Anda di halaman 1dari 12

JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH HASIL HUTAN NON KAYU

SEMESTER GENAP 2020/2021

DISUSUN OLEH :

YULIUS BRAMUDIA SEWUT


NPM : [19.03.0818]

JURUSAN KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM


FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN MALANG
MALANG
2019/2020
1. Getah pinus
a. jelaskan penyadapan getah pinus melaluitiga cara yaitu quare, riil dan bor.
Jelakan juga kelebihan dan kekurangan ketiga cara tersebut.

1. Sistem Koakan (quarre)


Cara penyadapan yang dilakukan di Indonesia pada era 1975-an adalah dengan cara koakan
(quarre) bentuk huruf U terbalik (Sutjipto, 1975). Koakan dibuat sejajar panjang batang dengan
kedalaman 2 cm dan lebar 10 cm dengan menggunakan alat sadap konvensional yang disebut
kedukul/petel atau alat semi mekanis yaitu mesin mujitech (Sukadaryati, 2014). Saluran getah
yang dilukai akan cepat menutup jika tidak diberi perangsang, sehingga produksi getah yang
diperoleh rendah. Untuk meningkatkan produksi getah, perlu diberikan perangsang untuk
memperpanjang waktu mengalirnya getah, sehingga frekuensi pembuatan luka baru dapat
dikurangi dan pohon pinus dapat disadap lebih lama. Perangsang yang dapat digunakan adalah
larutan H2SO4 dengan konsentrasi 15% dengan volume sekitar 1 ml/luka sadap (Lempang,
2017). Pemberian perangsang dapat dilakukan dengan cara menyemprot menggunakan sprayer
atau dilabur menggunakan kuas kecil atau sikat gigi di atas luka sadap yang baru dibuat. Jika
tidak menggunakan perangsang saluran getah akan menutup pada hari ketiga, sehingga
diperlukan pembaharuan luka 3-5 mm di atas luka lama. Dengan demikian luka sadapan
maksimal dalam satu tahun mencapai tinggi 60 cm ditambah 10 cm koakan permulaan. Lama
sadapan yang dilaksanakan untuk satu unit pengelolaan terkecil (petak) adalah tiga tahun
dengan tinggi luka sadapan (koakan) maksimal 190 cm. Namun penyadapan dengan sistem ini
tidak lebih dari dua tahun dengan tinggi koakan maksimal 130 cm (Idris dan Soenarno, 1983).
Hal tersebut dimaksudkan untuk menghindari berkurangnya kuantitas dan kualitas kayu pinus
yang cukup besar, di samping menghindari robohnya pohon oleh angin. Untuk memperbanyak
jumlah koakan per pohon sebaiknya ukuran lebar koakan diperkecil menjadi 6 cm. Sistem
koakan dinilai sangat mudah, praktis, tidak memerlukan banyak peralatan, dan kebutuhan alat
(kedukul/patel dan mangkuk getah dari batok kelapa) sangat sederhana. Namun menurut
Sutjipto (1975) sistem ini masih memiliki kelemahan yakni berkurangnya hasil kayu yang relatif
banyak, mempunyai kecendrungan pohon pinus roboh pada tiupan angin yang keras bila tinggi
koakan telah melebihi satu meter, terlebih lagi bila pada satu pohon terdapat lebih dari satu
koakan.

2. Sistem Kopral (Riil)


Penerapan sistem kopral (riil) atau sistem India merupakan sistem penyadapan getah pinus
yang dianggap paling aman untuk kelestarian pohon pinus karena menyebabkan kerusakan
batang yang relatif kecil. Penyadapan getah pinus dengan sistem ini dilakukan dari bagian
pangkal batang ke arah atas dengan menggunakan pisau sadap, luka sadap berbentuk huruf V
(pola India), lebar 15 cm, kedalaman 1 cm (bagian kayu yang terluka sekitar 0,2 cm) dan jarak
antara setiap luka sadap 2 cm. Hasil getah dan pembuatan luka sadap baru dilakukan setiap
periode 3-4 hari. Jika menggunakan perangsang maka dapat digunakan stimulan H2SO4 dengan
konsentrasi 15% dengan volume sekitar 1 ml/luka sadap (Lempang, 2017). Pemberian
perangsang dapat dilakukan dengan cara menyemprot menggunakan sprayer atau dilabur
menggunakan sikat gigi di atas luka sadap yang baru dibuat. Jika bidang sadap pertama habis,
bidang sadap berikutnya dapat dibuat di sisi lain pada batang. Sistem kopral dinilai aman
terhadap pohon yang disadap karena luka sadap yang dibuat dangkal dan dapat segera
menutup/pulih kembali dalam waktu 2-3 tahun. Penerapan sistem ini selain lebih aman, juga
murah karena alat yang utama untuk penyadapan hanya membutuhkan pisau sadap dan wadah
penampung getah yang konvensional berupa batok kelapa dan mangkuk plastik.

3. Sistem Bor
Sistem penyadapan getah pinus dengan cara membor batang pohon menggunakan bor manual
telah dilakukan di Indonesia khususnya Sumatera Utara dan KPH Bumiayu di Jawa pada tahun
1966. Namun sistem ini dinilai tidak praktis, dan tidak ekonomis serta menyusahkan para
pekerja dalam pelaksanaannya, karena relatif butuh banyak tenaga yang dikeluarkan untuk
membuat satu luka bor, sehingga menyebabkan kapasitas kerja menjadi rendah (Idris dan
Soenarno, 1983). Sistem bor menggunakan bor listrik yang dilengkapi dengan jenset telah diuji
coba dalam penelitian penyadapan getah pinus di Kabupaten Tana Toraja pada tahun 2006.
Pembuatan luka sadap dimulai dari bagian pangkal batang ke arah atas, luka sadap berbentuk
lubang diameter 2,2 cm (7/8”) dengan kedalaman 4-8 cm. Untuk memudahkan getah mengalir
dari dalam batang pohon ke dalam wadah penampung getah (kantong plastik) melalui saluran
getah (pipa paralon atau selang plastik diameter 1,9 cm atau 2,2 cm dan panjang 6 cm), maka
lubang bor tersebut dibuat miring dari luar (kulit batang) ke arah atas menuju pusat batang
(empulur) dengan sudut kemiringan ±250. Jika dalam penyadapan menggunakan perangsang
maka dapat digunakan stimulan H2SO4 dengan konsentrasi 15% dengan volume sekitar 1 ml
per lubang/luka sadap (Lempang, 2017). Pemberian perangsang dapat dilakukan dengan cara
menyemprotkan menggunakan sprayer atau dilabur menggunakan sikat gigi. Setelah luka sadap
diberi perangsang kemudian diikuti dengan pemasangan saluran getah dan pada ujung saluran
getah bagian luar dipasang/digantung wadah penampung getah. Hasil getah dikumpulkan dan
pembuatan lubang sadap baru dilakukan setiap periode 6-7 hari. Pembuatan lubang sadap baru
dilakukan melingkar batang (horizontal) dengan jarak antar lubang 20-25 cm dan selanjutnya ke
arah atas batang (vertikal) dengan jarak antar lubang ± 15 cm.
 Kelebihan dari tiga cara yakni quarre, riil dan bor :
1. Quarre
Mudah dilakukan dan tidakmemerlukan persyaratanketerampilan tinggi;
harga alatsadap (kedukul/patel) murahdan perawatannya sederhana,biaya
penyadapan rendah;hasil getah 6,0 g/pohon/hari(tanpa stimulan) dan
11,1g/pohon/hari (dengan stimulanH2SO4 15%), waktupenyadapan bidang
sadap (3tahun) lebih lama daripadasistem penyadapan lainnya.
2. Riil
Harga alat berupa pisau sadapmurah dan perawatannyasederhana; biaya
operasionalpenyadapan rendah, lukabekas sadapan sedikit dandangkal
sehingga waktupenyembuhan luka sadaplebih cepat (2-3 tahun),
.waktupenyadapan bidang sadap (2,5tahun) lebih lama daripadasistem bor
tetapi lebih singkat daripada sistem koakan,kerusakan kayu tidak ada.

3. Bor
Kedalaman penyadapan lebihmudah dikontrol yaitu denganmemberikan
tanda tertentu dibagian mata bor; hasil getah8,3 g/pohon/hari
(tanpastimulan) dan 11,9g/pohon/hari (dengan stimulanH2SO4 15%) lebih
tinggidaripada hasil getah baiksistem koakan maupun sistemkopral, kualitas
getah sangatbaik (tidak tercampur kotoran),intensitas pembaharuan
lukasadap lebih panjang (6-7) hari,produktivitas kerja danpendapatan
penyadap lebihmudah ditingkatkan.
 Kekurangan dari tiga cara yakni quarre, riil dan bor :
1. Quarre
Lebih banyak mengakibatkan lukabatang dibandingkan
denganpenyadapan sistem kopral; kedalamanluka sadap sulit dikontrol
sesuaiketentuan (maksimum 2 cm);intensitas pembaharuan luka sadap
(3-4) sama dengan sistem kopral tetaplebih singkat dari pada sistem
bor,kualitas hasil getah rendah karenatercampur dengan kotoran;
waktupenyembuhan luka sadap lama (8-9tahun), resiko robohnya pohon
lebihbesar dan kerusakan kayu banyak.
2. Riil
Memerlukan persyaratan tenagapenyadap yang terampil dan
terlatih;kedalaman penyadapan masih agaksulit dikontrol sesuai dengan
ketentuan(maksimum 1 cm); intensitaspembaharuan luka sadap (3-4)
samadengan sistem koakan tetap lebihsingkat dari pada sistem bor,
hasilgetah 2,3 g/pohon/hari (tanpastimulan) dan 6,6
g/pohon/hari(dengan stimulan H2SO4 15%) lebih rendah daripada sistem
bor dankoakan, kualitas hasil getah lebihrendah daripada penyadapan
sistembor dan relatif sama dengan sistemkoakan.
3. Bor
Harga dan biaya pemeliharaan mesinbor sadap sangat mahal,
memerlukanpersyaratan kualifikasi tenagapenyadap yang lebih
baikdibandingkan dengan sistem koakandan kopral; memerlukan
pengetahuantambahan tentang teknik perawatanalat sadap bor yang
tidak sederhana,waktu penyadapan bidang sadapsingkat (kurang dari 1
tahun) dankerusakan kayu banyak.

b. Bagaimana proses pengolahan getah pinus menjadi gondorukem dan terpentin.

Secara umum tahap proses produksi


gondorukem dan terpentin dijelaskan sebagai berikut :
Penerimaan Getah
Penerimaan getah dilakukan untuk menyortir getah hasil dari sadapan yang
telah dikumpulkan oleh pengumpul. Getah yang telah disadap dikumpulkan di
Tempat Pengumpulan Getah (TPG) sebelum dikirimkan ke pabrik. Getah pinus
yang baru dikirim dari Tempat Pengumpulan Getah masih bercampur dengan
kotoran-kotoran berupa daun, tatal, jonjot, tanah dan lain-lain.
Penampungan Getah
Getah pinus ini ditampung dalam suatu tempat yang disebut dengan bak
getah yang berukuran 10x5x3 m3 . Dalam bak getah ada beberapa peralatan yaitu
close steam yang berfungsi untuk mengencerkan getah, open steam yang
berfungsi untuk mengencerkan getah yang mengkristal, stayner yang berfungsi
untuk menyaring kotoran dan kran pengeluaran getah.
Pemanasan Awal
Getah dari bak getah dialirkan ke blow case melalui talang getah dan
dilakukan pemanasan pendahuluan hingga mencapai suhu 70-800 ºC. Setelah
mencapai suhu pemanasan tersebut, selanjutnya getah dipindahkan ke tangki
melter sampai habis. Fungsi dari blow case adalah sebagai pemanasan awal agar
getah menjadi encer sehingga mudah dialirkan ke tangki melter.
Pengenceran
Pengenceran dilakukan di dalam tangki melter dengan mencampurkan
terpentin sebanyak 1000 kg lalu dipanasi kembali hingga mencapai suhu 70-800
ºC, kemudian getah diendapkan 4-6 menit. Kotoran air yang terendap dibuang
atau dialirkan ke bak penampungan limbah sampai habis melalui pipa
pembuangan. Getah yang ada kemudian dialirkan ke filter press B-1 untuk
difiltrasi menggunakan steam dengan tekanan 0.2-2 kg/cm2. Setelah getah
difiltrasi, getah dipindahkan ke tangki settler sampai habis. Adapun fungsi dari
melter adalah untuk melarutkan getah dan terpentin, menyaring kotoran yang
terbawa dalam getah dan mencairkan getah yang mengkristal.
Pencucian Awal
Pencucian awal dilakukan dalam tabung settler dengan menggunakan air
sebanyak 200 liter dari tangki water treatment, kemudian dicampurkan dengan
larutan asam oksalat sebanyak 7.5 kg (0.3% setiap batch) dari tangki asam oksalat.
Asam oksalat ini berfungsi untuk mengikat kotoran dan ion besi yang tercampur
dalam larutan getah. Setelah tercampur dengan asam oksalat, larutan getah
diendapkan 5-10 menit, kemudian air dan kotoran dialirkan ke bak penampungan
limbah melalui pipa pembuangan sampai habis. Apabila larutan getah masih
terlihat kotor, harus dilakukan pencucian ulang sebanyak 2-3 kali sampai larutan
getah terlihat bersih, kemudian dipindah ke tangki scrubbing sampai habis.
Pencucian Ulang
Pencucian kembali dilakukan dalam tangki scrubbing dengan menambahkan
air hangat sebanyak 1000 liter dari water treatment sambil dilakukan pengadukan
dengan menggunakan agigator selama 10-15 menit. Suhu larutan dalam tangki
scrubbing dipertahankan pada suhu 70-800 ºC. Kemudian larutan getah
diendapkan selama 5-10 menit. Air dan kotoran yang telah mengendap dibuang ke
bak penampungan limbah melalui pipa pembuangan sampai habis. Pencucian
getah dapat dilakukan ulang bila larutan getah belum memenuhi standar
berdasarkan informasi dari quality controller.
Penampungan Getah Bersih
Larutan getah telah dinyatakan lulus oleh quality controller, larutan getah
dipindahkan ke tangki penampung A1 dan A2 sampai habis melalui filter press B-
2 yang dilengkapi dengan filter duck dan filter wire mesh agar kotoran yang masih
tertinggal dapat tersaring. Bila larutan getah dalam tangki penampung A1 dan A2
sudah memenuhi kapasitas pemasakan, dilakukan pengendapan, kemudian
kotoran dibuang ke bak penampungan limbah.
Pemasakan Getah
Pemasakan getah dimaksudkan untuk mematangkan getah dan
mengeluarkan air serta komponen lainnya yang terdapat dalam getah dengan
menggunakan energi panas yang dihasilkan oleh boiler. Pemasakan ini dilakukan
dalam suatu ketel pemasak khusus yang mempunyai ketahanan terhadap suhu dan
tekanan. Ketel pemasak ini mampu menampung getah sebanyak 4800 kg.
Prosesnya, getah yang sudah bersih dan siap dimasak dalam tangki penampung
dimasukkan ke dalam tangki ketel pemasak melewati filter gaff. Setelah getah
masuk ke dalam ketel pemasak lalu dilakukan pemanasan hingga mencapai suhu
160-1700 ºC. Selama pemanasan, suhu, aliran, tekanan dan condensor harus selalu
dikontrol. Ketika awal pemasakan pada suhu 130-1400 ºC uap air dan uap terpentin
menguap dan masuk ke condensor yang ditarik oleh pompa vakum
untuk diembunkan atau dicairkan.
Penampungan Gondorukem dan Terpentin
Hasil dari kondensasi dialirkan ke tangki separator untuk memisahkan
antara air dan terpentin. Setelah keduanya terpisah terpentin dialirkan ke tangki
penampung terpentin A yang disiapkan untuk digunakan dalam proses
pengenceran getah dalam tangki melter. Pada suhu 130-1400 ºC sampai suhu
akhir pemanasan hasil terpentinnya dialirkan ke tangki penampung terpentin B
sebagai terpentin produk. Terpentin dalam tangki terpentin B dipindahkan ke
tangki terpentin sementara melalui tangki dehidrator. Kemudian terpentin
dialirkan kembali ke tangki terpentin produk. Sedangkan untuk gondorukem jika
suhu sudah mencapai 1700 ºC dibiarkan untuk sementara kemudian didinginkan
hingga suhu 1350 ºC dan dipanasi kembali sampai suhu 1450 ºC agar panasnya
menyebar. Setelah itu gondorukem siap dikemas.

c. Apa kegunaan dari Gondorukem dan Terpentin

1. Gondrokumen
Penggunaannya antara lain sebagai bahan pelunak plester serta campuran
perban gigi, sebagai campuran perona mata (eyeshadow) dan penguat bulu
mata, sebagai bahan perekat warna pada industri percetakan (tinta) dan cat
(lak).

2. Terpentin
Kegunaan terpentin adalah untuk bahan baku industri kosmetik, minyak cat,
campuran bahan pelarut, antiseptik, kamfer dan farmasi.
2. Bambu dan rotan merupakan hasil hutan non kayu yang penting. Mengapa? Jelaskan
Jenis hasil hutan ini sangat baik untuk dikembangkan karena dengan memanfaatkan hasil
hutan yang bukan kayu, kita telah mengurangi emisi karbon. Selain itu pengembangan HHBK
pun sangat strategis karena dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar hutan,
memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan nilai tambah dan pendapatan negara, serta
pemerataan pembangunan daerah.

3. Minyak kayu putih dan kemenyan


Bagaiman cara pengolahan serta kegunaan dari minyak kayu putih dan kemenyan. Jelaskan?

 Proses Produksi Minyak Kayu Putih


Pengolahan daun kayu putih dimaksudkan untuk mengekstrak minyak kayu putih
yang ada pada daun tanaman ini. Proses produksi dalam pembuatan minyak kayu
putih diawali dengan pemetikan daun kayu putih. Dalam proses pemetikan ada 2
macam cara, yaitu:

 Pemetikan sistem rimbas, yakni tegakan pohon kayu putih yang berusia 5
tahun ke atas, dengan ketinggian 5 mtr, daunnya dipangkas. 1 tahun
selanjutnya, sesudah tanaman kayu putih telah memiliki daun yang lebat,
lantas dapat dikerjakan perimbasan lagi.
 Pemetikan sistem urut, yakni dengan langkah dipotong gunakan alat (arit
spesial untuk daun-daun yang telah cukup usia. Langkah ini jadi kurang
praktis, dikarenakan pemetik mesti menentukan daun satu per satu.
Pemetikan dikerjakan pada awal musim kemarau, pada waktu telah sedikit turun
hujan hingga tidak mengganggu pekerjaan pemetikan daun. Karena pemetikan
atau pengambilan daun-daun kayu putih bisa dikerjakan sekali didalam 1 tahun,
bila perkembangan tanaman subur. Sesudah pemetikan daun, daun kayu putih
yang siap untuk disuling disimpan terlebih dulu.
Setelah itu daun minyak kayu putih dimasukkan diatas rak dalam ketel tempat
perebusan dan pada dasar ketel diisi air yang dibakar menggunakan tungku, ketel
ditutup rapat agar uapnya tidak keluar. Disebelah ketel tersebut ada bak
penampung air yang merupakan salah satu tahap penyulingan. Uap dari daun yang
direbus didinginkan hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa
penyulingan dengan sendirinya. Penyulingan berlangsung kurang lebih 20 menit.
Setelah minyak kayu putih keluar dilakukan pengemasan, namun sebelum
dilakukan pengemasan. Minyak kayu putih disaring terlebih dulu dengan kapas,
kemudian baru dimasukkan dalam botol dan ditutup dengan rapat. Selain dapat
menghasilkan minyak kayu putih, batang dan daun yang telah dimasak dikeringkan
kembali yang kemudian bisa digunakan untuk pembakaran minyak kayu putih
tersebut. Kemudian minyak kayu putih siap untuk dipakai.
 Kegunaan munyak kayu putih:

1. Mengobati Diabetes

Studi yang dilakukan oleh Journal of Natural Medicine dari Toyama, Jepang
membuktikan bahwa air dan metanol ekstrak tanaman obat termasuk kayu putih
dapat digunakan dalam pengobatan diabetes tipe 2. Ternyata ramuan tersebut
dapat meningkatkan sensitifitas insulin dan meningkatkan kontrol glikemik.

2. Penyembuhan Luka

Minyak kayu putih mengandung bahan aktif seperti citronellol, citronellal dan 1,8-
cineole, yang membuatnya berfungsi sebagai antibakteri. Mengoleskan minyak
kayu putih di area sekitar luka dapat melindungi luka terbuka atau daerah yang
teriritasi dari infeksi yang disebabkan oleh mikroba dan paparan udara.

Dengan kandungannya ini, minyak kayu putih biasanya ditambahkan pada


beberapa produk plester untuk mengobati infeksi atau luka pada kulit. Selain itu,
krim untuk menyembuhkan luka pun banyak yang mengandung minyak kayu putih
di dalamnya.

3. Melancarkan Pernapasan

Melakukan kompres dingin dari larutan air yang sudah dicampur dengan sedikit
minyak kayu putih diketahui dapat memberikan efek sejuk pada kulit sehingga
dapat menurunkan efek demam. Saat batuk atau flu, anda dapat mengaplikasikan
minyak kayu putih untuk meringankan perasaan dada sesak atau hidung
tersumbat. Namun, para ahli kesehatan juga berpendapat bahwa minyak tersebut
dapat memperburuk asma pada beberapa orang.

4. Menghilangkan Nyeri Pada Persendian

Penelitian menunjukkan bahwa minyak kayu putih dapat membantu meringankan


nyeri pada persendian. Bahkan, beberapa krim atau salep yang berfungsi untuk
meringankan rasa sakit akibat osteoartritis dan rematoid artritis mengandung
minyak kayu putih. Uap minyak kayu putih merupakan analgesik dan antiinflamasi.
Pemakaian minyak kayu putih direkomendasikan untuk anda yang menderita
rematik, sakit pinggang, terkilir, otot kaku, pegal-pegal dan nyeri saraf.

Mengoleskan minyak kayu putih pada daerah sendi atau otot yang terasa nyeri
dan memijatnya dengan lembut dapat membantu meringankan tekanan dan nyeri
pada sendi dan otot tersebut. Hal ini karena minyak kayu putih memiliki efek
relaksasi pada sistem saraf dan otot. Minyak kayu putih dapat meningkatkan aliran
darah pada area yang terasa nyeri sehingga dapat mengurangi peradangan.
5. Meredakan Sakit Gigi

Belum banyak yang tahu bahwa minyak kayu putih juga dapat mengatasi keluhan
sakit gigi. Manfaat ini karena minyak kayu putih memiliki sifat seperti cengkeh.
Caranya, tumbuh kunyit dan campur dengan sedikit minyak kayu putih. Tempelkan
pada area gigi yang sakit.

Selain itu, minyak kayu putih juga diketahui mampu meredakan nyeri di gusi
karena gigi tanggal. Atau, anda juga dapat meneteskan minyak kayu putih di kapas
kemudian tempelkan di bagian gigi yang sakit. Cara ini dapat membunuh banyak
kuman di mulut dan mengatasi kuman gigi.

 Proses produksi kemenyan

Kemenyan diolah dengan cara disadap atau dipotong kulitnya secara tidak rata
tetapi kuat dari pohonnya, cara ini memungkinkan getahnya keluar dan mengeras.
Getahnya ini jika sudah mengeras akan berbentuk seperti air mata.
Pembudidayaan tanaman kemenyan tidaklah sulit. Ada beberapa spesies dan
varietas pohon kemenyan, masing-masing memproduksi jenis dari getahnya
sedikit berbeda. Perbedaan tanah dan iklim menciptakan getahnya beraneka
ragam dari sedikit, banyak dan bahkan lebihwalaupun dalam spesies yang sama.
Pohon Boswellia sacra dianggap biasa karena kemampuan mereka untuk tumbuh
dalam lingkungan yang sangat mustahil sekalipun bahkan kadang-kadang tumbuh
dari batuan padat. Awal tumbuhnya kemenyan ini pada batu tidak diketahui,
tetapi kemungkinan dilakukan dengan pembengkakan akar dan menonjol dari
batang pohon tersebut. Pertumbuhan ini mencegah tercabiknya dari batu selama
musim badai. Keistimewaan pohon ini ialah sangat sedikit atau tidak ada sama
sekali yang dapat ditanam di tanah yang berbatu atau kerikil. Pohon kemenyan ini
mulai memproduksi getahnya ketika mereka berusia sekitar 8-10 tahun.
Penyadapan getahnya dilakukan dua sampai tiga kali setahun dengan penyadapan
akhir dapat menghasilkan "getah air mata" terbaik karena terpene aromatik yang
lebih bagus kualitasnya, Sesquiterpen dan kadar dari Diterpen. Secara umum,
getah yang lebih pekat adalah kualitas terbaik.

 Kegunaan kemenyan

Pemanfaatan kemenyan telah dikenal luas di Indonesia terutama sebagai bahan


obat, baik sebagai obat tradisional maupun industri rokok, batik dan upacara
ritual. Lebih dari itu tanaman kemenyan sebagai golongan styrax mengandung
senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai obat-obatan. Kemenyan
sumatrana (Styrax benzoin Dryander) memiliki banyak senyawa bioaktif seperti
asam sinamat dan turunannya yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan
sebagai bahan baku untuk industri kosmetik dan obat-obatan. Tanaman
kemenyan prospektif dikembangkan untuk tanaman hutan rakyat, hutan
kemasyarakatan, rehabilitasi, sekat baker, penghara industri pulp, maupun untuk
pohon ornamen. Selain itu kayunya dapat digunakan untuk bangunan rumah dan
jembatan serta akarnya mengandung cairan berwarna kemerah-merahan yang
berfungsi sebagai insektisida.

Kemenyan digunakan dalam aroma parfum dan aroma terapi, selain itu juga
merupakan bahan yang kadang-kadang digunakan dalam perawatan kulit.
Minyak esensial ini diperoleh dengan destilasi (penyulingan) uap dari getah
kering. Beberapa bau asap kemenyan adalah produk dari pirolisis. Kemenyan
juga digunakan di banyak gereja Kristen termasuk Ortodoks Timur, Oriental
Ortodoks dan Katolik. Kristen dan Islam memiliki kemenyan untuk digunakan
dengan cara dicampur dengan minyak untuk mengurapi bayi baru lahir, inisiasi,
dan anggota memasuki fase baru kehidupan spiritual mereka.

4. Lebah Madu

a. Sebutkan jenis lebah madu yang ada di Indonesia?

1. Apis Dorsata atau Lebah Madu Raksasa


2. Apis Mellifera
3. Apis Florea
4. Apis Cerana
5. Apis Koschevnikovi atau Lebah Madu Merah
6. Apis Andreniformis atau Black Dwarf Honey Bee
7. Apis Laboriosa.

b. Sebutkan beberapa jenis pohon pakan lebah madu?


Sumber pakan lebah madu adalah tanaman yang meliputi tanaman buah, tanaman
sayuran, tanaman industri, tanaman hutan. Bunga dari tanaman- tanaman tersebut
mengandung nektar dan pollen yang sangat berpengaruh dalam produksi madu yang
akan dihasilkan oleh lebah madu.

c. Apa perbedaan lebah madu hutan dan lebah madu yang di budidayakan?
1. Jenis Lebah.
2. Kandungan Madu
3. Sarang Lebah
4. Rasa, Warna dan Aroma
d. Apa manfaat dari madu?
1. Menguatkan Sistem Imun Tubuh.
2. Mampu Menjadi Sumber Energi Bagi Tubuh.
3. Obat Alami untuk Meredakan Flu Juga Batuk.
4. Solusi agar Tidak Terserang Diabetes.
5. Kandungan Antioksidan Tinggi yang Mampu Mencegah Kanker.
6. Mengurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke.
7. Menekan Efek Buruk Kolesterol dalam Tubuh.
8. Mengontrol berat badan berlebih.
9. Menjaga Kulit Tampak Lebih Sehat.
10. Sebagai Obat untuk Menyembuhkan

5. Jelaskan pemeliharaan kutu lak dan kegunaannya!

 Dalam garis besarnya teknik kultur kutu Lak dapat dibedakan 6(enam) tingkat
pekerjaan :

1. Persiapan tularan,yaitu mempersiapkan tanaman yang memenuhi syarat-


syarat hidup kutu Lak, berupa areal tanaman yang mempunyai umur ranting
yang muda. Areal dibersihkan tumbuhan bawanhya dan ranting-ranting pohon
yang kecil-kecil dan mati dipotong.

2. Penularan bibit Lak, yang mengikatkan bibit Lak keranting pohon inang yang
sudah disiapkan. Dalam kegiatan ini perlu ditaksir ketepatan jumlah bibit yang
diperlukan setiap pohon. Pemberian bibit yang terlalu banyak akan menghasilkan
Lak kecil-kecil dan tipis, sebaliknya bila kurang seluruhnya ranting dapat
menghasilkan Lak, berarti pohon inangnya mubazir.

3. Pemeliharaan tularan, yaitu memilihara tularan dari gangguan hama dan


penyakit dengan jalan pengasapan dan babat tumbuh.

4. Pungutan bekas bibit, yaitu memungut kembali bibit yang telah dikosongkan
kutunya untuk dikrim ke pabrik. Berat Lak yang kita peroleh akan susut sebanyak
60% dari jumlah bibit saat ditularkan. Ini disebabkan disamping sudah kosong
ditinggalkan larva kutu Lak, juga sudah agak mengering.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi kultur Lak :

1. Untuk kehidupan kutu Lak memrlukan suhu yan cukup tinggi, dalam suhu
dibawah 22C pertumbuhan lambat, bahkan suhu dibawah 17C telur yang
dihasilakan tidak bisa menetes.
2. Cahaya matahari penuh, tularan yang kurang mendapat sinar matahari banyak
diserang parasit sehingga menghasilkan Lak yang kualitas rendah.

3. Angina. Didaerah yang kurang mendapat angin “embun madu” yang


dikeluarkan kutu lak tidak dapat jatuh ketanah. Embun madu beserta debu dapat
menggumpal menutup lubang pernapasan kutu Lak.

4. Hujan. Hujan dapat mengakibatkan larva yang keluar dari sel induknya
terbawa oleh air hujan. Hujan yang terus menerus dapat mematikan larva yang
baru menetes. Didaerah yang curah hujannya tinggi, kerak Lak banyak ditumbuhi
jamur yang dapat menutupi lubang pernapasan.

 Kegunaan kutu lak


Lak banyak digunakan sebagai bahan baku untuk produksi di bidang elektronika,
percetakan, tekstil, biokomposit, farmasi dan pangan.

Nasution (1994:111), mutasi adalah“kegiatan memindahkan pegawai dariunit/


bagian yang kelebihan tenaga ke unit/ bagian yang kekurangan tenaga atauyang
memerlukan.”

Anda mungkin juga menyukai