PENDAHULUAN
Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional
karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan
komponen impor yang kecil sehingga dapat menghasilkan devisa non migas dalam
jumlah yang besar.Tanaman perkebunan yang saat ini sedang banyak dibudidayakan
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan
karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Balai
Tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
manusia. Kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan nasional Indonesia.
saat ini sudah berkembang di 22 daerah propinsi. Luas perkebunan kelapa sawit pada
tahun 1968 seluas 105.808 hadengan produksi 167.669 ton, pada tahun 2007 telah
meningkat menjadi 6.6 juta ha dengan produksi sekitar 17.3 juta ton CPO
1
(Sastrosayono 2003).
Kecambah kelapa sawit yang baru tumbuh memiliki akar tunggang, tetapi akar
ini mudah mati dan segera digantikan dengan akar serabut. Akar serabut memiliki
sedikit percabangan, membentuk anyaman rapat dan tebal. Sebagian akar serabut
tumbuh lurus kebawah dan sebagian tumbuh mendatar kearah samping. Jika aerasi
cukup baik akar tanaman kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 meter didalam
Kedalaman ini tergantung umur tanaman, sistem pemeliharaan dan aerasi tanah.
sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Salah satu aspek
pemeliharaan tanaman yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya kelapa sawit
dan Kelapa Sawit, yang bertujuan agar Mahasiswa mengetahui teknik pembibitan dan
Karet adalah tanaman perkebunan tahunan berupa pohon batang lurus. Pohon
karet pertama kali hanya tumbuh di Brasil, Amerika Selatan, namun setelah
Asia Tenggara, di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan sehingga
sampai sekarang Asia merupakan sumber karet alami. Di Indonesia, Malaysia dan
2
Singapura tanaman karet mulai dicoba dibudidayakan pada tahun 1876.Tanaman
Dinamakan demikian karena golongan ini mempunyai jaringan tanaman yang banyak
mengandung getah ( lateks ) dan getah tersebut mengalir keluar apabila jaringan
tanaman terlukai (Santosa, 2007). Tanaman karet merupakan salah satu komoditi
perkebunan yang menduduki posisi cukup penting sebagai sumber devisa non migas
bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Oleh sebab itu upaya
m. Batang tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi keatas. Batang
tersebut berbentuk silindris atau bulat, kulit kayunya halus, rata-rata berwarna pucat
1.2.Tujuan
Tujuan praktikum Teknologi Kelapa Sawit dan karet ini adalah Praktikan
mengetahui serta memahami teknik budidaya tanaman kelapa sawit dan karet dengan
baik dan benar untuk menunjang pertumbuhan dan produktivitas yang tinggi.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Nazaruddin dan Paimin (1998) klasifikasi botani tanaman karet adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun.Panjang tangkai
daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya
terdapat kelenjar.Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun
karet.Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar,
tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter.Batang tanaman biasanya tumbuh lurus
dan memiliki percabangan yang tinggi diatas.Dibeberapa kebun karet ada beberapa
kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini
4
mengandung getah yang dikenal dengan nama lateks ( Http://id.wikipedia.org,
tunggang.Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan
2007).
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah.Jadi jumlah biji biasanya ada tiga
kadang enam sesuai dengan jumlah ruang.Ukuran biji besar dengan kulit
keras.Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas (Aidi dan
Daslin, 1995).
Bunga pada tajuk dengan membentuk mahkota bunga pada setiap bagian bunga
Iklim
Daerah yang cocok untuk tanaman karet adalah pada zone antara 150 LS
dan 150 LU. Diluar itu pertumbuhan tanaman karet agak terhambat sehingga memulai
Suhu yang dibutuhkan untuk tanaman karet 25 C sampai 35 C dengan suhu optimal
Curah Hujan
5
Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.500 mm sampai 4.000
mm/tahun,dengan hari hujan berkisar antara 100 sd. 150 HH/tahun. Namun demikian,
jika sering hujan pada pagi hari, produksi akan berkurang (Radjam, Syam. 2009.).
Ketinggi Tempat
Pada dasarnya tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan
ketinggian 200 m dari permukaan laut.Ketinggian > 600 m dari permukaan laut tidak
Angin
dapat mengakibatkan kerusakan tanaman karet yang berasal dari klon-klon tertentu
dalam berbagai jenis tanah, baik pada tanah latosol, podsolik merah kuning, vulkanis
Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk
penanaman karet Untuk lahan kering/darat tidak susah dalam mensiasati penanaman
karet, akan tetapi untuk lahan lebak perlu adanya trik-trik khusus untuk mensiasati hal
tersebut. Trik-trik tersebut antara lain dengan pembuatan petak-petak guludan tanam,
jarak tanam dalam barisan agar lebih diperapat. Metode ini dipakai berguna untuk
Tanah
disebabkan perlakuan kimia tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet
6
dapat dilaksanakan dengan lebih mudah dibandingkan dengan perbaikan sifat fisiknya
Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah
vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah gambut < 2 m. Tanah vulkanis mempunyai
sifat fisika yang cukup baik terutama struktur,btekstur, sulum, kedalaman air tanah,
aerasi dan drainasenya, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena
kandungan haranya rendah. Tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya
terutama drainase dan aerasenya kurang baik. Reaksi tanah berkisar antara pH 3, 0
pH 8,0 tetapi tidak sesuai pada pH < 3,0 dan > pH 8,0. Sifat-sifat tanah yang cocok
- Sulum tanah sampai 100 cm, tidak terdapat batu-batuan dan lapisan cadas
- Kandungan hara NPK cukup dan tidak kekurangan unsur hara mikro
(Anwar, 2001).
7
merupakan tanaman jenis palmea dengan Ordo :Spadiciflorae (Arecales); Famili :
Palmae; Sub family : Cocoideae; Genus : Elaeis; Spesies : Elaeis guineensis Jacq.
Kemudian menurut Lubis (2000), Secara taksonomi tanaman kelapa sawit dapat
diperkirakan berasal dari Nigeria (Afrika Barat) karena pertama kali ditemukan di
hutan belantara negara tersebut. Kelapa sawit masuk pertama kali ke Indonesia pada
tahun 1848 dibawa dari Marnitius dan Amsterdam oleh seorang warga Belanda.
Bibit kelapa sawit yang berasal dari kedua tempat tersebut masing-masing
berjumlah dua batang dan pada tahun itu juga ditanam di kebun Raya Bogor. Hingga
saat ini dua dari empat pohon tersebut masih hidup dan diyakini sebagai nenek
moyang kelapa sawit yang ada di Asia Tenggara. Sebagian keturunan kelapa sawit
dari kebun Raya Bogor tersebut telah diproduksi ke Deli Serdang (Sumatera Utara)
a. Akar
tumbuh kebawah dan kesamping membentuk akar primer, sekunder, tertier dan
kuartener. Akar primer tunbuh kebawah didalam tanah sampai batas permukaan air
8
tanah. Sedangkan akar sekunder, tertier dan kuartener tumbuh sejajar dengan
permukaan air tanah bahkan akar tertier dan kuartener menuju ke lapisan atas atau ke
tempat yang banyak mengandung zat hara. Disamping itu tumbuh pula akar nafas
yang timbul di atas permukaan air tanah atau didalam tanah. Penyebaran akar
b. Batang
cm, bahkan pangkal batang bisa lebih besar lagi pada tanaman tua. Biasanya batang
adalah tunggal (tidak bercabang) kecuali yang abnormal. Tinggi batang bisa mencapai
c. Daun
mencapai 3-5 meter. Pada pangkal pelepah daun terdapat duri-duri kasar dan bulu-
bulu halus sampai kasar. Panjang pelepah daun dapat lebih dari 9 meter. Helai anak
daun yang terletak di tengah pelepah daun adalah yang paling panjang dan
panjangnya dapat melebihi 1,20 meter. Jumlah anak daun dalam satu pelepah daun
d. Bunga
Susunan bunga terdiri dari karangan bunga yang terdiri dari bunga jantan
(tepung sari) dan bunga betina (putik). Namun, ada juga tanaman kelapa sawit yang
hanya memproduksi bunga jantan. Umumnya bunga jantan dan bunga betina terdapat
9
dalam tandan yang sama. Bunga jantan selalu masak terlebih dahulu daripada bunga
betina. Karena itu, penyerbukan sendiri antara bunga jantan dan bunga betina dalam
satu tandan sangat jarang terjadi. Masa reseptif (masa putik dapat menerima tepung
sari) adalah 3x24 jam. Setelah itu, putik akan berwarna hitam dan mengering
(Sastrosayono, 2008).
e. Biji
tempurung), berwarna hitam dan keras, b). Endosperm (kernel=daging biji) berwarna
putih dan dari bagian ini akan menghasilkan minyak inti sawit setelah melalui
a. Dura
dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap
terhadap buah (fruit) relatif kecil (35 50 %), cangkang (shell) tebal (2 8 mm).
Inti (kernel) besar dengan kandungan minyak (extraction rate) yang rendah.
b. Pisifera
pisifera buahnya tidak memiliki cangkang namun bunga betinanya steril sehingga
10
sangat jarang menghasilkan buah. Persentase mesocarp terhadap buah besar sekali
(70 80 %), inti tipis sekali atau relatif tidak ada dan cangkang hanya berupa
cincin tipis yang melapisi inti. Pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa persilangan
c. Tenera
tenera adalah persilangan antara induk Dura dan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit
buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul persentase
daging per buahnya dapat mencapai 90% dan kandungan minyak pertandannya
a. Iklim
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah di sekitar
permukaan laut. Jumlah curah hujan yang baik adalah 2000-2500 mm per tahun, tidak
memiliki defisit air hujan agak merata sepanjang tahun. Temperatur yang optimal 24-
matahari 5-7 jam per hari. Kecepatan angin 5-6 km/jam sangat baik untuk membantu
proses penyerbukan. Angin yang terlalu kencang akan menyebabkan tanaman baru
Curah hujan optimum yang diperlukan tanaman kelapa sawit rata-rata 2000-
2500 mm/tahun dengan distribusi merata sepanjang tahun tanpa bulan kering yang
11
berkepanjangan. Kelembaban optimum bagi pertumbuhan kelapa sawit antara 80-
90%. Faktor-faktor yang memepengaruhi kelembaban ini adalah suhu, sinar matahari,
lama penyinaran, curah hujan, dan evapotranspirasi (Tim Penulis PS, 1997).
Lama penyinaran rata-rata 5 jam dan naik menjadi 7 jam per hari untuk
beberapa bulan tertentu akan berpengaruh baik terhadap kelapa sawit. Lama
b. Tanah
Kelapa sawit tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti Podsolik, Latosol,
Hidromorfik kelabu, Regosol, Andosol dan Alluvial. Sifat fisik taanah antara lain:
- Solum yang dalam, lebih dari 80 cm. Solum yang tebal akan merupakan media
yang baik bagi perkembangan akar sehingga efisiensi penyerapan hara tanaman
- Tekstur lempung atau lempung berpasir dengan komposisi 20-60% pasir, 10-40%
permeabilitas sedang,
Kemasaman tanah idealnya adalah pH 5,5 yang baik adalah pH 4,0-6,0, tetapi
boleh juga digunakan pH 6,5-7. Tanah harus gembur dan drainase baik sehingga
12
Sifat fisik tanah yang baik lebih dikehendaki tanaman kelapa sawit daripada
sifat kimianya. Beberapa hal yang menentukan sifat fisik tanah adalah tekstur,
kedalaman permukaan air tanah. Secara ideal tanaman kelapa sawit menghendaki
tanah yang gembur, subur, mempunyai solum yang dalam tanpa lapisan padas,
teksturnya mengandung liat dan debu 25-30%, datar serta berdrainase baik (Tim
c. Media Tanam
Media tanam yang digunakan seharusnya adalah tanah yang berkualitas baik,
misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm dan berasal dari areal
pembibitan dan sekitarnya. Tanah yang digunakan harus memiliki struktur yang baik,
tekstur remah dan gembur, tidak kedap air serta bebas kontaminasi (hama dan
penyakit khususnya cendawan Ganoderma, pelarut, residu, bahan kimia). Bila tanah
yang akan digunakan kurang gembur dapat dicampur pasir dengan perbandingan pasir
polybag, campuran tanah dan pasir diayak dengan ayakan kasar berdiameter 1,5-2
cm. preoses pengayakan bertujuan untuk membebaskan media tanam dari sisa-sisa
Sifat kimia tanah berpengaruh saat menentukan dosis pemupukan dan kelas
kesuburan tanah. Kekurangan unsur hara dapat diatasi dengan pemupukan. Dosis
pemupukan harus sesuai dengan kebutuhan berdasarkan umur tanaman dan kondisi
13
III. BAHAN DAN METODE
UPT (Unti Pelaksana Teknis) atau Kebun Percobaan, Fakultas Pertanian, Universitas
Riau. Praktikum ini dilaksanakan pada setiap hari rabu, pada pukul 15.00 wib sampai
dengan selesai.
Alat yang digunakan dalam praktikum pembuatan piringan pada lahan kelapa
sawit adalah parang, cangkul, sepatu boot. Bahan yang digunakan dalam praktikum
Pada praktikum mengenai tanaman karet terdapat alat yang digunakan yaitu
cangku, parang , sepatu boot. Sedangkan bahan yang digunakan adalah benih karet
dan tanah.
a. Buatlah piringan disekitar tanaman kelapa sawit dengan cara menyiangi seluruh
gulma dengan diameter seluas daun sawit pada tanaman belum menghasilkan.
14
3.3.2 Karet
dari gulma.
kecil.
10 cm.
lingkaran.
Setelah biji karet selesai ditanam, beri label (nama kelompok) pada
15
e. Penyiraman, cara kerjanya adalah :
Biji karet setelah ditanam dilakukan penyiraman pada pagi dan sore
entres.
Pilih mata prima sebagai mata entres yang akan digunakan untuk
kegiatan okulasi.
atau kotor.
16
Penempelan perisai mata okulasi dengan cara:
okulasi dibuka.
17
IV . HASIL DAN PEMBAHASAN
judul kegiatan, yakni pembibitan karet dan kegiatan penyiangan kelapa sawit atau
weeding.
Weeding atau penyiangan pada Kelapa sawit sering dilakukan dalam waktu
tertentu. Hal utama yamg menjadi tujuan adalah untuk mengendalikan jumlah tanah
yang ada disekitar tanaman, termasuk di sekitar piringan kelapa sawit, seperti yang
diketahui bahwa piringan merupakan area untuk mengaplikasikan pupuk untuk kelapa
sawit.
membabat gulma yang ada pada lahan kelapa sawit. Pengendalian gulma pada
tanaman atau kompetisi. Adapun kompetisi yang dimaksud adalah dalam kompetisi
air, hara, ruang lingkup tumbuh, dan kerugian zat beracun dari gulma tersebut.
Gulma yang dominan pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut pada
18
denticulata dan C. compressus. Nilai SDR tertinggi pada TBM dan TM ditunjukkan
Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang dapat tumbuh sampai umur 30
tahun.Habitus tanaman ini merupakan pohon dengan tinggi tanaman dapat mencapai
15-20 meter. Modal utama dalam pengusahaan tanaman ini adalah batang setinggi 2,5
sampai 3 meter dimana terdapat pembuluh latek. Oleh karena itu fokus pengolahan
tanaman karet ini adalah bagaimana mengelola batang tanaman ini seefisien mungkin
Produksi karet dipengaruhi oleh beberapa hal seperti iklim dan cuaca.Pada musim
rontok produktivitas pohon karet menurun, dan dengan asumsi harga pasar luar negeri
stabil, harga di tingkat petani pun menjadi lebih baik.Cuaca juga berpengaruh
terhadap produksi karet.Pada musim hujan petani tidak bisa menyadap karena lateks
yang keluar tidak bisa ditampung karena lateks mengencer dan jatuh di sekeliling
batang.Begitu juga hujan pada waktu dinihari karena batang masih dalam kondisi
Adapun hasil dari pembibitan karet dapat dilihan pada tabel 1. berikut ini:
19
(%)
1. 30 70 30%
buah yang masih jatuh dan bagus untuk ditanam. Dalam praktikum dibutuhkan 100
buah biji karet yang akan ditanam. Penanaman bibit dilakukan dengan jarak 10 cm,
dibawah, setelah ditanam dilakukan penyiraman 2 kali sehari, siang dan sore hari.
Setelah beberapa minggu dilihat banyak kecambah yang mati dan kecambah yang
hidup.
a. Penanaman
berbagai kegiatan yang secara sistematis dapat menjamin kualitas lahan yang sesuai
20
a. Pemberantasan Alang-alang, Ilalang dan Gulma lainnya
Pada lahan yang telah selesai tebas tebang dan lahan lain yang mempunyai
bahan kimia antara lain Round up, Scoup, Dowpon atau Dalapon. Kegiatan ini
kemudian diikuti dengan pemberantasan gulma lainnya, baik secara kimia (Ally)
b. Pengolahan Tanah
Dengan tujuan efisiensi biaya, pengolahan lahan untuk pertanaman karet dapat
dilaksanakan dengan sistem minimum tillage, yakni dengan membuat larikan antara
barisan satu meter dengan cara mencangkul selebar 20cm. Namun demikian
pengolahan tanah secara mekanis untuk lahan tertentu dapat dipertimbangkan dengan
150.Hal ini dimaksudkan untuk menghambat kemungkinan terjadi erosi oleh air
hujan. Lebar teras berkisar antara 1,25 sampai 1,50 cm, tergantung pada derajat
kemiringan lahan. Untuk setiap 6-10 pohon (tergantung derajat kemiringan tanah)
d. Pengajiran
Pada dasarnya pemancangan air adalah untuk menerai tempat lubang tanaman
21
Bahan ajir dapat menggunakan potongan bambu tipis dengan ukuran 20cm
sampai 30cm. Pada setiap titik pemancangan ajir tersebut merupakan tempat
e. Pelubang
Ukuran lubang untuk tanaman dibuat 60cm x 60cm bagian atas, dan 40cm x
40cm bagian dasar dengan kedalaman 60cm. Pada waktu melubang, tanah bagian atas
(top soil) diletakkan di sebelah kiri dan tanah bagian bawah (sub soil) diletakkan di
sebelah kanan. Lubang tanaman dibiarkan selama 1 bulan sebelum bibit karet
ditanam.
1. Seleksi bibit
Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu dilakukan seleksi bibit untuk memperoleh
bahan tanam yang memeliki sifat-sifat umum yang baik antara lain : berproduksi
tinggi, responsif terhadap stimulasi hasil, resitensi terhadap serangan hama dan
penyakit daun dan kulit, serta pemulihan luka kulit yang baik. Beberapa syarat yang
22
4.2.3. Okulasi karet
Adapun hasil dari okulasi karet dapat dilihat pada tabel 2. berikut ini:
1. 1 0 100%
menggabungkan batang bawah dan batang atas tanaman karet dari induk karet yang
karet.
vegetatif yaitu dengan okulasi tanaman. Okulasi sebaiknya dilaksanakan pada awal
- Buatlah jendela pada batang bawah dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar
- Buatlah perisai pada entres dengan ukuran lebih kecil dari jendela dan mata
- Bukalah jendela pada batang bawah kemudian selipkan perisai diantara kulit
23
- Tutuplah kulit jendela kemudian dibalut dengan rafia atau pita plastik yang
24
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
tanaman perkebunan membahas tentang tanaman karet dan tanaman kelapa sawit.
tanaman karet. Dalam budidaya tanaman kelapa sawit dimulai dari persiapan lahan,
Pengendalian pada tanaman kelapa sawit perlu dilakukan untuk mencegah penurunan
hasil panen pada kelapa sawit akibat kompetisi gulma dengan tanaman. Weeding
5.2. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
68 hal.
spp.) PT. National Timber And Forest Product Unit HTI Murni Sagu
IPB.
Badan Pusat Statistik, 2011. Statistik Karet Indonesia. Badan Pusat Statistik
Manumono, D. 2008. Profil Karet Alam Indonesia. Buletin Ilmiah Instiper 15 (2):
15-26.
Munir, M., H. Suryaningtyas dan A. Situmorang. 2009. Resistensi Klon IRR 100
262-263.
26
LAMPIRAN
27