Tanaman karet memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang,
akar lateral yang menempel pada akar tunggang dan akar serabut. Pada tanaman
yang berumur 3 tahun kedalaman akar tunggang sudah mencapai 1,5 m. Apabila
kedalaman lebih dari 2,5m. Pada kondisi tanah yang gembur akar lateral dapat
menyerap air dan unsur hara dari tanah. Pada tanah yang subur akar serabut masih
dijumpai sampai kedalaman 45cm. Akar serabut akan mencapai jumlah yang
minimum.
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Family : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 m. Batang tanaman
biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi. Beberapa pohon
karet ada kecondongan arah tumbuh agak miring. Batang tanaman ini
matahari dengan intensitas yang cukup paling tinggi antara 5–7 jam. Angin yang
Medium pertumbuhan tanaman karet yaitu jenis tanah yang sesuai dengan syarat
tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis muda dan tua, bahkan pada tanah
Daun karet berwarna hijau. Apabila akan rontok berubah warna menjadi
kuning atau merah. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak
daun. Panjang tangkai daun utama sekitar 3-20 cm. Panjang tangkai anak daun
sekitar 3-10 cm. Biasanya terdapat 3 anak daun pada setiap helai daun karet. Anak
daun karet berbentuk elips memanjang dengan ujung yang meruncing, tepinya
Bunga karet terdiri dari bunga jantan dan betina yang terdapat dalam malai
payung yang jarang. Pada ujungnya terdapat lima taju yang sempit. Panjang tenda
bunga 4-8 mm. Bunga betina berambut, ukurannya sedikit lebih besar dari bunga
jantan dan mengandung bakal buah ruang tiga. Kepala putik yang akan dibuahi
dalam posisi duduk juga berjumlah tiga buah. Bunga jantan mempunyai sepuluh
4
benang sari yang tersusun menjadi suatu tiang. Kepala sari terbagi dalam 2
karangan dan tersusun lebih tinggi dari yang lain. Tanaman karet dapat
diperbanyak secara generatif (dengan biji) dan vegetative (okulasi). Biji yang
akan dipakai untuk bibit, terutama untuk penyediaan batang bagian bawah harus
sungguh-sungguh baik.
semakin kompetitif dan dinamis menimbulkan banyak tantangan baru yang harus
dihadapi oleh perusahaan. Agar tetap mampu bersaing di pasar global, perusahaan
harus memiliki sumber daya manusia yang handal dan berkualitas yang memiliki
Sumber daya manusia merupakan ujung tombak suatu organisasi dan merupakan
dalam suatu perusahaan. Oleh sebab itu, peran SDM sangat penting dalam
sangat cepat dapat dilihat dari perkembangan informasi dan teknologi yang begitu
lingkungan bisnis yang semakin ketat sehingga tetap mampu bersaing di pasar
global.
menduduki peringkat kedua terbesar produksi karet alam dunia setelah Thailand.
Namun, dari total produksi karet alam secara keseluruhan, produksi karet alam
dunia mengalami penurunan pada kuartal kedua tahun 2014 sebesar 2,3%. Hal ini
produksi karet alam dunia. Konsumen karet alam dunia mengalami peningkatan
dari tahun ke tahun, baik maupun konsumsi karet alam maupun dengan karet
sintetis. Pada kuartal kedua tahun 2014, konsumsi karet alam dunia mengalami
peningkatan 4,2% atau sebesar 13,9 juta won. Konsumsi karet alam dunia
China dan Amerika, namun laju permintaan di negara Asia Pasifik termasuk
khususnya negara China dan India, meningkatkan penyerapan pasar dalam negeri,
6
alam dalam negeri, dan penataan sub-sektor industri barang karet yang perlu di
industri otomotif. Karet (Hevea brasiliensis) berasal dari Benua Amerika dan
saat ini menyebar luas ke seluruh dunia. Karet dikenal di Indonesia sejak masa
lebih dari 3,4 juta hektar perkebunan karet di Indonesia, 85% diantaranya (2,9
juta hektar) merupakan perkebunan karet yang dikelola oleh rakyat atau petani
skala kecil, dan sisanya dikelola oleh perkebunan besar milik negara atau
Indonesia dengan sentra produksi tersebar di Sumatera Selatan (668 ribu hektar),
Sumatera Utara (465 ribu hektar), Jambi (444 ribu hektar), Riau (390 ribu hektar),
dan Kalimantan Barat (388 ribu hektar). Sementara Sulawesi Selatan adalah
provinsi yang memiliki luas perkebunan karet terbesar di Sulawesi yaitu sekitar
19 ribu hektar.
durian, petai, jengkol, dan duku) maupun pohon penghasil kayu (contohnya
meranti dan tembesu) yang sengaja ditanam atau tumbuh sendiri secara alami.
7
Sebaliknya, perkebunan besar dikelola dengan teknik budidaya yang lebih maju
dan intensif dalam bentuk perkebunan monokultur, yaitu hanya tanaman karet
Sebagian besar produk karet Indonesia diolah menjadi karet remah (crumb
lainnya diolah dalam bentuk ”Ribbed Smoked Sheet” (RSS) dan lateks pekat.
Kapasitas pabrik pengolahan crumb rubber pada saat ini sesungguhnya sudah
rakyat, namun pada lima tahun mendatang diperlukan investasi baik untuk
dunia adalah pengaruh perubahan politik di kawasan Asia Tenggara dan juga
rendahnya harga karet alam yang terus merosot. Dalam era globalisasi
perdagangan dengan persaingan semakin pesat saat ini, isu mutu produk karet
Karet” (BOKAR) menjadi barang setengah jadi (Crumb Rubber) merupakan salah
satu sub sistem dalam agrobisnis karet yang sangat menentukan untuk
maka di pandang perlu disusun pedoman mengenai pengolahan pabrik karet yang
olahan maupun untuk kayu bakar. Kayu karet yang sudah berumur 20-30 tahun
penyerapan CO2 dan penghasil O2, serta memberi fungsi orologis bagi wilayah di
Kandungan karbon (C) pada tanah di perkebunan karet yang tinggi juga semakin
konsumsi karet alam maupun karet sintetis. Pada kuartal kedua tahun 2014,
9
konsumsi karet alam dunia mengalami peningkatan 4,2% atau sebesar 13,9 juta
ton. Konsumsi karet alam dunia berhubungan langsung oleh permintaan (demand)
negara-negara industri seperti China dan Amerika (Pusat Penelitian Karet, 2014).
Pada tahun 2010 Indonesia menyumbangkan produksi karet sebanyak 28% untuk
memenuhi permintaan karet dunia. Jumlah ini sedikit di bawah Thailand yang
Luas areal karet Indonesia adalah yang terbesar di dunia dengan luas 3,4
juta hektar, diikuti Thailand seluas 2,6 juta hektar dan Malaysia 1,02 juta hektar.
Meski pun memiliki lahan terluas, produksi karet Indonesia tercatat sebesar 2,4
juta ton atau di bawah produksi Thailand yang mencapai 3,1 juta ton.
perkebunan milik negara 8,2 % dan perkebunan milik swasta 6,31 %. Namun
milik negara mencapai 1.411,76 kg/ha dan perkebunan milik swasta sebesar
1.989,81 kg/ha (data luas lahan PBN (Perkebunan Besar Negara) Produsen
karet di Provinsi Lampung terdapat di daerah Tulang Bawang, Way Kanan, dan
Lampung Utara. Luasan areal perkebunan karet di Provinsi Lampung tahun 2008 -
pada tahun 2011 turun menjadi 70.188 ton. Apabila jumlah komposisi luas areal
kualitas bibit yang rendah, pemanfaatan lahan kebun yang tidak optimal, dan
pemeliharaan tanaman yang buruk. Kualitas bibit yang rendah menjadi masalah
utama untuk perkebunan di koridor Sumatera. Hal ini ditunjukkan dengan umur
juga limbah. Limbah merupakan hasil sisa dari sebuah proses yang tidak dapat
digunakan kembali. Apabila limbah ini terlalu banyak berada dilingkungan maka
11
akan berdampak pada pencemaran lingkungan dan berdampak pada kesehatan dari
masyarakat sekitar. Limbah dibagi menjadi dua bagian sumber, yaitu limbah yang
bersumber domestik (limbah rumah tangga) dan limbah yang berasal dari non-
domestik (pabrik, industri dan limbah pertanian) dan lain-lain. Masalah utama
yang dihadapi oleh sumber daya air adalah kuantitas air yang sudah tidak mampu
untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk
kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain
dan bahaya bagi mahluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh
karena itu, diperlukan pengolahan dan sumber daya air secara seksama.
pada lokasi dan waktu, sehingga kebersihan dan kontaminasi air limbah sangat
terjadi secara cepat dan dan bersifat sementara, ada juga yang bersifat permanen
Oleh karena itu dalam pembuangan limbah baik yang domestik maupun yang
penduduk dapat terkoordinasi dengan baik, dan tidak menimbulkan penyakit yang
adalah industri karet. Kebutuhan bahan baku karet tersebut dipenuhi oleh petani
karet berupa bahan olah karet berbentuk kepingan atau batangan balok, dari
limbah karet perlu mendapat perhatian yang serius untuk dipelajari dan diteliti
agar tingkat pencemaran limbah yang dibuang keperairan dibawah “Batu Mutu
Lingkungan” (BML) yang telah ditetapkan. Hal ini memerlukan penanganan yang
teknologi pengolahan limbah karet yang murah dan mudah dalam penanganannya,
Pabrik Pematang Kiwah juga melakukan pengolahan limbah cair dari sisa
buangan produksi karet remah tersebut. Pengolahan limbah cair dilakukan dengan
cara melalui mengalirkan limbah cair ke unit “Instalasi Pengolahan Air Limbah”
(IPAL) yang dibuat di lingkungan pabrik. Tujuan limbah cair dialirkan terlebih
Dalam penelitian ini ruang lingkup permasalahan dibatasi pada analisa pada
pengolahan bahan oleh karet yang berasal dari getah pohon Hevea Brasiliensis
secara mekanis atau bahan kimia, serta mutunya ditentukan secara spesifikasi
teknis (SNI-06-1903-2000).
Standar ini meliputi definisi tata cara analisa terhadap produk SIR yang
terkecil SIR 10 dan SIR 20 yang merupakan produk dari hasil koagulan
mekanis dan dikeringkan dengan alat pengering teknis mutu yang memenuhi
berorientasi ke pasar.
produktif
Indonesia yang memiliki saham dominan diatas 50% (Major Stake Holder)
perusahaan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1957.
Sementara itu PT. Perkebunan XXXI (Persero) pada mulanya berawal dari
Nusantara VII sebanyak 4 komoditas, yaitu kelapa sawit, karet, tebu, dan teh.
Usaha.
PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah yang
Lampung. Pada awalnya berasal dari hasil pemugaran Pabrik Kayu Lapis,
KK/hari. Pada tahun 1993 PPKR Unit Pematang Kiwah melakukan beberapa
renovasi yaitu penataan alat dan mesin pengolahan, penambahan unit mesin
kapasitas 30 ton KK/hari. Pada akhir tahun 2008 hingga awal tahun 2010 PPKR
predrying baru dan perluasan di area pengolahan kering. PKKR Unit Pabrik
Karet Pematang Kiwah mengolah bahan oleh karet berupa Cup Lump, Slab dan
Scrap yang diolah menjadi SIR 10/20 dengan kapasitas oleh menjadi 40 ton
KK/hari.
Adapun bahan baku diperoleh dari Unit Wilayah Lampung (INTI) dan
milik Belanda yang diambil oleh pemerintahan RI berdasarkan UU No. 162 tahun
1958 dan UU No. 1968 tanggal 27 Desember 1958. Salah satu perusahaan BUMN
ini telah banyak berubah manajemen dan statusnya setelah diambil oleh
kebun milik PTPXI dan PTPXXII di Sumatera bagian Selatan Pada akhirnya
dibentuklah PTP Nusantara VII Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah segera
ditindak lanjut dari konsolidasi dan restrukturisasi BUMN Sektor Kebun oleh
berbasis karet, kelapa sawit, teh dan tebu yang tangguh, tumbuh serta
berkarakter global.
18
terbarukan.
merupakan salah satu pabrik karet milik PTPN VII dengan luas 10,58 Ha,
-Kecamatan : Natar
19
-Provinsi : Lampung
berbatasan dengan :
5,3193o.
Dalam suatu wilayah perusahaan pasti ada pendiri dan pemiliknya PPKR
Pematang Kiwah Natar adalah perusahaan milik negara yang bergerak dalam
Lampung.
PTP XXXI sebagian PTP XI dan PTP XII menjadi PTPN VII dengan
diperoleh PTPN VII Unit Pabrik Karet Pematang Kiwah sebagai berikut :
beberapa asisten yaitu asisten teknik, pengolahan, TUK, SDM, umum, dan
21
sebagai berikut:
a. Manager Unit
b. Asisten Teknik
22
c . Asisten Pengolahan
Manusia dan Umum serta hal hal yang berkaitan dengan tenaga kerja
f. Kepala Laboratorium
sertifikat mutu.
b). Bertanggung jawab atas hasil analisa dan pengujian menurut metode
sampai menjadi karet mutu SIR siap untuk dipasarkan. Mandor besar
yang melikuti pekerjaan sipil, bengkel, dan listrik. Mandor besar teknik
Bertugas sebagai :
g. Satpam
Bertugas untuk :
bergerak.
kantor. Secara umum kegiatan usaha yang dilakukan di tiap-tiap bidang pada
1. Bagian Pengolahan
2. Bagian Teknik
listrik, kendaraan produksi, air, mesin produksi, dan kegiatan teknik lainnya.
Tanggung jawab bagian dipegang oleh sinder teknik dan dalam pengawasan
3. Bagian Laboratorium
kelapa sawit untuk Unit Usaha PTPN VII wilayah Lampung. Tanggung jawab
4. Bagian Perkantoran
Kiwah terpusat di kantor Unit Usaha PEWA. Kegiatan di bagian ini meliputi
bidang Tata Usaha Keuangan (TUK) dan bagian SDM dan umum. Kegiatan
TUK meliputi pencatatan biaya yang diperlukan, dana keluar dan dana
masuk, serta dana yang dimiliki perusahaan. Tanggung jawab pada bagian
TUK dipegang oleh sinder TUK dan dibantu oleh krani Kepala Pembukuan
Kegiatan pada bagian ini meliputi seluruh kegiatan yang secara langsung