Anda di halaman 1dari 2

Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan pohon yang tumbuh

tinggi dan berbatang cukup besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15-25m.
Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang
tinggi di atas. Di beberapa kebun karet ada kecondongan arah tumbuh
tanamannya agak miring ke arah utara. Batang tanaman ini mengandung
getah yang dikenal dengan nama lateks (Nazarrudin dan Paimin, 2006: 7).
Sedangkan menurut Setiawan (2005: 20) tanaman karet merupakan pohon
yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar. Pohon dewasa dapat
mencapai tinggi antara 15-30 m. Perakarannya cukup kuat serta akar
tunggangnya dalam dengan akar cabang yang kokoh. Pohonnya tumbuh
lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas.
Klasifikasi tanaman karet menurut Direktur Jenderal Perkebunan
(2011) adalah sebagai berikut :
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Hevea
Spesies : Hevea brasiliensis
Sesuai dengan habitat aslinya di Amerika Selatan, terutama di Brazil
yang beriklim tropis, maka karet juga cocok ditanam di daerah daerah
tropis lainnya. Daerah tropis yang baik ditanami karet mencakup luasan
antara 150 Lintang Utara sampai 100 Lintang Selatan. Walaupun daerah itu panas, sebaiknya tetap
menyimpan kelembapan yang cukup. Suhu harian yang diinginkan tanaman karet rata-rata 25-
30o C. Apabila dalam jangka waktu panjang suhu harian rata rata kurang dari 20o C, maka
tanaman karet tidak cocok di tanam di daerah tersebut. Pada daerah yang suhunya terlalu tinggi,
pertumbuhan tanaman karet tidak optimal (Setiawan, 2000 : 28). Karet alam yang digunakan
untuk membuat berbagai macam produk, mulai dari ban, untuk sol sepatu dan sarung tangan
medis. Sekitar 70% dari utama karet alam olahan digunakan untuk memproduksi ban mobil, dan
konsumsi telah meningkat karena pertumbuhan industri otomotif. Perkebunan utama bidang
karet alam berada di negara-negara Asia, terutama Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Pada
tahun 2008, ketiga negara menyumbang 67,7% dari utama dunia. Produksi karet alam olahan
sebesar 10,6 juta ton. Harga pasar karet alam internasional telah pada uptrend berkelanjutan
akibat peningkatan permintaan tersebut. Karet alam menyajikan isu-isu penting baik untuk maju
negara, mengamankan pasokan yang stabil, dan paling tidak berkembang negara, perluasan
industri sebagai ekspor utama. Dalam terakhir tahun, penanaman karet alam dan budidaya di
sedikitnya negara-negara maju di sub-wilayah Mekong seperti Kamboja, Myanmar, dan Laos
telah mendapatkan peningkatan perhatian sebagai sumber baru pasokan
(Hirohata and Kazuhiro, 2011: 35).
Karet merupakan salah satu komoditi perkebunan penting, baik
sebagai sumber pendapatan, kesempatan kerja dan devisa, pendorong
pertumbuhan ekonomi sentra-sentra baru di wilayah sekitar perkebunan
karet maupun pelestarian lingkungan dan sumberdaya hayati. Kayu karet
juga akan mempunyai prospek yang baik sebagai sumber kayu
menggantikan sumber kayu asal hutan. Indonesia sebagai negara dengan
luas areal kebun karet terbesar dan produksi kedua terbesar di dunia
(Goenadi et al., 2005: 5).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Karet alam (Natural Rubber) lateks yang dikumpulkan dari pohon Hevea ada sebagai suspensi
koloid (Verhaar, 1959). Jumlah lateks diperoleh pada setiap penyadapan adalah sekitar 300
nmL. Penyadapan biasanya dilakukan 2-3 hari sekali selama 9 bulan setiap tahun. Biasanya,
lateks dikumpulkan adalah diolah dengan asam format dan diangkut dari perkebunan ke pabrik
(Sakdapipanich dan Porntip, 2011: 213).
Selain dapat diambil lateksnya untuk bahan baku pembuatan aneka barang keperluan manusia,
sebenarnya karet masih memiliki manfaat lain. Manfaat ini walaupun sekedar sampingan tetapi
memberi keuntungan yang tidak sedikit bagi pemilik perkebunan karet. Hasil sampingan lain
dari tanaman karet yang memberi keuntungan adalah kayu atau batang pohon karet. Biasanya
tanaman karet yang tua perlu diremajakan dan diganti dengan tanaman muda yang masih segar
dan berasal dari klon yang lebih produktif. Tanaman tua yang ditebang dapat dimanfaatkan
batangnya atau diambil kayunya. Hasil sampingan lain dari perkebunan karet yang selama
ini kurang dimanfaatkan hingga nyaris terbuang adalah biji karet. Dilihat dari komposisi
kimianya, ternyata kandungan protein biji karet terhitung tinggi. Daya guna protein biji karet
yang meningkat dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, terutama sebagai suplemen atau
komplemen produk makanan. Jenis-jenis produk makanan yang bisa dicampur dengan konsentrat
biji karet adalah daging sintetis, roti, aneka snack, makanan bayi dan masih banyak lagi. Ketika
tanaman karet masih kecil, berumur dibawah 3-4 tahun, lahan tanaman dapat dimanfaatkan untuk
usaha tani sampingan, yaitu tanaman palawija seprti kedelai, kacang tanah, kacang hijau, jahe
atau bahkan padi gogo. Upaya pemanfaatan lahan tanaman karet secara produktif dapat
dilakukan dengan usaha peternakan domba. Usaha ini sangat menguntungkan pemilik
perkebunan atau petani karet rakyat karena kedua usaha ini dijalankan pada areal yang sama,
maka pekerjaan tambahan sebagai peternak domba tidak terlalu menghabiskan waktu. Berarti
produktivitas lahan dapat ditingkatkan dan pendapatan petani karet juga bertambah (Tim Penulis
PS, 1994: 86).

Anda mungkin juga menyukai