Anda di halaman 1dari 2

Karet merupakan salah satu komoditi hasil pertanian Indonesia.

Hasil pengolahan getah


tanaman karet sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari seperti ban kendaraan. Karet juga
digunakan untuk membuat, sandal karet, alas sepatu, pembungkus kabel listrik dan
sebagainya. Dhany (2013) mengatakan bahwa produksi karet Indonesia pada 2011
merupakan terbesar kedua di dunia yakni mencapai 2.982.000 ton.

Sebagian besar produksi karet Indonesia digunakan untuk memenuhi permintaan dari
luar negeri seperti China, India, Korea dan Jepang. Tingginya permintaan karet dari luar
negeri dapat dilihat sebagai peluang bisnis yang menjanjikan sehingga banyak orang
mendirikan pabrik karet untuk memperoleh keuntungan besar. Karet yang diekspor ke luar
negeri bukanlah karet mentah yang masih berupa cairan, melainkan karet olahan yang sudah
diolah oleh pabrik melalui berbagai proses tertentu menjadi lembaran karet atau balok karet.
Pasokan karet yang memadai dan perencanaan persediaan bahan baku karet yang baik
diperlukan untuk dapat memenuhi tingginya permintaan karet olahan dari luar negeri.

Perencanaan persediaan merupakan faktor penting dalam sebuah pabrik. Pabrik harus
memiliki perencanaan persediaan yang baik agar produksi tetap dapat berjalan. Jika
menyimpan stok bahan baku terlalu banyak akan menyebabkan biaya simpan yang tinggi dan
juga harus memperhatikan ketersediaan pasokan sedangkan jika menyimpan stok bahan baku
sedikit akan menyebabkan kekurangan bahan baku dan menggangu aktivitas produksi.

Bahan Olah karet


Bahan olah karet adalah lateks kebun serta gumpalan lateks kebun yang diperoleh dari
pohon karet Hevea brasiliensis. Beberapa kalangan menyebut bahan olah karet bukan
produksi perkebunan besar, melainkan merupakan bokar ( bahan olah karet rakyar ) karena
biasanya diperoleh dari petani yang mengusahakan kebun karet.
Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam : Lateks kebun,
sheet angin, slab tipis, dan lump segar.
a. Lateks kebun
Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan
getah ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan
pemantap. Lateks kebun yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
- Disaring dengan saringan berukuran 40 mesh.
- Tidak terdapat kotoran atau benda-benda lain seperti daun atau kayu.
- Tidak bercampur dengan bubur lateks, air, ataupun serum lateks.
- Warna putih dan berbau karet segar.
- Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2
mempunyai kadar karet kering 20%.
b. Sheet angin
Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan
digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi.
Sheet angin yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Harus ada penggilingan pada gumpalan lateks untuk mengeluarkan air atau serumnya.
- Gilingan kembang digunakan sebagai gilingan akhir.
- Kotoran tidak terlihat.
- Dalam penyimpanan tidak boleh terkena air atau sinar matahari langsung.
- Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu 2 memepunyai
kadar karet kering 80%.
c. Slab tipis
Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah digumpalkan
dengan asam semut. Slab tipis yang baik harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
- Tidak terdapat campuran gumpalan yang tidak segar.
- Air atau serum harus dikeluarkan entah dengan cara digiling atau dikempa.
- Tidak terlihat adanya kotoran.
- Selama disimpan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.
- Tingkat ketebalan pertama 30 mm dan tingkat ketebalan kedua 40 mm.
d. Lump segar
Lump segar adalah bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun
yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk penampung. Lump segar yamg baik harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut,
- Tidak terlihat adanya kotoran.
- Selama penyimpanan tidak boleh terendam air atau terkena sinar matahari langsung.
- Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu 2 mempunyai
kadar karet kering 50%.
- Tingkat ketebalan pertaman 40 mm dan tingkat ketebalan kedua 60 mm.

Lump merupakan koagulum yang terbentuk pada mangkok penampung lateks kebun
beberapa saat setelah penyadapan. Menurut Standar Mutu yang kini berlaku, proses
penggumpalan harus terjadi secara alami atau dengan koagulan yang baik. Mutu I
diberlakukan untuk ketebalan tidak lebih dari 50 mm, mutu II diatas 50 sampai 100 mm,
mutu III lebih dari 100 hingga 150 mm, ketebalan di atas 150 mm digolongkan sebagai mutu
IV.

Anda mungkin juga menyukai