Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IGA AYU MAWARNI

ALAMAT : GRIYA ANTANG HARAPAN

PEREMPUAN MENYIKAPI KEADAAN

Pengertian perempuan secara etimologis berasal dari kata empu yang berarti ”tuan”,
yaitu orang yang mahir atau berkuasa, kepala, hulu, yang paling besar. Berangkat dari
pengertian ini kita dapat memahami bahwa seorang perempuan memiliki kuasa seperti halnya
laki-laki, mereka memiliki hak serta kebebasan yang sama. Akan tetapi di era patriarkhal ini
perempuan tidak mudah mengekspresikan dirinya. Ada banyak hal yang kemudian menjadi
tidak pantas dilakukan. Mereka seakan-akan berada dalam satu ruang yang memiliki garis
demarkasi antara yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Sayangnya, yang tidak pantas
dilakukan perempuan itu bisa dengan leluasa dilaksanakan lelaki tanpa ada pandangan miring
terhadapnya. Sesuai dalam buku Perempuan berbicara Kretek yang ditulis oleh Abni
Handayani dimana banyak hal yang leluasa dilakukan oleh seorang lelaki tapi tidak dengan
perempuan. Inikah yang dinamakan kesetaraan gender?

Filsuf Jean Jacques Rousseau (1755) mengatakan perempuan adalah makhluk inferior
dan tersubordinasi. Laki-laki membangun apa yang dinamakan patriakr-supremasi laki-laki.
Tujuan hidup perempuan hanya untuk melayani laki-laki. Perempuan tidak mungkin/tidak
dapat menjadi pemimpin. Namun kata-kata ini dapat dibantahkan oleh Ni Putu Eka wiryastuti
yang menjadi bupati bahkan telah dua periode. Eka mengatakan “Jangan anggap perempuan
itu hanya sebagai display, yang sekadar menarik untuk dilihat lalu kalau sudah bosan terus
ditinggalkan, jadilah kader perempuan yang memiliki kecerdasan bahwa kita mampu. Kita
bisa. Dan masih banyak lagi sosok-sosok pemimpin perempuan hebat lainnya. Bukankah
dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim telah disebutkan bahwa setiap manusia
adalah pemimpin bagi dirinya sendiri, lalu hal apalagi yang bisa menjadi penghalang bagimu
perempuan untuk menjadi pemimpin? Sungguh tidak ada secuil apapun yang bisa menjadi
hijab bagimu untuk menjadi seorang pemimpin. Maka dari itu bangkitlah dan jadilah seorang
pemimpin yang baik agar kita mampun menyikapi dan menghadapi semua keadaan-keadaan
disekitar kita, terkhusus keadaan yang mendeskriminasi perempuan itu sendiri.

Perempuan adalah ciptaan yang sangat istimewa, keistimewaanya dapat dilihat dari
segi religius dimana namanya diabadikan dalam salah satu surah dalam Al-Qur’an yaitu An-
Nisa, selain itu perempuan diberi hati yang sangat lembut dimana dia diberi perasaan yang
sangat peka terhadap sekitar. Namun keistimewaan ini sering kali disalahgunakan oleh
seorang perempuan untuk menyikapi keadaan di era ini. Dimana di era ini kebanyakan
perempuan menghadapi keaadaan dengan bertopengkan perasaan, mereka menjadikan
perasaan sebagai pembenaran dan pada akhirnya mereka menyalakan keadaan, akibat andil
dari pemikiran mereka yang berlandas pada perasaan bukan pada logika.

Sekarang saatnya kita harus menjadi perempuan yang kuat, salah satu karakter wanita
kuat itu adalah saat berani menghadapi masalah tanpa menyalahkan keadaan atau orang lain.
Menyalakan keadaan itu gampang. Tapi berani melangkah untuk menyelesaikan masalah itu
sungguh tak mudah. Namun, dari keberanian untuk menyeleaikan masalah itu kita bisa
tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang dan dewasa.

Setiap ujian akan membuat kita kuat ketika kita menghadapinya, Masalah sudah
menjadi bagian dari hidup. Rasanya tak mungkin kita selalu lari dari masalah. Tak bisa kita
terus menghindari setiap persoalan. Karena semua ujian telah menjadi hari-hari kita. Kita bisa
belajar banyak hal dari setiap masalah yang kita lewati. Akan ada banyak pelajaran yang bisa
kita peroleh disetiap langkah yang kita ambil. Makanya sebagai seorang perempuan yang
berfikir kita harus mampu mengatasi setiap keadaan-keadaan saat ini, sekalipun keadaan
terburuk.

Anda mungkin juga menyukai