STATISTIK VITAL
Disusun oleh:
Kelompok F/ THP-C
Menurut UNICEF (1996) permasalahn gizi disebabkan oleh dua faktor baik
langsung maupun tidak langsung. Penyebab langsung yaitu makanan yang
dikonsumsi tidak mengandung gizi yang cukup bagi tubuh sedangkan tidak langsung
dipengaruhi oleh ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan anak, dan pelayanan
kesehatan dan lingkungan. Hasil RIKESDAS (2013) menunjukkan remaja yang
mengalami kelebihan berat badan sejumlah 7,8% (putra) 15,5% (putri). Tingkat
kelebihan berat badan pada remaja putri lebih tinggi dapat dikarenakan aktivitas
tubuh dan olahraga yang dilakukan lebih rendah dibanding remaja putra . Hasil
survey yang telah dilakukan menunjukkan adanya hubungan antara faktor ekologi
dan status gizi yang mempengaruhi asupan gizi dalam masyarakat.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukan analisa ini, yaitu :
Penilaian status gizi juga dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan:
1. Survey Konsumsi Makanan
2. Statistik Vital
3. Faktor Ekologi
2.2 Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
2.2.1 Definisi Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Penentuan status gizi secara biokimia atau laboratorium terdiri dari
pemeriksaan status biokimia dalam tubuh dan tes fungsional/fisiologis. Pada
pemeriksaan status biokimia dalam tubuh diukur kandungan nutrien dalam cairan dan
jaringan tubuh. Tes yang dipilih merefleksikan nutrien total dalam tubuh atau ukuran
jaringan dalam tubuh. Tujuan dilakukan penentuan status gizi secara biokimia yaitu
untuk mengetahui tingkatan status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
status biokimia pada jaringan dan cairan tubuh dan tes fungsional.
Penentuan status gizi secara biokimia memiliki keunggulan dan
kelemahan, yaitu:
a. Keunggulan
1. Dapat mendeteksi defesiensi zat gizi lebih dini.
2. Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih objektif, hal ini karena
menggunakan peralatan yang ditera dan pada pelaksanaannya dilakukan
oleh tenaga ahli.
3. Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status
gizi.
b. Kelemahan
1. Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan setelah timbulnya ganggua
metabolisme.
2. Membutuhkan biaya yang cukup mahal.
3. Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga ahli.
4. Kurang praktis dilakukan di lapangan, hal ini karena pada umumnya
pemeriksaan laboratorium memerlukan peralatan yang tidak mudah
dibawa kemana-mana.
5. Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh, misalnya
penderita tidak bersedia diambil darahnya.
6. Membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih banyak dibandingkan
dengan pemeriksaan.
7. Belum ada keseragaman dalam memilih reference (nilai normal). Pada
beberapa reference nilai moral tidak selalu dikelompokkan menurut
kelompok umur yang lebih rinci.
8. Dalam beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan
peralatan laboratorium yang hanya terdapat di laboratorium pusat,
sehingga di daerah tidak dapat dilakukan
2.2.2 Cara Penentuan Status Gizi Secara Biokimia
Pengukuran dalam penentuan status gizi secara biokimia dilakukan
dengan pemeriksaan status biokimia tubuh yaitu cairan dan jaringan tubuh serta tes
fungsional. Pemeriksaan status biokimia tubuh pada cairan tubuh yaitu memeriksa
konsentrasi nutrien pada sampel darah, ludah, keringat dan Air Susu Ibu, sedangkan
untuk pemeriksaan pada jaringan tubuh yang diperlukan adalah rambut, kuku,
jaringan adiposa, hati dan tulang. Selain itu ada juga tes fungsional yang mengukur
konsekuensi fungsional pada organ atau jaringan tubuh karena defisiensi nutrien
dalam tubuh.