Disusun Oleh :
Nama : Rima Nadya Wulandari
NIM : 171710101011
Kelompok/Kelas : 5/ THP-C
Acara : Tembakau
Menurut Tendra (2003) Rokok biasanya berbentuk silinder dari kertas daun
tembakau dan daun jagung. Rokok biasanya memiliki panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi ) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau
yang telah dicacah. Ukuran, bentuk, dan jenis pembungkus rokok sanagt
bermacam-macam. (Gondodiputro, 2007) Jenis-jenis rokok dapat dibedakan
sebagai berikut
B1 Warna Hitam berkilau Cerah sekali (Mutu I), Coklat tua-hitam Cerah
(Mutu II), Coklat kemerahan-kehitaman Cerah (Mutu III),
Merah-kecoklatan Cerah (Mutu IV), Kuning-kecoklatan Cerah
(Mutu V), Kuning-kehijauan Cukup cerah (Mutu VI), Hijau-
kekuningan (Mutu).
B3 Aroma Segar, sangat harum, halus dan dalam gurih sekali, manis sekali
(Mutu I). Segar, sangat harum, halus dan dalam, mantap gurih
dan manis sekali (Mutu II). Segar, harum, halus, mantap gurih,
manis (Mutu III). Sega, harum, kurang halus, mantep, gurih,
manis (Mutu IV).
B4 Posisi Daun Atas pronggolan (Mutu I). Atas Pronggolan (Mutu II). Atas s/d
Tengan Atas pronggolan s/d tenggokan (Mutu III). Tengah Atas
tenggokan (Mutu IV). Tengahan dada (Mutu V). Tengah Bawah
ampedan II (Mutu VI). Daun Kaki ampadan I (Mutu VII).
B5 Kemurnian Murni (Mutu I). Murni (Mutu II). Murni (Mutu III). Murni
(Mutu IV). Murni (Mutu V). Murni (Mutu VI). Murni (Mutu
VII).
B6 Baik Baik (Mutu I). Baik (Mutu II). Baik (Mutu III). Baik (Mutu IV).
Cukup baik
(Mutu V). Cukup baik (Mutu VI). Cukup baik (Mutu VII).
David E. 2003. Mayo Clinic Family Health Book. The ultimate home medical
reference 3rd. USA: Mayo Clinic.
Gondodiputro, Sharon. 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk Bentuk Sediaan
Tembakau. BIKM. Fakultas Kedokteran.Bandung : Universitas
Padjadjaran.
Hans Tendra. 2003. Merokok dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia
Standart Nasional Indonesia. 1995. Syarat Mutu Tembakau. Jakarta. Badan
Standarisasi Nasional
ARTIKEL PRAKTIKUM
TEKNOLOGI PENGOLAHAN KOMODITI PERKEBUNAN HILIR
Disusun Oleh :
Nama : Rima Nadya Wulandari
NIM : 171710101011
Kelompok/Kelas : 5/ THP-C
Acara : Teh
Daun teh yang telah dipetik harus segara diolah sebelum terjadi perubahan
sifat. Pada pengolahan daun teh yang telah dipanen, terdapat berbagai cara yang
dapat dilakukan. Cara dan pengolahan teh dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
antara lain teh hijau, teh oolong, dan teh hitam.
A. Teh Hijau
Teh hijau merupakan Teh hijau merupakan teh yang tidak mengalami proses
fermentasi dan banyak dikonsumsi orang karena nilai medisnya. Teh hijau kerap
digunakan untuk membantu proses pencernaan dan juga karena kemampuannya
dalam membunuh bakteri. Kandungan polifenol yang tinggi dalam teh hijau
dimanfaatkan untuk membunuh bakteri-bakteri perusak dan juga bakteri yang
menyebabkan penyakit di rongga mulut (penyakit periodontal) (Kushiyama et al.,
2009). Selain itu, mengonsumsi teh hijau juga dipercayai memiliki efek untuk
menurunkan angka mortalitas pasienpasien dengan penyakit pneumonia (Watanabe
et al., 2009).
B. Teh Oloong
Teh Oolong meru teh hasil semioksidasi enzimatis alias tidak bersentuhan
lama dengan udara saat diolah sehingga menimbulkan terjadinya proses fermentasi.
Fermentasi pada teh oloong hanya sebagian (30-70%). Hasilnya, warna teh menjadi
cokelat kemerahan. Teh Oolong mengalami beberapa tahapan proses yaitu
pemetikan, pelayuan, pengeringan, penggulungan. Pada proses penggulungan
dilakukan dengan sistem open top roller selama 5-12 menit. Tujuannya adalah
untuk memecah sel daun sehingga menghasilkan rasa sepat. Tapi proses
penggulungannya tidak sampai hancur seperti pada proses teh hitam ( pada bagian
penggilingan ) (Sujayanto, 2008).
C. Teh Hitam
Teh hitam merupakan teh yang didapat dari hasil penggilingan yang
menyebabkan daun terluka dan mengeluarkan getah. Getah itu bersentuhan dengan
udara sehingga menghasilkan senyawa tea flavin dan tearubugin. Artinya, daun teh
mengalami perubahan kimiawi sempurna sehingga semua kandungan katekin
terfermentasi menjadi tea flavin dan tearubugin. Warna hijau bakal berubah
menjadi kecoklatan dan selama proses pengeringan menjadi hitam. Teh hitam
paling dikenal luas dan banyak dikonsumsi (Sujayanto, 2008).
Teh instan merupakan teh yang berasal daun teh kering yang diolah dengan
beberapa teknik dan menghasilkan serbuk teh. Hasil dari serbuk teh tersebut
langsung dapat diseduh dan diminum tanpa m eninggalkan residu atau ampas.
Pengolahan teh instan dilakukan dengan beberapa cara. Tahap permatama yaitu
ekstraksi. Daun yang kering diekstrak dengan menggunakan air sebagai pelarutnya.
Pengekstrakan harus dilakukan secara maksimal sehingga dihasilkan ekstrak yang
kental dan memiliki flavor yang maksimal. Tahapa kedu yaitu pengeringan.
Pengeringan teh instan dalam dilakukan dengan tiga cara antara lain pengerinag
semprot (spray drayer), pengeringan beku (freeze drayer), dan dengan kristalisasi
menggunakan gula dan panas (Ferruzzi, et al 2002).