Disusun oleh :
KELOMPOK 3
Musakkir (21130137)
2023/2024
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan petunjuknya
kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan baik dan lancar. Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi tugas mata kuliah ISU-ISU
AKTUAL PENDIDIKAN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Kesetaraan atau Keadilan dalam Pendidikan” bagi penulis dan
para pembaca.
Kami mengucapkan terima akasih kepada ibu Siti Nabilah, selaku dosen mata
kuliah ISU-ISU AKTUAL PENDIDIKAN yang telah memberikan tugas ini kepada
kami sehingga pengetahuan dan wawasan kami bertambah. Namun demikian, kami
menyadari bahwa makalah kami banyak kurangnya dan masih jauh dari kata
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kami dapat menerima kritik dan saran dari
berbagai pihak untuk penyempurnaan makalah berikutnya. Demikian yang dapat saya
sampaikan, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi para pembaca dan bagi
diri kami sendiri.
Wa’alaikumsalam wr.wb
Hormat kami,
Penuliss
DAFTAR ISI
1. Kesimpulan ....................................................................................................
2. Saran .............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kesetaraan atau keadilan dalam pendidikan?
2. Bagaimana Isu-Isu Kesenjangan Gender dalam dunia Pendidikan?
3. Bahagia Implementasi Kesetaraan Gender Dalam Lingkup Tata Sosial
dan Pendidikan.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana kesetaraan atau keadilan dalam
pendidikan.
2. Untuk mengetahui Isu-Isu Kesenjangan Gender dalam dunia
Pendidikan.
3. Bahagia Implementasi Kesetaraan Gender Dalam Lingkup Tata Sosial
dan Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
• Nilai sosial dan budaya patriarki sama dengan pranata kehidupan yang
berdasarkan pandangan laki-laki.
• Produk dan peraturan perundang-undangan yang masih bias gender.
• Pemahaman ajaran agama yang tidak kompeherensif dan cenderung
parsial.
• Kelemahan kurang percaya diri, tekad dan inkonsistensi kaum
perempuan sendiri dalam memperjuangkan nasibnya.
• Pemahaman para pemimpin dengan pengambil keputusan terhdap
makna kesetaraan dan keadilan gender yang belum mendalam. (Pakek
Ge Yayan n.d.)
• Kurikulum dan buku ajar yang belum berlandaskan pada peran gender
secara seimbang akan menyebabkan perempuan tetap tidak
mempunyai mentaitas sebagai warga masyarakat yan produktif.
• Pengaruh sosio kultur masyarakat Indonesia masih menepatkan
perempuan dalam posisi yang kurang strategis dalam pengambilan
keputusan di bidang pendidikan dan pembelajaran.
• Rendahnya angka partisipasi perempuan dalam pendidikan akan
mengakibatkan pendidikan menjadi kurang efesien, Walaupun
proporsi perempuan yang melanjutkan pendidikan selalu lebih rendah
daripada laki-laki, namun perempuan lebih mampu bertahan. (Haslita
et al. 2021)
PENUTUP
1. Kesimpulan.:
Kesetaraan atau keadilan merupakan gagasan dasar, tujuan, serta misi
utama peradaban manusia untuk mencapai kesejahteraan, membangun
keharmonisan kehidupan bermasyarakat serta bernegara, dan membangun
keluarga yang berkualitas. Kesetaraan atau keadilan dalam pendidikan ialah
perbedaan gender tanpa adanya diskriminasi dan mampu memberikan
kesempatan yang sama bagi laki-laki maupun perempuan untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam dunia pendidikan. Laki-laki dan
perempuan diciptakan untuk saling melengkapi satu sama lain guna untuk
membangun suatu kekuatan (sinergi) baru yang lebih kuat serta bermanfaat
bagi umat manusia. Perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan gender
dan perbedaan gender telah melahirkan bermacam-macam ketidakadilan.
Pemahaman terhadap kesetaraan dan keadilan gender mulai direalisasikan
secara perlahan-lahan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kesetaraan
kesempatan pendidikan yang dijamin oleh pemerintah. Namun, hal ini
tentunya belum terjadi secara merata, ketidakadilan masih berdiri tegak.
Banyak kaum perempuan yang berasal dari kalangan keluarga kurang mampu
yang belum bisa merasakan kesetaraan dalam bidang pendidikan, dan
maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap kaum perempuan
mengindikasikan bahwa bias gender masih belum dapat dihilangkan dari
kultur masyarakat Indonesia. Dimana budaya patriarki seakan sudah
mendarah daging di dalam kehidupan tatanan sosial masyarakat. Pola
pengasuhan anak yang salah juga ikut andil dalam penciptaan bias gender
dalam masyarakat. Larangan-larangan yang dibebankan oleh orang tua
terhadap anak perempuan dan laki-lakinya tidak jarang malah membentuk
jurang perbedaan yang akan melahirkan ketidakadilan gender ketika mereka
beranjak dewasa. Penanganan masalah gender ini tidak dapat diatasi oleh satu
pihak melainkan perlu adanya kerjasama antara pihak masyarakat dan
pemerintah. Pihak pemerintah menciptakan hukum yang tegas bagi pelaku
ketidakadilan gender dan masyarakat ikut serta dalam gerakan penegakan
gender tersebut dengan cara terus melakukan edukasi dan secara perlahan
menghilangkan budaya patriarki yang berdiri kokoh dalam tatanan masyarakat
Indonesia.
2. Saran :
Kami sadar bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya kami akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang
makalah ini dengan sumber-sumber rujukan yang lebih banyak yang tentunya
dapat dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Haslita, Rina et al. 2021. “Implementasi Kebijakan Pada Kesetaraan Gender Dalam
Bidang Pendidikan.” Takzim : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1(1): 81–86.
Pakek Ge Yayan. “Pendidikan_dan_Kesetaraan_Gender.”
Samaha, E., P. Meria, A. Hernigou, and J. M. Duclos. 2004. “Non-Secreting Adrenal
Tumours.” Annales d’Urologie 38(1): 35–44.
Sari, Gusti Rahma, and Ecep Ismail. 2021. “Polemik Pengarusutamaan Kesetaraan
Gender Di Indonesia.” Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin 1(2): 51–58.
Sulistyowati, Yuni. 2021. “Kesetaraan Gender Dalam Lingkup Pendidikan Dan Tata
Sosial.” IJouGS: Indonesian Journal of Gender Studies 1(2): 1–14.