Anda di halaman 1dari 7

MATERI 11.

SADAP KARET

TEKNIK PENYADAPAN KARET


Pengertian Penyadapan
Tanaman karet merupakan tanaman yang menghasilkan getah. Tanaman ini dipanen dengan cara disadap,
yaitu menyayat atau mengiris kulit batang dengan cara tertentu, dengan maksud untuk memperoleh lateks
atau getah.kulit batang yang disadap adalah modal utama berproduksinya tanaman karet. Kesalahan dalam
penyadapan akan membawa akibat yang sangat merugikan baik bagi pohon itu sendiri maupun bagi
produksinya.
Kesalahan dalam penyadapan, seperti pemborosan pemakaian kulit dan kerusakan kulit dan lain-lain akan
berdampak pada pemendekan umur ekonomis tanaman, penurunan produksi sehingga mengakibatkan
kerugian perusahaan. Syarat-syarat penyadapan yang baik :
1. Dapat memberikan hasil karet kering yang tinggi baik per pohon maupun per hektar
2. Hemat dalam penggunaan kulit
3. Mudah dilaksanakan dan efisien tenaga serta biaya
4. Mempertimbangkan kesehatan tanaman dan stabilitas produktivitas dalam jangka panjang
Komposisi umur tanaman menghasilkan karet yang standart (25 tahun sadap) dengan sifat produksinya
sebagai berikut :
Table 4.1 Komposisi Umur TM Dengan Sifat Produksinya

Umur Tanaman Kelas Standart Sifat Produksi


(tahun) Luas (%)
6 - 12 tahun Taruna 23 Belum potensi
13 - 18 tahun Muda 20 Potensial

19 - 23 tahun Dewasa 17 Sangat potensial


24 - 27 tahun Tua 13 Kurang potensial

› 27 tahun Tua 10 Tidak potensial


renta

Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)


Table 4.2 Tipe Produksi Tanaman Karet
Tipe Puncak Produksi Total 1 Siklus
(kg/ha/tahun) (kg/ha/25 th)

Tinggi 2.500 40.000


Sedang 1.800 31.000

Rendah 1.500 27.000

Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)

4.2 Strategi Eksploitasi Karet


a. Dalam keadaan harga karet rendah dan upah penyadap tinggi maka sistem eksploitasi yang menghasilkan
produksi tinggi per penyadap adalah yang paling ekonomis
b. Dalam keadaan harga karet tinggi, maka sistem eksploitasi yang menghasilkan produksi per hektar paling
tinggi meskipun mangakibatkan naiknya biaya penyadapan pada batas tertentu, adalah yang paling
menguntungkan.
Kemampuan tanaman dalam menghasilkan lateks berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu aturan
penyadapannya juga harus disesuai kan. Cara penyadapan menurut aturan-aturan tertentu yang dilakukan
pada suatu periode, tersusun dalam suatu sistim yang dinamakan sistim sadap. Beberapa sistim sadap yang
dirangkai dan dilakukan secara teratur dan berkepanjangan selama siklus produksi tanaman dinamakan sistim
eksploitasi

4.3 Macam Sadapan


Berdasarkan cara dan arah penyadapan, maka sadapan karet dibedakan menjadi 5 macam, yaitu :
a. Sadap tusuk (Puncture Tapping)
b. Sadap ke arah bawah (Down Ward Tapping)
c. Sadap ke arah atas (Up Ward Tapping), sadap ke arah atas biasa dan sadap ke arah atas ATS (Alternate
Tapping Sistem)
d. Sadap kombinasi arah atas dan bawah bersamaan
e. Sadap mati/cacah runcah (CCRC)
4.4 Pola Dasar Sadapan
4.4.1 Kriteria Matang Sadap
Tanaman karet dapat disadap apabila telah memenuhi kriteria matang sadap, yaitu :
a. Umur 5 – 6 tahun
b. Lilit batang pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi minimal 45 cm
c. Jumlah tanaman karet dalam 1 blok/areal tanaman yang sama dengan lilit batang minimal 45 cm telah
mancapai minimal 60% dari populasi
d. Ketebalan kulit pada ketinggian 100 cm untuk daerah subur telah mencapai 7 mm, sedang daerah kurang
subur telah mencapai 6 mm.

4.4.2 Persiapan TM 1
a. Pengukuran lilit batang
Pengukuran lilit batang dilakukan pada ketinggian 100 cm dari pertautan okulasi pada setiap pohon, dengan
tujuan untuk menginventarisasi jumlah pohon yang lilit batangnya telah memenuhi criteria matang sadap.
Pengukuran lilit batang terakhir dilakukan pada bulan Agustus.
Pada pohon yang lilit batangnya mencapai 45 cm atau lebih diberi tanda 2 totolan dan 35 – 45 diberi tanda 1
totolan. Pemberian tanda totolan pada ketinggian 150 cm dari pertautan okulasi dengan menghadap ke arah
jalan.

b. Waktu buka sadap baru


Pelaksanaan buka sadapan pertama dilakukan pada bulan oktober, yaitu saat setelah lewat masa gugur daun.

c. Pembagian hanca
Pembagian hanca pada tanaman TM 1 dilaksanakan pada akhir masa TBM dengan cara sebagai berikut :
1) Lilit batang 35 cm keatas dihitung sampai dengan jumlah 500 pohon
2) Setiap hanca disisipkan 500 pohon walaupun pada kenyataannya yang disadap kurang dari 500 pohon.
Akan tetapi pada akhir TM 1 yang disadap akan mencapai 500 pohon dengna pertimbangan agar tidak selalu
merubah hanca.
3) Setiap batas hanca diberi tanda gelang 5 cm, ketinggian dari tanah 2 m
4) Setiap setengah hanca diberi warna merah dan setengah hanca selebihnya deberi gelang warna putih
5) Nama penyadap agar dipasang disetiap blok hanca untuk memudahkan control
d. Proyeksi Bidang Sadap
1) Setiap blok/tahun tanama dibuat proyeksi bidang sadapan yang ditempatkan pada tempat yang strategis di
pinggir jalan, sehingga mudah dilihat. Warna dasar putih sedangkan garis dan tulisan warna merah.
2) Pelaksanaan proyeksi bidang sadap
a) Sekali dalam setahun bersama-sama pada waktu penyusunan RKAP
b) Setiap kondisi sadapan per tahun tanam
c) Setiap posisi/kondisi sadapan agar diberi warna yang berlainan

e. Pembuatan garis/mal sadap


1) Pada areal datar, garis sadap mengarah ke gawangan sehingga letak mangkok sadap ada di luar barisan
tanaman
2) Pada areal bertekstur kontur, garis sadap searah dengan gars kontur sehingga letak mengkok sadap berada
dalam barisan tanaman
3) Jumlah garis sadap 3 daun dengan jarak antar garis 1,5 cm
4) Cara pembuatan mal sadap :
a) Kemiringan 40o
b) Dibuat garis muka dan belakang
c) Menggunakan blak/mal sadap
Selain membentuk pola sadap, mal sadap juga berguna untuk mengontrol konsumsi kulit. Idealnya, selama 3
bulan, penyadapan hanya mengonsumsi kulit dengan lebar 6 cm.oleh karena itu, mal sadap dibuat dengan
ketebalan 6cm. konsumsi kulit yang hanya sebesar 6 cm selama 3 bulan berkaitan erat dengan kemampuan
kulit untuk suksesi/meregenerasi. Dengan konsumsi kulit 6cm selama 3 bulan diperkirakan tanaman karet
bisa disadap hingga 20 tahun.

f. Kelengkapan peralatan di pohon


Sebulan sebelum pelaksanaan bukaan sadap baru, perlu dipasang peralatan sarana sadap disetiap pohon,
yaitu:
1) Membuat got alur lateks dari titik terendah geris sadap teratas, tegak lurus ke arah bawah sepanjang 10 –
15 cm
2) Pemasangan talang sadap 10 cm dari ujung bawah alur sadap dengan kemiringan 40°
3) Pemasangan mangkok tetesan yang dipaku/diikat di pohon, dengan jarak 10 cm dari talang sadap.

4.4.3 Tinggi Bukaan Sadap Baru


Tinggi bukaan sadap baru adalah 130 cm diukur dari pertautan okulasi sampai titik terendah alur sadap.
Tinngi bukaan susulan tatap disamakan dengan ketinggian 130 cm.

4.4.4 Kemiringan/Sudut Sadap


Kemiringan 30-40º untuk bidang sadap bawah, dan 45º untuk bidang sadap atas bertujuan agar pembuluh
lateks yang terpotong maksimal jumlahnya sehingga produksi lateks yang dihasilkan juga tinggi. Sudut
kemiringan tersebut juga memungkinkan aliran lateks menjadi lancar dan tidak membeku sebelum masuk ke
dalam mangkuk sadap
dengan tujuan :
a. Memperpanjang alur sadap agar produksi bisa lebih optimal
b. Memperlancar/mempercepat aliran lateks
c. Untuk penyadapan selanjutnya dengan sadap atas dapat dihindarkan adanya bark island yang tersisa tidak
di sadap

4.4.5 Kulit Pohon


a. Seri kulit
Kulit pohon karet yang disadap dibagi menjadi 4 kulit, yaitu :
1) Seri kulit A : kulit perawan atau kulit pulihan purna (licin dan tidak berbenjol) untuk sadap bawah normal
2) Seri kulit B : kulit pulihan agak berbenjol, kurang rata dan kurang sempurna untuk sadap normal
3) Seri kulit C : kulit berbenjol agak tipis untuk disadap ATS atau Upward Tapping
4) Seri kulit D : kulit berbenjol-benjol sangat tipis disadap mati
b. Tebal kulit
1) Ketebalan kulit untuk pohon dengan pertumbuhan normal adalah 7 mm dan pada pohon di tanah tandus 6
mm
2) Pada renewed bark pemulihan kulit pertama dalam 7 tahun dapat mencapai 7 mm, sedang untuk pemulihan
kedua 8 tahun
3) Secara ekonomis tebal kulit pohon harus mencapai 7 mm, pemulihan kulit yang tipis tidak
menguntungkan.
4.4.6 Rumus Sadapan
a. Symbol sadapan
S (Spiral) = keratin sadapan sepanjang 1 spiral dengan susut 40o
D (Day) = hari, menunjukkan hari sada
b. Pedoman
½ S = angka pertama di depan S menunjukkan jumlah atau panjang keratan
D3 = angka di belakang D menunjukkan hari sadap (rotasi sadap)
↓ = tanda panah menunjukka arah sadapan
Contoh : ½ S↓d3
Artinya : satu irisan sadap dengan panjang ½ spiral, satu hari sadap dua hari istirahat (disadap 3 hari sekali).

4.4.7 Intensitas Sadap


a. Menunjukkan tingkat kekuatan/beban sadapan dan dinyatakan dalam %
b. Sebagai tolok ukur intensitas sadap sesuai kesepakatan bersama untuk 1SD1 = 400%
c. Pedoman pada sadapan dengan ½ SD2 yaitu disadap 2 hari sekali, intensitasnya ½ x ½ x 400% = 100%.

4.4.8 Kedalaman Sadapan


Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, penyadapan dilakukan dengan kedalaman 1 – 1,5 mm dari
kambium. Karena pada kedalaman tersebut terdapat pembuluh lateks paling banyak.
Table 4.3 Kedalaman Sadap Untuk Optimalkan Hasil Lateks
kedalaman hasil lateks (%)
2,0 mm dari kambium 38
1,5 mm dari kambium 48
1,0 mm dari kambium 62
0,5 mm dari kambium 80

Sumber : Pedoman Budidaya Pengelolaan Karet (1997)


Oleh karena itu menyadap dangkal, yaitu 1,5 mm dari kambium hanya dapat menghasilkan 48% dari
produksi maksimum.

4.4.9 Konsumsi Kulit


Konsumsi kulit untuk bidang sadap bawah diukur secara vertikal pada bidang sadap. Tingkat konsumsi kulti
ditentukan oleh sistem sadap yang digunakan. Karena kulit pohon merupakan modal utama bagi usaha
budidaya tanaman karet, masalah menejemen pemakaian kulit harus medapatkan perhatian khusus.
Penyadpan dengan penggunaan kulit yang baik dan teratur akan dapat mewujudkan umur ekonomis pohon
karet yang optimal.

Untuk memulihkan kulit kayu sepanjang 130 cm, tanaman keret membutuhkan waktu 5 tahun. Oleh karena
itu, penyadapan satu bidang hendaknya bisa mencapai waktu 5 tahun juga.bidang sadap harus diletakkan
pada arah yang sama dengan arah pergerakan penyadap, yaitu dari arah Timur-Barat (pada jarak antar
tanaman yang pendek / 3m).

4.4.10 Waktu Penyadapan


Semakin pagi pelaksanaan penyadapan, produksi yang dihasilkan makin tinggi karena tekanan turgor
tanaman masih tinggi. Akan tetapi perlu dipertimbangkan tentang :
a. Keahlian penyadap, menyadap pada keadan gelap lebih mudah terkena kayu
b. Kesehatan penyadap
c. Penyadap yang mengadap terlalu pagi serta dalam suasana yang lembab, kemungkinan terserang penyakit
lebih besar. Waktu penyadapan dimulai dan dapat diselesaikan sepagi mungkin (disesusikan dengan kondisi
iklim/musim). Keluarnya lateks ipengaruhi oleh tekanan sel pembuluh lateks dan sel-sel parenkim disekitar
pembuluh lateks. Tekanan turgor ini dipengaruhi oleh suhu udara. Jumlah lateks yang keluar dan ke cepatan
alirannya dipengaruhi oleh tekanan turgor sel. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang
fajar, dan kemudian akan menurun bila hari semakin siang. Oleh karena itu penyadapan sebaik nya dilakukan
sepagi mungkin se telah penyadap dapat melihat ta naman dengan jelas yaitu jam 05.00 sampai 07.30.

4.4.11 Pelaksanaan Buka Sadap Baru


a. Irisan sadap pertama dimulai dari batas 1 cm diatas garis sadap paling atas dengan kedalaman sadap 4,5
mm dari kambium
b. Sadapan diteruskan scara bertahap sampai mencapai garis sadap teratas (dilakukan sebanyak ±5 kali)
dengan kedalaman 1,5 mm dari kambium dan sudah menghasilkan lateks
c. Diupayakan agar kedudukan pisau sadap pada panel sadap telah tepat untuk menghindari luka kayu.

BERLANJUT…………..

Anda mungkin juga menyukai