Anda di halaman 1dari 5

TEKNOLOGI HASIL TANAMAN INDUSTRI

PENGOLAHAN KARET ALAM


Oleh :

INDRI YANTI HIDAYAT


1904310001
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

LABORATORIUM TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
Macam – Macam Karet Alam dan Proses Pengolahannya
Berbagai macam proses pengolahan karet alam sudah banyak diaplikasikan oleh industri di
Indonesia. Beberapa proses pengolahan karet alam yang biasa dilakukan antara lain :
1. Ribbed Smoked Sheet (RSS)
Ribbed smoked sheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang
mendapat proses pengasapan dengan baik. Ribbed smoked sheet terdiri atas beberapa kelas
seperti di bawah ini :
- X RSS
Mutu nomor 1 dari semua jenis RSS adalah X RSS. Karet yang dihasilkan betul-betul kering,
bersih, kuat, bagus, dan pengasapannya merata. Cacat, noda-noda, karet, melepuh, dan
tercampur pasir atau benda-benda kotor tidak boleh ada. Juga tidak diperkenankan terdapat
garis-garis bekas oksidasi, sheet lembek, suhu pengeringan terlampau tinggi, pengasapan
berlebihan, terbakar, dan warnanya terlalu tua. Gelembung kecil seukuran kepala jarum
pentul boleh terdapat, tetapi harus tersebar merata.

- RSS 1
Kelas ini masih di bawah kelas X RSS. Sheet yang dihasilkan kriterianya hampir sama.
Hasilnya benar-benar kering, bersih, kuat, bagus, tidak cacat, tidak berkarat, tidak melepuh,
serta tidak ada benda-benda yang mengotorinya, Jenis RSS 1 tidak boleh ada garis-garis
karena pengaruh oksidasi, sheet lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar
kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua, serta terbakar. Bila terdapat gelembung-
gelembung kecil seukuran kepala jarum pentul, asalkan letaknya tersebar merata, masih
diperkenankan.
Adapun Proses Pengolahan RSS adalah sebagai berikut :
A. Penerimaan Lateks Kebun
Perhitungan Kadar karet kering = kkk atau Dry Rubber Content
Tujuan Penentuan KKK adalah :
· Untuk penentuan upah penyadapan lateks
· Untuk menentukan jumlah air pada waktu pengenceran lateks
· Penyadap lateks tidak mungkin mencampuri lateks dengan air.
B. Pengenceran Lateks
Tujuan :
· Penyeragaman KKK, sehingga cara pengolahan dan mutunya tetap
· Memudahkan penyaringan, sehingga kotoran lebih banyak yang tersaring
· Gelembung udara atau gas yang terdapat dalam lateks lebih banyak keluar.
C. Pembekuan
· Lateks disaring dulu dg saringan 40, 60, 80 mesh
· Masukkan dalam tangki koagolasi dengan ukuran 300 x70x40 cm. terdiri 75-90 ruang
dibatasi oleh sekat alumunium
· Tambahkan bahan pembeku asam format 1% atau asam asetat 2% dengan ukuran
55,5ml/liter.
D. Penggilingan
Tujuan :
· Mengeluarkan sebagian air dengan pengepresan (tekanan) untuk mempercepat
pengeringan
· Memperluas permukaan sheet dengan menipiskan dan memberi lambang (print)
sehingga pengeringan lebih cepat
· Menyeragamkan mutu
Penggilingan koagulasi karet dilakukan dengan baterai sheet dari 4-6 gilingan. Pada gilingan
terakhir diberi patron (bergambar timbul) berbentuk spiral disebut printer.
E. Pengasapan dan Pengeringan
Tujuan :
Mengawetkan sheet agar tahan lama disimpan dengan menggunakan asap yang mengandung
phenol yang akan mencegah tumbuhnya M.O dalam sheet.
Mengeringkan sheet supaya tidak mudah diserang M.O
Memberi warna coklat muda dengan asap sehigga mutunya meningkat
Pengaturan jumlah asap, suhu dan sirkulasi udara sebagai berikut :
1. Hari Pertama
Suhu 40-50C dengan jumlah asap banyak dan ventilasi udara cukup. Kayu bakar basah agar
asap yang diperoleh banyak dan lalu diserap oleh sheet.
2. Hari kedua
Suhu 50-54C dengan ventilasi dan jumlah asap dikurangi ½ nya dari hari pertama agar
terjadi proses penguapan air dari sheet dan juga masih terjadi proses penyerapan asap.
3. Hari ketiga
Suhu 50-55C dengan ventilasi dan jumlah asap dikurangi lagi menjadi ¼ hari pertama terjadi
penguapan air disebut proses pengeringan.
4. Pada Hari keempat
Suhu 50-55C – 60C dengan jumlah asap dan ventilasi diusahakan serendh mungkin.
F. Sortasi dan Pembungkusan
RSS disortasi menjadi beberapa mutu berdasar persyaratan yang telah ditentukan dalam buku
“Type Description and Packing Spesification For Natural Rubber Grade In International
Trade” disebut “Green Book” = “Batasan-btasan Jenis Karet Alam dan Cara-cara
Pembungkusan yang dipergunakan dalam Perdagangan International” Diterbitkan oleh BPP
Bogor dalam Bahasa Indonesia.
2. Lateks Pekat
Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau
padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses
pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks.
Biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan
bermutu tinggi. Ada 2 jenis cara pembuatan lateks pekat, yaitu :
- Cara Creaming (Bahan dadih/pendadih)
Lateks dapat dipandang sebagai sistem dispersi yang terdiri dari karet dan air serum. BJ karet
0,904 dan air serum 1,024. Variasi BJ karet < dibandingkan dengan variasi BJ serum.
Umumnya pada dispersi benda padat dalam benda cair, kecepatan turun atau naik dari butir-
butir yang terdispersi mengikuti hukum stok.
Apabila dalam rumus terjadi perubahan salah satu faktornya, maka kecepatan butir-butir karet
(V) berubah. Dengan menambahkan bahan dadih (creaming agent), maka garis tengah butir
karet menjadi bertambah besar, karena dengan adanya bahan dadih yang berantai panjang
menyebabkan butir karet seperti menjadi lebih besar. Demikian juga dengan adanya bahan
dadih gerakan brown berkurang, sehingga terjadi aglomerasi (pembuliran).
Dengan adanya perubahan faktor tersebut maka kecepatan naik butir karet bertambah besar,
sehingga dalam beberapa waktu butir karet akan terpisah terkumpul di bagian atas cairan dan
serumnya di bagian bawah. Lama pemisahan dengan cara ini perlu 3-4 hari, sehingga di
bagian atas tercapai kadar karet yang maksimum.
- Cara Centrifuge
Prinsip pembuatan lateks pekat dengan cara centrifuge (pemusingan) berdasarkan perbedaan
berat jennis antara partikel karet dan serum. Serum mempunyai berat jenis > dari partikel
karet, sehingga partikel karet memiliki kecenderungan untuk naik ke permukaan, sedang
serum merupakan lapisan di bawahnya.
Kecepatan naik partikel karet dalam serum mengikuti hukum stokes. Partikel karet dalam
lateks mengalami gerakan brown, karena terjadi gaya tolak menolak antara partikel karet
yang bermuatan. Gerakan brown ini akan memperlambat terjadinya pemisahan antara partikel
karet dan serum.
3. Crumb Rubber
Karet spesifikasi teknis adalah karet alam yang dibuat khusus sehingga terjamin mutu
teknisnya. Penetapan mutu juga didasarkan oleh sifat-sifat teknis. Warna atau penilaian fisual
yang menjadi dasar penentuan golongan mutu pada jenis karet sheet, crepe, maupun lateks
pekat tidak berlaku untuk jenis yang satu ini. Persaingan karet alam dengan karet sintetis
merupakan penyebab timbulnya karet spesifikasi teknis. Proses pengolahan karet alam terus
berkembang dengan tujuan untuk mendapat biaya produksi serendah mungkin, terutama
dalam menghadapi persaingan karet sintetis. Negara penghasil karet alam mengusahakan
beberapa perbaikan antara lain dalam pengolahan, budidaya tanaman, penyajian dan mutu.
Gagasan ini berasal dari cara pengolahan karet sintetis dan bentuknya disesuaikan dengan
penyajian karet sintetis. Cara pengolahannya yaitu :
1. Pengolahan Lateks Kebun
Untuk mengolah lateks kebun menjadi karet mentah dengan proses guthrie, lateks
digumpalkan dengan asam atau biologis. Cara penggumpalan yang dapat memberikan sifat-
sifat optimum adalah denngan cara penggumpalan kombinasi antara asam dan cara biologis
(Assisted biological coagulation). Caranya yaitu denngan memberikan 0,36% tetes dan buat
karet kering 1% asam format ke dalam lateks. Sebagian bahan pencampur dapat ditambahkan
0,05% natrium serta bisulfit.
Cara membuat larutan penggumpal yaitu sebanyak 2 liter tetes diencerkan dengan 16 liter,
larutan natrium bisulfit yang melarutkan 150 gram natrium bisulfit dalam 4,5 liter air, dan
larutan asam format yang dibuat dengan melarutkan 300 gram asam format dalam 13,5 liter
air.
Gumpalan dari bak penggumpal lalu diisikann ke dalam mesin pisau berputar (rotary cutter)
yang dilengkapi dengan saringan berukuran lubang 1,6 cm atau 1,9 cm, dimana koagulum
dipotong-potong menjadi potongan kecil yang lolos dari lubang saringan, langsung masuk ke
dalam kotak pengering. Pengeringan berlangsung selama jam pada 100OC dan kemudian
karet yang telah kering dikempa, masing-masing ditimbang seberat 75 lb. sesudah di kempa,
bongkah-bongkah dibungkus dengan lembaran plastik politilen.
2. Pengolahan Lump mangkok dan gumpalan mutu rendah
Untuk membuat karet yang bermutu tinggi, hendaknya lump mangkok dipisahkan dari
gumpalan yang kotor seperti shup pohon dan shup tanah. Gumpalan karet itu biasanya
direndam dulu dalam tangki penampung, supaya kotoran dapat mengendap di bawah bak.
Lama perendaman 48 jam.
Kemudian gumpalan-gumpalan diambil dan dialirkan melalui saluran air menuju ban berjalan
yang akan membawanya ke dalam mesin pisau berputar. Butiran gumpalan yang keluar dari
mesin pisau berputar mempunyai ukuran yang masih terlalu besar untuk dikeringkan, karena
itu perlu dilakukan pembutiran lebih lanjut dan penyeragaman dalam mesin “polletisse”.
Dalam mesin itu terjadi juga proses menghilangkan kotoran. Sesudah dibutirkan dalam
polletiser, kemudian dikeringkan dan dibungkus dengan cara yang sama seperti pada karet
yang berasal dari lateks kebun.

Anda mungkin juga menyukai