NIM : 3201906132 Kelas : 4B TPHP Kelompok : 1. Brigita Juliana simanjuntak 2. defi desiana pardede 3. hafiz Ananda 4. jasadi purwandi 5. zahara
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL
PERKEBUNAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK 2021 Judul Acara : PENGOLAHAN SHEET ANGIN
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Praktikum (poin 5) Agar mahasiswa dapat mengolah sheet angin dengan baik sehingga dihasilkan sheet angin yang berkualitas.
1.2. Dasar Teori (poin 15)
Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari pohon karet. Yang termasuk bahan olah karet adalah lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar yang dibagi berdasarkan pengolahannya. Lateks kebun merupakan cairan getah yang dihasilkan dari proses penyadapan pohon karet dan belum mengalami pengolahan sama sekali. Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : • Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh. • Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu. • Tidak bercampur dengan bubur lateks, air ataupun serum lateks. • Warna putih dan berbau karet segar. • Lateks kebun mutu I mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20%.(Anonym,2010). Mutu bahan olah karet rakyat (bokar) sangat menentukan daya saing karet alam Indonesia dipasar International. Dengan mutu bokar yang baik akan terjamin permintaan pasar jangkan panjang. Mutu bokar yang baik dicerminkan oleh Kadar Kering Karet (KKK) dan tingkat kebersihan yang tinggi. Upaya perbaikan mutu bokar harus dimulai sejak penanganan lateks di kebun sampai dengan tahap pengolahan akhir. Dalam rangka perbaikan mutu bokar, pemerintah telah menetapkan SNI – Bokar No.06 – 2047 – 2002 tanggal 17 oktober 20 dengan kriteria nilai KKK, kebersihan, ketebalanS, dan jenis bahan bekuan. (Sunarti, 2008). Bokar yang bermutu tinggi harus memenuhi beberapa persyaratan teknis yaitu: • Tidak ditambahkan bahan – bahan Non karet. • Dibekukan dengan asam format/semut atau bahan lain yang dianjurkan dengan dosis yang tepat • Segera digiling dalam keadaan segar • Disimpan ditempat yang teduh dan terlindung • Tidak direndam dalam air. (Kaban, 2002). Sit Angin (Unsmoked sheet/USS), Sit angin adalah lembaran karet hasil bekuan lateks yang digiling dan dikering anginkan sehingga memiliki KKK 90 – 95 % proses pembuatn sit angin terdiri dari penerimaan dan penyaringan lateks, pengenceran, pembekuan, pemeraman, penggilingan, pencucian, penirisan, dan pengiringan ( Anonim, 2009).
BAB 2. METODELOGI PRAKTIKUM
2.1. Alat dan Bahan 2.1.1. Alat yang dipergunakan (poin 5) • Pisau sadap • Pisau mal • Talang lateks • Mangkuk lateks • Ember • Penyaring • Penggiling karet • Jemuran karet
2.1.2. Bahan yang dipergunakan (poin 5)
• lateks • air • Asam formiat
2.2. Prosedur Kerja (poin 10)
• Melakukan penyadapan pada pohon karet. • Mengumpulkan lateks hasil sadapan. • menyaringnya terlebih dahulu untuk memisahkan nya dari lump yang terbentuk serta menghindari kotoran yang terdapat dalam lateks pada saat pengumpulan nya. • Menambahkan sedikit air sebagai proses pengenceran. • Setelah itu, Menambahkan bahan koagulan yaitu asam formiat untuk mempercepat penggumpalan pada lateks dan mengaduknya secara merata. • Menuangkan lateks yang sudah diencerkan serta ditambahkan koagulan kedalam cetakan yang sudah tersedia. • Setelah menggumpal, karet diinjak-injak untuk memudahkan pada tahap pengkompresan pertama, menggunakan penggiling halus. • Kemudian melakukan penggilingan halus kedua, dan penggilingan ketiga menggunakan pengkompresan berpola. • Setelah itu dilakukan penjemuran karet selama 2 hari untuk mendapatkan sheet angin yang sudah mempunyai nilai kadar karet kering. BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil Pengamatan (poin 10) 3.1.1Table hasil pengamatan
Sampel Bahan lateks segar - Lateks yang didapat sebanyak - 60 liter Lateks kebun Sheet yang terbentuk sebanyak - 12 kg Setelah pengeringan, sheet - tersebut berwarna coklat
3.2. Pembahasan (poin 30)
Pada praktikum kali ini yaitu mengenai proses pembuatan sheet angin yang menggunakan bahan dari lateks segar yang akan digumpalkan menggunakan koagulan asam formiat. Adapun Langkah-langkah pada proses pembuatan sheet angin yang dimulai dari tahap penyadapan sampai akhirnya pengumpulan lateks, lalu dilakukannya pengenceran sesuai yang diinginkan. Pada proses pengenceran jika lateks terlalu encer maka bahan koagulan juga harus ditambah lebih banyak untuk membantu mempercepat penggumpalan. Selanjutnya dilakukan pengompresan secara manual menggunakan kaki untuk mempermudah pengompresan pertama, dan pada tahap pengompresan terakhir yaitu pengompresan ketiga menggunakan pengompresan atau penggilingan berpola. Tahap selanjutnya yaitu pengeringan yang dilakukan selama 2 hari dengan cara dikering anginkan di tempat terbuka untuk memperoleh sheet angin. Dari 60 liter lateks segar yang didapatkan dari hasil sadapan,ada 12 kg sheet angin yang terbentuk. Selama proses pengeringan 2 hari tersebut sheet karet mengalami perubahan warna dari putih susu menjadi coklat yang disebabkan karena ada proses oksidasi.
BAB 4. KESIMPULAN (Poin 10)
berdasarkan hasil praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Untuk mendapatkan hasil yang baik maupun kualitas yang tinggi pada sheet angin harus memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut : • Tidak ditambahkan bahan – bahan Non karet • Dibekukan dengan asam format/semut atau bahan lain yang dianjurkan dengan dosis yang tepat • Segera digiling dalam keadaan segar • Disimpan ditempat yang teduh dan terlindung • Tidak direndam dalam air.
DAFTAR PUSTAKA (point 5)
Anonym, 2009. Pengolahan Bahan Olahan Karet Rakyat (Bokar).
Anonim, 2010. Bahan olah karet. Kaban, jamaran. 2002. Diklat teknologi pengolahan karet. universitas sumatera utara. FMIPA. Medan. Sunarti, 2008. mutu-bahan-olah-karet. LAMPIRAN (poin 5) Berisi gambar, dokumentasi dan hasil perhitungan. a. Penyadapan ( pukul 1 pagi )