Disusun Oleh:
Kelompok 6
Sri Mulyani
Vito
Wahyuni
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR
Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Setitik harapan dari penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat serta
bisa menjadi wacana yang berguna. Penulis menyadari keterbatasan penyusunan
ini. Untuk itu, penulis mengharapkan dan menerima segala kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan di Indonesia saat ini, nampaknya masih didominasi
oleh ketimpangan gender. Pada umumnya masyarakat Indonesia, masih
menganut paham perempuan merupakan kelompok kelas dua, dan posisinya
terdapat di bawah laki-laki. Padahal dalam dunia pendidikan semua manusia,
laki-laki dan perempuan memiliki hak sama untuk memperolehnya.
Pendidikan yang merupakan ranah belajar bagi laki-laki dan perempuan,
justru keberadaannya lebih digandrungi oleh laki-laki daripada perempuan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gender dan pencapaian pendidikan?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami gender dan pencapaian pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berbagai tafsiran ajaran agama. Dengan demikian agar tidak terjadi
ketimpangan dalam dunia pendidikan, maka kesetaraan gender dalam
kehidupan sosial perlu dilestarikan.
4
10. Peran lembaga pendidikan: Lembaga pendidikan juga memiliki peran
penting dalam mempromosikan kesetaraan gender dan memfasilitasi
pencapaian pendidikan yang adil.
5
terutama perempuan, untuk mengejar pendidikan tinggi dan aspirasi karir
yang tinggi.
6. Riset dan pemantauan: Penting untuk terus melakukan riset dan
pemantauan terhadap kesenjangan gender dalam pencapaian pendidikan,
serta efektivitas kebijakan dan program yang telah diimplementasikan.
6
4. Pernikahan anak: Pernikahan anak adalah persoalan serius yang
berdampak pada pendidikan perempuan di Indonesia.
5. Kesenjangan pendapatan dan status sosial: Kesetaraan gender dalam
pendidikan juga terkait erat dengan kesenjangan pendapatan dan status
sosial antara laki-laki dan perempuan.
6. Kurangnya perwakilan perempuan di bidang STEM: Bidang ilmu
pengetahuan, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) masih
didominasi oleh laki-laki di Indonesia
7. Kurangnya dukungan sosial: Dukungan sosial yang kuat dalam keluarga
dan masyarakat dapat berperan penting dalam mempromosikan kesetaraan
gender dalam pendidikan..
7
pengetahuan berbasis gender yang sangat dibutuhkan saat ini. Selain itu
agama khususnya Islam juga mengajarkan keadilan baik laki-laki maupun
perempuan. Untuk mengetahui nilai-nilai keadilan yang telah tersedia
khususnya pada agama Islam. Al-Qur‟an tidak mengajarkan diskriminasi
antara laki-laki dengan perempuan sebagai manusia. Dihadapan Allah SWT
lelaki dan perempuan mempunyai derajat dan kedudukan yang sama. Oleh
karena itu pandangan yang menyudutkan posisi perempuan sudah selayaknya
diubah diharapkan mampu memberikan pengarahan pada masa yang akan
datang mengenai keadilan gender dalam pendidikan Islam.
Berikut ini adalah beberapa ciri dan praktik yang umum ditemukan
dalam lembaga pendidikan Islam yang berbasis gender:
8
berdasarkan jenis kelamin, khususnya pada tingkat sekolah menengah dan
lebih tinggi.
3. Pengajaran yang sensitif terhadap gender: Lembaga pendidikan Islam yang
berbasis gender menyediakan pengajaran yang responsif terhadap
perbedaan gender..
4. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi: Lembaga pendidikan Islam yang
berbasis gender juga memperhatikan pendidikan tentang kesehatan
reproduksi.
5. Lingkungan yang inklusif: Lembaga pendidikan Islam yang berbasis
gender menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif dan aman bagi
laki-laki dan perempuan.
6. Peran model dan mentor: Lembaga pendidikan Islam yang berbasis gender
mengakui pentingnya peran model dan mentor yang dapat menginspirasi
dan membimbing siswa dan siswi.
7. Pemantauan dan evaluasi yang berkelanjutan: Lembaga pendidikan Islam
yang berbasis gender melibatkan pemantauan dan evaluasi yang
berkelanjutan terhadap implementasi pendekatan gender dalam
pendidikan.
8. Keterlibatan keluarga dan komunitas: Lembaga pendidikan Islam yang
berbasis gender juga melibatkan keluarga dan komunitas dalam upaya
pendidikan.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa konsep gender dalam pendidikan Islam dan
lembaga pendidikan Islam yang berbasis gender. Konsep gender dalam
pendidikan Islam mencakup pemahaman tentang peran dan hubungan antara
laki-laki dan perempuan dalam konteks agama Islam, dengan penekanan pada
kesetaraan hak, pendidikan sebagai hak dan kewajiban, nilai-nilai kesopanan,
kerendahan hati, peran dan tanggung jawab yang komplementer, serta
pendidikan moral dan akhlak.
B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat. Menyadari bahwa tugas makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran
yang konstruktif selalu diharapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
10
membantu dalam penggarapan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan berbagai pihak yang membutuhkan.
C. Daftar Pustaka
Amasari, Laporan Penelitian Pendidikan Berwawasan Gender (Banjarmasin: IAIN
Antasari, 2005).
Pustaka Pelajar.
Jakarta: Paramadina.
11