1
TANAM DAN PEMELIHARAAN TANAMAN
• Persiapan tanam
1. Persiapan bahan tanaman
2. Persiapan lahan
• Penanaman
1. Waktu tanam
2. Jarak tanam dan populasi tanaman
3. Cara tanam
4. Kedalaman tanam
• Pemeliharaan
1. Penyulaman dan penjarangan
2. Pembumbunan
3. Pengairan
• Pengendalian hama, penyakit dan gulma tanaman
1. Hama tanaman
2. Penyakit tanaman
3. Pengendalian gulma
2
TANAM DAN PEMELIHARAAN TANAMAN
1. Persiapan Tanam
Sebelum benih atau bibit ditanam di lapangan (di kebun) perlu
persiapan yang matang. Keberhasilan suatu budidaya tanaman tidak
terlepas dari Persiapan bahan tanaman yang digunakan (benih atau
bibit) dan persiapan lahan.
● Bobot per I00 biji kedelai berkisar 7-14 gram; ukuran biji
besar 11-14 gram dan biji kecil 7-10 gram.
6
● Pada tanaman tahunan (Perennial), bahan tanaman
umumnya berupa bibit.
Misal:
- Tanaman karet, bibit yang berasal dari okulasi,
- Tanaman lada bibit berasal dari stek pucuk
batang/cabang.
- Tanaman kelapa sawit bibit berupa kecambah atau bibit
(klon) yang berasal dari kultur jaringan yang telah
beradaptasi dengan lingkungan.
7
1.2. Persiapan Lahan
• Salah satu kegiatan penyiapan lahan untuk tanaman
budidaya semusim(annual) dan dua musim (biennial)
adalah pengolahan tanah.
Tujuan membajak/mencangkul:
a. Memperbaiki tata udara tanah, yang penting untuk
perkembangan padi
b. Merangsang berkecambahnya biji-biji gulma, sehingga pada
waktu penggaruan terbagi ke seluruh petakkan yg kemudian
dirombak oleh jasad-jasad renik dalam keadaan tergenang
dan menghasilkan persenyawaan sumber pupuk nitrogen.
10
Tujuan dari menggaru adalah:
a. Membantu terciptanya lapisan kedap (lapisan bajak)
untuk mencegah meresapnya air dan unsur-unsur hara
selama pertumbuhan padi.
b. Menciptakan struktur lumpur sebagai tempat tumbuh
yang baik bagi padi sawah
c. Memberantas gulma yang masih hidup
d. Meratakan permukaan tanah untuk pengaturan air yang
baik
11
• Cara pengolahan tanah pada lahan kering tergantung
kondisi lahan.
12
a. Pengolahan tanah secara sempurna (OTS= OTI)
● Pengolahan dilakukan pada tanah yang berat
● Tanahnya tidak terlalu kering atau terlalu basah sehingga mudah digemburkan
● Tanah dicangkul atau dibajak dua kali sedalam 15-20 cm, gulma dan sisa tanaman
dibenamkan, serta tanah digaruk sampai rata.
● Pengolahan tanah dilakukan paling lambat seminggu sebelum tanam.
13
2. Penanaman
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanaman
adalah:
● Waktu tanam,
● Jarak tanam dan populasi tanaman, serta
● Cara penanaman
● Kedalaman tanam
15
2.2 Jarak Tanam dan Populasi Tanaman.
● Jarak tanaman perlu diatur sedemikian rupa sehingga
bagian-bagian tanaman, baik akar ataupun tajuk
tanaman tidak saling tumpang tindih (overlaping).
16
● Jarak tanam juga berpengaruh terhadap timbulnya
penyakit.
b. Varietas
Umumnya pada tanaman serealia (misalnya jagung,
gandum, padi yang jumlah anakannya sedikit), tanaman
yang berbatang pendek dianjurkan ditanam dengan jarak
tanam lebih rapat daripada yang berbatang panjang.
18
● Pada tanaman kelapa, jarak tanam kelapa dalam 8 m x 8
m atau 9 m x 9 m sedangkan jarak tanam kelapa genjah
6 m x 6 m.
d. Kemiringan lahan
Pada lahan yang miring jarak tanamnya lebih rapat
daripada lahan yang datar, hal ini terkait dengan
konservasi lahan untuk mengurangi erosi.
21
e. Tujuan dari kegunaan produk yang dihasilkan
● Misalnya pada tanaman nenas, kalau produk yang
dihasilkan untuk tujuan pemasaran (konsumsi) buah segar
dianjurkan menggunakan jarak tanaman lebar,
tetapi bila produknya untuk tujuan pengalengan (canning),
dianjurkan jarak tanam yang lebih sempit, supaya buahnya
kecil-kecil.
23
Dalam membudidayakan tanaman dianjurkan
menggunakan jarak tanam yang teratur (tandur jajar)
baik jarak antar barisan tanaman dan jarak tanam dalam
baris. Hal ini dimaksudkan untuk:
Contoh : Jarak tanam jagung hibrida Cl. 25 cm x 75 cm, hal ini berarti jarak antar
barisan tanaman adalah 75 cm dan jarak tanam dalam baris adalah 25 cm.
Dalam menentukan jarak antar baris adalah jarak yang Iebar sedangkan jarak
tanam dalam baris adalah jarak yang sempit. 25
● Arah barisan menentukan penerimaan radiasi surya
oleh tanaman yang ditanam dalam sebidang lahan.
26
Ada empat model jarak tanam yaitu:
a. Baris tunggal (Single Row)
b. Baris rangkap (Double Row)
c. Jarak bujur sangkar (On the Square)
d. Jarak sama segala penjuru (Equidistant Plant Spacing)
27
● Diantara empat model jarak tanam tersebut diatas
jarak tanam sama (Equidistant plant spacing) lebih
efisien dalam penggunaan cahaya dari pada model jarak
tanam yang lain.
28
Populasi tanaman (Kerapatan tanam).
d = 81- 20,25
Pola jarak tanam kelapa sawit
d = 7,8 m
35
a) Tanaman jagung' b) tanaman buncis
36
● Kandungan air dan oksigen tanah, atau kelembaban
tanah mempengaruhi kedalaman tanam.
● Bila rongga-rongga pori lapisan tanah sebelah atas
hampir jenuh (saturated), yaitu bila kelembaban tanah
tinggi atau di musim hujan, suplai oksigen merupakan
faktor pembatas, maka penanaman yang relatif dangkal
diperlukan.
● Sebaliknya bila rongga-rongga pori tanah di baglan
lapisan tanah sebelah atas berisi sedikit jumlah air
tersedia suplai air merupakan faktor pembatas, maka
penanaman yang relatif dalam diperlukan.
● Oleh karena itu pada musim kering (hujan relatif
sedikit) benih-benih ditanam lebih dalam dibanding pada
musim hujan.
37
● Pada penanaman benih jagung kedalaman lubang
tanam pada tanah lembab dapat ditanam sedalam 2,5 cm,
sedangkan pada tanah cukup kering dapat sedalam 5 cm.
41
● Tanaman yang mati terserang hama atau kurang sehat
harus segera diganti.
● Bibit yang dianggap standar dan normal yang dapat
ditanam di lapangan antara 10-12 bulan. Penggunaan
bibit yang terlalu muda di bawah umur 8 bulan, sering
mendapat serangan hama yang akibatnya banyak
menyisip.
● Sebaliknya bibit yang terlalu tua, lebih 20 bulan sering
mengalami „transplanting shock' pertumbuhannya akan
mengalami stagnasi dan lambat berproduksi.
● Penyisipan pada tanaman kelapa sawit dilakukan pada
1 bulan setelah tanam, dan setelah tanaman umur 6
tahun sebaiknya tidak disisip lagi.
42
Penjarangan, umumnya hanya dilakukan pada tanaman
semusim, biasanva dilakukan 10-15 hari setelah tanam.
43
3.2. Pembumbunan
Tujuan membumbun adalah supaya:
a. Diperoleh akar-akar baru atau rumpun yang baik
terutama pada tanaman monokotil.
b. Tumbuh dan berhenti beranak, misalnya tebu.
c. Tidak rebah, misalnya jagung.
d. Terhindar dari serangan hama, misalnya ubi jalar dan
kentang.
47
Berbagai definisi kekeringan (drought) diantaranya:
● Suatu periode di mana keadaan air tanah membatasi
pertumbuhan;
● Suatu periode di mana tanah berisi sedikit atau lama sekali
tidak ada air;
● suatu periode selama 14 hari terus-menerus tidak ada
hujan;
● suatu periode selama 21 hari atau lebih di mana hujan
hanya 30 persen hujan normal selama periode tersebut.
54
Pemberantasan hama dilakukan dengan cara:
a. Penggunaan varietas tahan (resisten)
Usaha pemberantasan hama yang paling mudah adalah
dengan menggunakan varietas yang tahan, misalnya padi
varietas PB26,PB 28, PB 30 yang tahan wereng. Sifat-sifat
kimia dan fisik atau morfologis pada tanaman resisten tidak
disukai oleh hama, sehingga hama akan kekurangan makanan
dan sekaligus berpengaruh terhadap populasi hama.
b. Teknik budidaya
Mengatur masa tanam, rotasi tanaman dan pergiliran
tanaman merupakan salah satu cara memberantas hama
dengan teknik budidaya. Cara ini bertujuan untuk
memutuskan dan memperpendek masa tersedianya makanan
hama.
55
Kebanyakan hama tergantung pada jenis makanan tertentu.
Dengan terputus dan bergantinya tanaman yang ditanam, akan
menghambat perkembangan populasi hama.
c. Sanitasi
Tempat hidup hama selain pada tanaman yang dibudidayakan,
juga pada semak-semak dan rerumputan lainnnya.
Membersihkan tanaman dari rumput dan tanaman liar yang
mungkin menjadi tempat hidup dan bertelur ataupun makanan
hama sangat diperlukan untuk mengurangi populasi hama.
57
Pemilihan insektisida yang efektif dan aman mutlak diperlukan,
karena penggunaan insektisida membawa dampak yang
tidak baik terhadap tanaman dan lingkungan. Penggunaan
insektisida yang kurang tepat menimbulkan ketahanan
terhadap insektisida pada hama,
Keunggulan penggunaan insektisida dapat mengurangi
populasi hama dalam waktu singkat.
e. Cara Biologi
Pemberantasan hama dengan cara biologi diarahkan supaya
hama secara alami dapat berkompetisi dengan organisme
sekitar lingkungannya. Musuh alami hama dapat berupa
predator dan parasit. Misalnya parasit wereng padi adalah dari
famili Trichogrammatidae yang merupakan parasit telur dan
predatornya adalah kumbang Coccinella arcuata.
58
f. Pengendalian hama terpadu
Pengendalian hama terpadu (lntegrated Pest Control) adalah
perpaduan semua metode dan teknik pengendalian hama
dalam suatu program untuk mengelola populasi hama, agar
kerusakan ekonomis dapat dihindarkan dan pengaruh
sampingan yang merugikan dapat ditekan seminimal
mungkin.
59
Strategi pemberantasan hama terpadu bukanlah eradikasi
atau pemberantasan (eradicatior) hama tetapi pembatasan
(containtment). Pengendalian hama terpadu tidak tergantung
pada satu cara pengendalian tertentu seperti penggunaan
pestisida saja, atau penggunaan varietas tahan hama saja,
tetapi semua teknik pengendalian dikombinasikan secara
terpadu dalam satu kesatuan sistem pengelolaan.
60
Dalam mencapai sasaran utama pengendalian hama terpadu
agar produktivitas pertanian dapat diusahakan pada tingkat
yang tinggi, maka perlu diperhatikan beberapa kendala yaitu:
● Kendala sosial dan ekonomi yang berarti bahwa
pelaksanaan pengendalian hama terpadu harus dapat
didukung oleh kelayakan sosial ekonomi masyarakat
setempat.
61
Langkah-langkah pokok yang harus dilalui dalam
pengendalian hama terpadu antara lain:
64
4.2. Penyakit Tanaman
● Pada prinsipnya teknik pengendalian penyakit tanaman
sama dengan teknik pengendalian hama tanaman. Yang
membedakan kedua teknik pengendalian itu hanyalah
objeknya.
67
4.3. Pengendalian Gulma
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh pada waktu,
tempat, dan kondisi yang tidak diinginkan manusia.
69
Beberapa metode/cara pengendalian gulma yang dapat
dipraktekkan di lapangan sesuai dengan jenis tanaman
budidaya dan gulma yang tumbuh di suatu daerah.
71
Pengendalian gulma tanpa herbisida biasanya sangat
mahal dan kurang efisien. Sebagai contoh di Amerika
Serikat pengendalian mekanis gulma air memerlukan
biaya 7-10 kali lipat dibandingkan pengendalian dengan
herbisida, sedang di Indonesia pengendalian mekanis
gulma air memerlukan biaya sekitar 6-8 kali lebih mahal
daripada cara kimia.
72
Pengendalian gulma di perkebunan dengan penggembalaan,
misalnya dengan biri-biri merupakan salah satu cara
pengendalian yang didasarkan pada kemampuan alam seperti
jenis tanaman yang dapat tumbuh cepat, tajuknya cepat
menutup tanah dan mampu mengadakan persaingan dengan
gulma, tetapi cara ini belum dikembangkan dengan baik.