan dengan kebutuhan daerah
5. Pemberdayaan disektor ekonomi untuk meningkatkan pendapatan
keluarga terutamadalam kegiatan industri rumah tangga. Dengan
demikian akan menghilangkanketergantungan ekonomi kepada laki-laki
karena salah satu terjadinya marginalisasi pada perempuan adalah
ketergantungan ekonomi keluarga kepada laki-laki.
6. Pendidikan politik bagi perempuan agar dilakukan secara intensef untuk
menghilangkanmelek politik bagi perempuan. Karena masih ada
anggapan bahwa politik itu hanyamilik laki-laki dan politik itu adalah
kekerasan, padahal sebaliknya politik adalah seniuntuk mencapai
kekuasaan.
7. Pemberdayaan disektor keterampilan, baik keterampilan untuk kebutuhan
rumah tanggamaupun yang memiliki nilai jual ditingkatan, terutama kaum
perempuan di pedasaanagar terjadi keseimbangan antara perempuan
yang tinggal di perkotaan dengan pedesaansama-sama memiliki
keterampilan yang relative bagus.
8. Sosialisasi Undang-Undang Anti Kekerasan dalam Rumah Tangga lebih
intensdilakukan agar kaum perempuan mengetahui hak dan kewajiban
yang harus dilakukansesuaidengan amanah dari UUK.
F. PERJUANGAN  PEREMPUAN  MENUJU  KESETARAAN  DIINDONESIA
Perempuan Indonesia juga memiliki catatan sejarah tersendiri dalam
memperjuangkan hak gender di Indonesia. Berikut adalah penjelasannya :
1. Sebelum perang dunia II
R.A Kartini (21 April 1879-17 september 1904) oleh kaum indonesia
dianggap sebagai kaum pelopor. Terbukti dengan surat-surat Habis
Gelap Terbitlah Terang tentang cita-citanya seputar perempuan
indonesia.
2. Sesudah perang dunia II
Banyak organisasi-organisasi perempuan yang yang ditujukan untuk
membantu proses kemerdekaan RI. Contohnya Kowani (Kongres Wanita I
ndonesia) dan KPI (Kongres Perempuan Indonesia) yang mendiskusikan
tentang RUU Perkawinan yang berkeadilan.

BAB III
KESIMPULAN

Gender adalah suatu konsep yang mengkaji tentang perbedaan antara


laki-laki
dan perempuan sebagai hasil dari pembentukan kepribadian yang berasal dari m
asyarakat (kondisi sosial, adat-istiadat dan kebudayaan yang berlaku).
Gender dalam islam di tegaskan bahwa Islam sejak awal sudah
memberikan hak-hak pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia termasuk di dalamnyasecara implicit kesetaraan laki-laki dan
perempuan sebagai hak dasar manusia yang dianugrahkan Allah SWT padanya,
yang disini dapat di simpulkan menjadi tiga prinsip utama, persamaan manusia,
martabat manusia dan kebebasan manusia.
Tujuan Al Qur an adalah terwujudnya keadilan bagi masyarakat. Keadilan
dalam masyarakat mencakup segala segi kehidupan umat manusia baik sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat. Al-Quran tidak mentolerir segala
bentuk penindasan baik berdasarkan kelompok etnis, warna kulit, suku bangsa. 
kepercayaan maupun jenis kelamin Dengan demikian terdapat suatu hasil
pemahaman atau penafsiran yang bersifat meninda satau menyalahi nilai-nilai
luhur kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7037020/
GENDER_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM

Anda mungkin juga menyukai