Karena resin
gaharu sangat tidak mudah terjadi secara alami, sehingga perlu campur tangan manusia seperti
dengan pembuatan pelukaan dan memberikan bahan pemicu produksi resin gaharu seperti
cendawan dan gahan lainnya.
Cendawan
yang
biasa
diinokulasikan
seperti
jenis Fusarium sp., Phialopora
parasitica, Torula sp., Aspergillus sp., Penicillium sp., Cladosporium sp., Epicoccum
granulatum, Clymndrocladium sp., Sphaeropsis sp., Botryodiplodia
theobromae,Trichoderma sp, Phomopsis sp., Chunninghamella echinulata.
Pada dasarnya cendawan tersebut membuat pelukaan yang tetap terbuka sehingga memicu
produksi resin dari jaringan kayu. Metoda inokulasi atau penyuntikan sangat bervariasi dari
besarnya lubang yang dibuat atau cara membuat lubang. Lubang dengan diameter 5 mm dapat
dilakukan dengan kedalaman 5-10 cm dengan jarak yang lebih rapat seperti 5 cm sehingga satu
pohon dapat ribuan lubang dapat dibuat. Akan tetapi lubang yang cukup besar juga akan
menyesuaikan jarak lubang sehingga pohon dapat bertahan dari tempaan angina sehinga tidak
roboh.
Tingkat keberhasilan inokulasi pada satu pohon sangat bervariasi. Perhitungan yang sangat
pesimis hasil budi daya pada tahun ke 7 adalah 1 Kg gubal, 10 Kg kemedangan dan 15 Kg abu.
Namun berdasarkan pengalaman optimis di Thailand hasilnya mencapai 5 10 Kg Gubal.
Bor kayu dengan ukuran minimal 10 mm, sesuai dengan diameter batang semakin besar diameternya maka ukuran bor semakin
besar, ukuran bor yang biasa digunakan berukuran 13 mm.
Genset kapasitas 450 watt atau 900 watt dan alat bor listrik.
Spidol permanent sebagai penanda titik bor.
Alat ukur meteran untuk mengukur keliling batang dan jarak titik bor satu dengan lainnya.
Pinset dan suntikan sesuai ukuran bor.
Alkohol 70 % untuk sterilkan alat dan lubang hasil bor kayu.
Masker, gunting serta kapas.
Lilin lunak, plester atau lakban, untuk menutup lubang bor.
Sarung tangan karet dan Inokulan Gaharu.
Ukur titik pengeboran awal 1 meter dari permukaan tanah. Beri tanda dengan spidol. Kemudian buat lagi titik pengeboran
diatasnya dengan mengeser kearah horizontal sejauh 15 cm dan vertical 15 cm. dengan cara yang sama buatlah titik berikutnya
: Keliling Lingkaran = diameter x 3,14. contoh 60 cm = diameter x 3,14 berarti diameter batang = 60 cm : 3,14 = 19,11 cm.
Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang pada titik pengeboran yang sudah ditanda dengan spidol. Contoh : Kedalaman lubang
tampak berwarna coklat kehitam hitaman berarti penyuntikan berhasil. Tutup kembali lubang dengan lilin dan plester.
7 bulan setelah penyuntikan ambil sample dengan mengebor lubang baru 5 cm diatas lubang sebelumnya, jika serbuk hasil bor
sudah hitam atau wangi atau sesuai dengan ciri-ciri yang diinginkan maka pohon sudah dapat dipanen jika belum sesuai tutup
kembali lubang dengan lilin. Tanda hasil mulai maksimal jika daun gaharu sudah mengering 50 % hal ini biasanya terjadi pada 1,5
tahun sampai 2 tahun setelah penyuntikan tergantung dari besarnya diameter batang, semakin besar diameter batang maka proses
Penginokulasian
Produksi gubal gaharu akan terbentuk setelah perlakuan berjalan 2 bulan. Hal ini dimulai dengan
berubahnya warna kayu sekitar penyuntikan menjadi cokelat dan bertekstur keras serta berbau wangi.
Pemanenan dapat dilakukan mulai dari 1 tahun setelah penginokulasian dengan cara menebang pohon.
Kualitas gubal gaharu yang dihasilkan berbanding lurus dengan tingkat kesuburan pohon dan lamanya
penginokulasian. Semakin lama penginokulasian maka semakin tinggi kualitas gubal gaharu yang
dihasilkan. Potongan-potongan gubal gaharu dibersihkan dari bagian kayu yang tidak terbentuk menjadi
gubal. Pembersihan kayu putih dari gubal memerlukan tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus,
sehingga tidak menurunkan kelas gubal akibat kurang terampilnya tenaga kerja. Kemudian dilakukan
penyortiran berdasarkan kelasnya (Super, AB, BC, C1 dan C2). Untuk mengurangi kadar air, potongan
gubal gaharu dikeringkan dengan cara menjemur di bawah sinar matahari. Untuk gaharu kelas
kemedangan selain dapat dipasarkan langsung dapat pula didistilasi untuk diambil minyaknya.
TEKNIS BUDIDAYA
Posted on October 1, 2012 by admin
Gaharu adalah :
Ada sejak jaman NABI dahulu di kenal dengan OUDH se bagai tanaman obat
Tekhnis penanaman
2.Kedalaman 30 cm
4.Aduk tanah
5.Diamkan -+ 7 Hr
7.Padatkan
Serangan rayap
Aareal kebun sawit
Hasil inokulasi/suntikan
Fasilitas ;
Pendampingan pemasaran
Hormat kami
Jaringan petani gaharu indonesia
Ahmad rifai
100.000,-
500.000,-
200.000,-
900.000,-
- tenaga perawatan = @Rp. 50.000 x 20 .= Rp. 1.000.000,..JUMLAH = Rp. 2.700.000,b. Biaya tahap 2:
- pupuk kandang = Rp.
1.500.000,-
500.000,-
- pestisida.= Rp.
600.000,-
- tenaga perawatan @1 juta/tahun x 5 . = Rp 5.000.000,- Biaya oprasional @ 500.000 x 5 tahun .= Rp 2. 500.000,JUMLAH = Rp. 10.100.000,c. Biaya tahap 3:
- pembelian fusarium sp untuk inokulasi
= Rp. 6.000.000,-
- tenaga panen
= Rp. 2.000.000,-
- lain-lain
= Rp.
100.000
2. PENERIMAANDengan asumsi bahwa tingkat keberhasilan inokulasi adalah 80 %, dari 20 batang. tanaman
cuma menghasilkan 16 batang pohon saja yang bisa dipanen.Satu batang pohon gaharu dengan masa
inokulasi 3 tahun menghasilkan rata-rata :
Secara ringkas dapat kita sampaikan disini bahwa hasil panen pohon gaharu dijual dengan hitungan per KG.
Dimana pada saat kita melakukan panen atas sebatang pohon gaharu akan ditemukan/diperoleh bagian-bagian
dari batang kayu (Kulit/Daging/isi batang) yang sudah berisi resin gaharu. (Resin inilah yang membedakan nilai
atau grade dari bagian kayu tersebut) dimana resin berkumpul banyak maka disitu nilai ekonominya juga
terkumpul, dengan semakin banyak resin yang terkandung harganya semakin baik.
Gambar Resin Gaharu Yang Terdapat di dalam Daging Kayu Pohon Gaharu
Dengan adanya posisi/letak dan jumlah kandungan resin pada bagian-bagian kayu bisa diperoleh resin
dengan berbagai kandungan mutu atau grade , Antara Lain akan dihasilkan :
1. 1 kg Gaharu Jenis/grade AB Bawah + 1 Kg gaharu grade B
2. 1 kg kemedangan atas
3. 3 kg kemedangan tengah
4. 3 kg kemedangan bawah
5. 10 kg Cincangan kemedangan
6. 10 Kg Abu Kemedangan
7. 15 kg abu kelas bawah
8. 30 kg , Sisa Kayu Pengolahan
Sehingga total yang dihasilkan dari 16 batang :
1. Grade AB bawah : 1 kg x 16 batang x Rp. 2.000.00
2. Grade B :
= Rp.
= Rp.
32.000.000,16.000.000,-
= Rp.
11.200.000,-
= Rp.
24.000.000,-
= Rp.
14.400.000,-
= Rp.
12.000.000,-
= Rp.
8.000.000,-
= Rp.
1.560.000,-
= Rp.
2.400.000,-
===========================================================
TOTAL
= Rp. 121.560.000,-
===========================================================
Jumlah penerimaan diatas kami ambil dari data harga jual gaharu yang paling rendah.
3. KEUNTUNGAN
PENERIMAAN BIAYA = Rp. 121.560.000 Rp. 25.900.000- = Rp 95.660.000,Rata-rata perpohon gaharu umur 6 tahun dengn masa inokulasi 3 tahun (tahun ke-8 sampai tahun ke-10),
menghasilkan Rp 95.660.000/16 batang = 5.978.750 rupiah/batang . Jadi dari investasi sebanyak 25,9 jutaan,
berpotensi menghasilkan Rp. 95.660.000,Analisa ini baru dihitung dengan harga jual saat ini, Tentu Nilainya akan jauh lebih tinggi untuk harga jual 7 s/d
10 tahun kedepan.
1. Bisa di tanam sebanyak 20 batang bibit unggul GM Super pada lahan seluas 200 m2 ;
2. Biaya, dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
6.000.000,-
20.000,-
100.000,-
1.000.000,1.000.000,2.000.000,-
c. Biaya tahap 3:
- pembelian fusarium sp untuk inokulasi (optional)
- tenaga inokulan
(Optional)
= Rp. 1.600.000
= Rp.
500.000
- tenaga panen
= Rp. 2.000.000
- lain-lain
= Rp.
100.000
= Rp.
54.000.000,-
2. Grade AB Atas :
= Rp.
54.000.000,-
2.000.000,-
: 2 Kg x 18 btg x Rp 1.000.000,-
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
= Rp.
54.000.000,36.000.000,37.800.000,18.000.000,-
= Rp.
10.800.000,6.750.000,-
= Rp.
4.500.000,-
= Rp.
819.000,-
= Rp.
810.000,-
===========================================================
TOTAL
= Rp.
277.479.000,-
===========================================================
Jumlah penerimaan diatas kami ambil dari data harga jual gaharu yang paling rendah
3. KEUNTUNGAN
PENERIMAAN BIAYA = Rp. 277.479.000 Rp. 12.320.000= Rp 265.159.000,-