Anda di halaman 1dari 3

ALLAH Subhanahu Wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an, “Sungguh kami telah ciptakan

manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At-Tiin: 4). Jika dibandingkan dengan mahluk Allah
Ta’ala yang lain, maka manusia menduduki posisi tertinggi. Sehingga alangkah buruknya jika misalkan
posisi tersebut diabaikan oleh manusia. Setiap manusia pasti punya cita-cita cemerlang untuk menjadi yang
terbaik. Namun banyak manusia berlomba-lomba menjadi yang terbaik hanya di hadapan manusia. Padahal
tuntutan kita adalah menjadi yang terbaik di hadapan Allah, bukan saja di hadapan manusia. Ukuran
terbaik di hadapan Allah adalah dilihat dari aspek ketaqwaannya, sebagaimana firman-Nya,
“Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah yang paling tinggi ketaqwaannya”.
Semakin manusia itu taqwa dalam arti menjalankan apa yang Allah perintah dan menjauhi apa yang
dilarang, maka disitulah puncak kemuliaan manusia. Namun jika sebaliknya, maka manusia tak ubahnya
seperti makhluk Allah yang lainya. Yang tak punya otak untuk berfikir dan tak punya hati untuk
merasakan. Itulah yang dinamakan kemunduran disegala bidang.

Kita sebagai perempuan mempunyai peran yang sangat besar dalam mewujudkan
masyarakat berkemajuan, dimulai dari lingkungan keluarga hingga lingkungan masyarakat
pada umumnya. Kehadiran perempuan tidak bisa dinafikkan untuk kebaikan umat dan
generasi penerus bangsa. Berkaitan dengan peran ini, maka kiprah perempuan dalam
berdakwah saat ini sangat dibutuhkan. Dakwah sendiri, secara bahasa, berasal dari kata Da’a-
Yad’u yang berarti mengajak, menyeru, dan mengundang. Adapun secara istilah, dakwah
adalah mengajak atau menyeru manusia untuk menuju jalan kebaikan atau biasa kita sebut
kegiatan amar ma’ruf nahi munkar. Lantas bagaimana Islam memandang kiprah perempuan
dalam berdakwah ini?

Dalam Al-Qur'an Allah Ta'ala berfirman :

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang makruf,
mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat
kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS At-Taubah : 71)
Ayat tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-
laki dalam kewajiban berdakwah. Keduanya sama-sama memiliki peran untuk mengajak pada
kebaikan dan mencegah pada hal-hal yang mungkar. Jadi perempuan muslimah juga memiliki
tanggung jawab atas gerakan dakwah Islam

1. Dakwah ada dalam diri mereka sendiri

Dimulai dengan cara memperbaiki dan meluruskan diri untuk menjadi pribadi yang saleha.
Dimana keutamaan dan kemuliaan seorang perempuan dilihat dari segi ketaatannya kepada
Allah Ta'ala, kesabaran dalam menjaga dan memelihara kehormatan dan keimanan. Sebagai
seorang muslimah sudah menjadi kewajiban perempuan untuk menyadari pentingnya
mempelajari ilmu pengetahuan sebagai bekal masa depan, yang kelak akan menjadi istri dan
ibu bagi anak-anaknya. Dengan berbekal hal tersebut secara tidak langsung akan memacu
adrenalin perempuan untuk terus giat belajar, mengajar dan berdakwah sesuai dengan
tabi’atnya.

2. Lingkup dakwah dalam keluarga

Perempuan merupakan ibu peradaban yang akan mencetak generasi bangsa, guru para
pejuang, dan penghantar umat ke tempat kembali yang mulia dengan cara mendidik anak-
anak membaca Al-Qur’an, menanamkan akidah dan ahlak mulia, mengurus rumah tangga
dan hal bermanfaat lainnya. Hal itu sebenarnya merupakan esensi kerja dakwah. Mendidik
anak bukanlah masalah yang sepele, tetapi merupakan hal yang sangat berguna bagi dakwah
Islam di masa depan, yaitu mempersiapkan generasi Islam yang lebih baik. Sebagaimana
yang disampaikan oleh shahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu'anhu, ia berkata, “Ajarilah
anak-anakmu, karena sesungguhnya mereka tercipta untuk suatu zaman yang berbeda dengan
zamanmu.” Dalam hal ini, seorang ibu memainkan peranan yang signifikan dalam
menanamkan ruh iman dan menunjukan jalan kebenaran yang hakiki untuk kebahagiaan
dunia dan akhirat.

3. Lingkup dakwah dalam lingkup masyarakat

Di samping peranannya dalam keluarga, perempuan juga memiliki peranan yang cukup
penting dalam dunia masyarakat dan negara. Jika ia seorang yang ahli dalam ilmu agama,
maka wajib baginya untuk mendakwahkan apa yang ia ketahui kepada kaum perempuan
lainnya. Begitu pula jika ia seorang ahli dalam bidang tertentu, maka ia mempunyai andil
dalam urusan tersebut. Namun tentu dengan batasan-batasan yang telah disyariatkan. Di era
yang serba mengandalkan teknologi ini, banyak kegiatan dakwah yang dapat dilakukan oleh
para perempuan tanpa menghilangkan fitrahnya.

Anda mungkin juga menyukai