Anda di halaman 1dari 3

Perempuan dalam Perspektif Islam

Oleh: Manapiah Anadiroh

Dalam konsep ajaran Islam Allah menciptakan manusia dalam jenis yang dinamakan
Laki-laki dan perempuan untuk saling mengenal satu sama lain. Telah dikemukakan pada
bagian sebelumnya bahwa perempuan dalam masa pra islam dalam budaya kafir Quraisy
bahwa perempuan dapat dijadikan budak dan bahkan bayi yang terlahir sebagai perempuan
wajib untuk dibinasakan secara hidup-hidup.

Sungguh islam hadir dalam dunia ini sebagai rahmat seluruh alam ini sangat mulia
melalui nabi Muhammad SWT, mampu memuliakan perempuan dengan Kalamullah yang
secara esistensi memang perlu diperhatikan secara mendalam. Selain dari Firman-Nya, hadist
nabi pun tak kalah pentingnya dalam memuliakan perempuan.

Perempuan dari masa ke masa memiliki daya tarik tersendiri baik secara dzohiriyah
maupun psikologi sehingga mampu membuat para tokoh terpana untuk menkaji apapun itu
yang ada dalam perempuan. Kenapa tidak topik Laki-laki saja untuk dikaji?, kenapa harus
melulu perempuan yang menjadi daya tarik khalayak?.

Dengan hadirnya ajaran Islam yang diemban langsung oleh nabi Muhammad SAW
memberikan energi positif untuk perempuan itu sendiri dengan latar belakang pada masanya
yang memaksa secara perlahan untuk membangkitkan belenggu yang sudah tertanam dalam
konstruk budaya akan nasab dan nasib perempuan dengan lahirnya hak waris pada
perempuan, aqiqah pada kelahiran bayi perempuan dan persaksian. Islam hadir
mengembalikan hak-hak perempuan sebagai manusia yang merdeka secara bertahap, seperti
memerdekakan budak dengan pembebasan secara bertahap dengan pendekatan pembayaran
kifarat dan melalui pernikahan atau status ummul walad.

Di sini terlihat bahwa Islam memang memiliki ajaran yang ideal ketika terjadi distorsi
moral yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dakwah yang dilakukan nabi Muhammad
pada awal masa kenabian tentu sebagai penyempurna akhlak, akhlak memiliki korelasi
penting dalam berkehidupan sehingga membentuk suatu tatanan nilai dan menjadi hukum
adat serta membentuk suatu peradaban.

Hal yang tak dapat terlepas dalam diri perempuan yaitu secara biologi ia memiliki
peran lebih dalam menjaga keutuhan peradaban melalui regenerasi keturunan yaitu memiliki
organ tubuh berupa rahim. Hal ini menunjukkan bahwa secara alamiah perempuan dapat
dibedakan dengan laki-laki karena ia harus mengalami menstruasi, mengandung, melahirkan
dan menyusui.

Terdapat beberapa peran yang dimiliki seorang perempuan muslimah, yaitu


perempuan sebagai hamba Allah, perempuan sebagai Istri, perempuan sebagai ibu dan
perempuan sebagai anggota masyarakat.

Perempuan sebagai hamba Allah. Seorang perempuan mempunyai tanggung jawab yang
sama dengan laki-laki dalam kedudukan sebagai hamba Allah, yakni mempunyai kewajiban
untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Dalam Q.S. Adz-Dzariat: 56 Firman-Nya “dan
tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah”.hakikat hidup manusia
yaitu bertujuan untuk beribadah dan menghambakan diri kepada Allah SWT dengan
termaktub dalam bentuk ritual-ritual ibadah seperti dalam bentuk rukun islam. Hal tersebut
dapat terlaksana dengan adanya keterikatan pribadi seorang makhluk dengan peraturan-
peraturan dari yang telah ditetapkan Allah SWT.

Perempuan sebagai istri. Kedudukan seorang istri dan pengaruhnya terhadap ketenangan
jiwa seorang suami. Dalam Q.S. Ar-Rum: 21 Allah berfirman “dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri,
supaya kalian cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan menjadi rasa kasih dan
sayang di antara kalian.” Seorang istri adalah sahabat bagi suaminya. Di dalamnya melekat
segala kewajiban yang harus dilaksanakan kepada suaminya. Seorang istri harus mampu
menjaga rahasia dan harta benda suaminya sebagai amanah yang kelak akan dimintai
pertangungjawaban Allah SWT.

Perempuan sebagi ibu. Peran perempuan sangat kompleks ketika ia sudah berada dalam
linkup rumah tangga. di mana selain sebagai hamba Allah dan Istri, perempuan harus mampu
menjadi rumah dan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Hal tersebut harus dilakukan
perempuan dalam kapasitasnya sebagai seorang ibu untuk membangun keluarga dan lingkup
organisasi kecilnya ini agar berada pada jalan Al-Qur’an dan sunnah Nabi agar terhindar dari
berbagai macam kesesatan yang dikhawatirkan masuk ke dalam linnkungan keturunannya
sehingga membentuk generasi yang tak soleh soleha. Perempuan juga bagian terpenting
dalam pondasi keilmuan serta akhlak anak-anaknya, karena seca psikologi anak akan tumbuh
dan berkembangnya konstruk pola pikir anak. Perempuan juga menjadi semesta untuk
peradaban masa depan, karena hanya perempuanlah yang mampu menunjang diri untuk
melakukan reproduksi, walaupun semakin berkembangnya zaman dan teknologi mutahir
untuk membentuk generasi baru. Tetap secara etika perempuan lah yang hanya memiliki sel
utama akan sel telur.

Perempuan sebagai anggota masyarakat. Sebagai insan zoon politican, perempuan pun
menjadi bagian anggota masyarakat yang tak mampu hidup sendiri dan membutuhkan orang
lain. Dalam ranah ekonomi, sosial, politik, dan pendidikan, perempuan memiliki peran andil
dalam membentuk dan mengembangkan masyarakat ke arah yang lebih baik lagi, maka dari
itu tak salah bahwa perempuan harus mampu eksis dalam ranah publik. Hal ini dapat saling
mengakomodasi dalam menjalankan tanggung jawab amar ma’ruf nahi munkar. Perempuan
harus cakap dan fasih dalam mengambil langkah-langkah praktis yang dibutuhkan dalam
mengahdapi perubahan-perubahan yang terjadi di tengah masyarakat, agar perempuan
memiliki ilmu pengetahuan baik islam sebagai agama dan pengetahuan umum yang mumpuni
untuk menjaga ketuhan organisasi keluarganya maupun masyarakat di luar dirinya.

Dinamika kehidupan terus berkembang dan berjalan bayak hal yang disalahpahami
akan paradigma mengenai kemuliaan perempuan dan pemaknaan kesetaraan secara tekstual.
Maka dari itu perlu adanya dekonstruksi kajian pemikiran tentang perempuan pada era
postmodern ini. Dengan keadaan realita sampai sekarang ini bagaimana perempuan dalam
masyarakat beredar dengan banyaknya kasus kekerasan atau sebagainya tetap terjadi pada
perempuan, hal ini tak dapat kita pungkiri keabsahaan realitanya, tak mudah untuk memaknai
perempuan dalam berbagai aspek perannya secara idealis dalam kompleksitas masalah yang
dihadapi pada perkembangan zaman. Dengan melihat kedudukan dan peran perempuan
tersebut, perlu dan pentingnya mengkaji tentang perempuan baik bagi perempuan maupun
laki-laki sekalipun. Agar tak ada keselahapahaman yang terjadi dalam memprakasai
perempuan.

Anda mungkin juga menyukai