Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum

Teknologi Pengolahan Karet

Nama : Brigita Juliana Simanjuntak


NIM : 3201906132
Kelas : 4B TPHP
Kelompok : 1. Brigita Juliana simanjuntak
2. defi desiana pardede
3. hafiz Ananda
4. jasadi purwandi
5. zahara

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN


JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2021
Judul Acara : Penyadapan ( tapping )

BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Praktikum (poin 5)
Agar mahasiswa mengetahui cara melakukan penyadapan dengan baik sehingga
dihasilkan lateks yang banyak dan berkualitas.

1.2. Dasar Teori (poin 15)


Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 20 tahun terakhir
terus menunjukkan adanya peningkatan dari 1.0 juta ton pada tahun 1985 menjadi 1.3
juta ton pada tahun 1995 dan 1.9 juta ton pada tahun 2004. Pendapatan devisa dari
komoditi ini pada tahun 2004 mencapai US$ 2.25 milyar, yang merupakan 5% dari
pendapatan devisa non-migas (Anwar, 2001).
Pemungutan hasil tanaman karet disebut penyadapan karet. Penyadapan
merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet. Tujuan dari
penyadapan karet ini adalah membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar lateks
cepat mengalir. Kecepatan aliran lateks akan berkurang apabila takaran cairan lateks
pada kulit berkurang Kulit karet dengan ketinggian 260 cm dari permukaan tanah
merupakan bidang sadap petani karet untuk memperoleh pendapatan selama kurun
waktu sekitrar 30 tahun. Oleh sebab itu penyadapan harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak merisak kulit tersebut. Jika terjadi kesalahan dalam penyadapan, maka
produksi karet akan berkurang (Santosa, 1986).
Menurut Pendle, lateks mengandung beragam jenis protein karena lateks adalah
cairan sitiplasma, protein ini termasuk enzim-enzim yang berperan dalam sintesis
molekul karet. Sebagian protein hilang sewaktu pemekatan lateks yaitu karena
pengendapan dan karena terbuang dalam lateks skim. Protein yang tersisa dalam
lateks pekat kurang lebih adalah 1% terhadap berat lateks dan terdistribusi pada
permukaan karet (60%) dan sisanya sebesar 40% terlarut dalam serum lateks pekat
tersebut (Pendle, 1992).
Musuh yang paling mengganggu para penyadap karet (Hevea brasiliensis) adalah
hujan di pagi hari. Sebab jika kulit batang karet (balam) basah, getah akan luber
keluar dari jalur (pelat) yang dibentuk oleh tarikan pahat. Jika hujan pagi, berarti hari
libur para penyadap karet (penakok). Sedang musuh yang paling ditakutkan adalah
hujan turun saat ngangkit (mengumpulkan getah dari sayak atau mangkuk
penampung). Hasil memutari pohon-pohon karet satu kebun bisa jadi tanpa hasil jika
air hujan meluberi sayak (tempurung penampung) cairan getah karet. Namun musuh
yang paling dibenci para penyadap karet adalah harga getah/lateks “jatuh” sedang
harga kebutuhan sehari-hari meninggi (Radjam, 2009).

BAB 2. METODELOGI PRAKTIKUM

2.1. Alat dan Bahan


2.1.1. Alat yang dipergunakan (poin 5)
 Pisau sadap
 Pisau mal
 Mangkuk ( tempurung kelapa )
 Talang lateks ( daun kering )
 Ember

2.1.2. Bahan yang dipergunakan (poin 5)


 Pohon karet

2.2. Prosedur Kerja (poin 10)


 Memilih pohon karet yang memiliki karakter siap unduk disadap .
 Membuat pola sadap .
a) Bukaan sadap 100 cm dari permukaan tanah ( karena berasal dari
biji ).
b) bidang sadapan digambar dengan bentuk spiral dari kiri atas ke kanan
bawah membentuk sudut 40˚ terhadap garis horizontal.
 melakukan penyadapan :
a) membersihkan kulit pohon .
b) mengiris kulit pohon dengan ketebalan 1,5-2 mm , kedalaman irisan 1-
1,5mm .
c) menampung lateks .
 mengumpulkan lateks yang sudah ditampung .
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Pengamatan (poin 10)


No Penyadapan yang baik No Kesesuaian/ketidaksesuaian
penyadapan di lapangan dengan
penyadapan yang baik
1 Lilit batang 45 cm diukur 100 cm dari tanah untuk 1 lilit batang yang telah diukur sebesar 45 cm
pohon yang berasal dari biji, sedangkan untuk bibit ( sesuai )
okulasi diukur dari pertautan okulasi atau 130 cm
dari permukaan tanah

2 Arah sadapan adalah dari kiri atas ke kanan bawah 2 Sudut yang terbentuk 40o ( sesuai )
dengan membentuk sudut 40o

3 Kedalaman irisan sadap pada kulit pulihan 1,0 mm 3 Kedalaman irisan


dari kambium

4 Waktu penyadapan : 04.00-08.30 pagi 4 Penyadapan dilapangan dilakukan pada pagi hari
(sesuai ) dan pengumpulannya dari jam 9-10 pagi.

5 5
6 6
7 7

3.2. Pembahasan (poin 30)


Lateks adalah cairan getah seperti susu dari tumbuhan pohon karet (Hevea brasiliensis)
yang membeku ketika terkena udara. Kegiatan untuk mengambil cairan getah karet tersebut
dinamakan penyadapan. Pada proses penyadapan Adapun alat yang digunakan yaitu pisau
sadap untuk menguliti pohon karet,pisau mal untuk memberi pola pada batang pohon karet,
talang lateks untuk menghubungkan antara lateks yang keluar pada saat dikuliti menuju
mangkok lateks, dan mangkok ( terbuat dari batok kelapa ataupun lain sebagainya ) sebagai
tempat penampungan lateks kebun.
Penyadapan yang baik dilakukan pada pukul 4 pagi sampai dengan 8.30 pagi dan dapat
dilakukan juga pada malam hari. Tidak menutup kemungkinkan para petani juga melakukan
penyadapan diatas jam yang sudah ditentukan, hanya saja lateks yang dihasilkan lebih sedikit
yang disebabkan karena tekanan turgor yang rendah sebagai dampak penguapan yang tinggi.
Kedalaman penyadapan harus diperhatikan jangan sampai mengenai kambium karena akan
mengakibatkan luka pada tanaman, dan juga tanaman akan susah sembuh . Adapun syarat
dalam penyadapan yaitu waktu penyadapan 4 - 8.30 pagi, berumur 5-6 tahun, Arah sadapan
adalah dari kiri atas ke kanan bawah dengan membentuk sudut 40 o , bidang sadap dibagi 2
dibuat garis vertikal dan mengukur 90 cm untuk tanaman dari biji dan 130 cm untuk okulasi
sampai ketinggian 300 cm, Jeluk berada pada 1-1,5 mm terhadap cambium, Kedalaman irisan
sadap pada kulit pulihan 1,0 mm dari kambium, jika belum memenuhi kriteria matang sadap
berarti pohon karet tersebut belum siap untuk disadap.

BAB 4. KESIMPULAN (Poin 10)

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :


1. untuk mendapatkan hasil sadapan yang baik yaitu dengan memperhatikan alat yang
digunakan,waktu penyadapan yang dianjurkan (4-8.30 pagi), umur pohon (5-6
tahun),lingkar batang ( 45 cm), arah bidang sadapan( horizontal dari kiri atas ke kanan
bawah) dn arah vertikal dan mengukur 90 cm untuk tanaman dari biji dan 130 cm
untuk okulasi sampai ketinggian 300 cm, serta kedalaman irisan 1mm.
DAFTAR PUSTAKA (point 5)

Anwar, Chairil. 2001. Manajemen dan Teknologi Budidaya Karet.


Pusat Penelitian Karet.Medan.

Pendle. P.D. 1992. The Production, composition, and chemistry of natural latex concentrates in
sensitivity to latex in medical device (FDA Ed.).
Program and Proceedings of International
L atex Conference, Baltimore,November 5-7,13.

Radjam,Syam.2009.Musuh-musuh penyadap karet.


(http://www.prabumulihdusunlaman.blogspot.com).
Diakses tanggal 5 Mei 2009.

Santosa. 2007. Karet. (http://id.wikipedia.org/wiki/karet). Diakses tanggal 21 Maret 2009.


LAMPIRAN (poin 5)
Berisi gambar, dokumentasi dan hasil perhitungan.

a. alat sadap

b. proses penyadapan

c. pengumpulan lateks

Anda mungkin juga menyukai