Anda di halaman 1dari 3

Nama : Septha Ananda R (171710101072)

Laroiba Fiddina (171710101003)


M. Bihlul Hidana (171710101039)
Kel :9
Kelas :THP A

UNSAPONIFIABLE
Unsaponifiable adalah komponen campuran berminyak (minyak, lemak,
lilin) yang gagal membentuk sabun bila dirawat dengan natrium hidroksida
(alkali) atau kalium hidroksida. Minyak kelapa mengandung komponen tidak
tersabunkan seperti vitamin E dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan
dan mencegah peroksidasi lipid. Komponen yang tersabunkan akan bereaksi
dengan basa alkali membentuk sabun. Komponen yang tidak tersabunkan tidak
bereaksi dengan basa alkali dan termasuk kelompok lipid nongliseridik antara
lain: sterol, vitamin yang larut dalam lemak dan antioksidan alami. Karena
komponen saponifiable dari campuran minyak asli membentuk sabun, hasil dari
prosedur pembuatan sabun adalah campuran sabun dan bahan lain yang sering
berminyak.
Penetapan komponen tidak tersabunkan dilakukan berdasarkan
prinsip like dissolve like. Senyawa nonpolar akan tertarik pada pelarut nonpolar
dan sebaliknya, senyawa polar akan tertarik pada pelarut polar. Proses
pendahuluannya adalah memisahkan komponen tidak tersabunkan dengan
komponen tersabunkan melalui reaksi penyabunan menggunakan kalium
hidroksida (KOH) sebagai basa.
Untuk menganalisis kandungan tokoferol pada sampel minyak dilakukan
cold saponification. Saponifikasi bertujuan untuk menghilangkan komponen
tersabunkan (trigliserida) agar analisis kandungan tokoferol yang merupakan
komponen minor dapat menghasilkan pemisahan yang baik. Komponen tidak
tersabunkan dalam minyak dapat diidentifikasi menggunakan High Performance
Liquid Chromatography (HPLC) atau Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT).
Metode saponifikasi dilakukan untuk menghilangkan komponen
tersabunkan (trigliserida) agar kandungan komponen tidak tersabunkan yang
merupakan komponen minor dapat menghasilkan pemisahan yang baik. Pada
metode ini, saponifikasi dilakukan dalam kondisi dingin dengan tujuan agar
kandungan komponen tidak tersabunkan dalam ekstrak tidak rusak akibat adanya
pemanasan. Komponen yang tersabunkan bereaksi dengan kalium hidroksida
(KOH) membentuk sabun kalium.

Prosedur saponifikasi biasanya dilakukan dengan penambahan etanolat


atau metanolat kalium hidroksida untuk memberikan konsentrasi KOH secara
keseluruhan antara 5% dan 10% dalam campuran ekstraksi, biasanya dengan
adanya antioksidan seperti ascorbyl palmitate. Berbagai rezim suhu digunakan
untuk saponifikasi, tergantung pada kecepatan yang diperlukan analisis atau pada
persyaratan untuk degradasi karotenoid minimal. Saponifikasi biasanya segera
diikuti oleh partisi cair-cair ke dietil eter atau campuran dietil eter dan heksana
(atau roh minyak bumi) untuk mengisolasi fraksi unsaponifiable sebelum
pelarutan pelarut dan selanjutnya dibersihkan kemudian dicuci beberapa kali
dengan air untuk menghilangkan sisa kalium hidroksida .
Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak atau minyak
dengan menggunakan basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) atau kalium
hidroksida (KOH) sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak
atau sabun. Reaksi penyabunan disebut juga reaksi saponifikasi. Jika minyak atau
lemak disabunkan dengan larutan KOH berlebihan dalam alkohol maka KOH
akan bereaksi dengan trigliserida yaitu tiga molekul KOH bereaksi dengan satu
molekul minyak atau lemak

Sabun yang terbentuk dipisahkan secara ekstraksi menggunakan pelarut


nonpolar (n-heksana). n-heksana tidak berwarna dan mudah menguap, tidak larut
dalam air serta digunakan sebagai pelarut khususnya untk minyak nabati (Hawley,
1981). Lapisan organik hasil ekstrak dicuci dengan air. Pelarut nonpolar ini akan
menarik komponen yang tidak tersabunkan.
Semua lemak alami mengandung jumlah kecil dari substansi selain
gliserida asam lemak. Konstituen unsaponified sebagian besar sterol. Konstituen
unsaponifiable minyak kelapa termasuk sejumlah kecil tokoferol dan pitosterol,
Seperti pada kedua standar yaitu spesifikasi India dengan standar Codex yang
berbeda. Spesifikasi india menunjukkan ada beberapa kelas dalam menentukan
Unsaponifables atau kandungan yang bukan dari minyak kelapa yaitu untuk kelas
Halus max 0. 5, untuk kelas 1A dan 1B max 0.8, sedangkan untuk kelas 1 Mentah
yaitu MAX 1, Hal ini berbeda dengan Standar Codex yang menunjukkan bahwa
Max Unsaponifiable dari Codex yaitu

Anda mungkin juga menyukai