0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan6 halaman
1. Pembicara membahas peran muslimah dari rumah ke dunia melalui potensi yang dimiliki seperti menjadikan rumah sebagai sumber kebaikan dan melahirkan karya-karya yang bermanfaat.
2. Muslimah dapat berperan dengan mencontohkan tokoh-tokoh seperti Asiyah dan Ummu Ri'lah yang berjuang untuk agama serta mendidik generasi penerus.
3. Diskusi menjawab pertanyaan tentang bagaimana muslimah dap
1. Pembicara membahas peran muslimah dari rumah ke dunia melalui potensi yang dimiliki seperti menjadikan rumah sebagai sumber kebaikan dan melahirkan karya-karya yang bermanfaat.
2. Muslimah dapat berperan dengan mencontohkan tokoh-tokoh seperti Asiyah dan Ummu Ri'lah yang berjuang untuk agama serta mendidik generasi penerus.
3. Diskusi menjawab pertanyaan tentang bagaimana muslimah dap
1. Pembicara membahas peran muslimah dari rumah ke dunia melalui potensi yang dimiliki seperti menjadikan rumah sebagai sumber kebaikan dan melahirkan karya-karya yang bermanfaat.
2. Muslimah dapat berperan dengan mencontohkan tokoh-tokoh seperti Asiyah dan Ummu Ri'lah yang berjuang untuk agama serta mendidik generasi penerus.
3. Diskusi menjawab pertanyaan tentang bagaimana muslimah dap
Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Mei 2020 Pukul : 09.30-11.45 WIB Media : Whatsapp
Bericara mengenai “from home to the world”, maka kita sedang
mengkorelasikan tentang kondisi mewabahnya covid-19 dan juga keberadaan stigma masyarakat tentang perempuan yang kemudian memaksa kita untuk berdiam diri di rumah, dengan pertanyaan-pertanyaan apakah betul dengan berdiam diri di rumah maka pemikiran kita hanya sebatas di rumah saja? Ataukah keadaan ini bisa menjadikan kita membumi dan mendunia dengan potensi-potensi yang kita miliki? Lantas dengan potensi dan kondisi yang ada bisakah muslimah ikut berperan dalam memajukan ummat dan peradaban Islam? Shalihah, berbicara mengenai peranan maka kita berbicara mengenai apa dan bagaimana bisa seseorang terlibat dalam sebuah lingkup yang mana ia ada diantaranya. Melalui Al-Qur’an Allah memperlihatkan peranan, fungsi, dan hakikat perempuan. Dalam Surah Al-Imron ayat 110 misalnya, disebutkan bahwa “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan berimah kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah ia lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. Inilah salah satu bukti bahwa Allah tidaklah membedakan pada spesifikasi gender tertentu bahkan dalam kebaikan. Berlomba-lomba dalam kebaikan ini berlaku bagi perempuan dan laki-laki. Sebagai khalifah dan da’i pun demikian. Dalam islam perempuan memiliki kedudukan yang sangat mulia dan powerfull. Muslimah menjadi sosok yang central dalam peradaban sebab ialah sosok yang dapat merangkai peradaban melalui generasi yang ia lahirkan. “Apabila perempuannya rusak, maka rusak pula suatu bangsa” – begitulah kata pepatah. Lalu berbicara mengenai keutamaan perempuan, ada banyak hal-hal yang tidak dimiliki laki-laki tapi ada pada diri perempuan. Meninjau tokoh-tokoh muslimah sebelumnya yang juga mampu untuk memberikan peran bagi peradaban ada: 1. Asiyah binti Mahzin yang mengajarkan pada kita lewat keteguhannya dalam keimanannya dan beliau bahkan menyiapkan generasi besar yang mampu meruntuhkan rezim Fir’aun. Namanya abadi dalam Surah At-Tahrim ayat 11 dan Allah telah menyiapkan rumah di syurga untuk beliau. 2. Ummu Ri’lah Al Qusyairiyah, yakni seorang perempuan yang pandai dalam berdiplomasi, berani dan loyal untuk memperjuangkan hak-hak perempuan. 3. Urwa binti Harist bin Abdul Muthalib bin Hasyim yang dikenal dengan julukan “mutiara yang mahal harganya” karena jago beretorika, cerdas dan memiliki kemampuan berbicara yang mumpuni. Gaya bicaranya tegas, lugas, dan padat sehingga tidak ada yang berani membantah ketika ia berbicara. 4. Nusaibah binti Ka’ab yang ikut turun dalam beberapa medan perang, seperti perang Uhud dan Yamamah. 5. Maryam Al Ijliya yakni wanita pertama yang menjadi insinyur astronomi pada masa kebangkitan Islam. Beliau menciptakan sistem astrologi yang penemuannya ini kemudian dijadikan rujukan dalam menentukan kiblat, waktu shalat, awal Ramadhan serta hari idul fitri. 6. Fatima Al Fihri, sosok muslimah yang membangun universitas pertama di dunia, yang mampu mencetak tokoh-tokoh besar seperti sejarawan Ibnu Khaldun. 7. Adinda Larasati, yakni atlet renang peraih medali emas terbanyak di Asean School Games Singapore yang mampu mengaharumkan nama bangsa dikancah dunia. Lalu kalau muslimah di rumah saja bisa apa? Kita itu adalah pemimpin terhadap apa-apa yang melekat pada diri kita. Maka perempuan bisa berkontribusi dengan dua peranan yakni peranan menjadikan rumah sebagai cahaya dan peranan karya. Perempuan dapat menjadikan rumah sebagai ladang pahala dan kebaikan yang berlipat-lipat. Memaksimalkan peran sebagai syurga untuk orang tua dan membantu orang tua, kakak, adik, atau saudara. Memaksimalkan peranan sebagai seorang istri dan ibu dengan mendidik anak melalui banyak ilmu dan teladan bagi yang sudah menikah. Atau sebagai anak bukan hanya berbakti, tetapi juga memperhatikan masalah penghambaan. Membuat target kebaikan seperti mengaji dan menghafal Al- Qur’an. Kemudian muslimah bisa membumikan karyanya dengan kekuatan internet dan ridha Allah. Tips bagi muslimah supaya bisa berperan dari rumah adalah: 1. Niat karena Allah 2. Selalu yakin bahwa selalu ada hikmah terbaik 3. Meyakini bahwa kehadiranmu begitu berharga 4. Percaya diri dan mau mencoba 5. Niatkan pula, ditanganku akan lahir karya-karya baik dan dalam rahimku akan lahir pemimpin-pemimpin terbaik.
HASIL TANYA JAWAB:
1. Bagaimana kalau kita tidak tahu apa bidang yang mau kita perdalam di masa pandemik ini? Apa yang harus kita lakukan untuk menentukannya? Jawab: Bicara bidang atau keahlian apa yang ingin kita perdalam dan mahirkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah kenali diri sendiri. Kemudian lakukan pemetaan minat dan bakat yang berkorelasi dengan kita akan menjadi apa dan apa yang akan kita lakukan nanti. Misalnya kita menyadari bahwa kita punya keahlian menulis, memasak, menggambar, public speaking, atau rebahan. Setelah itu analisis apakah ini hanya sebatas kesenangan atau kita ingin memiliki karya dari kesenangan-kesenangan itu. Pada titik ini mulailah berpikir konsep dakwah atau menebar kebaikan. Sehingga ketika kita senang menggambar misalnya, akan muncul pemikiran kenapa tidak saya fokuskan menggambar ini menjadi komik atau coretan-coretan yang berisi tentang penyemangat untuk muslimah lain. Jadi intinya kenali diri, lakukan pemetaan, lalu timbang kebaikan apa yang akan kita berikan pada orang lain, dari kebaikan itu kita akan mendapatkan apa dan kita ingin menjadi orang yang seperti apa. Dari pertanyaan-pertanyaan itu kita bisa menentukan tujuan kebaikan dari keahlian yang diperdalam. 2. Apa yang harus dilakukan jika lingkungan kita tidak mendukung muslimah untuk mengambil peran besar bagi agama bahkan lingkungan? Misalnya keluarga melarang perempuan sekolah tinggi dan bekerja. Padahal dengan sekolah lalu berilmu tinggi dan bekerja, perempuan bisa ikut berperan untuk kemajuan ummat. Jawab: Untuk menghadapi hal seperti ini, yang perlu kita lakukan adalah bukan mengubah orang lain atau memaksakan kehendak kita kepada orang lain. Karena kita tidak pernah bisa mengontrol orang lain terhadap kita. Tapi kita bisa mengontrol diri sendiri dengan menenangkan hati, kuatkan mental, sabarkan diri, dan perluas kelapang dadaan kita dalam menerima hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi kita, misalnya ketidak terimaan orang-orang terhadap kita itu. Lalu serahkan semuanya kepada Allah dan ikhlas terhadap apa yang menimpa kita. Tanamkan juga dalam diri kita bahwa orang lain beranggapan seperti itu pada dasarnya memang dilatar belakangi dengan ketidak tahuan, adanya stigmatis yang sudah eksis sejak ratusan tahun lalu, atau kurangnya pemahaman tentang urgensi berpendidikan bagi muslimah. Sehingga fungsi kita setelah itu memberikan kecerdasan dan penjelasan yang baik dengan penuh kesabaran dan kesungguhan. 3. Sering terdengar kalau perempuan banyak tidak bolehnya. Seperti tidak boleh tampil di depan banyak orang karena takut jadi fitnah untuk laki-laki atau aurat dan lain sebagainya. Pernyataan ini terkadang membuat bingung kita sebagai perempuan harus berkarya sampai kemana batasannya, karena terkadang menjadi takut juga. Jawab: Sebelumnya saya sepakat bahwa memang perempuan itu bisa menjadi fitnah. Tapi ini bukan berarti perempuan adalah racun dunia. Ini bermaksud bahwa perempuan itu memang sangat diperhatikan, istimewa, dan central. Bicara soal perempuan banyak tidak bolehnya, ini stigmatis yang hadir dari perspektif- perspektif masyarakat sosial. Yang terpenting dari perempuan disini supaya tidak menjadi fitnah dan tetap terjaga itu dilihat dari akhlaqnya. Perempuan itu sosok yang penyayang juga ramah. Dalam konsep penyayang dan ramah ini kita tidak boleh berlebihan. Kita harus kontrol terhadap diri sendiri. Kita juga harus punya manajemen hidup, punya rasa malu, dan menjaga harga diri. Seperti halnya saya tidak masalah melakukan apapun, asal tidak bertolak belakang dengan syariat dan akidah yang sudah ditentukan, misalnya perempuan harus memakai jilbab maka gunakanlah jilbab. Yang terpenting disini juga kita punya roll model atau contoh. Jadi disini kita harus bisa menimbang dan mengendalikan diri. Jangan takut untuk melakukan kebaikan apapun selama tidak menyalahi syari’at dan tidak ada dalil yang sangat mengharamkan hal itu. 4. Bagaimana seharusnya kita sebagai muslimah memandang argumen tentang wanita sebagai ujian bagi laki-laki? Jawab: Menurut saya perempuan itu bukan hanya menjadi ujian bagi laki-laki, tapi masing-masing dari kita adalah ujian bagi saudara kita sendiri. Misalnya saya menjadi ujian bagi teman dan sebaliknya. Ujian ini berarti apakah saya akan mengajak teman-teman kepada kebaikan atau keburukan. Maka ketika ada argumen bahwa perempuan adalah ujian bagi laki-laki, mungkin maksudnya itu adalah bahwa memang kelemahan laki-laki itu ada yang bilang harta, tahta, dan wanita. Makanya di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa hadiahnya adalah bidadari. Karena laki-laki itu memang fitrahnya diciptakan sevisual itu dan tipe yang tidak mudah mengendalikan dirinya ketika dihadapan perempuan, sehingga diharuskan menundukan pandangan. Fungsi kita disini adalah harus menutup aurat. Berkaitan dengan pandangan ini, maka kita harus menyikapinya dengan positif. Solusinya adalah perempuan menegakkan dan menjalankan syari’at Islam seperti menutup aurat, berkasih sayang pada sesama, dan membantu saudara- saudara yang perlu bantuan. 5. Terkadang kita belum bisa fokus untuk menjadi monotasking, bagaimana tipsnya? Jawab: Terkait monotasking atau multitasking kita tidak usah terlalu memikirkan jauh, karena sejatinya perempuan memang diciptakan untuk bisa multiperan. Perempuan bisa menjadi seorang ibu, istri, wanita karir, dan sebagainya. Tapi untuk bisa monotasking ini kaitannya dengan apa yang mau kita hasilkan atau karyakan. Langkah awal kita bisa list targetan kita kemudian klasifikasikan berdasarkan jangka pendek, menengah, dan panjang. Setelah itu buat timeline dan mulailah dari targetan jangka pendek. Jika datang godaan berupa ide baru, kembali lagi kita luruskan niat dan cari partner yang bisa mengingatkan jika kita berbelok untuk bisa fokus menyelesaikan target terdekat. Ide baru itu bisa dicatat dahulu dan sikapi dengan positif lalu coba untuk konsisten.
“DUNIA BOLEH SAJA MEMAKSAKAN DIRI UNTUK HANYA DIAM DI
BALIK DINDING. TAPI ADA ALLAH YANG MELANGITKAN KARYA ITU SEHINGGA PEMIKIRAN MENJADI MEMBUMI DAN JAMINAN KEBAIKAN MENGALIR DERAS DARI SETIAP CELAH PIKIR” (Teh Siti Bunga Indonesia)