Disusun oleh :
Nama : Laroiba Fiddina
NIM : 171710101003
Kelompok/kelas : 9/ THP A
2. Alifianita Purwandari
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari prkatikum ini adalah
1. Praktikan dapat menejelaskan pengaruh kualitas bahan dasar terhadap
kualitas karet yang di hasilkan
2. Praktikan dapat menjelaskan beberapa macam proses pengolahan karet
alam yaitu karetsheet, crepe, lateks dan crumb rubber.
3. Praktikan dapat menejelaskan cara-cara pengawasan mutu karet sheet,
crepe, lateks dan crumb rubber.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Lateks Segar dan Lateks Pekat
2.3.1 Lateks Segar
a. Sifat fisik
Karet mempunyai sifat kenyal (elastis), sifat kenyal tersebut berhubungan
dengan viskositas atau plastisitas karet. Lateks sendiri membeku pada suhu 32oF
karena terjadi koagulasi. Partikel karet lam dalam lateks diselaputi oleh suatu
lapisan protein sehingga partikel karet tersebut bermuatan listrik (Direktorat
Jendral Perkebunan, 2016)
Karet alam memiliki kadar ikatan tidak jenuh dalam struktur molekul karet
alam tinggi sehingga karet alam tidak tahan terhadap reaksi oksidasi, ozon, dan
minyak karet alam memiliki daya pantul dan elastisitas yang baik, serta sifat-sifat
fisik seperti selatisitas, kuat tarik, dan kepegasan yang tinggi pula.
(Purwaningrum, 2016).
b. Sifat kimia
Karet alam umumnya diperoleh dari lateks yang berasal dari pohon Havea
Braziliensis. Karet alam terdapat sebagai suspensi koloid dari berbagai partikel
karet yang sangat kecil dalam cairan putih seperti susu disebut lateks. Masing-
masing butir karet diselubungi oleh protein dan lipid. Karet alam yang umum
dikenal adalah policis-1,4-isopren (Purwaningrum, 2016).
Poliisopren yang dikenal ada 2 jenis yakni: 1. Cis-1,4 poliisopren (karet alam) 2.
Trans-1,4 poliisopren (gutta perca) (Puwasari, 2014).
Lateks mengandung 25-40 % bahan karet mentah (crude rubber) dan 60-77
% serum (air dan zat yang larut). Karet mentah mengandung 90-95 % karet murni,
2-3 % protein, 1-2 % asam lemak, 0,2 % gula, 0,5 % garam dari Na, K, Mg, P, Ca,
Cu, Mn, dan Fe. Partikel karet tersuspensi (tersebar secara merata)dalam serum
lateks dengan ukuran 0,004-3 mikron, atau 0,2 milyar partikel karet per millimeter
lateks (Purwaningrum, 2016).
2.3.2 Lateks pekat
Lateks pekat umumnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami
penggumpalan. Lateks dikatakan stabil apabila sistem koloidnya stabil yaitu tidak
terjadi flokulasi atau penggumpalan selama penyimpanan. Kestabilan lateks yaitu
tidak terjadinya penggumpalan pada kondisi yang diinginkan. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kestabilan lateks adalah :
1. Adanya kecenderungan setiap partikel karet berinteraksi dengan fase air
(serum)
2. Adanya interaksi antara partikel-partikel itu sendiri.
3. Adanya muatan listrik pada permukaan partikel karet sehingga terjadi gaya
tolak menolak antara dua atau lebih partikel karet tersebut.
4. Adanya interaksi antara molekul air dengan partikel karet yang
menghalangi terjadi penggabungan partikel-partikel karet tersebut.
5. Energi bebas antara permukaan yang rendah Ketidakstabilan lateks terjadi
disebabkan karena rusaknya lapisan pelindung karet yang terdispersi
dalam serum lateks.
Rusaknya sistem kestabilan lateks dapat terjadi dengan sengaja atau tidak
sengaja. Beberapa faktor yang sengaja dilakukan untuk membuat lateks menjadi
tidak stabil adalah dengan menambahkan bahan penggumpal seperti asam, sari
buah, tawas. Sedang faktor ketidaksengajaan misalnya karena terjadinya
penguapan air dalam lateks yang berlebihan dan terkontaminasinya lateks oleh
mikroba. Dengan rusaknya sistem kestabilan lateks, maka mutu lateks yang
dihasilkan menjadi kurang baik. Untuk tetap menjaga kestabilan lateks, maka
lateks pekat harus memenuhi persyaratan mutu menurut ASTM D 1076 dan
ISO2004 (Safitri, 2010).
Masukkan dalam BG
Pengepresan
Kering anginkan
Penimbangan ( a gram)
Perhitungan FP &KKK
3.2.2 Pemngenceran Lateks pada Pembuatan Karet Sheet & Crepe
Penyaringan
Penentuan KK & KE
@ 250 ml Lateks
Penyaringan
± Amoniak @ 1,25 ml
± Asam asetat
50 ml 60 ml 70 ml
Pengadukan
Pendiaman 4, 5, 6 hari
Pengamatan
BAB 4. DATA PENGAMATAN DAN HASIL PERHITUNGAN
5.3.3 Pengaruh penambahan bahan pendadih dan lama pemisahan terhadap mutu
lateks pekat
Berdasarkan hasil pengamatan warna dan aroma lateks diperoleh data
pada hari ke 4 adalah asam asetat 50 ml warna + dan aroma +++, asam asetat 60
ml warna + dan aroma ++, asam asetat 70 ml warna ++ dan aroma ++. Pada hari
ke 5 asam asetat 50 ml warna + aroma ++++, asam asetat 60 ml warna + dan
aroma +++, asam asetat 70 ml warna +++ dan aroma ++. Pada pengamtan hari ke
6 asam asetat 50 ml warna + dan aroma +++++, asam asetat 60 ml warna ++
aroma ++++, asam asetat 70 ml warna ++++ dan aroma +++. Pada pengamatan
warna semakin lama waktu penyimpanan maka semakin banyak bercak kuning.
Disebabkan saat penyimpanan dimungkinkan terjadi kontak dengan udara
sehingga senyawa yang terdapat pada lateks terjadi proses oksidasi dan
menyebabkan warna lateks menjadi bercak kuning. Selain itu banyaknya
komponen pada karet yang rusak karena terhentinya proses enzimatis pada karet
juga dapat menyebabkan perubahan warna pada karet dan semakin banyak asam
asetat yang ditambahkan maka warna semakin banyak bintik kuning. Pada
pengamatan terhadap aroma, dihasilkan semakin lama waktu penyimpanan da
maka aroma lateks yang dihasilkan smakin menyengat. Dikarenakan serum C
yang mengandung zat yang terlarut yaitu asam amino, karbohidrat, inositol dan
asam organik misalnya asam nukleat pirofosfat dan askorbat terpisah dan saling
bereaksi sehingga menimbulkan aroma (bau) yang menyengat dan semakin sedikit
asam asetat yang digunakan semakin menyengat aroma latek karena
menggunakan asam asetat yang tidak ada antimikroba. Karena akan menyebabkan
terjadinya aktivitas mikroba yang mengurai protein yang tersisa pada lateks
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasakan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
a. Lateks adalah getah yang dihasilkan dari pohon karet.
b. Nilai KKK dan FP tertinggi yaitu pada lateks dengan penambahan asam
format
c. Penambahan asam format untuk bahan penggumpal lebih baik
dibandingkan dengan penambahan asam asetat dikarenakan nilai KKK
dari penambhan asam format lebih besar dibandingkan dengan lateks
yang ditambahkan asam asetat.
d. Semakin besar nilai KK maka air yang akan ditambahkan untuk
pengenceran semakin banyak juga
e. Semakin banyak penambahan asam asetat 1%, maka kestabilan lateks
akan semakin meningkat
f. Semakin lama penyimpanan kestabilannya juga semakin meningkat
g. Semakin lama waktu penyimpanan maka semakin banyak bercak kuning
h. Semakin lama waktu penyimpanan maka aroma lateks yang dihasilkan
smakin menyengat.
6.2 Saran
1. Praktikan harus melakukan dengan telitit pengujian agara mendapatkan
data yang tepat dan teliti
2. Selesai meggunakan alat laboratorium, segera dicuci dan kembalaikan
tempat semula.
3. Praktikan sebaiknya menggunakan masker karena aroma lateks sangan
menyengat.
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Perdagangan. 2015. Produk Berbasis Karet Alam Harus Jadi Produk
pendukung Pembangunan Infrastruktur Nasional. Jakarta: Siaran Pers
Bersama
Pusari, D.2014, Pemanenan Getah Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg) dan
Penentuan Kadar Karet Kering (KKK) dengan Variasi Temperatur
Pengovenan di PT. Djambi Waras Jujuhan Kabupaten Bungo. Jambi:
Buletin Anatomi dan Fisiologi
Tim Penulis PS. 2008. Panduan Lengkap Karet. Jakarta : Penebar Swadaya
LAMPIRAN PERHITUNGAN
Asam Format 1 %
Ulangan 1
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐹𝑃 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
𝑥 100%
3,87 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
27,71𝑔𝑟𝑎𝑚
= 13,97 %
= (27,71 − (13,97/
100 x 27,71))%
= (27,71 − (0,1397𝑥27,71))%
= (27,71 − 3,871)%
= 23,839 %
Ulangan 2
2,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
30,13 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 6, 9697 %
𝑘𝑘 = ( 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ − (𝐹𝑃/100 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ)%
= (30,13 − 2,1000)%
Asam Asetat 1%
= 28,03 %
Ulangan 1
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ−𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
𝐹𝑃 = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑠𝑎ℎ
𝑥 100%
2,54𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
10,41 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24,3996 %
= (10,41 − 2,539)%
= 7,870 %
Ulangan 2
12,17𝑔𝑟𝑎𝑚−10,69𝑔𝑟𝑎𝑚
= 12,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
x 100%
1,48 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 𝑥 100 %
12,17 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 12,1610 %
= (12,17 − 1,479)%
= 0,691 %
ACARA 2
Sheets 1 Crepe 1
𝐾𝐾−𝐾𝐸 𝐾𝐾−𝐾𝐸
AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝐾𝐸 𝐾𝐸
23,839%−15% 23,839%−20%
= × 0,1 𝑚𝐿 = × 0,1 𝑚𝐿
15% 20%
8,359% 3,839%
= × 0,1 𝑚𝐿 = × 0,1 𝑚𝐿
15% 20%
= 0,05893 𝑚𝐿 = 0,01919 𝑚𝐿
= 58,9 𝐿 = 19,19 𝐿
Sheets 2 Crepe 2
𝐾𝐾−𝐾𝐸 𝐾𝐾−𝐾𝐸
AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟 AT = × 𝑁 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
𝐾𝐸 𝐾𝐸
23,839%−15% 28,03%−20%
= × 0,1 𝑚𝐿 = × 0,1 𝑚𝐿
15% 20%
8,359% 8,03%
= × 0,1 𝑚𝐿 = × 0,1 𝑚𝐿
15% 20%
= 0,05893 𝑚𝐿 = 0,04015 𝑚𝐿
= 58,9 𝐿 = 40,15 𝐿