ERA MODERNISASI
Piminan Cabang
Kota Makassar
Periode 2018-2019
1
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa hasil karya tulis atau makalah yang telah dibuat
benar-benar hasil karya tulis sendiri atau tidak plagiat. Apabila terdapat hal yang
atau ditemukan plagiat dalam makalah ini, maka saya siap diberi sanksi untuk
tidak diluluskan dalam seleksi ini.
Demikian surat ini kami buat, atas perhatiannya kami ucapkan banyak terima
kasih, teriring doa Jazakullahu Khairan Katsira.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat, dan karunianya sehingga saya dapat menyusun atau
merangkaikan kata-kata dalam pembuatan makalah ini, shalawat serta salam tak
lupa tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW. Makalah ini
berjudul “peranan perempuan sebagai pemimpin dalam menghadapi era
modernisasi” disusun dalam memenuhi persyaratan untuk mengikuti darul arqam
madya.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan
baik dalam susunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
tangan terbuka saya meminta saran serta kritik dari pembaca agar kiranya dapat
saya kembangkan dan memperbaiki kesalahan yang ada. Akhir kata semoga
makalah yang saya buat dapat bermanfaat dan terinspirasi terhadap pembaca.
iii
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN........................................................................................ ii
B. Rumusan masalah......................................................................................... 2
D. Perspektif Agama Islam Atau Para Ulama Tentang Pemimpin Wanita .... 10
A. Kesimpulan ................................................................................................ 17
B. Saran ........................................................................................................... 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perempuan adalah salah satu dari dua jenis kelamin manusia. Istilah
perempuan dapat merujuk kepada orang yang telah dewasa maupun yang masih
anak-anak. Awal hadirnya perempuan yaitu kehadiran Hawa yang diciptakan
untuk menemani Adam menjalani perintah Tuhan di dunia ini. Pada cerita Adam
dan Hawa pertama kali diturunkan ke bumi, perempuan sudah dimaknai sebagai
biang masalah. Diceritakan bahwa Hawa merupakan penyebab mereka turun ke
dunia, dikarenakan Hawa tergoda bujuk rayu setan yang menyuruhnya untuk
mengambil buah kuldi (buah yang dilarang untuk dimakan). Hawa dan Adam
yang memakannya langsung diperintahkan untuk turun ke dunia. Cerita inilah
yang menjadi salah satu wacana yang selalu dibicarakan terkait dengan
perempuan biang keladinya masalah.
1
Maka dari itu saya mengangkat judul ini agar kiranya dapat memotifasi kita
kaum wanita dan tidak semata-mata men-jadge seorang perempuan bahwa
seorang perempuan itu tidak dapat menjadi seorang pemimpin dikarenakan
seorang perempuan yang katanya seorang perempuan dominan diperasaan dan
laki-laki dominan di logika.
B. Rumusan masalah
C. Manfaat penulisan
D. Tujuan penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian perempuan
Perempuan identik dengan sosok yang lemah, lembut, dan memiliki kasih
sanyang yang besar. Perempuan adalah sosok yang multidimensional yang tak
pernah habis dibicarakan dan didiskusikan berbagai perspektif. Perempuan
lebih banyak dijadikan obyek ketimbang sabyek, sehingga ketika dihadapkan
dengan laki-laki, wanita itu hanya pelengkap penambah penderitaan.
2. Pengertian pemimpin
3
praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari
peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Dan sifat pemimpin sejati itu ada pada Nabi Muhammad SAW, kata salah
satu orientalis dari kanada, Dr.Zuaimer di dalam bukunya yang berjudul Timur
dan tradisinya, bertutur, ”tidak diragukan lagi bahwa Muhammad termasuk
pemimpin agama terbesar. Bisa juga dikatakan bahwa ia adalah sorang
reformasi, mumpuni, fasih, pemberani, dan pemikir yang agung. Tidak boleh
kita menyebutnya sengan sesuatu yang bertentangan dengan sifat-sifat ini. Al-
qur’an yang dating bersama Muhammad dan sejarahnya menjadi saksi atas
kebenaran klaim ini.”
4
zaman pencerahan, ketakamanan-ketakamanan yang baru melahirkan hasrat baru
akan kebebasan dan mulailah kaum perempuan ingin keluar dari lingkaran setan
yang telah dibuat oleh kaum laki-laki pada masa itu. pada masa-masa perjuangan
hak atas kebebasan itu banyak menuai kontroversi, pembebasan hak perempuan
yang hanya dijadikan sebagai obyek pemuas kaum laki-laki dan dijadikan seperti
budak tak dibayar selama hidupnya dan muncullah sebuah gerakan pembebasan
hak kaum perempuan diberbagai wilayah. Dari masa ke masa, hak peremuan
sudah diperjuangkan mulailah ada kesetaraan gender. Namun saya masih
meresakan perbedaan gender dimasa sekarang dalam bentuk yang tak disadari.
Perbudakan berupa ukuran kecantikan contohnya, jikalau perempuan gemuk
berarti dia tidak cantik, ketika berwajah kusan itu buruk dimata masyarakat, dan
masih banyak lagi yang tidak kita sadari.
5
ini. Dengan penampilan yang flamboyan dia pengaruhnya disamakan dengan Eva
Perón.
4. Megawati soekarnoputri
6
presiden Indonesia pertama, Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya
menjadi Presiden Indonesia. Pada 20 September 2004, ia kalah suara dari Susilo
Bambang Yudhoyono dalam Pemilu Presiden 2004 putaran yang kedua.
5. R.A. Kartini
Kartini adalah orang yang beruntung. Ayahnya adalah putra dari Bupati
Demak Pangeran Ario Tjondronegoro yang dikenal sangat progresif pada
zamannya. Sifat progresif itu diwarisi R.M.A.A. Sosroningrat, ayahanda Kartini.
Dia menyekolahkan semua anaknya ke Europese Lagere School (ELS), sekolah
gubernurmen kelas satu yang memakai bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar.
Maka, pada 1885 mulailah masa pendidikan Kartini yang paling dinikmatinya.
Setamat ELS, Kartini ingin meneruskan ke Semarang, di HBS. Tapi sang Ayah
tak memberi izin. Bahkan, ketika gurunya menawarkan sekolah ke Belanda,
Kartini nyaris menangis.
7
tidak menaruh perhatian kepada rakyat banyak, tetapi hanya menaruh kepada para
bupati serta menunda-nunda perluasan pendidikan bagi kalangan. Bumiputera
yang mereka anggap sangat membahayakan kedudukan Pemerintah Kolonial
Belanda.
Di Rembang, Kartini senang bisa mendidik enam orang anak tiri, tapi muak
dengan dengan kunjungan audiensi feodalistis dari para punggawa untuk
mengambil hati. Kebencian Kartini pada institusi tidak semata karena perempuan
tidak akan bebas setelah menikah, tetapi karena faktor poligami.
Pada saat menanti kelahiran anak pertamanya, Kartini menulis bahwa ia sudah
menyiapkan sudut untuk si bayi, tempatnya tidur saat ia mngajar. Enam hari
kemudian (13 September 1904) Kartini melahirkan putranya. Putra tunggalnya itu
dikenal sebagai R.M. Soesalit.empat hari kemudian, pada 17 September 1904,
Kartini menghembuskan napas terakhirnya akibat proses melahirkan yang tak
mulus. Seperti yang sudah ia ramalkan sendiri, melepaskan cita-cita memang
benar-benar membuatnya binasa.
8
Kartini telah memberikan insspirasi kepada banyak perempuan didunia,
bahkan Elenaor Roosevelt pun terkesan setelah membaca terjemahan kumpulan
surat-surat Kartini, Letter of a Javanese Princess.
Kartini adalah figur seorang wanita idealis yang visioner. Pada masa itu, kaum
wanita di Jawa terkungkung oleh sistem kebudayaan yang membatasi ruang gerak
mereka. Sementara Kartini, tak puas dengan kungkungan kultural itu. Ia
mendambakan dan memperjuangkan nasib wanita supaya dapat mengaktualisasi
diri secara penuh melalui pendidikan yang maksimal. Kemampuannya dalam
membagi visi, melakukan lobi-lobi, dan membina kerja sama dengan para
penguasa yang pro-rakyat terbukti telah melahirkan proyek-proyek pendidikan
nyata yang terukur untuk kepentingan rakyat.
Dengan refleksi semangat dan pemikiran Kartini, kita juga bisa meneruskan
perjuangannya untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan. Masih
banyak hal yang bisa kita lakuakan tentunya dengan melihat potensi pada diri kita.
Tidak hanya dalam rumah tangga, lingkungan sekitar kita, tapi juga dalam
organisasi dan ruang kerja kita. Yang jelas kaum perempuan saat ini tidak harus
minder atau malu denga keterbatasannya, tapi lebih bisa mengedepankan potensi
yang dimilikinnya sehingga kita bisa melihat cahaya terang berada didepan kita.
9
C. Perspektif Masyarakat Tentang Perempuan Sebagai Pemimpin
Bukan hanya tidak setuju, ada juga yang setuju dengan perempuan sebagai
seorang pemimpin. Dia berkata “perempuan bisa saja menjadi seorang pemimpin
ketika dia memenuhi syarat menjadi seorang pemimpin dan bisa menempatkan
dirinya dirumah maupun yang dipimpinnya. Perempuan bukan hanya tinggal di
rumah saja tapi perempuan bisa juga keluar mengembangkan dirinya, menuntut
ilmu dan lain hal”. Dari pernyataan-pernyataan itu kita dapat menyimpulkan
bahwa ada sebagian masyarakat yang masih terikat dengan adat, memiliki
ketakuta-ketakuatan bahwa kiranya ketika seorang perempuan menjadi seorang
pemimpin tidak dapat menempatkan dirinya, dan ada sebagian masyarakat yang
setuju dengan hal itu bahwa kiranya seorang perempuan bisa menjadi seorang
pemimpin ketika memenuhi syarat menjadi serang pemimpin.
10
Perlu diketahui bahwa al-Qur’an telah menyebutkan bahwasanya perempuan
dan laki-laki setara derajatnya di hadapan Allah (Q.S. al-Hujurat (49): 13), (Q.S.
an-Nahl (16): 97), perempuan dan laki-laki sama-sama berpotensi untuk meraih
prestasi (Q.S. an-Nisa (4): 124), (Q.S. an-Nahl (16): 97). Perempuan dan laki-laki
sama-sama diperintah untuk berbuat kebajikan (Q.S. at-Taubah (9): 71). Dari
ayat-ayat di atas bisa diambil kesimpulan bahwa Islam adalah agama yang
memuliakan perempuan dan mensejajarkannya dengan laki-laki.
Oleh karena itu, kami pertegas kembali bahwa dalam hal ini Muhammadiyah
tetap mengacu pada Himpunan Putusan Tarjih di Wiradesa yang menyatakan
kebolehan seorang wanita menjadi pemimpin dengan alasan dan pertimbangan
yang telah dipaparkan pada Tanya Jawab agama jilid 4 hal. 240-244 dan dalam
buku Adabul Mar’ah fil Islam terbitan Suara Muhammadiyah tersebut di atas.
Dalam hal ini, yang menjadi persoalan adalah mengenai cara memahami hadis
yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah yang menyatakan bahwa:
Artinya: “Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan mereka
kepada wanita.” [HR. al-Bukhari, an-Nasa’i, at-Tirmidzi dan Ahmad]
Sedangkan ‘illat dari pernyataan Rasulullah saw itu adalah kondisi wanita
pada waktu itu belum memungkinkan mereka untuk menangani urusan
kemasyarakatan, karena ketiadaan pengetahuan dan pengalaman, sedangkan pada
11
zaman sekarang sudah banyak wanita yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman mengenai urusan tersebut.
َ ب إِنِي
ُظلَ ْمت ِ ير قَالَتْ َر
َ ص ْر ٌح ُم َم َّردٌ مِ ْن قَ َو ِار
َ ُساقَ ْي َها قَا َل إِنَّه
َ ع ْن َ ص ْر َح فَلَ َّما َرأَتْهُ َح ِسبَتْهُ لُ َّجةً َو َك
َ ْشفَت َّ قِي َل لَ َها ا ْد ُخلِي ال
44 :27 ، [النمل. َب ْالعَالَمِ ين ُ ]نَ ْف ِس َوأ َ ْسلَ ْمتُ َم َع
ِ سلَ ْي َمانَ ِلِلِ َر
12
Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena
Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain
(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta
mereka.” [QS. an-Nisa’ (4): 34]
Memang dalam beberapa kitab dari ulama khalaf maupun salaf hampir
sebagian besar dari mereka mengacu kepada pemahaman teks secara harfiah
(tekstual) terhadap hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakrah di atas, di antara
mereka adalah as-Sayid Sabiq (Fiqh as-Sunnah, jilid 3, hlm. 315) dan as-Shan`ani
(Subul as-Salam, hlm. 123). Bahkan di antara mereka ada pula yang
menyimpulkan bahwa pemimpin wanita hukumnya haram berdasarkan hadis Abu
Bakrah.
ِ ََل يُ ْنك َُر تَغَي ُُّر ْاْلَحْ ك َِام بِت َ َغي ُِّر ْاْل َ ْز َم.
ان َو ْاَلَ ْم ِكنَ ِة
Artinya: “Tidak bisa dipungkiri, perubahan hukum bisa terjadi karena perubahan
waktu dan tempat.”
13
perang Jamal, dan Syifa’ binti Abdullah al-Makhzumiyah diangkat menjadi hakim
pengadilan Hisbah di Pasar Madinah pada masa Khalifah Umar bin al-Khattab.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Buya Hamka, beliau memaknai
surat at-Taubah ayat 71 bahwa orang mukmin laki-laki maupun perempuan,
mereka bersatu dan saling memimpin satu sama lain dalam satu kesatuan i’tiqad,
yaitu percaya kepada Allah swt. Dengan kata lain, perempuan ambil bagian dalam
menegakkan agama, dan membangun masyarakat beriman, baik laki-laki dan
perempuan (Hamka, Tafsir al-Azhar hal. 292-293)
14
karena ia lemah (li ‘ajziha) dan juga kurang memiliki kecakapan (naqsiha). (Syarh
as-Sunnah, juz 10, hal. 77). Hal ini juga diungkapkan dalam kitab Faidl al-Qadir, (
juz 5, hal : 386), Kasyf al-Musykil min Hadis ash-Shahihain (juz 1, hal 325), dan
Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih (juz 11, hal: 328). Hal ini
menunjukkan bahwa ketika itu perempuan memang kurang memiliki peran dan
posisi yang stategis karena beberapa faktor di atas. Sehingga ketidakbolehan
wanita menjadi pemimpin harus dipahami sebagai langkah pencegahan (sadd adz-
dzari’ah) agar tidak terjadi kekacauan dan ketidakseimbangan dalam
pemerintahan. Kaidah usul fikih mengatakan:
15
Perlu juga dipahami amal salih bukan hanya ada dalam ranah publik (baca:
menjadi pemimpin). Amal salih harus dipahami sebagai amalan yang sesuai
(pantas) untuk dilakukan oleh individu berdasarkan peran dan posisi yang terdapat
pada dirinya. Jika peran tersebut telah dilakukan, bolehlah seseorang melakukan
pekerjaan lain dengan tetap memperhatikan aturan dan norma agama Islam.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat kita simpulkan bahwa perempuan berasal dari Bahasa sangsekerta yang
kata empu artinya menghormati. Yang diciptakan dari tulang rusuk Adam, bukan
di tulang tengkorak untuk dijadikan seperti tuhan dan bukan pula dari tulang kaki
yang hanya diinjak dan tak dihargai. Perempuan juga bisa menjadi seorang
pemimpin dan ada dalil yang mnyatakan kesetaran gender bahwa perempuan
dapat meningkatkan kualitas dirinya, dapat bersaing dengan laki-laki, bahkan
menjadi sesosok yang berpengaruh.
B. Saran
Perempuan bisa menjadi seorang pemimpi, bukan hanya kaum laki-laki yang
menjadi pemimpin. Mengubah minset bahwa wanita itu lemah tak bisa berbuat
apa-apa, tak bisa mengembangkan dirinya, dan lain hal. Ketika kita memenuhi
kriteria pemimpin, maka kita pantas menjadi seorang pemimpin bukan berati
melupakan tugas sebagai seorang istri ataupun seorang ibu.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Perempuan
Rueda, Marisa. Marta Rodriguez dan Susan Alice Watkins feminisme untuk
pemula (resist book. 2007)
Menjadi pemimpin
Pane, armijn. Habis gelap terbitlah terang (PT (persero) percetakan dan
penerbitan. Balai pustaka: 1945
18
BIOGRAFI PENULIS
19