OLEH:
MILA.A
(2122040021)
MANDALLE PANGKEP
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat,taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat untuk melengkapi tugas
Mata Kuliah Umum Pendidikan Agama Islam pada Jurusan Budidaya Tanaman
Perkebunan Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan Politeknik
Pertanian Negeri Pangkep.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,untuk itu
saran dan kritik yang penulis butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.penulis
berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang lain, makalah ini bermaksud untuk mengingat dan
mendalami lagi tentang gender. Gender itu apa? Seperti apa? Kaitannya
dalam Islam, serta integrasi-interkoneksinya dalam Al Qur‟an dan Al Hadis.
Ilmu pengetahuan dianalogikan seperti sebuah sungai yang mengalir
menuju lautan lepas. Dimana awalnya tidak begitu luas, seiring air berjalan
kita akan menuju keluasnya samudra. Kami juga berharap semoga makalah
ini bisa menjadi bekal bagi kamiuntuk lebih berpengetahuan lagi, bijak lagi,
dan nilai filosofinya dapat kita terapkandalam kehidupan. Meski tidak
dipungkiri ilmu-ilmu ini belum teraplikasi sempurna.
Untuk itu kami berharap ada orang-orang (mungkin kami sendiri,
teman-teman kami, atau yang lain) yang mendalami prinsip-prinsip gender
dan mengembangkan-nya untuk kemaslahatan umat.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep-konsep gender secara umum.
2. Mengetahui tentang gender dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. GENDER
1. Pengertian Gender
Dari segi etimologi, kata gender berasal dari bahasa inggris “gender” yang
berarti jenis kelamin. Berdasarkan arti kata tersebut, gender sama
dengan seksyang juga berarti jenis kelamin. Namun, banyak dari para ahli
yang meralat definisi ini.
Artinya, kata “gender” tidak hanya mencakup masalah jenis kelamin. tapi
lebih dari itu, analisis gender lebih menekankan pada lingkungan yang
membentuk pribadi seseorang. Berikutini pendapat dari para ahli tentang
definisi gender:
a. Dalam Webster’s New World Dictionary, gender adalah perbedaan
yang tampak antara laki-laki dan perempuan dari segi nilai dan
perilaku.
b. Dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender
adalah suatu
konsep budaya pada suatu masyarakat tertentu yang berupaya mem
bedakan laki danperempuan dalam hal peran,perilaku, mentalitas dan
karakteristik emosional yang berkembang dalam masyarakat
tersebut.
c. Menurut Ivan Illich, gender merupakan sesuatu yang lebih dari
sekedar jenis kelamin.Gender mencakup segala hal tentang
pebedaan laki-laki dan perempuan yang bersumber pada tempat,
waktu, lingkungan, serta kebudayaan.
d. Mansoer Fakih (2006:71) berpendapat bahwa gender adalah
sifat/karakter yang yang telah tertanam dalam diri manusia (laki-laki
dan perempuan) yang dikonstruksikan secara sosial dan budaya
yang berkembang dalam masyarakat.
e. Santrock (2003:365) mengemukakan bahwa istilah gender dan seks
memiliki perbedaan dari segi dimensi. Istilah seks (jenis kelamin) men
gacu pada dimensi biologis seorang lakilaki dan perempuan, sedangk
an gender mengacu pada dimensisocial budaya seorang laki-laki dan
perempuan.
f. Moore (Abdulloh,2003:19) mengemukakan bahwa gender berbeda
dari seks dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat
biologis.
g. Baron (2000: 188) mengartikan gender bahea gender merupakan
sebagian dari konsepdiri yang melibatkan identifikasi individu sebagai
seorang laki-laki atau perempuan.
h. John M. Echols & Hasan Sadhily mengemukakan bahwa kata gender
berasal dari bahasa inggris yang berarti jenis kelamin. Rahmawati
(2004:19). Secara umum, pengertian gender adalah perbedaan
yangtampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai
dan tingkah laku.
Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
gender adalah suatu konsep yang mengkaji tentang perbedaan antara
laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari pembentukan kepribadian
yang berasal dari masyarakat (kondisi sosial, adat-istiadat dan
kebudayaan yang berlaku). Misalnya, dalam suatu masyarakat terkenal
suatu prinsip bahwa seorang lakilaki harus kuat, mampu menjadi pemimpi
n, rasional, dansegala sifat lainnya. Sementara itu, seorang perempuan
dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, penuh keibuan, peka terhadap
keadaan, dll. Dan pembentukan sifat-sifat tersebut dapat terjadi dari
waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang lain.
Jadi, istilah perbedaan gender sangat tergantung pada kondisi
lingkungan masyarakatnya. Dengan kata lain, perbedaan gender dibentuk
oleh masyarakat setempat.Berbeda dengan seks, yang mengkaji
perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi fisik tubuh (biologis).
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, dan tanggung jawab antara laki-
laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi social dan dapat
berubah sesuai dengan perkembangan jaman. Gender adalah
karakteristik laki-laki dan perempuan berdasarkan dimensi social kultural
yang tampak dari nilai dan tingkah laku.
B. GENDER DALAM ISLAM
Agama islam sendiri tidak pernah mendiskriminasi keberadaan
perempuan. Justru agama islam lah yang membebaskan perempuan dari
kebudayaan jahiliyah dimasa lampau.Seperti yang kita tahu tentang kondisi
perempuan pada masa jahiliyah. Apabila suatu masyarakat melahirkan
seorang perempuan maka itu merupakan suatu aib sehingga perempuan
terkadang harus dibunuh hidup-hidup oleh orang tuanya sendiri. Berlanjut
dengan eksistensi Nabi SAW yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Posisi perempuan menjadi terselamatkan dan dijunjung harkat dan martabat-
nya. Ini lah yang patut menjadi refleksi bagikita sebagai muslimin muslimat
untuk menjaga ajaran yang dilakukan oleh utusan Tuhan kitayaitu Nabi SAW
yang tidak pernah melakukan diskriminasi ataupun dikotomi negatifterhadap
perempuan.
Persepsi masyarakat mengenai status dan peran perempuan masih
belum sepenuhnya sama. Ada yang berpendapat bahwa perempuan harus
berada di rumah, mengabdi pada suami, dan mengasuh anak-anaknya.
Namun ada juga yang berpendapat bahwa perempuan harus ikut berperan
aktif dalam kehidupan sosial bermasyarakat dan bebas melakukan sesuai
dengan haknya. Fonemena ini terjadi akibat belum dipahaminya konsep
relasi gender.
Berikut adalah pandangan Islam terhadap kaum perempuan:
1. Perempuan sebagai individu.
Al-qur‟an menyoroti perempuan sebagai individu. Dalam hal ini terdapat
perbedaan antara perempuan dalam kedudukannya sebagai individu den
gan perempuan sebagai anggota masyarakat. Al-qur‟an memperlakukan
baikindividu perempuan dan lakilaki adalah sama, karena hal ini berhubun
gan antara Allah danindividu perempuan dan laki-laki tersebut, sehingga
terminologi kelamin(sex) tidak diungkapkan dalam masalah ini.
Pernyataan-pernyataan al-Qur‟an tentang posisi dan kedudukan
perempuan dapat dilihat dalam beberapa ayat sebagaimana berikut:
a) Perempuan adalah makhluk ciptaan Allah yang mempunyai kewajiban
samauntuk beribadat kepadaNya sebagaimana termuat dalam Q.S.
Adz-Dzariyat ayat 56.
b) Perempuan adalah pasangan bagi kaum laki-laki termuat dalam Q.S.
An-naba‟ayat 8.
c) Perempuan bersama-sama dengan kaum laki-laki juga
akanmempertanggungjawabkan secara individu setiap perbuatan dan
pilihannyatermuat dalam Q. S. Maryam ayat 93-95.
d) Sama halnya dengan kaum laki-laki mukmin, para perempuan
mukminat
yang beramal saleh dijanjikan Allah untuk dibahagiakan selama hidup
di duniadanabadi di surga. Sebagaimana termuat dalam Q.S. An-Nahl
ayat 97.
e) Sementara itu, Rasulullah juga menegaskan bahwa kaum perempuan
adalahsaudara kandung kaum laki-laki dalam H.R. Ad-Darimy dan
Abu Uwanah.
Dalam ayat-ayat-Nya bahkan Al-qur‟an tidak menjelaskan secara
tegas bahwan Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam, sehingga
karenanya kedudukan danstatusnya lebih rendah. Atas dasar itu prinsip
al-Qur‟an terhadap kaum laki-laki dan perempuan adalah sama
dimana hak istri adalah diakui secara adil(equal ) dengan haksuami.
Dengan kata lain laki-laki memiliki hak dan kewajiban atas
perempuan,dankaum perempuan juga memiliki hak dan kewajiban atas
laki-laki. Karena haltersebutlah maka Al-Qur‟an dianggap memiliki
pandangan yang revolusioner terhadap hubungan kemanusiaan, yakni
memberikan keadilan hak antara laki-laki dan perempuan.
2. Perempuan dan Hak Kepemilikan
Dalam Mansour Fakih
(ed), Membincang Feminisme Diskursu Gender Persfektif Islam, Islam
sesungguhnya lahir dengan suatu konsepsi hubungan manusiayang
berlandaskan keadilan atas kedudukan laki-laki dan perempuan. Selain
dalamhal pengambilan keputusan, kaum perempuan dalam Islam juga
memiliki hak-hakekonomi, yakni untuk memiliki harta kekayaannya
sendiri, sehingga dan tidak suamiataupun bapaknya dapat mencampuri
hartanya. Hal tersebut secara tegas disebutkandalam An- Nisa‟ayat
32 yang artinya:
“ Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan
Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena)bagi laki-
laki adabagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan
(pun)ada bagian dariapa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah
sebagian dari karuniaNya.Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.’’
BAB III
KESIMPULAN