Disusun Oleh :
Kelompok 8 A2PSR
1. Paryono (2250410011)
2. Dwi Faris Firmansyah (2250410028)
3. Choirun Nissa (2250410032)
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Kami memanjatkan doa pujian dan syukur atas kehadirat Allah SWT
senantiasa menganugrahkan kepada kami rahmat dan taufiknya, karena itu kita
masih bisa eksis di dalam memajukan dan mengembangkan dunia pendidikan di
negeri tercinta ini. Dan kami merasa sangat bersyukur karena dapat menyusun dan
menuntaskan tugas makalah mata kuliah Metodologi Studi Fiqih yang berjudul
“Studi Fiqih Dengan Pendekatan Gender” secara tepat waktu.
Mengenai makalah yang berjudul " Studi Fiqih Dengan Pendekatan Gender "
telah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Fiqih yang
diampu oleh Bapak Khifni Nasif, M.E. Selain itu, kami berharap makalah kami
akan memungkinkan pembaca dalam memberikan kesempatan belajar bagi semua
orang di kalangan mahasiswa/i semuanya.
Dengan penyusunan makalah ini, kami berharap pada semua pembaca dapat
menjadikan wadah untuk mengembangkan wawasan berpikir yang dinamis,
imajinatif dan kreatif serta mengembangkan motivasi budaya membaca.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Pendahuluan ................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
1.1 Pengertian Gender ......................................................................................... 3
2.2 Konsep Gender .............................................................................................. 4
3.3 Gender dalam Pandangan Islam .................................................................... 6
4.4 Masalah ketidakadilan Gender ...................................................................... 9
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14
A. Kesimpulan ................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Gender merupakan istilah yang baru dalam islam, karena sesungguhnya
gender sendiri merupakan suatu istilah yang muncul di barat pada sekitar tahun
1980. Digunakan pertama kali pada sekelompok ilmuan wanita yang juga
membahas tentang peran wanita saat itu. Islam mendudukkan laki-laki dan
perempuan dalam posisi yang sama dan kemuliaan yang sama. Islam tidak
membedakan laki-laki dan wanita dalam hal tingkatan takwa, dan surga juga
tidak dikhususkan untuk laki-laki saja, tetapi untuk laki-laki dan perempuan
yang bertakwa dan beramal sholih, Islam mendudukkan wanita dan laki-laki
pada tempatnya.1
Tak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan dalam Islam, akan
tetapi yang membedakan keduanya adalah fungsionalnya, karena kodrat dari
masing-masing. Namun kenyataan yang terjadi disekitar kita adalah bahwa
masih banyak kesalahpahaman tentang pemahaman konsep gender dalam Islam
khususnya fiqih, yang mengakibatkan munculnya isu-isu baru yang melahirkan
perkembangan diskusi baru dalam fiqih islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian dari Gender?
2. Bagaimana Konsep dari Gender?
3. Bagaimana Gender dalam Pandangan Islam?
4. Bagaimana Masalah Ketidakadilan tentang Gender?
1
Kesetaraan Gender Dalam Al-Qur'an ( YPP Minhajul Thullab Lampung Timur).
2
Fuad M. Fahimul, JURNAL ISTINBATH Vol 8, No 2 (2011): Vol. VIII, Nomor 2, Nopember 2011.
1
C. Tujuan Masalah
1. Pengertian Gender
2. Mendiskripsikan Konsep Gender
3. Mendiskripsikan Gender dalam Pandangan Islam
4. Mendiskripsikan Ketidakadilan Gender
2
BAB II PEMBAHASAN
3
Supiana, "Metodologi Studi Islam", (Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi Islam,2012) hlm. 329
4
Ibid. hlm. 330
3
perempuan dari segi anatomi biologi. Istilah sex lebih banyak berkonsentrasi
pada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan hormon
dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya.
Sementara itu, gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial,
budaya, psikologis, dan aspek-aspek non-biologis lainnya.5
5
Gusnarib wahab, "Gender dalam Perspektif Islam" Jurnal Hunafa Vol. 5, No. 2, Agustus
2008, hlm.228
6
Mansour Faqih. 2010. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar hal.7
4
sosial atau yang sering disebut peran gender ini berpengaruh terhadap pola relasi
kuasa antara perempuan dan laki-laki yang sering disebut sebagai relasi gender.
Konsep gender ini sering disamakan dengan seks atau jenis kelamin. Gender
dan seks dapat diibaratkan sebagai dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan.
Artinya jika berbicara mengenai gender tidak terlepas dari jenis kelamin. Namun
kedua konsep ini sangat berbeda makna dan pengertiannya. Konsep jenis kelamin
adalah kenyataan secara biologis yang membedakan antara manusia dimana lebih
diidentikkan dengan perbedaan tubuh laki-laki dan perempuan.7
Untuk lebih jelas perbedaan gender dan jenis kelamin bisa ditarik dalam
beberapa pion penting sebagai berikut :
A. Gender
7
Dr. Muhammad Rizka Muqtada, M.Hum. Pendekatan gender dalam studi fiqih
5
B. Jenis kelamin
Posisi Islam dalam hal ini telah menjadi sorotan Dunia Barat, dengan
tingkat objektivitas yang sangat kurang, ada sebagian dari mereka yang
menganggap bahwa ajaran Islam tidak memberikan penghargaan terhadap
perempuan. Menurut mereka Agama Islam justru men-diskritkan kaum
perempuan, dengan membatasi ruang geraknya, sehingga menimbulkan
beberapa efek negatif terhadap kaum perempuan, seperti adanya diskriminasi
terhadap perempuan.8
8
ROUDHOTUL JANNAH , APRESIASI AL-QUR’AN TERHADAP PEREMPUAN DALAM SURAT AL-NISA’.
6
yang menguntungan satu pihak dan merugikan pihak lainya. Perbedaan
tersebut dimaksudkan untuk mendukung misi pokok al qur'an, yaitu terciptanya
hubungan harmonis yang didasari rasa kasih sayang (mawaddah wa rahmah)
dilingkungan keluarga. Hal tersebut merupakan cikal bakal terwujudnya
komunitas ideal dalam suatu negeri yang damai penuh ampunan Tuhan
(baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur). Ini semua bisa terwujud manakala
ada pola keseimbangan dan keserasian antara keduanya (laki-laki dan
perempuan).
Islam menempatkan perempuan pada posisi yang sama dengan laki- laki.
Kesamaan tersebut dapat dilihat dari tiga hal.
Ketiga, Islam tidak mentolelir adanya perbedaan dan perlakuan tidak adil antar
umat manusia.
Secara lebih jelasnya, hubungan antar jenis kelamin atau prinsip gender
dalam islam di tegaskan dalam (QS.Al-Azhab/33 : 35)
7
Artinya: "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam
ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki- laki dan perempuan
yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan
yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar."
8
ayat yang dapat ditafsirkan sebagai penegasan atau merujuk pada keyakinan
bahwa laki-laki diciptakan terlebih dahulu ketimbang perempuan atau bahwa
perempuan diciptakan dari laki-laki. Beberapa ayat dapat ditafsirkan bahwa
penciptaan pertama (nafsin wahidah) justru bersifat perempuan, bukan laki-
laki.
9
Riant Nugroho. 2011. Gender dan Strategi Pengaruh-Utamanya Di Indonesia. Yogyakarta: Hlm.
9-16.
9
3. Sebaaliknya banyak lapangan pekerjaan yang menutup pintu bagi laki-
laki seperti industri garmen dan industri rokok karena anggapan bahwa
mereka kurang teliti melakukan pekerjaan yang memerlukan
kecermatan dan kesabaran.
b) Sub-ordinasi
10
pimpinan, bawahannya yang berjenis laki-laki seringkali merasa
tertekan.
5. Sebagai seorang laki-laki menjadi bawahan seorang perempuan, maka
pola pikir seorang laki-laki masih memandang bos perempuan tadi
sebagai mahluk lemah dan lebih rendah. Sehingga laki bawahan
merasa "kurang laki-laki". Inilah bentuk ketidakadilan gender yang
dialami oleh perempuan namun yang dampaknya mengenai laki-laki.
c) Pandangan atau Stereotipe
10
Hamzah Junaid, “Kesetaraan Gender Dalam Perspektif Hadis,” An - Nisa` 5, no. 1 (2012),
http://e-jurnal.stainwatampone.ac.id/index.php/an-nisa/article/view/77%0Ahttp://e-
jurnal.stainwatampone.ac.id/index.php/an-nisa/article/download/77/94.
11
4. Apabila laki-laki marah, maka dianggap tegas tetapi apabila
perempuan marah atau tersinggung dianggap emosional dan tidak
dapat menahan diri. Standar penilaian terhadap perempuan dan laki-
laki berbeda namun standar nilai tersebut lebih banyak merugikan
perempuan.
d) Kekerasan
11
Sri Sundari Sasongko, Konsep dan Teori Genderhal.9-11
12
Beban ganda adalah peran dan tanggung jawab seseorang dalam
melakukan berbagai jenis kegiatan sehari-hari. Beban kerja ganda yang
sangat memberatkan seseorang adalah suatu bentu diskriminasi dan
ketidakadilan gender. Dalam suatu rumah tangga pada umumnya, beberapa
jenis kegiatan dilakukan oleh laki-laki, dan beberapa yang lain dilakukan
oleh perempuan.12
Seorang bapak dan anak laki-laki setelah selesai makan, mereka akan
meninggalkan meja makan tanpa merasa berkewajiban untuk mengangkat
piring kotor yang mereka pakai. Apabila yang mencuci isteri, walaupun ia
bekerja mencari nafkah keluarga ia tetap menjalankan tugas pelayanan yang
dianggap sebagai kewajibannya.
12
Endang Sriani, “Fiqih Mawaris Kontemporer: Pembagian Waris Berkeadilan Gender,”
TAWAZUN : Journal of Sharia Economic Law 1, no. 2 (2018): 133,
https://doi.org/10.21043/tawazun.v1i2.4986.
13
Asna Andriani, “Pendekatan Gender Dalam Studi Qur’an,” Al-Tsiqoh : Islamic Economy and
Da’wa 2, no. 3 (2017): 31–47, file:///C:/Users/HP/Downloads/167-Article Text-572-1-10-
20190119 (1).pdf.
13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Gender diartikan sebagai penafsiran yang bersifat mental dan budaya
terhadap perbedaan kelamin, laki-laki dan perempuan. Gender biasanya
dipergunakan untuk menunjukkan pembagian kerja yang tepat bagi laki-laki dan
perempuan. Gender digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan
perempuan dari segi sosial-budaya.
B. Saran
Dalam materi ini kita harus lebih memahami apa itu Gender supaya kita
tidak salah dalam menyampaikannya. Karena Gender diartikan sebagai penafsiran
yang bersifat mental dan budaya terhadap perbedaan kelamin, laki-laki dan
perempuan. Hal inilah yang sangat sulit membedakannya.
14
DAFTAR PUSTAKA
15