Anda di halaman 1dari 10

GENDER DALAM PRESPEKTIF STUDI ISLAM

Makalah ini diajukan sebagai Tugas Diskusi MK Metode Studi Islam

Dosen Pengampuh :

Dr. NURSYAM , S.Ag., M.Pd.I.

Disusun Oleh :

Kelompok 4

AMANDA :211020017

RINDI HARTIKA :211020018

HARDIANSYAH :211020020

FAZRIATURRAHMA :211020021

NADIANTI :211020022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
2022
KATA PENGANTAR
BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIIM…..
َ ‫علَى اَلِ ِه َو‬
‫ص ْحبِ ِه‬ َ ‫سيِِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو‬ َ ‫ف اْالَنْبِيَاءِ َواْل ُم ْر‬
َ َ‫س ِل ْين‬ ِ ‫سالَ ُم عَلَى اَش َْر‬
َّ ‫صالَةُ َوال‬
َّ َ‫ ال‬.‫ب اْلعَالَمِ ْي َن‬ ِِّ ‫ا َ ْل َح ْم ُد هللِ َر‬
‫اَجْ َم ِع ْينَ ا َ َّمابَ ْعد‬

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt. yang telah
memberikan kesehatan, bimbingan dan kesadaran pikiran, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul

“GENDER DALAM PRESPEKTIF STUDI ISLAM”


-Pandangan Umum Tentang Gender
-Pandangan Islam tentang Gender

Shalawat serta salam selalu kita peruntukkan kepada junjungan kita nabi
besar Baginda Rasulullah SAW,beserta para keluarga dan para sahabatnya
sekalian hingga pada pengikutnya yang istiqamah hingga pada saat ini Dalam
penyusunan Makalah ini, kami berusaha semaksimal mungkin untuk
menyempurnakannya, akan tetapi sebagai manusia biasa, tentu tidak terlepas
dari kesalahan dan kekeliruan.harapan kami, semoga Makalah ini dapat
memberikan nilai tambah dan berguna bagi ilmu pengetahuan, baik di
masyarakat, agama, bangsa dan negara. Aamiin

Sigi, November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i


KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Gender ................................................................................................ 2
B. Pandangan Islam Tentang Gender .................................................................... 3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................... 6
B. Saran ............................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketimpangan sosial yang kerap terjadi dalam tatanan kehidupan manusia menyebabkan
lahirnya beberapa kelas-kelas sosial yang secara pelebelannya terdapat kelas yang lebih kuat
dan kelas yang lebih lemah sehingga terjadi diskriminasi pada sekte tertentu. Isu-isu gender
yang selaludijadikan bahan perbincangan mengenai ketidakadilan gender, dan ketimpangan
sosial, menjadi salah satu persoalan yang serius untuk dibahas karena pada umumnya isu
gender dikaitkan dengan diskriminasi yang terjadi pada perempuan seperti halnya Praktik
budaya patriarki. Konsep gender merupakansebuah padangan yang secara umum digunakan
untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi sosial-budaya,
pembahasan gender lebih kepada peranan dan hubungan antara laki-laki dan perempuan.
Dalam hal ini pendidikan merupakan salah satu alternatif untuk menangkal prilaku bias
gender dalam berbagai kalangan. Untuk menciptakan generasi yang bermoral gender maka
pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting. Pendidikan merupakan sebuah solusi terbaik
untuk mewujudkan kesetaraan gender dalam masyarakat1
B.Rumusan Masalah
1.Bagaimana konsep gender dalam perspektif Pendidikan Islam?
2. Adakah relevansi konsep kesetaraan gender dengan pendidikan Islam?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep gender dalam perspektif pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui relevansi konsep keadilan gender dengan pendidikan Islam.

1
Hayyu Mashvufah, Konsep Gender Dalam Perspektif Pendidkan Islam, (Skripsi tidak diterbitkan,
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Raden Intang Lampung, Lampung, 2020), 5.

1
BAB 2
PEMBAHASAN
A.Konsep Gender
1. Pengertian Gender
Dalam hal ini women’s Studies Encyclopedia menjelaskan bahwa gender adalah suatu
konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan (distinction) dalam hal peran, prilaku,
mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang
dalam masyarakat.2 Konsep gender merupakan sifat yang melekat pada laki-laki dan
perempuan yang dikontruksikan secara sosial dan budaya. Misalnya laki-laki cenderung
dianggap kuat, rasional, perkasa, dll. Sedangkan perempuan dianggap mahluk yang lemah
lembut, penyayang,keibuan, emosional, dll. Ciri itu telah berlangsung dari waktukewaktu dan
telah membudaya,mari kita jabarkan secara sederhana gender itu yakni:
- Berasal dari manusia (kebudayaan dalam masyarakat)
- Visi misi atas dasar kebiasaan
- Unsur pembeda berasal dari kebudayaan (tingkah laku)
- Bersifat harkat, martabat
- Dapat berubah, musiman, dan berbeda kelas.
2. Isu-isu Gender dan Budaya Patriarki
1) Isu-isu Gender
Berbicara tentang isu gender biasanya akan langsung menjadi bahan perbincangan
mengenai ketimpangan sosial seperti ketidak adilan gender dan kesetaraan gender. Hal ini
timbul karena adanya asumsi bahwa suatu masyarakat terdiri atas beberapa bagian yang
saling mempengaruhi, asumsi ini mencari unsur-unsur mendasar yang berpengaruh di
dalam suatu masyarakat.
Kesetaraan Gender
Istilah kesetaraan gender merupakan istilah yang selalu diartikan sebagai kondisi
ketidak setaraan gender yang dialami oleh kaum perempuan. Oleh sebab itu istilah ini
sering dikaitkan dengan diskriminasi terhadap perempuan, misalnya subordinasi, tindak
kekerasan, penindasan, dan lain-lain. Namun kesetaraan gender juga dapat berarti adanya

2
Ibid, 14.

2
3

kondisi dimana posisi laki-laki dan perempuan itu sebanding atau setara di dalam
memperoleh kesempatan serta memperoleh hak-haknya sebagai mahluk Tuhan yaitu
manusia dan juga mampu berperan diseluruh aspek kehidupan masyarakat.3
Ketidakadilan Gender
Tindak ketidakadilan gender ini disebabkan oleh indiologi tertentu, sistem sosial, dan
struktur dimasyarakat yang menghendaki adanya sterotip gender yang membedakan ruang
dan peran keduanya dalam berbagai bidang kehidupan.termanifestasikan dalam berbagai
bentuk, yaitu:
a. Marginalisasi Perempuan
b. Stereotipe (pandangan)
c. Kekerasan (violence)
d. Beban Ganda
e. Subordinasi
2). Budaya Patriarki
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menepatkan peran lakilaki lebih tinggi
dibanding perempuan dalam sebuah kelompok atau masyarakat. 4
a. Relasi Produksi Dalam Keluarga
b. Relasi Patriarki Pada Pekerjaan Upah
c. Relasi patriarki dalam negara
d. Relasi patriarki dalam lembaga budaya
B.Pandangan Islam tentang Gender
Kesetaraan Gender Dalam Perspektif Islam
Pendidikan islam merupakan pembimbing dan pembina fitrah peserta didik secara
maksimal, menjadi manusia yang seutuhnya dan bermuara pada penciptanya pribadi peserta
didik sebagai insan yang alkamil (Islam yang sempurna)Gerakan kesetaraan gender dalam
Islam pada kenyataannya timbul akibat pengaruh pemikiran-pemikiran yang berasal dari luar
yang memiliki tujuan tertentu, karena jauh dari gerakan feminis muncul, Islam telah memiliki
aturan kehidupan, gerak perempuan yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Hadist-hadist
Rosulullah, bagaimana kehidupan perempuan pada kala itu dan interaksi sosialnya. Islam

3
Ibid, 19.
4
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Aplikasi handphone Diakses pada 6 november 2022 pukul 22:12 WITA
4

dalam ajarannya menepatkan kedudukan perempuan dada kedudukan yang terpuji, dan
memiliki persamaan antara laki-laki dan perempuan tidak ada diskriminasi apapun. Berikut
persamaan hak dalam Islam diatur secara jelas dalam Al-Qur’an yang terbagi dalam beberapa
bagian yaitu:
a) Kesamaan dalam hak asal penciptaan ( QS. Al-A’raf:18 )
b) Kesamaan antara taklif dan pahala (QS. An-Nissa:124)
c) Kesamaan dalam hal hudud dan sanksi syariat (QS. Al-Nur:2)
d) Kesamaan dalam hak menggunakan harta dan kepemilikan harta.
Wacana gender di lingkungan umat Islam ditanggapi secara beragam; ada yang merespon
secara positif dan menerimanya sebagai kemestian sejarah, namun juga ada yang
meresponnya secara negatif dan secara apriori menolaknya karena dianggap sebagai sesuatu
yang datang dari Barat yang akan merusak Islam. Di luar dua sikap yang ambivalen itu,
terdapat model ketiga dalam merespon wacana gender, yaitu sikap kritis. Respon tersebut
wajar muncul karena sebagai istilah, gender merupakan wacana baru di lingkungan umat
Islam. Kenyataan terhadap respon di atas tampaknya berangkat dari kegelisahan sekaligus
kekhawatiran masyarakat terhadap „pudarnya‟ sakralitas Islam, karena mereka umumnya
meyakini bahwa Islam adalah sistem ajaran yang sudah lengkap, paripurna, dan tidak kurang
suatu apa. Tidak ada satu persoalan apapun, besar maupun kecil, yang mencolok maupun
yang remang-remang, yang belum ada jawabannya. Semuanya telah sempurna sebagaimana
ditegaskan Allah dalam firman-Nya dalam QS. Al-Ma‟idah [5]: 1.
Persoalannya adalah bagaimana memahami teks tersebut dalam hubungannya dengan
gender. Apakah gender bagian dari Islam, apakah Islam memiliki pandangan mengenai
gender dan beberapa pertanyaan yang menggelayut lainnya. Sebagai contoh, dalam al-Qur‟an
disebutkan bahwa laki-laki dan perempuan adalah zauj; berpasangan. Konsep ajaran ini
menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan itu adalah setara/equal (musawa) dan bersifat
komplementaris (saling melengkapi). Allah menciptakan segala sesuatu dengan berpasang-
pasangan. Laki-lakiperempuan, suami-istri, siang-malam, bumi-langit, malam-siang, dan
positif-negatif. Keberpasangan mengandung perbedaan sekaligus persamaan. Meskipun
demikian, keberpasangan bukan sesuatu yang bersifat suplemen, namun bersifat komplemen.
Karena itu, perbedaan dan persamaan dalam keberpasangan merupakan sesuatu yang given,
apa adanya dan tidak dapat dihindari. Keberpasangan dengan perbedaan dan persamaan
5

merupakan desain, agar kehidupan berjalan baik dan seimbang Oleh karena itu, Islam
hadir sebagai ajaran yang dapat mencerahkan perbedaan pendapat akan sesuatu yang terkait
dengan kehidupan manusia. Termasuk perbedaaan pemahaman terhadap beberapa teks-teks
yang saling membantah yang telah dijadikan sebagai contoh dalam uraian di atas. Islam
dengan ajaran yang dituangkan dalam pedoman ajaran yaitu, al-Qur,an dan Hadis akan
menjadi acuan bagi manusia dalam menjalani kehidupan, termasuk dalam hal memahami
kesetaraan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan5
Dari paradigm Islam tersebut di atas, maka ditemukan beberapa prinsip kesetaran gender
dalam Islam:
1. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Allah, sebagaimana ditegaskan dalam
QS. adz-Dzariat [51]: 56
2. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah Allah sebagaimana ditegaskan QS.
al-An‟am [6]: 165 dan alBaqarah [2]: 30.
3. Laki-laki dan perempuan sama-sama menerima perjanjian primordial sebagaimana
ditegaskan dalam QS. al-A‟raf [7]: 172.
4. Laki-laki (Adam) dan perempuan (Hawa) sama-sama terlibat aktif dalam peristiwa drama
kosmis, sebagaimana terekam dalam banyak ayat seperti QS. al-Baqarah [2]: 35, al-A‟raf: 20
dan 22, serta 23 dan al-Baqarah: 187.
5. Laki-laki dan perempuan berpotensi yang sama dalam meraih prestasi sebagaimana
terdapat dalam QS. Ali „Imran [3]: 195, an-Nisa‟ [1]: 124, an-Nah{l [16]: 97 dan Ghafir [40]:
40.
Secara khusus untuk prinsip yang terakhir, dikaitkan dengan dunia pendidikan maka
kaum perempuan dan laki-laki memiliki peluang yang sama untuk mengaktualisasikan diri
dalam memperlihatkan kompetensinya masing-masing. Dalam agama Islam, wanita
diwajibkan menuntut ilmu pengetahuan seperti halnya kaum pria. Agama Islam telah
menyamakan wanita dan pria dalam hal-hal yang bersifat kerohanian dan kewajiban-
kewajiban keagamaan tanpa perbedaan dalam ilmu dan pendidikan.

Hasnani Siri, “Gender Dalam Perspektif Islam”, (Pare-pare: STAIN Pare-pare, 2014), 246, Jurnal Al-
5

Maiyyah, Vol. 07 No. 2 (Juli-Desember) 2014


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman terhadap wacana gender merupakan hal yang memerlukan analisis yang kuat
tentang hal-hal yang menjadi bagian dalam wacana ini. Perbedaan antara kaum perempuan
dan kaum lakilaki tidak semestinya dipahami berdasarkan atribut biologis, sehingga
pemahaman terhadap gender tersebut akan memberi peluang terjadinya missunderstanding
terhadap makna yang termaktub dalam wacana gender tersebut. Gender dapat dipahami
sebagai perbedaan yang terlihat antara kaum perempuan dan kaum laki-laki berdasarkan relasi
sosial yang lebih terkait dengan nilai dan prilaku. Prinsip kesetaraan gender dalam perspektif
Islam adalah kaum laki-laki dan perempuan sama dalam beberapa hal, yaitu; sebagai hamba
Allah, sebagai khalifah Allah, menerima perjanjian primordial, terlibat aktif dalam peristiwa
drama kosmis, dan berpotensi yang sama dalam meraih prestasi. Prinsip ini secara jelas
diuraikan dalam pedoman ajaran Islam berupa teks atau nash al-Qur,an dan Hadis. Sedangkan
perbedaan antara kaum laki-laki dan kaum perempuan hanya dapat dilihat dari segi tingkat
ketaqwaan kepada Allah SWT.

B. Saran
Saran kami semoga makalah ini dapat membantu kita semua dalam memahami konsep
gender dalam studi islam agar berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dan
mengubah tingkah laku lingkungan pengajaran sesuai dengan konteks tujuan pendidikan
islam.kami menyadari masih banyaknya kekurangan pada makalah kami olehnya kami
harapkan kritik dan saran kedepannya makalah ini dapat bermanfaat dalam proses
penunjangan studi islam dan lengkap selanjutnya.

6
DAFTAR PUSTAKA
Siri, Hasnani. “Gender Dalam Perspektif Islam”. Pare-pare: STAIN Pare-pare. 2014. Jurnal
Al-Maiyyah. Vol. 07 No. 2 (Juli-Desember) 2014
Mashvufah, Hayyu. Konsep Gender Dalam Perspektif Pendidkan Islam. Skripsi tidak
diterbitkan, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Raden Intang Lampung,
Lampung, 2020.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Aplikasi handphone Diakses pada 6 November 2022 pukul
22:12 WITA

Anda mungkin juga menyukai