Anda di halaman 1dari 8

SPIRIT SUMPAH PEMUDA

Perempuan Sebagai Pendidik Generasi Bangsa

 Ibu menjadi madrasah pertama bagi anak


 Di era modern saat ini, ruang apresiasi untuk para perempuan semakin terbuka memberikan
banyak kesempatan kepada kaum wanita untuk menunjukkan eksistensinya dalam
pembangunan bangsa. Mulai dari ruang lingkup yang luas seperti pembangunan dalam
bidang ekonomi, politik, sosial budaya, keamanan dan pertahanan, hingga ruang lingkup
yang lebih kecil seperti membangun karakter anak di dalam sebuah keluarga.
 stigma bahwa perempuan, yang notabene nantinya akan menjadi ibu “yang hanya di rumah
saja”, tidak memerlukan pendidikan tinggi.
 Pernikahan dini, belum dalam usia matang, belum memiliki pengetahuan parenting yang
matang, berdampak pada kualitas perkembangan anak.
 Sebanyak 602 kasus kekerasan seksual pada anak di Jatim pada 2022, Jumlah itu setara
dengan 51,85 persen dari total 1.161 kasus kekerasan yang terjadi pada anak.
 164 kasus kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan di Jatim, Jumlah itu setara
dengan 20,2 persen dari 811 kasus kekerasan pada perempuan di Jatim.
 Pemprov Jatim membuka hotline SAPA 129 dan WA 0895 3487 71070 yang siap menerima
laporan dalam 24 jam
 Masih tingginya kasus kekersan an pelecehan seksual yang terjadi bahkan setelah
disahkannya UU No 12 Tahun 2022 tentang TPKS menunjukkan adanya darurat kesadaran
dari berbagai pihak. Bahkan kita, juga berkewajiban untuk melakukan tindakan preventif
terhadap kasus kekerasan seksual.
 Pendekatan persuasive secara besar besaran dan luas melalui sekolah atau media adalah
proses terbaik untuk melakukan hegemoni
 Mendikbudristek dalam pidatonya di hari Perempuan menyampaikan bahwa Adanya 3 dosa
besar dalam pendidikan, yakni intoleransi, kekerasan seksual dan perundungan/bullying
 Super women, termanifestasi pada kesadaran. Yakni kesadaran diri bahwa kita bisa dan
mampu melakukan apapun yang kita mau dan apa yang harus kita lakukan karena
tanggungjawab yang ada. Tentunya sesuai dengan passion yang dimiliki dan sesuai dengan
apa yang dicita citakan
 Dari total populasi guru nasional, sebanyak 2,36 juta orang atau 70,84% adalah perempuan.
Sementara jumlah guru laki-laki sebanyak 972,05 ribu orang atau 29,16%.
 Bullying anak, adanya digitalisasi yang sangat signifikan, bagaikan dua mata pisau yang tidak
terelakkan. Hal tsb muncul krn adanya perasaan ingin menjadi superior dan ingin
mendapatkan validasi dari sang anak.
 (Convention on the Elimination af All Forms of Discrimination against Women) atau CEDAW
yang ditetapkan pada 18 Desember 1979. Selanjutnya, Indonesia meratifikasi konvensi
tersebut ke dalam Undang-Undang No. 7 tahun 1984 sebagai penegasan agar terwujudnya
persamaan kedudukan antara laki-laki dan perempuan di Indonesia.

Napoleon Bonaparte, “Berikan saya satu ibu berilmu, darinya akan lahir sebuah bangsa yang
bermartabat dan berpendidikan.”
1. Pendahuluan tentang Peran Pendidikan dalam Pembentukan Generasi Bangsa
a. Mengapa pendidikan sangat penting dalam pembangunan bangsa?

Pendidikan sangat penting dalam pembangunan bangsa karena memiliki


dampak yang signifikan pada berbagai aspek pembangunan sosial, ekonomi,
politik, dan budaya. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pendidikan
memiliki peran kunci dalam pembangunan suatu bangsa:

 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia:


Pendidikan memungkinkan individu untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan kapasitas intelektual mereka. Sumber daya manusia yang
terdidik cenderung lebih produktif dan inovatif, yang membantu dalam
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan teknologi.
 Reduksi Kemiskinan:
Pendidikan memberikan kesempatan yang lebih baik untuk pekerjaan yang
lebih baik dan berpenghasilan tinggi. Hal ini dapat membantu mengurangi
tingkat kemiskinan dengan memberikan akses ke pekerjaan yang lebih baik.
 Peningkatan Kesehatan dan Kualitas Hidup:
Pendidikan juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan masyarakat.
Orang yang terdidik memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang gaya
hidup sehat, sanitasi, dan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan.
 Pengembangan Kapasitas Pemimpin dan Warga Negara yang
Bertanggung Jawab:
Pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang
mengembangkan pemahaman dan kemampuan berpikir kritis. Ini
membantu dalam menciptakan pemimpin yang bertanggung jawab dan
warga negara yang partisipatif dalam proses demokratisasi.
 Pemecahan Masalah Sosial:
Pendidikan dapat membantu mengatasi masalah sosial seperti
ketidaksetaraan gender, diskriminasi rasial, dan konflik sosial dengan
meningkatkan kesadaran dan toleransi di antara individu dan kelompok.
 Inovasi dan Pembangunan Teknologi:
Pendidikan memainkan peran penting dalam pembangunan teknologi dan
inovasi. Negara-negara yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lebih
cenderung menjadi pusat inovasi.
 Meningkatkan Akses ke Informasi:
Dalam era informasi, pendidikan membantu individu mengembangkan
keterampilan untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi
dengan bijak. Ini penting dalam pengambilan keputusan yang tepat.
 Peningkatan Kualitas Hidup dan Kebahagiaan:
Pendidikan juga berperan dalam peningkatan kualitas hidup dan
kebahagiaan individu. Orang yang terdidik cenderung lebih puas dengan
hidup mereka karena memiliki kesempatan yang lebih besar untuk
mencapai impian dan tujuan mereka.
 Kepemimpinan Global:
Negara-negara dengan sistem pendidikan yang kuat sering kali memiliki
pengaruh yang lebih besar dalam politik dan perdagangan dunia.
Pendidikan yang baik dapat menciptakan pemimpin global yang
memengaruhi perubahan positif di tingkat internasional.

b. Peran guru atau pendidik dalam proses pendidikan.

Peran guru atau pendidik dalam proses pendidikan sangat penting dan
beragam. Guru memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk perkembangan
siswa, baik secara akademis maupun sosial. Berikut adalah beberapa peran guru atau
pendidik dalam proses pendidikan:

1. Fasilitator Pembelajaran: Guru bertindak sebagai fasilitator dalam proses


pembelajaran. Mereka menciptakan lingkungan yang mendorong pertumbuhan
intelektual siswa, memberikan akses ke sumber daya pendidikan, dan mengarahkan
siswa ke materi pembelajaran yang sesuai.
2. Pengajar: Guru adalah sumber pengetahuan dan keterampilan yang memberikan
pelajaran kepada siswa. Mereka menyampaikan informasi, menjelaskan konsep, dan
membantu siswa memahami materi pelajaran.
3. Pengembang Keterampilan: Guru membantu siswa mengembangkan berbagai
keterampilan, termasuk keterampilan akademik (membaca, menulis, berhitung),
keterampilan sosial (komunikasi, kerjasama), dan keterampilan berpikir kritis.
4. Model Peran: Guru adalah model peran bagi siswa. Mereka mempengaruhi perilaku
dan etika siswa dengan cara mereka berinteraksi, berbicara, dan berperilaku. Guru
yang baik memberikan contoh yang baik untuk diikuti.
5. Mengidentifikasi Kebutuhan Siswa: Guru perlu memahami kebutuhan individu
siswa. Ini termasuk mengidentifikasi bakat, minat, dan kesulitan belajar siswa untuk
dapat memberikan pendekatan yang sesuai.
6. Merancang Kurikulum: Guru berperan dalam merancang kurikulum yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan tujuan pendidikan. Mereka memilih materi
pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian yang sesuai.
7. Menginspirasi dan Mendorong: Guru memiliki peran yang penting dalam
memotivasi siswa. Mereka dapat menginspirasi minat dalam belajar, memberikan
dorongan, dan membantu siswa mengatasi hambatan akademik.
8. Evaluasi dan Penilaian: Guru melakukan penilaian terhadap kemajuan siswa dan
memberikan umpan balik yang konstruktif. Ini membantu siswa memahami di mana
mereka berada dalam pembelajaran dan bagaimana mereka dapat memperbaiki diri.
9. Pendukung Sosial dan Emosional: Guru juga berperan sebagai pendukung sosial
dan emosional. Mereka dapat membantu siswa mengatasi masalah pribadi, konflik,
atau stres yang dapat mempengaruhi pembelajaran.
10. Mengajarkan Nilai dan Etika: Guru berperan dalam mengajarkan nilai-nilai moral
dan etika kepada siswa. Mereka membantu membentuk karakter siswa dan
membimbing mereka dalam mengambil keputusan yang tepat.
11. Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi: Guru dapat mendorong siswa untuk
berpikir kreatif, mendorong mereka untuk menemukan solusi baru, dan mendukung
inovasi.
12. Pembentukan Masyarakat Belajar: Guru dapat membantu dalam membentuk
lingkungan belajar yang aman, inklusif, dan berdaya saing di dalam kelas.

2. Perempuan Sebagai Pendidik:


Perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan. Mereka berperan
sebagai pendidik di berbagai tingkat, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga perguruan
tinggi, dan bahkan dalam berbagai konteks pendidikan non-formal. perempuan merupakan
madrasah pertama bagi anak. Peran perempuan sebagai pendidik memiliki dampak yang
signifikan dalam perkembangan individu, masyarakat, dan bangsa secara keseluruhan.

Penting untuk memastikan bahwa semua orang memiliki kesempatan yang


sama dalam hal pendidikan dan karir di bidang pendidikan. Dalam masyarakat yang
inklusif, semua orang, tanpa memandang gender, memiliki potensi untuk
berkontribusi dalam menciptakan masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan.

3. Tantangan dan Peluang yang Dihadapi Perempuan dalam Dunia Pendidikan

1. Ketidaksetaraan Akses: Di beberapa wilayah, terutama di negara-negara


berkembang, perempuan masih mengalami kesulitan dalam mengakses pendidikan
yang setara dengan laki-laki. Faktor seperti kemiskinan, jarak ke sekolah, budaya, dan
kebijakan yang tidak mendukung dapat menjadi hambatan.
2. Diskriminasi Gender: Perempuan sering mengalami diskriminasi di sekolah dan
universitas. Ini bisa mencakup perlakuan diskriminatif, pelecehan seksual, stereotip
gender, dan ekspektasi sosial yang berbeda.
3. Perkawinan Anak: Perkawinan anak perempuan dapat mengganggu akses dan
kelanjutan pendidikan mereka. Banyak perempuan di beberapa negara masih menikah
pada usia yang sangat muda, yang dapat menghentikan pendidikan mereka.
4. Kebutuhan Rumah Tangga: Beban kerja rumah tangga dan tugas-tugas perawatan
sering kali jatuh pada pundak perempuan, yang dapat mengurangi waktu yang tersedia
untuk pendidikan.
5. Stigma Menstruasi: Di beberapa budaya, menstruasi perempuan masih dianggap
sebagai stigma, yang dapat mempengaruhi partisipasi sekolah perempuan. Kurangnya
akses ke fasilitas sanitasi yang aman di sekolah juga menjadi masalah.
6. Tantangan Ekonomi: Faktor ekonomi, seperti biaya pendidikan dan kehilangan
pendapatan yang diakibatkan oleh pendidikan, dapat menjadi hambatan dalam akses
perempuan ke pendidikan.

Peluang:

1. Pendidikan sebagai Pemberdayaan: Pendidikan memberikan perempuan


pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang memungkinkan mereka untuk
mengambil peran yang lebih besar dalam masyarakat dan ekonomi.
2. Pendidikan sebagai Alat Perubahan Sosial: Pendidikan perempuan memiliki
dampak positif dalam mengurangi tingkat kelahiran, peningkatan kesehatan ibu dan
anak, dan berkontribusi pada pengentasan kemiskinan.
3. Pendidikan Online: Teknologi telah membuka akses ke pendidikan melalui platform
online, yang dapat membantu perempuan yang memiliki keterbatasan geografis atau
budaya dalam mengakses pendidikan.
4. Pola Pikir yang Berubah: Dengan meningkatnya kesadaran tentang pentingnya
kesetaraan gender, banyak masyarakat dan negara-negara berkomitmen untuk
menghapus diskriminasi dan memberikan pendidikan yang setara bagi semua.
5. Perubahan Kebijakan: Banyak negara telah mengadopsi kebijakan untuk
mendukung pendidikan perempuan, termasuk program beasiswa, insentif untuk
keluarga, dan program-program khusus yang mendukung perempuan dalam
pendidikan.
6. Perempuan sebagai Model Peran: Perempuan yang berhasil dalam pendidikan dapat
menjadi model peran bagi generasi berikutnya, memotivasi perempuan muda untuk
mengejar pendidikan tinggi dan mencapai potensi mereka.

Tantangan dan peluang yang dihadapi perempuan dalam dunia pendidikan menyoroti
pentingnya perjuangan untuk mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan. Dengan usaha
bersama dari pemerintah, masyarakat, dan organisasi, perempuan dapat mengatasi hambatan-
hambatan ini dan meraih manfaat pendidikan yang setara. Ini akan membawa dampak positif
pada perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan.

4. Pendekatan Pendidikan yang Lebih Inklusif dan Berkeadilan Gender

Pendekatan pendidikan yang lebih inklusif (pendekatan untuk membangun dan


mengembangkan lingkungan yang lebih terbuka) dan berkeadilan gender adalah upaya untuk
memastikan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang mereka, memiliki akses yang
sama ke pendidikan dan kesempatan yang sama untuk berhasil di dalamnya. Ini mencakup
berbagai aspek, termasuk jenis kelamin, disabilitas, status sosial-ekonomi, budaya, suku, dan
banyak faktor lainnya.

Berikut adalah beberapa prinsip utama dari pendekatan pendidikan yang lebih inklusif dan
berkeadilan gender:

1. Kesetaraan Gender: Pendekatan ini menekankan perlunya menghilangkan


ketidaksetaraan gender dalam sistem pendidikan. Ini mencakup memastikan bahwa
baik laki-laki maupun perempuan memiliki akses yang sama ke pendidikan yang
berkualitas dan memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang.
2. Penghapusan Stereotip Gender: Penting untuk mengatasi stereotip gender di dalam
kurikulum, buku teks, dan lingkungan belajar. Ini memungkinkan anak-anak untuk
memilih jurusan atau karier yang sesuai dengan minat dan potensi mereka, tanpa
batasan berdasarkan jenis kelamin.
3. Akses untuk Semua: Ini mencakup memastikan bahwa anak-anak dengan disabilitas,
anak-anak dari latar belakang sosial-ekonomi rendah, anak-anak suku minoritas, dan
semua kelompok lainnya memiliki akses yang sama ke pendidikan yang berkualitas.
Ini bisa melibatkan penyediaan transportasi, aksesibilitas fisik, dan dukungan
tambahan jika diperlukan.
4. Kurikulum yang Inklusif: Kurikulum harus mencerminkan keragaman masyarakat dan
budaya. Ini membantu mempromosikan pemahaman yang lebih baik tentang
perbedaan dan menghormati hak setiap individu untuk mengidentifikasi diri mereka
sendiri.
5. Pelatihan Guru: Guru perlu diberikan pelatihan yang sesuai untuk mengajar dalam
lingkungan inklusif dan mengatasi isu-isu gender. Mereka harus mampu mengenali
dan mengatasi ketidaksetaraan gender dan merespons beragam kebutuhan siswa.
6. Pemberdayaan peserta didik: Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran dan
pengambilan keputusan dapat membantu mempromosikan inklusivitas dan kesetaraan
gender. Ini juga memungkinkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam menciptakan
lingkungan belajar yang lebih inklusif.
7. Pemantauan dan Evaluasi: Diperlukan pemantauan dan evaluasi sistem pendidikan
untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip inklusif dan berkeadilan gender dijalankan
dengan baik. Data harus dikumpulkan dan digunakan untuk mengidentifikasi
ketidaksetaraan dan mengevaluasi dampak kebijakan dan praktik pendidikan.

Pendekatan pendidikan yang lebih inklusif dan berkeadilan gender bertujuan untuk
menciptakan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan setara. Hal ini dapat menghasilkan
hasil pendidikan yang lebih baik, peluang yang lebih luas, dan mendorong perkembangan
individu dan masyarakat secara keseluruhan.

5. Program yang mendukung perempuan dalam pendidikan

Ada banyak program-program yang mendukung perempuan dalam pendidikan di berbagai


negara. Program-program ini bertujuan untuk mengatasi disparitas(perbedaan) gender dalam
akses dan hasil pendidikan, serta untuk memberikan perempuan peluang yang setara dalam
pendidikan. Beberapa contoh program pendidikan yang mendukung perempuan meliputi:

1. Beasiswa khusus perempuan: Beberapa organisasi dan lembaga pemerintah


menyediakan beasiswa khusus untuk perempuan dalam berbagai tingkatan
pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Beasiswa ini
membantu perempuan mendapatkan akses ke pendidikan berkualitas.
2. Program mentoring: Program mentoring khusus untuk perempuan dapat membantu
mereka dalam mengatasi hambatan-hambatan dalam pendidikan dan karier. Mentor
perempuan yang berpengalaman dapat memberikan panduan dan dukungan.
3. Pelatihan keterampilan: Program pelatihan keterampilan khusus untuk perempuan,
seperti pelatihan teknologi, kewirausahaan, atau keterampilan profesional lainnya,
dapat membantu perempuan mempersiapkan diri untuk pasar kerja dan meningkatkan
kemandirian ekonomi mereka.
4. Gerakan kesadaran gender: Kampanye dan program yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran gender di sekolah dan masyarakat dapat membantu
mengatasi prasangka gender dan norma-norma sosial yang membatasi akses
perempuan ke pendidikan.
5. Penyediaan fasilitas pendidikan yang aman: Program ini bertujuan untuk memastikan
bahwa perempuan dan anak perempuan dapat mengakses fasilitas pendidikan yang
aman dan bebas dari kekerasan atau pelecehan.
6. Penghapusan biaya pendidikan: Beberapa negara telah mengadopsi kebijakan
penghapusan biaya pendidikan atau memberikan bantuan keuangan kepada keluarga
yang mendorong anak perempuan untuk tetap bersekolah.
7. Inisiatif teknologi: Program-program yang memastikan perempuan memiliki akses ke
teknologi dan pelatihan teknologi dapat membantu mereka dalam mengembangkan
keterampilan yang relevan untuk abad ke-21.
8. Program keluarga berencana: Program-program ini mendukung perempuan dalam
mengelola kehamilan dan keluarga, sehingga mereka dapat tetap berfokus pada
pendidikan mereka.
9. Kemitraan antara pemerintah dan organisasi non-pemerintah: Kerjasama antara
pemerintah, LSM, dan sektor swasta dapat menciptakan berbagai program pendidikan
yang mendukung perempuan.

Program-program ini dapat bervariasi dari negara ke negara dan tergantung pada konteks
sosial, budaya, dan ekonomi setempat. Tujuan utama dari program-program ini adalah untuk
menciptakan peluang pendidikan yang setara bagi perempuan dan laki-laki serta untuk
mengurangi disparitas gender dalam akses dan hasil pendidikan.
Mengapa masih ada program program khusus perempuan jika laki laki dan perempuan itu
setara?

- Mengatasi Ketidaksetaraan yang Ada: Program-program khusus perempuan sering kali


didesain untuk mengatasi ketidaksetaraan yang masih ada di masyarakat. Meskipun prinsip
kesetaraan diakui, kenyataannya masih ada ketidaksetaraan dalam berbagai bidang, seperti
pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan banyak lagi. Program-program ini bertujuan untuk
membantu mengurangi kesenjangan tersebut.
- Mendorong Partisipasi: Program-program khusus perempuan dapat menjadi alat untuk
mendorong partisipasi perempuan di bidang-bidang di mana mereka kurang diwakili. Ini bisa
mencakup dukungan dalam mendapatkan akses ke pendidikan, pelatihan pekerjaan, dan posisi
kepemimpinan.

Penting untuk dicatat bahwa program-program khusus perempuan sering kali menjadi topik
perdebatan. Beberapa orang berpendapat bahwa mereka mendiskriminasi laki-laki, sementara
yang lain berpendapat bahwa mereka diperlukan untuk mengatasi ketidaksetaraan yang masih
ada.

6. kesadaran dalam mengoptimalkan potensi diri


 Di era modern saat ini, ruang apresiasi untuk para perempuan semakin terbuka
memberikan banyak kesempatan kepada kaum wanita untuk menunjukkan
eksistensinya dalam pembangunan bangsa. Mulai dari ruang lingkup yang luas
seperti pembangunan dalam bidang ekonomi, politik, sosial budaya, keamanan
dan pertahanan, hingga ruang lingkup yang lebih kecil seperti membangun
karakter anak di dalam sebuah keluarga.
 kekuatan perempuan bersumber pada kesadaran. Yakni kesadaran diri bahwa
kita bisa dan mampu melakukan apapun yang kita mau dan apa yang harus
kita lakukan karena tanggungjawab yang ada. Tentunya sesuai dengan passion
yang dimiliki dan sesuai dengan apa yang dicita citakan.
7. Problem Gender yang masih menjadi PR hingga hari ini
 kekerasan seksual
 Pelecehan online
 bullying
 Akses layanan kesehatan reproduksi

Anda mungkin juga menyukai