Anda di halaman 1dari 52

27/09/2020 1 1

Indonesia merupakan negara kedua penghasil


karet alami di dunia (sekitar 28 persen dari produksi
karet dunia di tahun 2010), sedikit di belakang
Thailand (sekitar 30 persen).
Pengembangan karet Indonesia dalam kurun
waktu 3 dekade mengalami pertumbuhan yang sangat
pesat. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir,
peningkatan ekspor karet cukup signifikan, dari
volume ekspor tahun 2002 sebesar 1.496 ribu ton
senilai US$ 1.038 juta meningkat menjadi 2.100 ribu
ton pada tahun 2009
Sedangkan dari aspek penyerapan tenaga kerja,
pertanaman karet mampu menyerap lebih dari 2 juta
tenaga kerja, belum termasuk tenaga kerja yang
terserap dalam berbagai sub sistem lainnya.
27/09/2020 1 2
Tanaman karet merupakan tanaman
tahunan yang mampu memberikan manfaat
dalam pelestarian lingkungan, terutama
dalam hal penyerapan CO2 dan penghasil O2.
Bahkan ke depan, tanaman karet merupakan
sumber kayu yang potensial yang dapat
mensubtitusi kebutuhan kayu hutan alam
yang dari tahun ke tahun ketersediaannya
semakin menurun.

27/09/2020 1 3
MENYADAP KARET

a. Pada awalnya lateks akan mengalir cepat kemudian


lambat, hingga akhirnya berhenti
b. Terhentinya aliran lateks karena terjadi penyumbatan
pada ujung pembuluh lateks karena gumpalan lateks
c. Lateks akan mengalir bila lapisan sumbatan dibuang
dengan mengiris kulit pada sadapan berikutnya
d. Irisan tipis cukup untuk membuang sumbatan tersebut

1) Frekuensi penyadapan: jumlah penyadapan yang dilakukan dalam jangka


waktu tertentu
2) Penentuan frekuensi penyadapan berkaitan dengan panjang irisan dan
intensitas penyadapan
3) Panjang irisan: ½ S (spiral)
4) Frekuensi penyadapan: 2 tahun pertama: d/3 (3 hari sekali) tahun selanjutnya:
d/2 (2 hari sekali) panjang irisan dan frekuensi penyadapan bebas.

27/09/2020 1 4
Penyadapan

Suatu tindakan membuka pembuluh lateks agar lateks yang


terdapat di dalam tanaman karet keluar.

Syarat Penyadapan yang Baik

1. Menghasilkan lateks banyak


2. Biayanya rendah
3. Tidak mengganggu kesinambungan produksi tanaman.

Matang Sadap Pohon

Tanaman karet siap sadap bila sudah matang sadap pohon.


Matang sadap pohon tercapai apabila sudah mampu
diambil lateksnya tanpa menyebabkan gangguan terh adap
pertumbuhan dan kesehatan tanaman. Kesanggupan
tanaman untuk disadap dapat ditentukan berdasarkan
“umur dan lilit batang”.
27/09/2020 1 5
Umur Tanaman dan Pengukuran Lilit Batang

Penyadapan dapat dilakukan sekitar umur 4.5-6 tahun


tergantung pada klon dan lingkungan. Umur tersebut tidak
dapat dijadikan pedoman baku untuk menentukan matang
sadap, sehingga yang hanya dapat dijadikan pedoman
untuk menentukan matang sadap adalah dengan melakukan
pengukuran lilit batang.

Pengukuran lilit batang terhadap pohon yang sudah masuk


matang sadap dapat dilakukan dengan:
1. Lilit batang 45 cm atau lebih
2. Ketinggian 100 cm dpo (di atas pertautan okulasi).

27/09/2020 1 6
Penggambaran Bidang Sadap
1) Dilakukan pada pohon dan kebun yang sudah matang sadap
2) Ditetapkan berdasarkan:
a. Tinggi bukaan sadap
b. Arah dan sudut kemiringan irisan sadap
c. Panjang irisan sadap
d. Letak bidang sadap
3) Penggambaran bidang sadap:
a. Tanaman okulasi 130 cm dpo
b. Tanaman seedling 100 cm
c. Arah: dari kiri atas ke kanan bawah
Alasannya:
Pembuluh lateks posisinya dari kanan atas ke kiri
bawah membentuk sudut 3.7° dengan bidang datar.

4) Sudut kemiringan sadap


a. Bidang sadap bawah: 30°-40° terhadap bidang datar.
b. Bidang sadap atas: 45°.

27/09/2020 1 7
27/09/2020 1 8
Kedalaman Irisan Sadap

Kedalaman irisan sadap dianjurkan 1–1.5 mm dari kambium


Dasar pemikiran:
1) Di dalam kulit batang terdapat pembuluh lateks,
semakin ke dalam semakin banyak
2) Jangan sampai terjadi kerusakan kambium agar kulit
pulihan dapat terbentuk dengan baik
3) Lamanya penyadapan 25–30 tahun.

27/09/2020 1 9
Kemiringan Irisan Sadap Berpengaruh pada
1) Jumlah pembuluh lateks yang terpotong
2) Aliran lateks ke arah mangkuk sadap (membeku,
menyimpang dari alur aliran lateks).

Panjang Irisan Sadap (pis) Berpengaruh pada


1) Produksi dan pertumbuhan
2) Konsumsi kulit
3) Keseimbangan produksi jangka panjang
4) Kesehatan tanaman. Anjuran pis: ½ S (irisan miring sepanjang ½ spiral
(lingkaran))
5) Letak bidang sadap
6) Arah Timur Barat (pada jarak antar tanaman yang sempit). Tujuannya:
pelaksanaan penyadapan cepat dan mudah dikontrol.

Pemasangan Talang Sadap dan Mangkuk Sadap


1) Setelah penggambaran bidang sadap
2) Diletakkan di bawah ujung irisan sadap bagian bawah, tujuannya:
a. Agar tidak mengganggu penyadapan
b. Lateks dapat mengalir dengan baik
c. Tidak banyak meninggalkan bekuan.
3) Mangkuk sadap diletakkan di atas cincin mangkuk dan diikat dengan tali
ke batang.
27/09/2020 1 10
Waktu Penyadapan
Sebaiknya penyadapan dilakukan Jam 5.00-7.30 pagi hari, dengan dasar
pemikirannya:
a. Jumlah lateks yang keluar dan kecepatan aliran lateks dipengaruhi oleh
tekanan turgor sel

b. Tekanan turgor mencapai maksimum pada saat menjelang fajar,


kemudian menurun bila hari semakin siang

c. Pelaksanaan penyadapan dapat dilakukan dengan


baik bila hari sudah cukup terang

E. SISTEM EKSPLOITASI

1) Kemampuan tanaman karet dalam menghasilkan lateks berubah dari


waktu ke waktu

2) Aturan penyadapan harus disesuaikan. Cara penyadapan menurut


aturan-aturan tertentu yang dilakukan pada suatu periode, tersusun
dalam suatu sistem disebut sistem sadap

3) Beberapa sistem sadap yang dirangkai dan dilakukan


secara berurutan. Sepanjang waktu produksi tanaman.
27/09/2020 1 11
Cara Menyadap yang baik

27/09/2020 1 12
27/09/2020 1 13
27/09/2020 1 14
Pohon karet segera diremajakan

27/09/2020 1 15
Alat kesehatan & Lab Karet pipet, selang
POHON INDUSTRI
Alat/perlengkapan
Ban, pedal, jok mobil
Kendaraan
Bola, pakaian selam
Alat olahraga
Sepatu, sendal
Perlengkapan
Pakaian
Sheet
Pohon Lateks Crumb
(blaket Perlengkapan Air house, oil seal
Karet Bokar Rubber
RSS) Teknik Industri

Perlengkapan Bayi Dot susu, balon karet

Karpet, lem perekat


Perlengkapan
Rumah tangga
Kayu
Pelampung, alat KB
Barang-barang karet
Lainnya

Biji Meubel

Tepung biji karet Campuran makanan


(protein)
PROSPEK KARET
DI PASAR DUNIA
• Karet Alam sebagai bahan baku industri barang jadi karet
ban,sarung tangan karet, benang karet dll.
• Kedepan semakin cerah dg tumbuhnya ekonomi beberapa
negara a.l China, Jepang, India, Korsel dan Malaysia
• IRSG meramal Th 2020 konsumsi karet dunia mencapai 10,945
juta ton dan produksi dunia mencapai 10,99 juta ton  ada
surplus 54 ribu ton.
• Indonesia diharapkan menjadi pemasok utama, karena
Thailand dan Malaysia terbatas dg lahan
• Ingat !! China sudah dan akan investasi kebun karet di 3
negara Kamboja, Laos dan Vietnam seluas 3 jt ha (?)
BAGAIMANA INDONESIA
MENYIKAPI PELUANG PASAR KARET
• Produk ekspor karet Indonesia didominasi produk primer y.i
Crumb-rubber 83 %, RSS 16,8 % dan Lateks pekat 0,2 %
• Mutu karet yg diekspor masih kalah dg negara pesaing
Thailand & Malaysia
• Mutu yg prima  menjadi tuntutan konsumen. Kenyataannya
mutu bokar makin merosot cost bagi pabrik harus
ditangani secara serius dari pangkal
• Program peremajaan 250.000 ha dan perluasan 50.000 ha s/d
th 2010 harus sukses  peningkatan produksi.
• Memacu industri hilir berbasis karet/ tidak mengandalkan
ekspor komoditi primer saja  deversifikasi ekspor karet
BERBAGAI PRODUK PRIMER KARET

• Hasil sadapan:
Lateks cair : kwalitas prima, K3 + 30%
Cup-lump : bekuan lateks dlm mangkok
Lump tanah: tumpahan lateks diatas tanah,
kadar kotoran + 75 %
Screp : bekuan lateks pada bidang sadap
• Hasil olahan petani
Sheet angin dan crepe : dibuat dari bahan
lateks cair
Compo/ brown-crepe : dibuat dari bahan cup-
lump bersih
Compo bermutu rendah : dibuat dari lump
tanah dicampur screp
Slab : dibuat dari bahan lateks, cup-lump
Cup lump : dibuat dari bahan lateks cair
• Hasil olahan pabrik:
• RSS (Ribbed Smoke Sheet), sama dg proses
membuat sheet angin, hanya saja
pengeringannya menggunakan asap
• Crumb-rubber , hasil olahan petani
dilanjutkan proses, pemecahan,pencucian,
penggilingan,dikering anginkan, diremah,
dikeringkan dlm dryer, dikempa dan dikemas
Crumb-rubber

27/09/2020 1 22
PENGAWASAN MUTU
• Alat pengawasan:
1.SNI 06-2047-2002
2.SK.Memperindag No.616/1999
3.UU N0.18 Th 2004 Ps 31 dan Ps 50
• Penetapan Pengawas
1.Penunjukan Instansi Pengawas daerah
2.Mekanisme pengawasan
SNI 06-2047-2002
Masalah Panen & Pengolahan
• Umumnya bermutu rendah
• Kadar air tinggi (>20%)
• Koagulan bervariasi : asam semut, sulfat, cuka, tawas, pupuk
TSP, air perasan gadung / nenas.
• Terkontaminasi : tanah, lumpur, pasir, tatal, serat kayu /
plastik
• Jenis/ukuran beragam: serpihan / mangkok (1-8 cm) sampai
bentuk balok 50x50cm, tebal 20-30 cm
PENENTUAN KADAR KARET KERING

 Metode Laboratorium Baku

 Metode Chee

 Metode Hidrometri

 Metode Panci Penggoreng


PENANGANAN LATEKS KEBUN
1. Hal penting Hindari Prakoagulasi
2. Prakoagulasi dipengaruhi oleh :
Aktivitas mikroorganisme
Aktivitas enzim
Iklim (mis : hujan, suhu tinggi)
Budidaya/keadaan tanaman (tan. muda,
tua/sakit)
Jenis klon
Pengangkutan (suhu tinggi dan gonangan)
Kontaminasi kotoran dari luar (mis : logam
atau garam)
PENANGANAN LATEKS KEBUN

3. Cara menghindari prakoagulasi


Alat-alat sadap dan alat angkut harus
senantiasa bersih dan tahan karat
Lateks harus segera diangkut ketempat
pengolahan tanpa banyak goncangan
Lateks tidak boleh terkena sinar matahari
langsung
Dapat digunakan anti koagulan : Amonia
(NH3) atau Natrium Sulfit (Na2SO3)
LUMP
Lump : 1. Mangkok
2. Bambu
Lump mangkuk adalah : Lateks kebun yang dibiarkan
membeku secara alamiah dalam mangkuk
Dalam musim penghujan, untuk mempercepat proses
pembekuan lateks ditambahkan asam format/semut
atau asap cair kedalam mangkuk
Keuntungan :
 Curahan tenaga kerja relatif lebih sedikit
 Tidak ada resiko prakoagulasi
 Penanganan mudah dan praktis
LUMP
Kerugian :
 Masih ada kemungkinan terjadi manipulasi berat yang
dilakukan dengan jalan menambahkan bahan-bahan
non karet
 Teknik pengukuran KKK yang akurat tidak mudah,
karena tingkat kebersihan dan pemeraman lump
mangkuk yang beraneka ragam
 Terjadi penurunan mutu terutama nilai PRI dan laju
vulkanisasi akibat penyimpanan yang tidak memenuhi
syarat
 Tidak dapat dihasilkan karet remah dengan mutu prima
Lanjutan

 Lump Bambu
Pembekuan lateks dengan menggunakan
tabung bambu dengan penambahan asam
format/semut secara simultan

 Keunggulan :
 Bermutu tinggi (nilai Po, PRI, VR Tinggi)
 Resiko terkontaminasi lebih kecil
 Penanganan lebih praktis dan hemat waktu
LUMP
MANGKOK

27/09/2020 1 33
SLAB
1) SLAB TIPIS
 Dibuat dari lateks atau campuran lateks dengan lump
mangkuk yang dibekukan dengan asam format/semut
atau asap cair di dalam bak pembeku yang berukuran
60cmx40cmx6cm tanpa perlakuan penggilingan.
SLAB
1) SLAB TIPIS
 Proses pembuatan
1. Masukkan dan susun lump mangkuk secara merata
didalam bak pembeku
2. Tambahkan larutan asam format/semut 1% atau
asap cair ke dalam lateks kebun dengan dosis 100-
110ml per liter lateks, kemudian diaduk
3. Tuangkan campuran lateks dan pembeku tersebut
kedalam bak pembeku yang telah diisi lump
mangkuk
4. Biarkan sekitar 1-2 jam, lalu bekuan diangkat dan
disimpan diatas rak didalam tempat yang teduh.
SLAB
 Keuntungan
1. Mutu seragan dengan KKK sekitar 50%
2. Tidak ada resiko prakoagulasi
3. Mudah dalam pengangkutan

2) SLAB GILING
 KKK slab tipis dapat ditingkatkan menjadi
sekitar 70% dengan digiling menggunakan
“hand mangel” disebut slab giling
 Kelebihan : Nilai ketahanan plastisitas (PRI)
lebih tinggi.
Blanket
 Slab tipis dapat diolah menjadi blanket
melalui penggilngan dengan mesin mini
craper
 Penggilingan dilakukan 4-6 kali sambil
disemprot dengan air bersih untuk
menghilangkan kotoran dalam slab
 Ketebalan blanket 0,6-1cm, KKK : 65-
75%
SIT
1. SIT ANGIN (Unsmoked Sheet/USS)
 Sit Angin adalah lembaran karet hasil bekuan lateks yang
digiling dan dikeringanginkan, sehingga memiliki KKK 90-95%
 Keuntungan dengan membuat sit angin :
1) Dapat diolah menjadi RSS 3, RSS 4 atau SIR 5
2) Memiliki KKK yang tinggi dan mutunya lebih konsisten
3) Biaya pengangkutan dan pengolahan di pabrik lebih
efisien
SIT ANGIN
(Unsmoked Sheet/USS)

27/09/2020 1 39
SIT
 Kendala dalam pembuatan Sit
1) Diperlukan investasi untuk pembelian peralatan
pengolahan, asam format/semut atau asap cair
dan tempat pengeringan
2) Diperlukan disiplin petani yang tinggi
3) Diperlukan curahan tenaga kerja yang relatif
lebih tinggi
4) Perlu tersedia air yang cukup untuk pengolahan
PENYARINGAN LATEKS

PENGENCERAN

PEMBEKUAN

PEMERAMAN

PENGGILINGAN

PENCUCIAN

PENIRISAN

PENGERINGAN
 PENYARINGAN LATEKS
Lateks kebun disaring dengan saringan 40 atau 60 mesh, untuk
memisahkan kotoran yang terikat seperti daun dan tatal, Saringan sebaiknya
terbuat dari baja anti karat, kemudian dilakukan pengujian kadar karet kering
 PENGENCERAN
Pengenceran dilakukan dengan cara menambahkan air bersih ke dalam
lateks sehingga diperoleh KKK baku 12-15%. Jumlah air yang ditambahkan
dapat dihitung dengan rumus :

KKKa - KKKb
VA = ----------------- X VL
KKKb
Keterangan : VA = Volume air yang ditambah
KKKa = KKK Lateks kebun (%)
KKKb = KKK Baku (%)
VL = Volume lateks kebun (liter)
Tujuan Pengenceran
1) Memperoleh mutu yang seragam
2) Mempermudah penggilingan
3) Mempermudah keluarnya gelembung udara dari
dalam lateks

 PEMBEKUAN
1. Pembekuan lateks dilakukan didalam bak yang terbuat dari aluminium
atau plastik dengan ukuran 50cmX25cmX6cm.
2. Latek yang telah diencerkan sebanyak 5-6 liter dituang kedalam bak
pembeku, kemudian ditambah 370 ml asam format/semut 1% atau 300
ml larutan asap cair10% untuk setiap liter lateks kemudian diaduk.
3. Busa yang timbul selama pengadukan dibuang, kemudian lateks
dibiarkan membeku.
4. Untuk menghindari adanya kotoran maka bak perlu ditutup.
 PEMERAMAN
Setelah 15-30 menit terjadi pembekuan lateks, ditambahkan air di bagian
atas bekuan untuk mencuci sisa asam dan mencegah terjadinya oksidasi
enzim yang mengakibatkan timbulnya warna gelap. Lama pemeraman
kurang lebih 1 jam.

 PENGGILINGAN
Bekuan yang dihasilkan digiling lima kali dengan gilingan polos dan
sekali gilingan beralur, sambil disemprot dengan air. Tujuannya adalah
untuk mencuci sit dan mencegah lengketnya sit pada rol penggiling.

 PENCUCIAN
Lembaran sit yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam bak
pencuci untuk menghilangkan sisa asam, sisa serum dan kotoran yang
menempel selama penggilingan
 PENIRISAN
Penirisan dilakukan setelah lembaran sit dicuci untuk
menghilangkan air dipermukaan lembaran. Lama
penirisan kurang lebih 15 menit
 PENGERINGAN
Pengeringan dilaksanakan didalam gudang
pengering. Selama pengeringan dinding gudang
dibuka pada siang hari dan ditutup pada malam hari,
dimaksudkan untuk mengatur kelembaban dan
temperatur ruang pengeringan. Lama pengeringan sit
angin optimum 5 hari
2. SIT ASAP (RIBBED SMOKED SHEET/RSS)
 Proses pengolahan sama dengan sit angin
 Bedanya pada proses pengeringan dilakukan pengasapan pada
suhu yang bertahap antara 40 – 60 C selama 4 hari
 Pengaturan suhu pengasapan
• Hari pertama suhu 40o – 45o C, dan ventilasi ruang asap lebar
• Hari kedua suhu 45o – 50o C, dan ventilasi ruang asap sedang
• Hari ketiga suhu 50o – 55o C, dan ventilasi ruang asap
tertutup
• Hari keempat suhu 55o –60o C
2. SIT ASAP (RIBBED SMOKED SHEET/RSS)
 Keuntungan dengan membuat RSS
• RSS dapat langsung diekspor atau sebagai bahan baku
industri bahan jadi karet
• Mutu produk seragam dan konsisten
• Harga lebih tinggi dibanding dengan jenis bokar yang lain
 Kendala dalam pengolahan RSS
• Perlu biaya investasi yang tinggi untuk peralatan pengolahan
dan pembuatan kamar asap
• Biaya pengolahan lebih tinggi yang meliputi tenaga kerja,
asam format/semut atau Deorub, air dan kayu bakar.
• Diperlukan disiplin yang tinggi dari petani
SIT ASAP
(RIBBED SMOKED SHEET/RSS)

27/09/2020 1 49
Apakah tujuan utama
penyadapan pohon karet ?

27/09/2020 1 50
DAFTAR PUSTAKA

1. Sutrisno, DR. 2005. Teknik Pasca Panen Tanaman Perkebunan

2. Pelatihan Peningkatan Kemampuan dan Keterampilan Penanganan Pasca


Panen Karet. 2007. Pusat Peneltian Karet Balai Penelitian Sembawa

3. Purusowarso, Ir. 2007. Pegenalan Produk Primer Komoditi Karet

4. Direktorat Penanganan Pasca Panen,Ditjen. PPHP Departemen Pertanian.


2007. Pedoman Penanganan Pasca Panen Karet

Anda mungkin juga menyukai