PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah.
dengan nama lain rambung, getah, gota, kejai ataupun hapea. Upaya peningkatan
Apabila tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak sesuai dengan habitatnya
maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Lingkungan yang kurang baik juga
sering mengakibatkan produksi lateks menjadi rendah. Agar tanaman karet dapat
tumbuh dengan baik dan menghasilkan lateks yang banyak maka perlu diperhatikan
syarat-syarat tumbuh dan lingkungan yang diinginkan tanaman ini. Sesuai habitat
aslinya di Amerika Selatan, terutama Brazil yang beriklim tropis, maka karet juga
cocok ditanam di Indonesia, yang sebagian besar ditanam di Sumatera Utara dan
Kalimantan.
merupakan syarat hidupnya. Syarat hidup tersebut harus dipenuhi agar pertumbuhan
tanaman dan produksi lateks tinggi. Membangun kebun karet diperlukan teknologi
budidaya karet yang mencakup beberapa kegiatan yaitu syarat tumbuh tanaman karet,
17
klon-klon rekomendasi, bahan tanam/bibit, pemeliharaan tanaman, pemupukan,
B. Tujuan
2. Mengetahui tipe teras yang bisa digunakan pada lahan tanaman karet di kebun
IX Krumput-Banyumas.
18
II. TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman karet dapat tumbuh baik dan berproduksi tinggi pada kondisi iklim
sebagai berikut, yaitu didataran rendah sampai dengan ketinggian 200 m diatas
permukaan laut, suhu optimal 28. Bila ditanam diluar zone tersebut, pertumbuhannya
agak lambat, sehingga memulai produksinya pun lebih lambat (Setyamidjaja, 1999).
Tanah yang dikehendaki adalah bersolom dalam, jeluk lapisan padas lebih dari 1 m,
permukaan air tanah rendah yaitu 1 m. Sangat toleran terhadap keasaman tanah, dapat
tumbuh pada hingga 8,0 (Sianturi, 2001). Tanaman karet dapat tumbuh pada berbagai
jenis tanah, baik pada tanah-tanah vulkanis muda ataupun vulkanis tua, aluvial dan
bahkan tanah gambut. Tanah-tanah vukanis umumnya memiliki sifat-sifat fisika yang
cukup baik, terutama dari segi struktur, tekstur, solom, kedalaman air tanah, aerase,
dengan diameter batang cukup besar. Batang karet pada umumnya tumbuh lurus
keatas dengan percabangan dibagian atas. Batang tanaman ini mengandung getah
yang dikenal dengan nama lateks. Dari penampang melintang batang pohon karet
dapat dilihat bagian tengah sampai lapisan terluar terdiri atas bagian kayu, kambium,
kulit lunak, kulit keras, dan lapisan gabus. Dalam kulit lunak terdapat suatu deretan
pembuluh tapis yang vertikal yang mengandung karbohidrat hasil fotosintesis. Daun
karet terdiri dari tangkai utama sepanjang 3 – 20 cm dan tangkai anak daun sepanjang
3 – 10 cm dengan kelenjar diujungnya. Setiap daun karet biasanya terdiri dari tiga
19
anak daun yang berbentuk elips memanjang dengan ujung runcing. Daun karet
berwarna hijau dan menjadi kuning atau merah menjelang rontok. Tanaman ini
temasuk tanaman berkeping dua (dikotiledon) dan memiliki akar tunggang (Riyanto
et al., 2013). Menurut Martiansyah (2010), pohon karet berbunga pada umur 5 – 6
tahun, bunga karet terdiri atas bunga jantan dan bunga betina. Kepala putik yang akan
dibuahi berjumlah 3 buah. Bunga jantan mempunyai 10 benang sari yang tersusun
Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan lateks yang
diinginkan tanaman ini. Apabila tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak sesuai
kurang baik juga sering mengakibatkan produksi lateks menjadi rendah. Sesuai
habitat aslinya di Amerika Selatan, terutama Brazil yang beriklim tropis, maka karet
juga cocok ditanam di Indonesia, yang sebagian besar ditanam di Sumatera Utara dan
karet yang terbaik. Persiapan lahan perkebunan karet yang mendasar adalah berupa
pembukaan lahan. Pembukaan lahan dapat berupa lahan hutan yang sebelumnya
merupakan tanah yang belum pernah digunakan untuk budidaya tanaman atau juga
20
lahan perkebunan karet yang akan diperbaharui. Pembukaan lahan dilakukan dengan
1. Secara Mekanis
a. Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohon nonkaret (new
ditetapkan.
(buldozer) sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat
terangkat.
f. Semua tunggul yang telah dibongkar bersama dengan sisa cabang dan ranting
sehingga cepat kering. Jarak antar tumpukan kayu karet diatur sedemikian
rupa agar tidak mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpang tindih
21
h. Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh perakaran mutlak
burning).
2. Secara Kimiawi
peracunan tunggul yang dilakukan antara lain dengan 2,4,5-T ataupun garlon
tanah mempunyai peranan yaitu menahan atau mengurangi daya perusak butir-
butir hujan yang jatuh dan aliran air di atas permukaan tanah, menambah bahan
organik tanah melalui batang, ranting dan daun mati yang jatuh, dan menyerap
menyuburkan tanah dengan lapukan bahan organik dan fiksasi nitrogen, menekan
22
III. METODE PRAKTIKUM
digunakan berupa alat tulis menulis serta kendaraan sebagai alat transportasi di area
perkebunan.
B. Prosedur kerja
3. Setiap praktikan wajib mencatat hal-hal yang perlu dicatat untuk memperoleh
4. Hal-hal yang penting yang berhubungan dengan pengolahan lahan tanaman karet
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Terlampir
B. Pembahasan
Stacking adalah salah satu bagian dari urutan pelaksanaan Land Clering
(LC) setelah pekerjaan imas tebang dilkukan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk
membuka areal hutan dengan menggunakan alat berat dan menyusun potongan-
buka lahan. Nmun apabila terdapat pohon yang besar dan susah ditumbangkan
Tanaman karet dapat tumbuh baik didaerah tropis, ketinggian tempat yang baik
untuk pertanaman karet didataran rendah optimal 200 m dpl sedangkan jika
ketinggian tempat lebih dari 600 m dpl tidak cocok untuk pertnaman karet.
Pertanaman karet menghendaki daerah dengan curah hujan antara 1.500 – 4.000mm
pertahun dan merata sepanjang tahun yang terbaik antara 2.500 – 4.000 mm dengan
100 – 150 hari hujan. Angin yang terlalu kencang dapat mengakibatkan kerusakkan
pada tanaman karet yang bersal dari klon – klon tertentu yang peka terhadap angin
kencang. Tanah yang baik untuk pertanaman karet yaitu tanah vulkanis sifat-sifat
24
tanah yang cocok untuk tanaman karet adalah solumnya cukup dalam, sampai 100cm
air,tekstur terdiri atas 35% liat dan 30% pasir,tidak bergambut,kandungan unsur hara
N,P,K tercukupi, pH 4,5 – 6,5, kemiringan tidak lebih dari 16%,permukaan air tanah
Krumput adalah salah satu daerah yang berada diwilayah kecamatan Banyumas.
terletak pada ketinggian 175 – 250 mdpl dengan perbedaan ketinggian 15 – 50 meter.
Kondisi lahan di kebun Krumput merupakan jenis tanah Latosol. Tanah ini memiliki
lapisan solum tanah yang tebal sampai sangat tebal yaitu 1 – 5 meter. Warnanya
sampai 9 %. Reaksi tanah berkisar antara pH 4,5 – 6,5 yaitu dari asam sampai agak
asam. Tanah ini umumnya bertekstur liat sedangkan strukturnya remah dan memiliki
konsistensi gembur. Infiltrasi dan perkolasi pada lahan latosol dari agak cepat sampai
agak lambat, dahan menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi.
Teras adalah bangunan konservasi tanah dan air yang dibuat dengan penggalian
dan pengurugan tanah, membentuk bangunan utama berupa bidang olah, guludan, dan
saluran air yang mengikuti kontur serta dapat pula dilengkapi dengan bangunan
pelengkapnya seperti saluran pembuangan air (SPA) dan terjunan air yang tegak
lurus kontur (Yuliarta et al., 2002). Menurut Arsyad (1989) teras berfungsi
25
mengurangi panjang lereng dan menahan air, sehingga mengurangi kecepatan dan
jumlah aliran permukaan, dan memungkinkan penyerapan air oleh tanah. Sehingga,
Teras bangku atau teras tangga dibuat dengan cara memotong panjang
lereng dan meratakan tanah di bagian bawahnya, sehingga terjadi suatu deretan
bangunan yang berbentuk seperti tangga. Kegunaan utama teras bangku adalah:
berbagai Negara. Misalnya saja di North Carolina tercatat bahwa teras bangku
telah diterapkan pada lahan usaha tani sejak tahun 1885 (Troeh et al., 1991).
Penerapan teras bangku di Indonesia juga sudah tergolong tua, meskipun pada
mulanya penerapan teknik konservasi ini dititik beratkan pada lahan sawah atau
lebih berfungsi sebagai teras irigasi. Sejak tahun 1975, teras bangku telah
bahwa teras merupakan bangunan konservasi yang relatif tidak mudah rusak,
selain teras juga dapat mempermudah praktek pengolahan tanah. Dipandang dari
26
segi teknis, teras bangku merupakan suatu teknik pengendalian erosi yang efektif
Teras gulud adalah barisan guludan yang dilengkapi dengan saluran air di
bagian belakang guludnya. Metode ini dikenal pula dengan istilah guludan
bersaluran. Bagian-bagian dari teras gulud terdiri atas guludan, saluran air, dan
bidang olah. Kegunaan dari teras gulud hampir sama dengan teras bangku, yaitu
dalam tanah. Saluran air dibuat untuk mengalirkan aliran permukaan dari bidang
erosi dan aliran permukaan, serta agar guludan tidak mudah rusak sebaiknya
guludan diperkuat tanaman penguat teras. Jenis tanaman yang dapat digunakan
sebagai penguat teras bangku, dapat juga digunakan sebagai tanaman penguat
teras gulud. Sebagai kompensasi kehilangan luas bidang olah, bidang teras gulud
27
dapat juga ditanami cash crops misalnya tanaman katuk, cabai rawit, dan jenis
tertahannya partikel tanah yang tererosi oleh barisan tanaman yang ditanam
rapat seperti tanaman pagar atau strip rumput yang ditanam searah kontur. Waktu
yang dibutuhkan untuk membentuk teras relatif lama, namun dapat dipercepat
melalui pengolahan tanah yang dilakukan dengan menarik tanah ke arah lereng
bagian bawah. Rata-rata teras akan terbentuk dengan sendirinya setelah 2-5 tahun
(Agus dan Widianto, 2004). Hasil penelitian di Sumberjaya, Lampung Barat pada
lahan usaha tani kopi dengan kemiringan lahan 40%, menunjukkan bahwa strip
rumput alami yang dibiarkan tumbuh memotong lereng (partial weeding) sudah
mulai membentuk teras pada tahun ketiga. Pada Tropohumults Jasinga, berlereng
5-15%, tanaman pagar Flemingia congesta yang ditanam dengan jarak antar
28
tanaman pagar 7,1 m, dapat membentuk teras dengan perbedaan tinggi sekitar
4. Teras individu
Teras individu adalah teras yang dibuat pada setiap individu tanaman
terutama tanaman tahunan. Jenis teras ini biasa diaplikasikan pada areal
bagi tanaman tahunan (Agus dan Widianto, 2004). Fungsi lain dari teras ini
penyiangan, dan lain-lain. Pada bagian lain, lahan dibiarkan tertutup oleh rumput
dan atau leguminosa penutup tanah (legum cover crop). Jajaran teras individu
tidak perlu searah kontur, tetapi menurut arah yang paling cocok untuk
matahari yang maksimal). Dimensi teras ini bisa bervariasi tergantung jenis dan
29
umur tanaman, namun ukurannya berkisar antara 50-100 cm untuk panjang dan
pada tahun pertama setelah pembuatan teras individu, erosi yang terjadi 8,5 t ha-
Teras kebun (orchard hillside ditches) merupakan jenis teras lain, yang
dengan interval yang bervariasi menurut jarak tanam. Pembuatan teras ini
bertujuan untuk: (1) mengefisienkan penerapan teknik konservasi tanah, dan (2)
30
Gambar 2.5. Teras Kebun
untuk budidaya tanaman karet dilakukan dengan cara manual yaitu yang pertama
menggunakan cangkul. Cangkul yang digunakan adalah cangkul growal atau yang
sering disebut juga cangkul krecik. Pengolahan tanah yang kedua adalah dengan
Gandang gandung ini berfungsi untuk menampung sersah tanaman karet. Dan
pengolahan tanah yang ketiga adalah rorak dengan ukuran 40 cm yang disesuaikan
dengan lokasi. Kedalaman rorak ini adalah sekitar 60 cm. Fungsi rorak adalah sebagai
penahan erosi dan digunakan untuk menaruh pupuk hijau. Rorak dibuat dengan lebar
40 cm dan panjangnya 1 m dan dibuat zig zag agar air tidak langsung kebawah. Teras
yang digunakan pada perkebunan Krumput adalah teras individu,teras kontur dan
bangku. Kondisi perkebunan di PTPN IX Krumput lubang tanam yang baik dalam
31
Pengolahan lahan merupakan proses pembukaan lahan atau menciptakan
kondisi tanah yang gembur pada kedalam yang cukup, aerasi dan drainasi tanah
menjadi lebih baik daya jelajah akar tidak terganggu sehingga tanaman dapat tumbuh
tanah dengan tujuan untuk memperbaiki agregat tanah sehingga cocok untuk
proses budidaya selanjutnya. Pengolahan tanah tetap sangat penting artinya, sehingga
wajar bila inovasi dalam kegiatan ini terus dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih
baik. Selain itu pengolahan tanah juga bertujuan untuk memberantas gulma.
bagi tanaman dan mengurangi infeksi jamur akar putih, JAP, Rigidophorus Iiginosa
32
Beberapa istilah teknis yang berhubungan dengan pembukaan lahan yang perlu
diketahui, yaitu :
1. New Planting (bukaan baru) yaitu penanaman karet yang dilaksanakan pada
lahan yang sebelumnya tidak ada tanaman karet yang diusahakan pada areal
tersebut. Bukaan baru dilaksanakan pada tanah hutan, tanah perladangan, dan
sebagainya.
2. Replanting (bukaan ulangan) yaitu penanaman karet pada lahan yang sebelumnya
3. Konversi, yaitu penanaman karet pada lahan yang sebelumnya ditanami jenis
tanaman karet atau perkebunan lain. Misalnya semula ditanami kopi kemudian
diganti karet.
(Setyamidjaja, 2000).
1. Secara Mekanis
a. Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohonnon karet (new
ditetapkan.
33
d. Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yang tersisa, pekerjaan
(buldozer) sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat
terangkat.
f. Semua tunggul yang telah dibongkar bersama dengan sisa cabang dan ranting
sehingga cepat kering. Jarak antar tumpukan kayu karet diatur sedemikian
rupa agar tidak mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpang tindih
h. Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh perakaran mutlak
burning).
2. Secara Kimiawi
tunggul dapat dilakukan antara lain dengan 2,4,5-T ataupun garlon. Pengolahan
34
tillage, yaitu dengan membuat larikan antara barisan satu meter dengan cara
35
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum ini bahwa sebaiknya pemaparan
36
DAFTAR PUSTAKA
Agus, F., dan Widianto, 2004, Konservasi Tanah Pertanian Lahan Kering. World
Agroforestry Centre ICRAF. Bogor.
Sianturi, H. S. D., 2001. Budidaya Tanaman Karet. Universitas Sumaera Utara Press.
Medan.
37
Siswomartono, D., A.N. Gintings, K. Sebayong, and S. Sukmana. 1990. Development
of conservation farming systems, Indonesia Country Review. Regional Action
Learning Programme on the Development of Conservation Farming Systems.
Report of the Inaugural Workshop. Chiang Mai, 23 February-1 March 1990.
ASOCON Report No. 2.
Troeh, F.R, J.A. Hobs, and R.L. Donahue. 1991. Soil and Water Conservation.
Prentice Hall, Inc.A Division of Simon & Schuster. Engglewood Cliffs. New
Jesey.
38