PENDAHULUAN
1
2
1.2 Permasalahan
Luas areal karet di Indonesia mencapai 3.4 juta ha, dan 2.9 juta ha di
antaranya lahan perkebunan rakyat (smallholders) atau sekitar 80% dari total
perkebunan karet Indonesia, sementara luas areal negara (goverment) yaitu
259.366 ha dan untuk perkebunan swasta (private) luas arealnya yaitu 269.315 ha
(Anonim, 2013). Produksi tanaman karet per tahun di Indonesia yaitu 2,7 juta ton
dan produksi 1,0 ton/ha. Indonesia memiliki wilayah cukup luas untuk tanaman
karet, tetapi produksinya masih berada di bawah Malaysia (1,3 ton/ha) dan
Thailand (1,9 ton/ha) (Anonim, 2012).
Rendahnya produksi tanaman karet di Indonesia, karena kurangnya
pemeliharaan tanaman karet terutama yang belum menghasilkan (TBM). Tanaman
karet TBM merupakan tanaman muda dan belum diketahui hasilnya, rentan
terhadap serangan hama maupun penyakit. Tanaman TBM dengan kurangnya
pemeliharaan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman tidak
dapat berproduksi maksimal dan dapat menyebabkan kematian tanaman. Hal
tersebut dapat diatasi dengan pemeliharaan TBM yang baik, yaitu dengan cara
pemupukan, serta meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama
penyakit.
1.3 Tujuan
1 Untuk memenuhi persyaratan kurikulum program studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Tidar.
3
1.4 Manfaat
1 Memperoleh informasi dan keterampilan mengenai cara budidaya tanaman
karet yang belum menghasilkan (TBM).
2 Memperoleh informasi dan keterampilan mengenai cara pemeliharaan tanaman
karet yang belum menghasilkan (TBM).
3 Dapat mengetahui permasalahan di lapangan mengenai pemeliharaan tanaman
karet yang belum menghasilkan (TBM).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
phelloderm relatif dibentuk lebih tebal dan secara langsung (Siregar dan
Suhendry, 2013).
Daun tanaman karet merupakan daun majemuk (folium compositum)
tersusun berselang-seling, yang terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak
daun, panjang tangkai daun utama 3 - 20 cm dan anak daun 3 - 10 cm. Daun
tanaman karet bentuknya menjari, terdapat tiga anak daun pada sehelai daun, anak
daun berbentuk oval memanjang dan tepinya rata dengan ujung meruncing
(Siregar dan Suhendry, 2013). Daun pucuk yang pertama keluar adalah daun
trifoliate, laminae menggantung paralel arah ke bawah terhadap petiole dengan
warna kemerah merahan dengan bertambahnya waktu, daun akan berubah
menjadi hijau dengan membentuk sudut daun yang mungkin meningkat terhadap
trifoliate, laminae dewasa berwarna hijau tua pada bagian permukaan atas dan
sekitarnya (Ali, 2009).
Bunga tanaman karet akan muncul (tumbuh) dari ranting-ranting yang
bersemi setelah gugur daun selesai. Bunga tanaman karet tergolong bunga
berumah dua (monoecious), bunga tersusun (terangkai) dalam malai yang setiap
malai atau tangkai bunga tersusun banyak bunga (bunga majemuk). Bunga karet
terdiri atas tangkai bunga, daun kelopak atau sepal berwarna hijau, daun mahkota
berwarna putih kekuningan, benang sari, kepala putik, dan bakal buah.Bunga
karet berukuran kecil dan berbentuk bintang. Pada satu tangkai bunga yang
berbentuk majemuk tersebut, terdapat bunga betina dan bunga jantan. Bunga
betina terdiri dari putik (pistillum),bakal buah (ovarium) yang berisi bakal biji
(ovulum) dan sel telur (ovum). Bunga jantan hanya mengandung benang sari
(stamen) menghasilkan serbuk sari (pollen). Penyerbukan bunga dapat terjadi
secara penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang. Penyerbukan silang
dibantu oleh serangga. Putik yang telah diserbuki benang sari, akan tumbuh
menjadi buah dan bakal biji akan menjadi biji (Cahyono, 2010).
Buah tanaman karet memiliki pembagian ruang, masing-masing ruang
berbentuk setengah bola, jumlah ruang pada buah karet terdiri dari tiga sampai
enam ruang, garis tengah buah 3 - 5 cm. Buah yang telah masak akan pecah
dengan sendirinya (Siregar dan Suhendry, 2013).
6
1. Penyulaman
7
e. Tepat sasaran
9
13
14
BAB 4
KEADAAN UMUM BALAI PENELITIAN GETAS, PUSAT PENELITIAN
KARET, SEMARANG, JAWA TENGAH
dan Jawa yang mempunyai perkebunan karet. Tahun 1975 wilayah kerja RRC
Getas bertambah dengan PNP XXIX dan XXX, tetapi tidak lama kemudian
PNP XXX dibubarkan. RRC Getas sebagai unit riset yang berdiri sendiri,
milik bersama delapan PNP/PTP.
Tahun 1977 kegiatan penelitian RRC Getas tidak hanya terfokus pada
karet tetapi ditambah dengan kelapa, kakao, kopi, cengkeh, kapuk dan lain -
lain sehingga namanya diganti menjadi RC Getas. Tanggal 24 November
1987 PTP membentuk AP3I yang ditugasi untuk mengelola pusat penelitian
komoditas perkebunan. AP3I mengkordinasikan Sembilan lembaga penelitian
dengan diberi nama Puslitbun sesuai dengan lokasinya. RRC Getas
bergabung kedalam AP3I dan namanya diganti menjadi Puslitbun Getas.
Adanya reorganisasi dilingkup AP3I pada tahun 1993 maka Puslitbun yang
menangani karet disatukan dalam Pusat Penelitian Karet sehingga Puslitbun
Getas diganti namanya menjadi Balai Penelitian Getas yaitu sebagai unit
penelitian dibawah kordinasi Pusat Penelitian Karet. Pemusatan kegiatan
Balai Penelitian Getas adalah melakukan penelitian dan pengembangan
budidaya karet untuk menghasilkan paket teknologi yang sesuai dengan
agroekosistem di Kawasan Timur Indonesia.
b. Misi
1 Menghasilkan inovasi, merekayasa dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pelaku bisnis perkebunan
karet.
2 Memasyarakatkan secara intensif inovasi teknologi hasil penelitian
kepada pengguna.
3 Menyediakan jasa kepakaran dibidang perkebunan dan industri karet.
4 Mendukung terciptanya industri berbasis karet yang ramah lingkungan
guna mempertahankan kelestarian agroindustri.
17
BAB 5
PEMBAHASAN
5.2.3 Pewiwilan
Pewiwilan bertujuan untuk mendapatkan bidang sadap yang
baik yaitu batang tanaman karet tumbuh lurus dan mulus. Tunas
yang diwiwil merupakan tunas air yang tidak produktif. Rotasi
pewiwilan dilakukan 7- 10 hari sekali terutama pada tahun pertama
setelah penanaman. Pewiwilan dapat dilakukan dengan cara manual
maupun menggunakan pisau yang tajam (Gambar 8).
29
5.2.4 Gondang-gandung
Gondang-gandung yaitu melubangi tanah disalah satu sisi
tanaman karet TBM, kemudian diisi dengan pupuk kandang dan
bahan-bahan organik (Gambar 9). Prinsip dalam pembuatan
gondang-gandung adalah terpotongnya akar lateral sehingga dapat
merangsang pertumbuhan percabangan akar. Pembuatan gondang-
gandung dilakukan diakhir musim penghujan, dengaan ukuran
40 cm x 60 cm x 100 cm menggunakan cangkul. Lokasi gondang-
gandung berganti-ganti setiap semesternya. Setelah pembuatan,
gondang-gandung diisi dengan pupuk organik berupa kompos dari
tanaman enceng gondog dan seresah tanaman. Pemupukan anorganik
30
Gambar 9. Gondang-gandung
pada TBM 1 Gambar 10. Gondang-gandung
pada TBM 3
5.2.5 Pemupukan
Pemupukan tanaman karet TBM sangat penting karena di
dalam budidaya tanaman karet unsur hara yang berada di dalam
tanah dimanfaatkan oleh tanaman secara terus menerus, sehingga
kondisi hara di dalam tanah semakin berkurang. Oleh sebab itu
31
1. Hama
Hama yang sering menyerang pada tanaman karet TBM
yaitu tungau dengan nama latin Polyphagotarsonemus latus
(Banks) dan Tetranychus urticae (Koch). Gejala yang muncul
jika tanaman terserang hama ini yaitu daun muda menggulung
kebawah, warna daun menguning dan lama-lama mati
(Gambar 11).
2. Penyakit
Beberapa penyakit yang menyerang tanaman karet TBM
dan cara pengendaliannya yaitu:
- Penyakit gugur daun oidium (Oidium heveae)
35
Gambar 13. Penyakit gugur daun Gambar 14. Penyakit gugur daun
colletotrichum pada colletotrichum pada
daun tua daun muda
Tabel 3. Standar lilit batang dan ketebalan kulit pada tanaman karet
TBM I - TBM V
TBM I 8 2-3
TBM II 18 3-4
TBM IV 40 5-6
TBM V 48 6-7
BAB 6
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
42
A. Masalah Umum
1. Dimana lokasi Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian Karet?
Jawaban: Balai Penelitian Getas (Balit Getas) yang terletak di Desa Getas
Jl. Pattimura km 6 Salatiga, Kecamatan Pabelan, Kabupaten
Semarang Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Balit Getas
berbatasan dengan Desa Popongan di bagian timur, Desa
Bendosari di sebelah barat, Desa Kadipiro pada sebelah selatan,
Desa Bantar di sebelah utara.
2. Apa saja tugas yang diemban oleh Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian
Karet?
Jawaban: Balai Penelitian Getas, mengemban tugas utama melakukan
penelitian dan pengembangan tanaman karet dengan tujuan
berikut :
a. Mempertinggi produksi dan mutu hasil serta efesiensi
pengelolaan tanaman karet sehingga meningkatkan
pendapatan usaha tani perkebunan dan devisa negara.
b. Mendayagunakan pemanfaatan serta pelestarian sumber daya
alam.
c. Memajukan industri perkebunan karet melalui pengembangan
teknologi serta memperluas kesempatan kerja.
d. Menghasilkan dan mengembangkan metode penerapan
teknologi usaha tani perkebunan yang sesuai tingkat
kebutuhannya.
3. Varietas tsanaman karet apa yang dikembangkan di Balai Penelitian Getas,
Pusat Penelitian Karet?
Jawaban: Varietas tanaman karet dikembangkan di Balai Penelitian Getas
beupa PB 260, IRR112 dan IRR 118.
4. Apa saja produk unggulan yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Getas,
Pusat Penelitian Karet?
Jawaban: Produk unggulan yang dihasilkan oleh Balai Penelitian Getas
berupa:
- Bahan tanam karet berupa bibit klonal dan biji karet
43
B. Masalah Khusus
1. Apa definisi pemeliharaan tanaman karet yang belum menghasilkan
(TBM)?
Jawaban: Pemeliharaan tanaman karet yang belum menghasilkan (TBM)
merupakan usaha-usaha untuk memaksimalkan pertumbuhan
tanaman karet sebelum disadap dan bertujuan untuk
memaksimalkan produksi tanaman karet.
2. Apa tujuan pemeliharaan tanaman karet yang belum menghasilkan (TBM)?
Jawaban: Pemeliharaan tanaman karet yang belum meghasilkan (TBM)
bertujuan untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman karet
sebelum disadap agar tercapai produksi yang maksimal.
3. Apa saja macam pemeliharaan tanaman karet yang belum menghasilkan
(TBM)?
Jawaban: Pemeliharaan tanaman karet yang belum meghasilkan (TBM)
terdiri dari:
a. Penyulaman bertujuan untuk menggantikan tanaman yang mati
dan menyeragamkan tanaman.
b. Pemupukan bertujuan untuk menyuplai hara yang dibutuhkan
tanaman karet, pupuk yang digunakan berupa pupuk organik
dan pupuk kimia.
c. Pengedalian hama penyakit bertujuan agar tanaman karet
tumbuh optimal sehingga produksinya tinggi.
44
6. Apa saja alat yang digunakan dalam pemeliharaan tanaman karet yang
belum menghasilkan (TBM)?
Jawaban: Peralatan yang digunakan dalam pemeliharaan TBM berupa
cangkul, garpu, clurit, gunting pangkas, meteran, bark tester,
spreyer, timbangan, ember, karet gelang.
7. Apa saja permasalahan di dalam pemeliharaan (TBM)?
Jawaban: Permasalahan di dalam pemeliharaan (TBM) kondisi iklim yang
tidak menentu seperti angin yang kencang dapat menyebabkan
45