Anda di halaman 1dari 8

1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang[1].

[1] Maksudnya: saya memulai membaca al-Fatihah Ini dengan menyebut nama Allah. setiap pekerjaan
yang baik, hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih hewan
dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha suci, yang berhak disembah dengan sebenar-benarnya,
yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha
Pemurah): salah satu nama Allah yang memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada
makhluk-Nya, sedang Ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah senantiasa bersifat
rahmah yang menyebabkan dia selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada makhluk-Nya.

Bismillahirrahmaani rahim
URGENSI TARBIYAH BAGI WANITA MUSLIMAH
Muslimah merupakan komponen dalam keluarga dan masyarakat yang sangat
menentukan perannya dalam membentuk generasi dan menciptakan peradaban. Sejarah
telah mencatat, sejak zaman nabi Adam,hingga nabi yang terkahir nabi kita Muhammad
saw , banyak kita dapatkan kisah betapa muslimah (wanita) di sekitar para nabi sangat
berperan di dalam membantu tugas dawah para nabi. Sebagai contoh misalnya peran
Siti Asiah istri firaun, di tengah kehidupan jahil Firaun dan anak buahnya, Asiah telah
menunjukkan keteguhannya dalam memegang keimanan kepada Allah swt,dan kepada
Musa as.,walaupun harus menanggung ujian berat . demikian jug peran ibu Musa ketika
musa masih bayi, yang dengan ikhlas memenuhi perintah Allah untuk menghanyutkan
bayinya. Juga peran kakak musa yang turut serta memantau kotak yang berisi bayi
musa yang dihanyutkan. Kita lihat juga bagaimana peran siti Hajar Ayah Ismail as,
dalam mendidik anaknya sehingga mampu menjadi hamba Allah yang sabar ketika
menerima perintah untuk disembelih. Lihatlah juga bagaimana pengorbanan dan
perjuangan Khadijah ra dalam membela dawah suaminya. Peran Asma binti Abu
Bakar yang telah membantu kesuksesan dakwah Rasulullah saw. Kapandaian aisyah
ra ,sehingga mampu mendidik kaum wanita sepeninggal Rasul, dengan mengajarkan
beragai macam hadis.
Munculnya muslimah yang demikian besar perannya dalam kehidupan dan sejarah
perjuangan para nabi, tentu tidak secara instant dan tiba-tiba. Mereka semua menjadi
muslimah yang tangguh dalam segala hal, adalah berkat adanya proses pembinaan yang
berkelanjutan . Maka jika kita semua, tanpa kecuali, baik laki-laki ataupun perempuan
ingin mengulang sejarah,mengukir kembali pribadi-pribadi muslimah yang siap
mendukung terciptanya peradaban Islam yang gemilang, mestilah memberikan dukugan
yang penuh terhadap aktifitas tarbiyah muslimah. ada Pemahaman ini penting, sehingga
akan kerja sama yang selaras antara ikhwan dan akhwat dalam mensukseskan program
tarbiyah muslimah. Pembinaan merupakan sesuatu yang niscaya, karena fitrah manusia
yang senantiasa membutuhkan nasehat dan perhatian. Kenapa demikian?
Karena manusia adalah makhuk yang diciptakan Allah salah satunya memiliki sifat
lupa. Dengan demikian, manusia,termasuk di dalamnya muslimah butuh untuk selalu
diingatkan dan diarahkan (Fa dzakir fainna dzikra tanfaaul muminin).

Karena tabiat manusia yang membutuhkan hidup berkelompok. Pembinaan dalam


beberapa hal melatih bagaimana muslimah dapat hidup berkelompok dengan berbagai
tanggung jawabnya.
Karena manusia memiliki tabiat lemah dan bodoh ( QS ).
Dengan
kesadaran ini, maka muslimah kan terpacu untuk senantiasa menambah ilmu dan
wawasan sehingga akan dapat mengarungi kehidupannya dengan ilmu dan pemahaman
Dari uraian di atas, kita dapat memahami bahwa beberapa urgensi tarbiyah bagi
Muslimah adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Dengan tarbiyah muslimah dapat menambah ilmu dan wawasan


Dengan tarbiyah muslimah dapat mendukung suami dalam dawah
Dengan tarbiyah muslimah dapat sukses dalam mendidik anak
Dengan tarbiyah muslimah dapat eksis di tengah masyarakat untuk bekerja sama
dalam memberdayakan lingkungan yang islami.

Tarbiyah merupakan sarana untuk menambah ilmu dan wawasan.


Ilmu akan menjadi cahaya dalam melangkah. Ilmu akan memandu setiap langkah
muslimah. Dengan ilmu juga seseorang akan menjadi takut kepada Allah. Ilmu juga akan
mengangkat derajat seseorang disisi Allah dan di sisi manusia.
AL Quran surat al mujadillah ayat 11


11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis",
Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan.

Jika para muslimah memiliki ilmu dan wawasan yang luas, mereka akan mampu
memberikan pengajaran dan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya, mengetahui
jalan-jalan kebaikan, yang dengannya dia akan banyak kesempatan/peluang untuk
beramal, mampu mengajarkan kebaikan kepada masyarakatnya, Dan seorang muslimah

yang memiliki banyak ilmu dan wawasan tidak akan ditipu dan dibohongi oleh pihakpihak yang ingin menjerumuskannya dari kalangan musuh musuh Allah.
Dengan tarbiyah yang dilakukan secara rutin setiap pekan dalam halaqah, peluangpeluang untuk mendapatkan tambahan ilmu akan semakin besar, karena selain
mendapatkan ilmu-ilmu secaara langsung dari murobinya, di dalam halaqah juga seorang
muslimah akan dimotivasi untuk memperbanyak kegiatan menggali ilmu di luar halaqah,
misalnya dengan aktifitas membaca. Para shahabiyah terbiasa menanyakan hal-hal yang
belum diketahui kepada Rosulullah dan para istri-istrinya, karena semangat mencari ilmu
yang tinggi. Aisyah Ra. Termasuk salah seorang shahbiah sekaligus istri nabi yang
memiliki ilmu dan wawasan yang sangat luas, terbukti dengan meriwayatkan banyak
hadis, yang jumlahnya lebih dari 200.
Muslmah yang memiliki ilmu pada gilirannya juga akan meningkatkan keimanan.
Karena iman harus didahului dengan ilmu. Perhatikan firman Allah Falam annahu Laa
ilaaha illa LLAH. Kata falam tersirat makna agar kita punya ilmu,sehingga kita bisa
mengimani Allah.

Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa iman seseorang kadang naik dan kadang berkurang
( Hadis Riwayat Al Iimanu yaziidu wayankusu ). Dalam kehidupan seorang
muslimah, manakala dia mengalami penurunan iman, maka akan berdampak buruk bagi
orang-orang di sekelilingnya, baik suami, orang tua , maupun anak-anaknya. Dampak
buruk itu misalnya dapat berupa menjadi sasaran pelampiasan kemarahan. Jika hal ini
berlangsung terus menerus, tidak mustahil akan berakibat pada penurunan produktifitas
dari suatu kelurga. Kita bisa membayangkan seorang suami yang menjadi sasaran
kemarahan istri, pasti tidak dapat bekerja secara konsentrasi dan optimal. Demikian juga
anak-anak di sekolah tidak dapat belajar dengan konsentrasi dan baik,manakala selalu
dimarahi oleh ibunya. Seseorang yang marah, pada hakekatnya dia sedang membuangbuang energi, yang berarti melakukan kesia-siaan.
Selain menjadi mudah marah, seorang muslimah yang mengalami penurunan iman juga
akan menjadi malas dalam melakukan aktifitas ibadah. Kemalasan dalam beribadah
ini pada akhirnya juga akan menurunkan kembali keimanan, sehingga menjadi lingkaran
tak berujung. Bisa kita bayangkan jika muslimah tidak mendapatkan siraman dalam
tarbiyah yang akan menghidupkan dan menyegarkan kembali keimanannnya. Ibarat
tanaman yang menjadi segar kembali setelah layu karena tidak disiram. Kemalasan
dalam melakukan ibadah juga akan menjadi satu hal yang pada gilirannya akan di contoh
oleh anak-anak.Akhirnya akan lahirlah generasi yang pemalas.
Rosulullah saw mengajarkan kita untuk berdoa agar terhindar dari sifat malas :
Allahumma inna naudzubika minal hammi wal hazan wanaudzubika minal ajzi wal
kasal,wanaudzubika minal jubni wal buhl, wanaudzubika min ghalabatidaeni waqohri
rijal .

Penurunan keimanan pada gilirannya juga akan melemahkan motivasi dalam banyak
hal .Orang yang lemah motivasinya akan kehilangan semangat dalam menggapai
sesuatu yang lebih baik dimasa depan. Padahal Rasulullah saw menyampaikan kepada
kita bahwa : Orang yang keadaannya hari ini lebih buruk dari hari kemarin, adalah
orang yang celaka,sementara orang yang keadaanya hari ini sama dengan hari kemarin,
maka dia adalah orang yang yang rugi. Dan orang yang beruntung adalah orang yang
keadaan hari ini lebih baik dari hari kemarin.
Dengan keimanan yang terus meningkat , seorang muslimah akan lebih produktif di
dalam beramal, baik dalam lapangan kehidupan keluarga maupun kehidupan masyarakat.
Dengan demikian tidak dapat di bantah lagi bahwa semua pihak harus mendukung untuk
terlaksananya tarbiyah bagi muslimah.

Selain hal-hal tersebut di atas, dengan aktifitas tarbiyah , yang juga terkandung makna
aktifitas thalabul ilmi,seseorang akan dimudahkan jalan masuk ke syurga.
Barangsiapa yang berjalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan jalan baginya
untuk masuk syurga

Dengan Tarbiyah muslimah dapat mendukung suami dalam dakwah


Perempuan dan laki-laki diciptakan oleh untuk saling bekerja sama dalam kebaikan
sebagaimana firman Allah di dalam surat at taubah 71



71. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong
bagi sebahagian yang lain. mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. mereka itu akan diberi
rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Seorang muslimah yang terbina akan memahami posisi dirinya sebagai mitra suami
dalam menjalankan tugas da wah.Maka is akan berusaha bahu membahu dalam
melaksanakan amar maruf nahi mungkar, baik dalam lingkungan keluarga maupun

lingkungan masyarakatnya. Ia akan memahami betul bagaimana menjadi seorang istri


yang shalehah, yang senantiasa taat kepada suami dalam kebaikan, menjaga kehormatan
dan harta suami, serta menyenangkan bila dipandang. Muslimah yang terbina juga akan
senatiasa mendukung dan memotivasi suami untuk selalu istiqomah di jalan da,wah, dan
tidak akan menghalang-halangi suami dalam amal kebaikan. Langkahnya selalu
terinspirasi oleh sosok Khadijah ra,istri Rosulullah yang secara total menyerahkan apa
saja yang dimilikinya untuk kepentingan dakwah islam, baika harta,waktu,serta jiwanya.
Berbahagialah soerang suami yang memilki pendamping yang setia dan penuh
pengorbanan seperti pengorbanan Khadijah Ra. Sosok Khadijah lahir dari proses
pembinaan yang intensif.
Agar muslimah dapat mendukung dakwah suami secara optimal, maka dirinya dituntut
untuk mampu memenej semua sumberdaya yang ada dengan baik, Baik sumber daya
yang berupa harta,tenaga,ataupun waktu . Disinilah pentingnya seorang muslimah
memilki ketrampilan-ketrampilan rumah tangga ataupun ketrampilan tambahan yang
akan mendukung tugas-tugasnya.
Muslimah membutuhkan banyak ketrampilan dalam menjalankan seluruh aktifitas
kehidupannya,baik dalam lingkungan rumah tangga, maupun dalam lingkungan
kehidupan social masyarakat. Mulai dari ketrampilan mengurus diri dengan manejemen
waktu , ketrampilan dalam kehidupan rumah tangga dengan tugas-tugas merawat dan
mendidik anak, menjaga kerapihan dan keindahan rumah dll. Juga ktrampilan untuk
berkomunikasi
dengan orang lain. Ketrampilan ketrampilan tersebut mungkin
nampaknya sepele, tetapi jika tidak disiasati dengan baik, akan berakibat pada kualitas
hidup yang tidak baik, karena terjadi pemborosan sumber daya. Seorang muslimah di
tuntut untuk dapat bekerja dengan cerdas, ikhlas dan tuntas, dan bukan sekedar bekerja
keras,sehingga ia dapat mendukung tugas dawah suami,dan melaksanakan tugas
dakwah bagi dirinya.
Allah swt berfirman di dalam surat at Taubah 105 :


105. Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib
dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.

Tarbiyah adalah jalan bagi seorang muslimah untuk dapat memahami ,termotifasi dan
membekali diri agar dapat melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya sebagai seorang istri
dalam membantu tugas suami dengan baik.

Dengan tarbiyah,muslimah akan dapat sukses mendidik anak.


Pemahaman akan nilai strategis seorang anak sebagai investasi pahala yang tak pernah
putus bagi orang tuanya, akan memotivasi para muslimah untuk senantiasa
memperhatikan dan bersemangat dalam mendidik anak-anaknya menjadi generasi rabani,
saleh dan muslih. Pemahaman dan kesadaran demikian akan muslimah dapatkan dalam
proses tarbiyah . Berawal dari pemahaman dan kesadaran inilah seorang muslimah akan
berjuang sungguh-sungguh dalam mendidik anak-anaknya.
Pada hakekatnya, tarbiyatul aulad adalah merupakan kewajiban dan tanggung bersama
antara ayah dan ibu,akan tetapi secara fitrah,muslimah akan lebih dekat interaksinya
dengan anak-anak,karena ia sudah berinteraksi secara fisik dengan ibu sejak masih ada
dalam kandungan. Seorang ayah seringkali lebih banyak berperan pada hal-hal yang
bersifat strategis dalam pendidikan anak, adapun manajemennya lebih banyak ada di
tangan ibu.Oleh karena itu,seorang muslimah dituntut untuk memiliki dan memahami
banyak ilmu,ketrampilan, dan hal-hal lain terkait dengan pendidikan anak,sehingga anakanaknya akan menjadi sukses dunia akherat.
Rosulullah saw mengajarkan kepada kita bagaimana orang tua menyayangi anakanaknya dengan ciuman kasih sayang,sehingga beliau mengomentari sahabat yang tidak
pernah sekalipun mencium anak-anaknya dengan ungkapan barangkali Allah telah
mencabut kasih sayang dari dirinya
Suatu kali Rasulullah saw juga mendoakan anak-anak yang sedang bermain dengan
dagangannya dengan doa semoga Allah memberkahi daganganmu
Demikian juga kita melihat contoh para shahabiah dan salafusshaleh dalam mentarbiyah
anak-anaknya . Misalnya al Khansa,telah berhasil menanamkan jiwa syuhada kepada
kelima anaknya,sehingga semuanya mendapatkan anugerah syahid.
Seorang muslimah yang terbina sudah semestinya mencita-citakan agar suami dan anakanak serta dirinya menjadi penghuni syurga dengan Rahmat dan Kasih SayangNYa.Inilah
Cita cita muslimah seperti yang Allah firmankan dalam surat Atthur 21.




21. Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan,
kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka[1426], dan kami tiada mengurangi sedikitpun dari
pahala amal mereka. tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.
[1426] Maksudnya: anak cucu mereka yang beriman itu ditinggikan Allah derajatnya sebagai derajat
bapak- bapak mereka, dan dikumpulkan dengan bapak-bapak mereka dalam surga.

Jadi, ukuran kesuksesan mendidik anak adalah berhasil menjadikan anak-anaknya sebagi
penghuni syruga. Adapun kesuksesan-kesuksesan yang sifatnya dunia dan materi
hakekatnya itu merupakan eksesoris yang akan mempercantik kesuksesan hakiki
menjadi penghuni syurga
Dengan Tarbiyah muslimah dapat eksis di tengah masyarakat untuk bekerja sama
dan memberdayakan lingkungan masyarakat yang islami
Kehadiran muslimah di tengah lingkungan masyarakatnya harus dapat memberi pengaruh
yang positif, mampu mencetak lukisan indah di tengah masyarakat, dan bukan melebur
pada warna lukisan yang ada di masyarakat. Agar dapat memberikan pengaruh yang
demikian,
seorang
muslimah
membutuhkan
bekal-bekal
motifasi,keberanian,kebijaksanaan dan ketrampilan. Hal-hal ini insya Allah akan
didapatkannya di dalam proses tarbiyah yang intensif. Di sini muslimah akan mampu
memerankan dirinya sebagi agen of change (agen perubahan) ke arah yang lebih
baik,tanpa mengorbankan prinsip yang kebenaran yang telah diyakininya. Sesuai dengan
istilah Yahtalituuna walakin yatamayazun
Secara umum, masyarakat yang melingkupi kehidupan muslimah sekarang ini, masih
jauh dari nilai nilai kebenaran. Berbagai fenomena menunjukkan betapa manusia masih
diperbudak oleh malkhluk dan hawa nafsunya. Lihatlah ,betapa banyak wanita-wanita
yang notabene seorang muslim, tampil dengan pakaian yang minim, betapa banyak
remaja yang berbeda jenis bergaul tanpa batas. Lihat pula gerombolan ibu2 yang lebih
suka bergosif dengan sesama tanpa merasa bersalah. Lihat pula betapa banyak ibu-ibu
dari kalangan menengah ke atas lebih senang berburu perhiasan dan perabot rumah yang
yang harganya berlipat2 dari gaji seorang guru. Semua fenomene tersebut membutuhkan
perhatian yang serius dan kerja keras dari para muslimah yang terbina untuk
mengembalikan masyarakat kepada fitrahnya yang hanif dan cinta kebenaran.
Salah satu hadis Rosul saw yang dapat di jadikan pedoman dalam merekayasa
masyarakat adalah hadis yang artinya :
Barang siapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tangannya,kalau dia
tidak mampu,maka cegahlah dengan lisannya, dan kalau dia tidak mampu juga, maka
cegahlah dengan hati. Dan itulah selemah-lemah iman.
Jika seorang muslimah sudah tidak ada kepekaan dan kepedulian sama sekali melihat
kemungkaran dan permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat,maka ia dipertanyakan
keimanannya. Selain itu, Allah juga mengingatkan kita di dalam firman Allah pada surat
al anfal ayat 25

25. Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di
antara kamu. dan Ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.

Ayat ini seharusnya menjadi penyemangat


bagi para muslimah untuk senantiasa
proaktif dalam menyeru masyarakat nya kepada kebaikan,sehingga akan jauh dari Adzab
atau siksa Allah. Di dalam aktifitas tarbiyah ,muslimah akan mendapatkan banyak
motifasi untuk selalu berbuat,berjuang dan melakukan banyak hal . Maka tarbiyah bagi
muslimah adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan dari dirinya.

Anda mungkin juga menyukai