Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

PENGANTAR ILMU EKONOMI

BENTUK-BENTUK PASAR

Disusun Oleh :
WA ODE YAYAN WIJAYA (121901006)
LA SAMI (121901019)
WA ARNI (121901001)
SALRIA (121901012)

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan atas berkat rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini sesuai dengan waktu
yang direncanakan.
Dalam makalah ini penulis mengangkat judul BENTUK-BENTUK PASAR
Penyusunan makalah ini adalah merupakan tugas pada mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi, Fakultas pertanian.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah memberikan
bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan
ucapan terimakasih kepada :
 Ibu wa ode dian purnama sari. S.M., M.P selaku dosen mata kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi.
 Rekan-rekan yang telah mendukung penulisan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun materi, maka saran dan kritik
yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan
selanjutnya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pamulang, Januari 2013


2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
……………………………………………………………….. i
KATA PENGANTAR
……………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah …………………………………. 1
B. Permasalahan ………………………………………………….. 2
C. Tujuan dan Kegunaan ………….……………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar ……………………………………………….. 3
B. Bentuk Persaingan Pasar………………………………………. 4
1. Pasar Persaingan Sempurna ……………………………… 4
2. Pasar Monopoli ………………………………………………. 18
3. Pasar Persaingan Monopolistik ……………………………. 34
4. Pasar Oligopoli ………………………………………………. 42
5. Pasar Monopsoni …………………………………………….. 47

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ………………………………………………………. 49
B. Saran …………………………………………………………….. 53

DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………………….. 54

2
3

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah


Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik masyarakat
yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang berada di
kalangan kelas atas.
Pasar secara konkrit merupakan tempat dimana pembeli dan penjual
bertemu untuk melakukan jual beli. Sedangkan pasar secara abstrak
adalah pasar dimana pembeli dan penjual tidak bertemu akan tetapi hanya
mengirimkan atau mengetahui dengan contoh barang.1

Berdasarkan jumlah pembeli dan penjual serta jenis barang yang diperjual
belikan, pasar dapat dibedaka dalam beberapa bentuk pasar yaitu : 1) Pasar
persaingan sempurna; 2) Pasar monopoli; 3) Pasar persaingan
monoplolistik, menurut Carla dkk. (2002:95-97)
Menurut Pratham Rahardja dan Mandala Manurung (2008:145), bahwa
persaingan pasar dibagi menjadi 4 macam pasar, yaitu : 1) Pasar persaingan
sempurna; 2) Pasar monopoli; 3) Pasar persaingan monopolistic; 4) Pasar
oligopoli.
Dewasa ini kebanyakan dari masyarakat tidak bisa membedakan pasar, pasar
yang mereka kenal adalah pasar secara umum. Padahal setelah kita kaji
ternyata pasar dapat dibedakan menjadi bermacam-macam atau berjenis-jenis
pasar seperti yang sudah diuraikan diatas. Dan berdasarkan hal inilah
kelompok kami mengangkat judul. BENTUK BENTUK PASAR

____________________
1
A. Rilam dan Djaslim Saladin, 1985. PENGANTAR ILMU EKONOMI. Bandung
: Sulita. hal:148.

3
2

B. Permasalahan
 Apa pengertian pasar ?
 Ada berapakah jenis pasar persaingan?
 Apa ciri-ciri dari masing-masing pasar?
 Faktor-faktor apa yang menimbulkan persaingan dalam pasar?
 Bagaimana mengetahui pemaksimuman keuntungan dalam pasar ?
 Bagaimana mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing pasar?

C. Tujuan dan Kegunaan


a. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian pasar
 Untuk mengetahui ciri-ciri dari masing-masing pasar
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan persaingan dalam
pasar
 Untuk mengetahui pemaksimumam keuntungan dalam pasar
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
pasar
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar

Menurut Philip Kotler, (dalam A. Rilam dan Djaslim Saladin, PENGANTAR


ILMU EKONOMI.1985:148 ) pengertian pasar dapat dibedakan menjadi lima
pengertian pasar :

Pertama, pasar menurut pengertian yuridis, adalah tempat/bursa dimana


saham-saham diperjual belikan.
Kedua, bagi pedagang, pasar adalah suatu lokasi diman produk-produk itu
diterima, dipilih, disimpan dan dijual.
Ketiga, bagi Sales Manager, pasar sebaagi suatu tempat atau letak geografis
(kota) daerah dimana ia harus merumuskan mengenai distributor produk yang
dijual, advertising, salesman dan sebagainya.
Keempat, menurut ahli ekonomi, pasar ialah semua pembeli dan penjual yang
mempunyai perhatian baik secara riel maupun potensiel terhadap suatu
produk.
Kelima, bagi seorang marketer, pasar ialah sebagai seorang kelompok
business/lembaga-lembaga perdagangan yang membeli atau cendrung untuk
membeli suatu produk atau jasa.
Menurut A. Rilam dan Djaslim Saladin, (1985:148 ), pasar diartikan dalam
dua pandangan, yaitu pasar dalam arti konkrit dan pasar dalam arti abstrak.
Pasar dalam arti konkrit ialah tempat dimana pembeli dan penjual bertemu
untuk melakukan jual beli. Sedangkan pasar dalam arti abstrak adalah pasar
diman pembeli dan penjual tidak bertemu akan tetapi hanya mengirim atau
mengetahui dengan contoh barang.
Dari pengertian diatas bahwa yang diartikan dengan pasar dalam ilmu ekonomi
ialah setiap transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual terhadap suatu
barang atau jasa serta terjadi kesepakatan harga dan pemindahan hak.

3
B. Bentuk Persaingan Pasar
Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan diatas, maka pasar dapat dilihat dalam
bentuk persaingan

1. Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar hanya dimana terdapat satu
penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang
penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentuan harga
seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara
menentukan jumlah barang yang akan diproduksi, “semakin sedikit barang yang
diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut”. Walaupun demikian, penjual
juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan
harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha mencari
atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih buruk lagi
Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:
1) Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran;
2)Ttidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute);
3) Produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
4)Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada
hambatan
A. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli
a. Permintaan
Dalam pasar monopoli, permintaan terhadap output perusahaan (firm’s
demand) merupakan permintaan industri. Karena itu perusahaan
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga pasar dengan
mengatur jumlah output. Posisi perusahaan monopolis adalah penentu
harga (price setter atau price maker). Dengan demikian, kurva permintaan
yang dihadapi monopolis adalah juga kurva permintaan pasar / industri.

b. Penerimaan Total dan Penerimaan Marjinal


Pada pasar persaingan sempurna penerimaan marjinal perusahaan sama
dengan harga jual (MR = AR = D = P). Tidak demikian halnya dengan
perusahaan yang berada dalam pasar monopoli. Penerimaan marjinal
perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual (MR<P). Diagram 2.1.a
menunjukan bahwa untuk meningkatkan output yang dijual (Q1 ke Q2)
perusahaan harus menurunkan harga jual (P1 ke P2). Penurunan harga jual
menyebabkan penerimaan total (TR) berkurang sebanyak luas daerah segi
empat A. Penambahan jumlah output TR seluas daerah segi empat B.
Dengan demikian MR = -A + B yang nilainya lebih kecil dari harga.
Penjelasan yang sama dapat diterapkan bila perusahaan bergerak ke P3’ P4’
dan seterusnya. Karena itu kurva MR berda dibawah kurva harga
(permintaan) seperti pada diagram 2.1.b
Dalam pasar persaingan sempurna kurva TR berbentuk garis lurus dimulai
dari titik (0,0). Dalam pasar monopoli besarnya TR sangat tergantung
pada besarnya elastisitas harga.
a) Jika elastisitas harga lebih besar dari satu (elastis), untuk menambah
output 1%, harga diturunkan lebih kecil dari 1%. Akibatnya TR naik
yang berarti MR positif.

Diagram 2.1
Kurva MR Dalam Perusahaan Monopoli

50
b) Jika elastisitas harga sama dengan satu, untuk menambah output 1%
harga harus diturunkan 1% juga. TR tidak bertambah, yang artinya
MR = 0. Pada saat itu nilai TR maksimum.
c) Jika elastisitas harga lebih kecil dari satu (inelastis), untuk menaikan
output 1%,harga harus diturunkan lebih dari 1%. Akibatnya TR turun,
yang artinya MR < 0 (negatif).

Hubungan antara besarnya TR dan MR digambarkan pada diagram 2.2.

Diagram 2.2
Kurva TR dan MR Dalam Perusahaan Monopoli

51
C. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek
Sebagaimana halnya perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan sempurna,
perusahaan monopoli juga harus menyamakan MR dengan MC agar
mencapai laba maksimum, seperti yang digambarkan diagram 2.3.

Diagram 2.3
Keseimbangan Jangka Pendek
Dalam Perusahaan Monopoli

Pada diagram 2.3 laba maksimum tercapai pada output Q*, dimana MR =
MC. Besar laba seluas bidang AP*BC. Jika output lebih kecil dari Q*,
misalnya Q1 laba perusahaan belum maksimum sebab MR > MC. Sebaliknya
jika output lebih besar dari Q*, misalnya Q2, laba akan berkurang karena
MR < MC.

52
Monopolis juga bisa menderita rugi. Namun, apabila rugi. Namun, apabila
rugi akan diusahakan agar kerugiannya adalah minimum (juga pada tingkat
output dimana MR = MC).
Dibawah ini gambar diagram 2.4 monopolis yang menderita rugi.

Diagram 2.4
Monopolis Yang Menderita Rugi

Tingkat outputnya adalah Q*, harga P*, TR = OP*CQ*, sedangkan TC =


OABQ*,sehingga daerah kerugian adalah bidang P* ABC (kerugian yang
minimum).

D. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka panjang

Perusahaan monopoli tidak mempunyai masalah besar dengan keseimbangan


jangka panjang, selama dalam jangka pendek memperoleh laba maksimum.
Dalam pasar persaingan sempurna, laba super normal akan menarik

53
perusahaan lain untuk masuk kedalam industri sehingga dalam jangka
panjang perusahaan hanya menikmati laba normal saja. Hal tersebut tidak
berlaku dalam pasar monopoli. Hambatan untuk masuk menyebabkan
perusahaan monopoli mampu menikmati laba super normal saja, baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan monopoli hanya akan
kehilangan laba super normal jangka panjang, bila tidak mampu
mempertahankan daya monopolinya. Hal tersebut dapat saja terjadi, jika
perusahaan lalai dalam melakukan riset dan pengembangan untuk
memperoleh teknologi yang mampu meningkatkan efesiensi produksi.
Akibatnya posisi perusahaan tergantikan oleh perusahaan lain yang mampu
menghasilkan atau memanfaatkan teknologi produksi yang lebih efisien.
Keseimbangan dalam jangka panjang akan menjadi masalah apabila dalam
jangka pendek perusahaan mengalami kerugian.

E. Daya monopoli (Monopoly power)


Dalam kenyataan jarang sekali struktur pasar tanpa persaingan. Umumnya
yang ada adalah satu atau beberapa perusahaan lebih dominan dibandingkan
perusahaan lainnya (oligopoli). Karenanya pengertian monopoli dalam teori
ekonomi berbeda dengan pengertian awam (masyarakat umum) dalam
kehidupan sehari-hari. Kaum awam membayangkan monopoli sebagai
kemampuan melakukan apa saja untuk memperoleh laba sebesar-besarnya.
Perusahaan monopoli yang memiliki kekuatan tanpa batas, sehingga mampu
mengeruk laba tanpa batas pula.
Pengertian diatas adalah keliru. Daya monopoli (monopoly power) yaitu
kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi pasar dalam rangka mencapai
laba maksimum hanyalah sebatas kemampuan mengatur jumlah output dan
harga. Daya monopoli dikatakan makin besar bila keputusan harga dan output
perusahaan makin sulit dilawan oleh pasar. Lerner mengukur kemampuan
perusahaan berlandaskan permintaan yang dihadapi perusahaan dengan
menghitung angka indeks, yang dikenal sebagai indeks lerner (lerner index).

54
Besarnya nilai indeks lerner dipengaruhi beberapa faktor :
a. Elastisitas Harga Permintaan (Elastisitas Harga)
Dalam pasar persaingan sempurna, elastisitas harga permintaan tak
terhingga. Laba maksimum tercapai bila P = MC. Karena itu dalam pasar
persaingan sempurna nilai L sama dengan nol. Perusahaan tidak memiliki
daya monopoli (price taker). Makin inelastis permintaan, makin besar nilai
L atau daya monopoli.
b. Jumlah Perusahaan Dalam Pasar
Makin jumlah sedikit jumlah permintaan, daya monopoli makin sedikit.
Dalam pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan banyak sekali,
sehingga konsumen leluasa memilih produsen. Permintaan elastis
sempurna,sehingga nilai L sama dengan nol.
c. Interaksi Antarperusahaan
Makin solid interaksi antar perusahaan, makin besar daya monopoli.
Dalam pasar persaingan sempurna, karena jumlah perusahaan sangat
banyak, amat sulit melakukan konsolidasi untuk mencapai kekuatan
monopoli. Makin sedikit jumlah perusahaan, makin mudah melakukan
konsolidasi (interaksi). Karena itu struktur pasar yang berpotensi besar
untuk memiliki daya monopoli besar adalah oligopoli.
Indeks Lerner bukanlah indeks laba (profit index). Sebab laba berkaitan
dengan biaya rata-rata. Walaupun memiliki daya monopoli yang besar
(nilai L besar), tanpa efisiensi perusahaan bahkan akan mengalami
kerugian.

F. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)

Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah disebut monopolis


alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka panjang
yang menurun. Makin besar output yang dihasilkan makin rendah biaya rata-
rata. Ini dimingkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya marjinal (MC)
yang juga menurun dan berada dibawah kurva AC. Perusahaan memiliki

55
tingkat efisiensi yang makin tinggi, bila skala produksi diperbesar. Perusahaan
seperti ini mampu melakukan eksploitasi pasar, dilihat dari makin besarnya
selisih harga jual dengan biaya marjinal. Diagram 2.6 menunjukan hal tersebut,
dimana titik perpotongan kurva MC dengan MR (titik A) jauh dibawah harga
jual (titik B).
Diagram 2.6
Kurva AC dan MC Perusahaan
Monopoli Alamiah Dalam Jangka Panjang

Perusahaan hanya akan mampu memiliki daya seperti diatas bila dalam
jangka panjang mampu meningkatkan efisiensi melalui pengembangan
teknologi, manajemen, dan sumber daya teknologi. Sebaliknya perusahaan
yang pada awalnya memiliki kemampuan teknis, dapat kehilangan
kemampauan monopoli dan tidak mampu menjadi monopolis alamiah.

G. Biaya Sosial Monopoli (Social Cost Of Monopoly)


Kekhawatiran akan dampak negatif dari monopoli ada benarnya. Sebab ada
beberapa kerugian yang dialami masyarakat (biaya sosial), antara lain :
 Hilangnya atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen (dead weight
loss)

56
 Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja.
 Memburuknya kondisi makroekonomi nasional.
 Memburuknya kondisi perekonomian internasional.

a. Hilang atau Berkurangnya Kesejahteraan Konsumen (Dead Weight Loss)


Diagram 2.7 menunjukan dalam pasar monopoli keseimbangan perusahaan
tercapai pada titik A. Perusahaan hanya memproduksi sejumlah Qm
dengan harga Pm. Padahal jika perusahaan tercapai dititik B (D = MR =
AR = P = MC). Jumlah output adalah Qk yang lebih banyak dari Qm.
Sedangkan harga jual adalah Pk yang lebih murah dari Pm.
Sikap yang diambil perusahaan menyebabkan konsumen kehilangan
kesejahteraan sebesar luas segi tiga ACB. Sebab bila perusahaan bergerak
dalam pasar persangan sempurna, surplus konsumen besarnya seluas segi
tiga PkEB. Tetapi karena monopoli, surplus konsumen tinggal sebesar luas
segi tiga PkME. Surplus konsumen sebesar luas segi empat PkPmAC
dikurangi luas segi tiga FCB.

Diagram 2.7
Dead Weight Loss
Pada Perusahaan Monopoli

57
Sikap eksploitasi surplus konsumen yang menyebabkan daya monopoli
disebut sikap eksploitasi keuntungan.

b. Menimbulkan Eksploitasi Terhadap Konsumen dan Pekerja


Monopoli menimbulkan eksploitasi, baik terhadap konsumen maupun
kepada tenaga kerja. Eksploitasi ini timbul karena monopolis selalu
berproduksi ( baik dalam keadaan memperoleh laba maupun menderita
rugi) pada harga yang lebih tinggi dari biaya marjinalnya atau P > MC
(lihat diagram 2.3 dan diagram 2.4) bagi konsumen, eksploitasi timbul
karena mereka harus membayar (harga) yang lebih tinggi dari biaya
produksi unit terakhir output-nya (MC). Sedangkan dianggap juga
menimbulkan eksploitasi bagi tenaga kerja karena mereka (sebagai bagian
dari faktor produksi) dibayar (MC) yang lebih rendah dari jumlah yang
diterima monopolis (yaitu harga jualnya). Dalam hal ini pemilik faktor
produksi tenaga kerja (buruh) dibayar upah yang lebih rendah dari pada
konstribusinya (dalam bentuk output) dari tenaga kerja tersebut, bila
dinilai dari harga pasar yang berlaku bagi output.
c. Memburuknya Kondisi Makroekonomi nasional
Jika disetiap industri muncul gejala monopoli, maka secra makro jumlah
output (riel output) akan lebih sedikit dari pada kemampuan sebenarnya
(potential output). Volume produksi dalam perusahaan monopoli memang
lebih sedikit dari volume output yang optimum, yaitu yang dihasilkan
pada AC yang minimum (sebagaiman yang terjadi pada perusahaan-
perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka panjang).
Monopolis selalu berproduksi pada tingkat output dimana AC nya tidak
minimum (selama kurva permintaannya berbentuk menurun, maka

58
perusahaan akan selalu memilih tingkat output pada saat AC yang
menurun). Keseimbangan makro terjadi dibawah keseimbangan ekonomi
karena tidak seluruh faktor produksi terpakai sesuai dengan kapasitas
produksi, sehingga menimbulkan pengangguran tenaga kerja maupun
faktor-faktor produksi yang lain. Selanjutnya keadaan ini akan
melemahkan daya beli, menciutkan pasar, yang memaksa perusahaan
memproduksi lebih sedikit lagi. Begitu seterusnya sehingga perekonomian
secara makro dapat mengalami keadaan stagflasi (stagnasi dan inflasi),
dimana pertumbuhan ekonomi mandek, pengangguran tinggi, tingkat
inflasi juga tinggi.
d. Memburuknya Kondisi Perekonomian Internasional
Tuntunan perdagangan bebas diakui dapat meningkatkan efisiensi. Tetapi
optimisme terhadap perdangan bebas harus ditinjau ulang, karena fakta
menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan yang besar telah menjadi
perusahaan monopoli alamiah. Karena sahamnya dimiliki pihak swasta,
tujuan perusahaan ini adalah maksimalisasi laba.

H. Pengaturan Perusahaan Monopoli (Monopoly


Regulation) dan Masalahnya
Uraian tentang biaya sosial monopoli, menuntut upaya pengaturan atau
pembatasan perusahaan monopolis. Tujuan pengaturan tersebut bukan saja
menekan biaya sosial monopoli, melainkan juga mengubah biaya sosial
tersebut menjadi manfaat sosial. Lewat pengaturan, monopoli dapat diarahkan
untik menungkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ada banyak cara yang dilakukan pemerintah dalam pengaturan monopoli.
Misalnya dengan menbuat undang-undang anti monopoli, yang membatasi dan
mengatur kemampuan perusahaan untuk memiliki daya monopoli yang besar.
Kadang-kadang karna alasan ideologis, monopoli tidak terhindarkan. Untuk itu
perusahaan-perusahaan yang diberi hak monopoli harus berada dibawah
kontrol pemerintah, dengan cara menempatkan saham pemerintah
sebagaibagian terbesar dari saham perusahaan. Di indonesia hal tersebut

59
strtegis dan menyangkut hajat hidup orang banyak ( pasal 33 Undang-undang
Dasar 1945). Pertamina, PT Telkom, PLN , Perusahaan Air Minum dan
perusahaan transportasi kereta api , adalah contoh dari berates-ratus badan usah
milik pemerintah yang memiliki daya monopoli Karen legalitas (legal
monopolies)
Dua cara lain yang akan dibahas agak rinci adalah pengaturan harga dan
pengenaan pajak.

a. Pengaturan harga (Price Regulation)


yang dimaksudkan dengan kebijakan pengaturan harga adalah kebijakan
menetapkan tingkat harga maksimum/ tertunggi bagi perusahaan
monopoli, yaitu pada P = MC nya. Jika perusahaan monopoli menjual
dibawah harga maksimum, tidak dikenakan sanksi. Tetapi jika menjual
melebihi harga tertinggi, perusahaan dikenakan sanksi. Tujuan yang ingin
dicapai dari pengaturan harga adalah membatasi perilaku ekploitasi
keuntungan yang cenderung memproduksi dengan jumlah lebih sedikit dan
menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan jika perusahaan
beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Dengan harga persaingan
ini, pemerintah memaksa perusahaan untuk berperilaku seolah-olah
beroperasi dalam pasar persaingan sempurna (P = MC).

b. Pajak (Taxation)
Dalam pembahasan ini, kita mengasumsikan pajak yang diberlakukan
adalah pajak nominal per unit misalnya pajak penjualan. Pajak telah
mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli output. Apakah
berarti kebijaksanaan pajak tidak perlu diterapkan? Kita harus ingat salah
satu fungsi pajak adalah untuk mengarahkan alokasi sumber daya agar
makin efisien. Jika barang yang dikenakan pajak adalah barang mewah
(mobil pribadi), maka pengenaan pajak mendesak masyarakat mengurangi
pembelian mobil pribadi dan menggunakan uangnya untuk membeli
barang atau jasa yang lebih penting bagi dirinya. Sama halnya dengan

60
pengaturan harga, pengenaan pajak terhadap monopolis alamiah juga
menimbulkan dilema, sebab kenaikan harga barang lebih besar dari pajak
per unit.

I. Aspek Positif Monopoli (Monopoly Benefits)


Monopoli memang dapat menimbulkan kerugian (biaya sosial), namun tidaklah
selalu merugikan. Setidak-tidaknya ada beberapa manfaat monopoli yang perlu
dipertimbangkan.

a. Monopoli, Efisiensi, dan Pertumbuhan Ekonomi


Dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan
sempurna, perusahaan minopolis mempunyai kelebihan, yaitu mampu
mengakumulasi laba super normal dalam jangka panjang. Kemampuan ini
sangat dibutuhkan agar mampu membiayai riset dan pengembangan yang
ternyata menunjang mendapatkan teknologi baru atau menyempurnakan
teknologi yang sudah ada, guna meningkatkan efisiensi. Dengan
peninglatan efisiensi, dari sejumlah faktor produkdsi yang sama dihasilkan
output yang lebih besar. Dengan kata lain, jika monopoli dikelola dengan
baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Joseph Schumpeter
“justru industri-industri yang bersifat monopolistis-lah yang ternyata
menunjukkan suatu dinamika yang berkembang lebih besar”.

b. Monopoli dan Efisiensi Pengadaan Barang Publik


Tidak semua barang dapat disediakan secara efisien lewat pasar. Barang
itu umumnya dikenal sebagai barang publik yang sepintas telah dibahas.
Harus diakui bahwa barang publik dapat menimbulkan ketidak efisienan
pasar. Namun harus diakui juga bahwa barang publik dapat menimbulkan
externalitas menguntungkan yang memungkinkan pertumbuhan ekonomi.
Sayangnya pengadaan barang publik hanya efisien dalam skala sangat
besar. Contohnya, pengadaan jalan raya, pelabuhan laut, transportasi,
telekomunikasi dan air minum. Karena efisien jika dilakukan dalam skala
besar, perusahaan harus mendapatkan hak monopoli. Dalam jangka

61
panjang diharapkan mampu menjadi monopolis alamiah yang
memproduksi barang publik dengan harga murah.

c. Monopoli dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat


Perusahaan Monopolis jika dibiarkan memang dapat merugikan karena
memproduksi barang lebih sedikit dan menjual lebih mahal. Namun dalam
pembahasan tentang diskriminasi harga maupun kebijakan pengaturan
harga dua tingkat, monopoli dapat digunakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Kebijakan diskriminasi harga memungkinkan
masyarakat kelas bawah yang menganggap rekreasi merupakan barang
mewah, menikmati rekreasi pada saat-saat tertentu dengan harga yang
lebih murah. Kebijakan harga dua tingkat memungkinkan dilakukannya
peningkatan output melalui subsidi silang. Yang menarik adalah dengan
menggunakan kedua kebijakan tersebut diatas peningkatan kesejahteraan
masyarakat dapat dilakukan tanpa merugikan perusahaan. Sebab
perusahaan masih dapat meningmati harga super normal.
J. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Monopoli
a. Kelebihan pasar monopoli :
1. Keuntungan penjual cukup tinggi.
2. Untuk produk yang menguasai hajat hidup orang biasanya diatur
pemerintah.

b. Kelemahan pasar monopoli:


1. Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang.
2. Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan.
3. Terjadi eksploitasi pembeli.

3. Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat banyak
produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam
beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun setiap
produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya

62
dengan produk lainnya. Contohnya adalah: shampoo, pasta gigi, dll. Meskipun
fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan rambut, tetapi setiap
produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri khusus,
misalnyaperbedaan aroma, perbedaan warna,kemasan,danlain-lain.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk
memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar
monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang
dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak
akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau
produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk
sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing
memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri
khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan pada
mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai
pelanggan setia masing-masing1.

_______________
1
Dalam internet (http://www.ekomarwanto.com/2012/04/pasar-persaingan-
monopolistik.htm)
Struktur pasar persaingan monopistik hampir sama dengan persaingan
sempurna. Di dalam industri terdapat banyak perusahaan yang bebas keluar
masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak homogen, melainkan terdiferensi
(differetiated product). Namun perbedaan barang antara satu produk dengan
produk yang lain tidak terlalu besar. Diferensi ini mendorong perusahaan untuk
melakukan persaingan nonharga. Walaupun demikian output yang dihasilkan
sengat mungkin saling menjadi subtitusi. Perusahaan memiliki kemampuan
monopoli yang relatif terbatas/kecil.2

A. Karateristik Pasar Persaingan Monopolistik

Tiga asumsi dasar persaingan monopolistik adalah:

1. Produk yang terdiferensiasi (differentiated product)

63
Yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat
dibedakan oleh konsumen dengan melihat siapa produsennya. Jika dalam
pasar persaingan sempurna konsumen membeli barang tanpa perlu
membedakan siapa produsen, dlam persaingan monopolistik yang menjadi
pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang-barang tersebut dapat
diperbedakan oleh kualitas barangnya, model, bentuk, warna, bahkan oleh
kemasan, merek, dan pelayanannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memiliki pilihan yang tetap untuk
produk-produk sabun mandi, pakaian jadi, sepatu, dan lain-lain. Seorang
gadis yang biasa menggunakan sabun mandi bermerek “sutera”, sulit untuk
pindah ke merek lain. Dia dapat membeddakan produk sabun kesukaannya
dari produk perusahaan yang lain. Hal ini menyebabkan perusahaan memiliki
daya monopoli, walau terbatas. Namun demikian di antara produk-produk
tersebut sebenarnya dapat saling menjadi substitusi. Misalnya, dalam keadaan
tertentu (sedang berada di desa), sabun mandi merek kesayangannya tidak
ada maka merek lain dapat menggantikan tanpa menimbulkan dampak
negatif secara teknis (kesehatan terganggu). Karena itu, persaingan
monopolistik berada di antara pasar persaingan sempurna dan monopoli,
seperti yang digambarkan dalam diagram 3.1 di bawah ini.
______________________
2 Prathama Raharja dan Mandala Manurung,2008.Pengantar Ilmu Ekonomi
Ed.3.Jakarta:Fakultas Ekonomi UI.h:183
Diagram 3.1
Kurva Permintaan Perusahaan
Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

64
2. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firm)
Jumlah perusahaan (produsen) dalam pasar persaingan monopolistik
banyak. Di Indonesia dapat dilihat dari begitu banyaknya merek pakaian, dan
sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabkan keputusan perusahaan tentang
harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi perusahaan lain
dalam industri (independence decision of price and output), karena setiap
perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-masing.

3. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)


Laba super normal yang dinikmati perusahaan (existing firm) mengundang
perusahaan pendatang untuk memasuki industri. Jika mereka mampu
bertahan, dalam jangka panjang dapat mengalahkan perusahaan yang lain.
Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian tidak menjadi lebih
besar. Sama halnya dalam pasar persaingan sempurna, dalam pasar
persaingan monopolistik proses masuk keluar akan terhenti bila semua
perusahaan hanya memperoleh laba normal.

B. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan panjang.
Dalam jangka pendek perusahaan dapat menikmati laba super normal. Dalam
jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal.
Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC. Karena
memiliki daya monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan perusahaan
yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik sama dengan perusahaan
yang bergerak dalam pasar monopoli (diagram 3.2).

65
Diagram 3.2
Keseimbangan jangka Pendek
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

Diagram 3.2 menunjukan perusahaan mencapai laba maksimal dan pada


saat MR = MC di titik E. Sama halnya dengan perusahaan monopolis, harga
jual lebih besar dari biaya marjinal (P > MC). Tetapi kemampuan eksploitasi
laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang dihadapi sangat landai.
Laba super normal yang dinikmati perusahaan sebesar luas segi empat APBC,
di mana harga adalah P dan jumlah output yang diproduksi Q*.

C. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi

Laba super normal yang dinikmati perusahaan (diagram 3.2) mengundang


perusahaan pendatang memasuki industri. Masuknya pendatang memberikan
dua kemungkinan terhadap permintaan perusahaan lama. Yang pertama,
pelanggan makin setia, secara grafis terlihat dari kurva permintaan jangka
panjang lebih curam dari jangka pendek (diagram 3.3.a). atau pelanggan makin

66
bersifat memilih, di mana permintaan jangka panjang menjadi lebih landai
dibanding jangka pendek (diagram 3.3.b). bagaimanapun pengaruhnya,
perusahaan hanya akan dapat bertahan dalam jangka panjang jika mampu
menikmati laba normal, pada saat harga jual sama dengan biaya rata-rata (P =
AC). Dalam diagram 3.3 keseimbangan tersebut terjadi di titik A (diagram
3.3.a) atau (diagram 3.3 b).

Diagram 3.3
Keseimbangan Jangka Panjang
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

D. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang

Dibandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistik masih lebih


baik dilihat dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang (dead weight

67
loss). Namun tetap kurang efisien dibanding pasar persaingan sempurna. Ada
dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistik tidak dapat lebih
efisien dibanding pasar persaingan sempurna.

a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P > MC)
Karena memiliki daya monopoli, perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik mampu membedakan harga jual yang lebih tinggi dari biaya
marjinal (P > MC). Namun demikian karena kurva permintaan yang
dihadapi sangat elastis, maka selisih harga dan biaya marjinal tidak sebesar
dalam perusahaan monopolis.
b. Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
Telah ditanyakan, karena sangat mudahnya perusahaan untuk keluar dan
masuk, dalam jangka panjang perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistik hanya menikmati laba normal. Keadaan tersebut
kita gambarkan kembali dalam bentuk diagram 3.4 berikut ini.

Diagram 3.4
Masalah Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
Pada Perusahaan Pasar Persaingan Monopolistik

68
Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A),
perusahaan sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling efisien,
sebab titik A bukan titik terendah pada kurva biaya rata-rata (AC). Jika
perusahaan ingin memproduksi pada AC yang paling rendah, output
melebihi Qa (output keseimbangan), penambahan output hanya
menurunkan laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil
dari biaya marjinal (MR , MC). Dapat disimpulkan, dlam jangka panjang
perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik akan
mengalami kelebihan kapasitas produksi (excess capacity).

E. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik

Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam


pasar persaingan monopolistik menimbulkan pertanyaan, apakah perlu
pengaturan? Jawabannya adalah tidak! Hal ini berlandaskan tiga argumen:
a. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang
(dead weight loss) relatif kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas produksi
relatif kecil.
c. Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistik diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena
beragamnya produk, peningkatan kualitas, dan meningkatnya kebebasan
konsumen dalam memilih output.

69
F. Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Monopolistik

Kebaikan sebagai berikut :


1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen
untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk selalu
melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam
menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen
loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar
kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Selain memiliki kebaikan, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan :


1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak memiliki
modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar
monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis
yang cukup tinggi.
3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan
meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk yang
harus dibayar oleh konsumen.3

70
______________
3
Dalam Internet (http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-
DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/ekonomi/
Pasar.Monopolistik/karakteristik.html)
4. Pasar Oligopoli
Yang dimaksud oligopoly adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat
dua atau lebih perusahaan, yang secara individual maupun secara kerja
sama depat menguasi pasar.
Apabila dalam pasar terdapat dua perusahaan saja, maka bentuk pasar
itu disebut duopoli.4

A. Karateristik Pasar Oligopoli

a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number Of Firms)

Secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah perusahaan di


dalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoly. Namn untuk dasar analisis,
biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang darri sepuluh. Dalam kasus
tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoly). Kekuatan perusahaan-
perusahaan dalam industri dapat diukur dengan menghitung rasio
konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi menghitung berapa
persen output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh perusahaan –perusahaan
yang dominan. Jika rasio konsentrasi empat perusahaan (four firm
concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti 60% output dalam
industri dikuasai oleh empat perusahaan. CR4 yang semakin kecil
mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing senpurna. Pasar suatu
industri dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila CR4 melebihi 40%.
Kita bias juga mengukur derajad konsentrasi delapan perusahaan (CR8) atau
jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80% penjualan output dalam industri
dikuasai oleh delapan perusahaan terbesar.

b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogn or differentiated Product)

71
Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoly merupakan peralihan
antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat output yang
dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam upaya mencapai
kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar persaingan sempurna
perusahaan mengatur jumlah output untuk mengatur

________________
4
A. Rilam dan Djaslim Saladin, 1985. PENGANTAR ILMU EKONOMI. Bandung
: Sulita. hal:154.

tingkat laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu
mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopli bentuk
persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy) dan
non harga (non pricing strategi). Contoh pasar oligopoli yang menghasilkan
produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok, film kamera. Sedangkan
yang menghasilkan produk homogeny adalah industri baja, pipa peralon,
seng dan kertas.

c. Pengambilan keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence


Decisions)

Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output akan


mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing firm)
maupun yang masih diluar industri (potential firm). Karena nya guna
menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang sudah
ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting Prices),
yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah tingkat
maksimum.

d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)

Dalm upaya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya bersaung


dalam harga, namun juga non harga. Bentuk –bentuk kompetisi non harga
antara lain adalah pelayanan purna jual serta iklan untuk memberikan

72
informasi, membemtuk citra yang baik terhadap perusahaan dan merek,
serta mempengaruhi konsumen.

B. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli

a. Efisiensi Skala Besar

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen, kertas,


pupuk dan peralatan mesin, pada umumnya berstruktur oligopoly.
Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses
produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai
bila output diproduksi dalam skala yang besar.Oleh sebab itu tidak
mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit produsen,
karena harus menyiapkan dana yang besar.

b. Kompleksitas Manajemen

Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna,


monopoli, persaingan monopolistic), struktur pasar oligopoly ditandai
dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat
memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang
merugikan dari perusahaan pesaing.Selain modal yang besar, perusahaan
juga harus memiliki kemempuan manajemen yang sangat bak agar mampu
bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks.

C. Keseimbangan Oligopolies

Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoly disebut oligopolies. Sebagain


produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai. Analisis
keseimbangan oligopoli tidak menekankan dimensi waktu melainkan
kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemampuan
mengatur output dan harga, tetapi juga kemampian memprediksi perilaku
pesaing. Karena itu oligopolis akan mencapai keseimbangan jika perusahaan
dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi
untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga para pesaing.

73
D. Duopoli
Duopoli adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoly hanya ada dua
perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam interaksi antar
perusahaan dalam pasar oligopoli.

a. Model Cournot (Cournot Model)


Model ini dikembangkan Augustin Cournot (ekonom Prancis) tahun 1938.
Dasar pngembangan model ini adalah keseimbangan duopolies tercapai
bila biaya marjinal adalah nol(MC=0). Dengan pembuktian matematis,
duopolies akan mencapai keseimbangan bila output masing-masing
perusahaan adalah separuh jumlah permintaan pada saat harga P=0. seperti
digambarkan dalam Diagram 4.1
Diagram 4.1
Kondisi Laba Maksimum
Oligopolis Dengan MC=0

Masing-masing duopolies mempunyai daya monopoli yang sama.


Keputusan jumlah output yang diproduksi duopolies berdasarkan asumsi
bahwa output duoopolis yang satu(saingannya) sudah diputuskan dan tidak
akn berubah.

74
b. Teori Permainan (Game Theory)
Teori permainan mencoba menjelaskan perilaku prusahaan dalam pasar
duopoly secara lebih realistis. Menurut teori ini duopolies tidak selalu
mengambil keputusan secara kompetitif, tetapi juga kerja sama
(cooperative). Strategi manapu yang dipilih, dasar pertimbangannya adalah
berapa besar hasil yang diperoleh (pay off)

E. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli5

a. Kelebihan Pasar Oligopoli


1. Memberi kebabasan memilih bagi pembeli
2. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan
penjual
4. Adanya penerapan tekhnologi baru

b. Kekurangan Pasar Oligopoli

1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan


2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerja sama antar
oligopolis karena semangat bersaing kurang
4. Bisa timbul ekoploitasi terhadap pembelian dan pemilik faktor produksi
5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
6. Bisa berkembang keaarah monopoli

________________
5
Dalam internet (http://agustinehana.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-
kekurangan-pasar.html)

75
6. Pasar Monopsoni
Monopsoni adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai penerimaan
pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu
pasar komoditas. Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-daerah
Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar menawar
dalam harga bagi petani adalah tidak mungkin. Perlu diteliti lebih jauh dampak
fenomena ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan Monopsoni
sehingga tingkat kesejahteraan petani berpengaruh. Salah satu contoh
monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di Indonesia.
Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh karena itu,
semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI.

A. Karateristik Pasar Monopsoni

1. Bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dimana permintaannya


hanya satu perusahaan.
2. Satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli
tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
3. Banyak terdapat penjual atau produsen.
4. Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh harga
pasar.
5. Sangat mudah untuk masuk ke pasar
6. Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses

B. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Monopsoni

a. Pengkhususan sumber untuk digunakan oleh pemakai tertentu/barang yang


diperjual belikan sangat spesifik.
b. Inmobilitas sumber yang digunakan dalam suatu daerah tertentu oleh
perusahaan tertentu/pengaruh letak geografis

C. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopsoni

76
a. Kelebihan Pasar Monopsoni
1. Biasanya kualitas produk yg dijual lebih bermutu, karena konsumen
lebih leluasa memilih produk yg disukainya
2. Karena cuma ada satu pembeli biasanya penjual sudah mengerti
seleara pembeli, sehingga memudahkan transaksi.

b. Kelemahan Pasar Monopsoni


1. Posisi tawar lebih menguntungkan ke pembeli
2. Karena pembeli terlalu selektif, kemungkinan ada atau bahkan
banyak produk yang tidak laku dijual, akibatnya dijual dgn harga
murah atau bahkan dibuang.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

77
50

B. Saran
Demikian materi yang kami paparkan, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di
kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Poli, carla dkk.2002.Pengantar Ilmu Ekonomi.Jakarta:PT. Prenhallindo,


Raharja, Pratama dan Mandala Manurung.2008.Pengantar Ilmu Ekonomi Ed
3.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Rilam, A, dan Djaslim Saladin.1985.Pengantar Ilmu Ekonomi.Bandung:Sulita,
Internet, http://www.ekomarwanto.com/2012/04/pasar-persaingan-monopolistik.
htm
Internet http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/ edukasi.net/ SMA/
ekonomi/ Pasar.Monopolistik/karakteristik.html
Internet http://agustinehana.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-kekurangan -
pasar.html
Internet http://id.shvoong.com/business-management/2003665-pengertian-
pasar/#ixzz2Gi8zjAyN

54

Anda mungkin juga menyukai