Anda di halaman 1dari 4

Kelompok L

Laroiba Fiddina (171710101003)


Cici Mei Pratiwi (171710101084)
Asep Ridwan (171710101100)

Asam urat merupakan asam lemah yang pada pH normal akan terionisasi di dalam
darah dan jaringan menjadi ion urat. Dengan berbagai kation yang ada, ion urat akan
membentuk garam dan 98 % asam urat ekstraselular akan membentuk garam monosodium
urat (MSU)

Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Purin adalah protein yang
termasuk dalam golongan nukleoprotein. Selain didapat dari makanan purin juga berasal dari
penghancuran sel–sel tubuh yang sudah tua (Dalimarta, 2004). Pada manusia kebanyakan
purin dalam asam nukleat yang dimakan langsung dikonversi menjadi asam urat tanpa
diinkoporasi dulu dengan asam nukleat organisme (Martin, 1987). Di dalam tubuh,
perputaran purin terjadi secara terus menerus seiring dengan sintesis dan penguraian RNA
dan DNA, sehingga walaupun tidak ada asupan purin tetap terbentuk asam urat dalam jumlah
yang substansial. Asam urat 12 disintesis terutama dalam hati, dalam suatu reaksi yang
dikatalisis oleh enzim ksantin oksidase. Asam urat kemudian mengalir melalui darah ke
ginjal, tempat zat ini difiltrasi, direabsorbsi sebagian dan dieksresi sebagian sebelum akhirnya
diekskresikan melalui urin.
Gambar proses pembentukan asam urat

Asam urat dibentuk dengan pemecahan purin dan dengan sintesis langsung dari 5-
fosforibosil pirofosfat (5-PRPP) dan glutamin Adapun mekanisme reaksi dari pembentukan
asam urat dapat dilihat pada gambar. Adenosin pertama-tama mengalami deaminasi menjadi
inosin oleh enzim adenosin deaminase. Fosforolisis ikatan N-glikosidat inosin dan guanosin,
yang dikatalisasi oleh enzim nukleosida purin fosforilase, akan melepas senyawa ribosa 1-
fosfat dan basa purin. Hipoksantin dan guanin selanjutnya membentuk xhantin dalam reaksi
yang dikatalisasi masing-masing oleh enzim xhantin oksidase dan guanase. Kemudian xantin
teroksidasi menjadi asam urat dalam reaksi kedua yang dikatalisasi oleh enzim xhantin
oksidase
No. Sumber Pangan Komponen Bioaktif Modus Aksi Produk Inovasi

1. Jeruk nipis Flavonoid Menghambat  Minuman


kerja enzim
1. Naringenin xanthine
2. Hesperidin oksidase

2. Daun Kemangi Flavonoid Mengambat  Minuman


xhatine oksidase seduh (teh)
1. Apigenin
2. Luteolin
3. Kaemferol

3. Daun Salam Flavonoid Menghambat  Minuman


1. Fluoretin xhantine seduh (the)
2. Kuarsetin oksidase
3. Mierestin

4. Teh hitam dan teh Polifenol: Katekin Inhibitor  Efferfesent


hijau xhantine
 Puding
oksidase
 Perisa pada
cookies
 Suplemen
ekstrak teh
 Minuman
(kemasan)

1. Jeruk Nipis
Jeruk nipis memiliki kandungan yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan
senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai inhibitor enzim xantin oksidase dan
memiliki kemiripan struktur dengan xantin. Kemiripan struktur dengan xantin
dikarenakan oleh adanya dua cincin aromatik yang memiliki gugus hidroksil sebagai
akseptor elektron dari enzim xantin oksidase. Flavonoid menghambat aktivitas enzim
xantin oksidase melalui interaksi dengan enzim pada gugus samping dan mekanisme
inhibisi kompetitif.
2. Daun Kemangi dan Daun Salam
Kandungan flavonol pada daun salam yaitu fluoretin, kuarsetin, miersetin dan
pada daun kemangi kandungan flavonoid apigenin dan kandungan flavonol yaitu
luteolin, kaemferol dapat menghambat enzim xantin oksidase. Penghambatan enzim
xantin oksidase yang dilakukan kandungan flavonoid dan flavonol yang ada pada
daun kemangi dan daun salam adalah dengan menjadi inhibitor enzim xantin
oksidase. Hal tersebut terjadi karena adanya ikatan rangkap pada flavonoid
memungkinkan untuk terjadinya reaksi adisi yaitu oksidasi oleh xantin oksidase serta
fla. Selain itu adanya gugus hidroksil yang terdapat pada flavonoid dan flavonol turut
berperan dalam efek penghambatan enzim xantin oksidase.
3. Teh hitam dan teh hijau
Teh hitam dan teh hijau banyak mengandung katekin, yaitu suatu turunan tanin
yang terkondensasi yang juga dikenal sebagai senyawa polifenol karena banyaknya
gugus fungsi hidroksil yang dimilikinya. Katekin bekerja sebagai
inhibitor enzim xanthine oksidase sehingga mengurangi pembentukan asam urat dan
juga dapat menghambat sintesis purin. Enzim xanthine oksidase adalah enzim yang
bertanggung jawab untuk oksidasi hypoxanthine dan xanthine. Hal ini adalah suatu
rangkaian proses metabolisme purin dalam tubuh manusia yang menghasilkan asam
urat. Pada penghambatan jenis ini, katekin berperan sebagai inhibitor yang memiliki
mekanisme penghambatan kompetitif karena memiliki struktur menyerupai struktur
substrat. Kemiripan struktur dengan xantin dikarenakan adanya dua cincin aromatik
yang memiliki gugus hidroksil sebagai akseptor elektron dari enzim xantin oksidase.
Melalui reakasi oksidasi katekin akan berkompetisi dengan substrat xantin untuk
menduduki posisi aktif enzim yang akan mengakibatkan aktivitas enzim menurun atau
berhenti, sehingga produksi enzim xantin oksidase berupa asam urat tidak terbentuk.
.

Anda mungkin juga menyukai