Anda di halaman 1dari 58

JENIS-JENIS PASAR DALAM PERSAINGAN

Tugas Mandiri
Makalah Pengantar Ilmu Ekonomi
Semester I, Kelas 01SMJEE

Disusun Oleh :

Nama Nim
Nurdin : 2012052621

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
2012
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam dan atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan karya tulis yang berbentuk makalah ini sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Dalam makalah ini penulis mengangkat judul JENIS-JENIS PASAR
DALAM PERSAINGAN.
Penyusunan makalah ini adalah merupakan tugas mandiri pada mata
kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi Program Studi Manajamen
Universitas Pamulang.
Dalam penulisan makalah ini, tentunya banyak pihak yang telah
memberikan bantuan baik moril maupun materil. Oleh karena itu kami ingin
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
 Bapak Ahmad Densu. selaku dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.
 Rekan-rekan yang telah mendukung penulisan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan-kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun materi, maka saran
dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi
penyempurnaan selanjutnya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pamulang, Januari 2013

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………….. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………….. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Masalah …………………………………. 1
B. Permasalahan ………………………………………………….. 2
C. Tujuan dan Kegunaan ………….……………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pasar ……………………………………………….. 3
B. Pembagian Pasar……………………………………………….. 4
C. Bentuk Persaingan Pasar………………………………………. 4
1. Pasar Persaingan Sempurna ……………………………… 4
2. Pasar Monopoli ………………………………………………. 18
3. Pasar Persaingan Monopolistik ……………………………. 34
4. Pasar Oligopoli ………………………………………………. 42
5. Pasar Monopsoni …………………………………………….. 47

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ………………………………………………………. 49
B. Saran …………………………………………………………….. 53

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………….. 54

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah


Pasar merupakan tulang punggung perekonomian masyarakat, baik
masyarakat yang berada dikalangan kelas bawah ataupun masyarakat yang
berada di kalangan kelas atas.
Pasar secara konkrit merupakan tempat dimana pembeli dan
penjual bertemu untuk melakukan jual beli. Sedangkan pasar secara
abstrak adalah pasar dimana pembeli dan penjual tidak bertemu akan
tetapi hanya mengirimkan atau mengetahui dengan contoh barang.1

Berdasarkan jumlah pembeli dan penjual serta jenis barang yang


diperjual belikan, pasar dapat dibedaka dalam beberapa bentuk pasar yaitu :
1) Pasar persaingan sempurna; 2) Pasar monopoli; 3) Pasar persaingan
monoplolistik, menurut Carla dkk. (2002:95-97)
Menurut Pratham Rahardja dan Mandala Manurung (2008:145), bahwa
persaingan pasar dibagi menjadi 4 macam pasar, yaitu : 1) Pasar persaingan
sempurna; 2) Pasar monopoli; 3) Pasar persaingan monopolistic; 4) Pasar
oligopoli.
Dewasa ini kebanyakan dari masyarakat tidak bisa membedakan pasar,
pasar yang mereka kenal adalah pasar secara umum. Padahal setelah kita
kaji ternyata pasar dapat dibedakan menjadi bermacam-macam atau berjenis-
jenis pasar seperti yang sudah diuraikan diatas. Dan berdasarkan hal inilah
kelompok kami mengangkat judul JENIS-JENIS PASAR DALAM
PERSAINGAN.

____________________
1
A. Rilam dan Djaslim Saladin, 1985. PENGANTAR ILMU EKONOMI. Bandung : Sulita. hal:148.

1
2

B. Permasalahan
 Apa pengertian pasar ?
 Ada berapakah jenis pasar persaingan?
 Apa ciri-ciri dari masing-masing pasar?
 Faktor-faktor apa yang menimbulkan persaingan dalam pasar?
 Bagaimana mengetahui pemaksimuman keuntungan dalam pasar ?
 Bagaimana mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing pasar?

C. Tujuan dan Kegunaan


a. Tujuan
 Untuk mengetahui pengertian pasar

 Untuk mengetahui jenis-jenis pasar persaingan


 Untuk mengetahui ciri-ciri dari masing-masing pasar
 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan persaingan dalam
pasar
 Untuk mengetahui pemaksimumam keuntungan dalam pasar
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari masing-masing
pasar

b. Kegunaan
 Dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja
sama dalam kelompok dengan baik.
 Memberi pelatihan berbasis kompetensi untuk mengembangkan
keterampilan, mengamati dan mendokumentasikan semua aspek
yang berkaitan dengan pasar.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pasar

Menurut Philip Kotler, (dalam A. Rilam dan Djaslim Saladin,


PENGANTAR ILMU EKONOMI.1985:148 ) pengertian pasar dapat dibedakan
menjadi lima pengertian pasar :

Pertama, pasar menurut pengertian yuridis, adalah tempat/bursa dimana


saham-saham diperjual belikan.
Kedua, bagi pedagang, pasar adalah suatu lokasi diman produk-produk itu
diterima, dipilih, disimpan dan dijual.
Ketiga, bagi Sales Manager, pasar sebaagi suatu tempat atau letak geografis
(kota) daerah dimana ia harus merumuskan mengenai distributor produk yang
dijual, advertising, salesman dan sebagainya.
Keempat, menurut ahli ekonomi, pasar ialah semua pembeli dan penjual yang
mempunyai perhatian baik secara riel maupun potensiel terhadap suatu
produk.
Kelima, bagi seorang marketer, pasar ialah sebagai seorang kelompok
business/lembaga-lembaga perdagangan yang membeli atau cendrung untuk
membeli suatu produk atau jasa.
Menurut A. Rilam dan Djaslim Saladin, (1985:148 ), pasar diartikan
dalam dua pandangan, yaitu pasar dalam arti konkrit dan pasar dalam arti
abstrak. Pasar dalam arti konkrit ialah tempat dimana pembeli dan penjual
bertemu untuk melakukan jual beli. Sedangkan pasar dalam arti abstrak
adalah pasar diman pembeli dan penjual tidak bertemu akan tetapi hanya
mengirim atau mengetahui dengan contoh barang.
Dari pengertian diatas bahwa yang diartikan dengan pasar dalam ilmu
ekonomi ialah setiap transaksi yang dilakukan oleh pembeli dan penjual
terhadap suatu barang atau jasa serta terjadi kesepakatan harga dan
pemindahan hak.

3
4

B. Pembagian Pasar

Bila kita perhatikan oraganisasi pasar, maka pada pokoknya pasar terbagi
dua macam, yaitu :
 Pasar yang terorganisir dengan sempurna (perfect market)
 Pasar yang tidak terorganisir dengan sempurna (in perfect market)
Yang dimaksud dengan pasar yang terorganisir dengan sempurna ialah
suatu bentuk pasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Barang yang diperdagangkan adalah homogen artinya tidak ada barang
substitusi
b. Setiap pembeli dapat membeli dari setiap penjual. Demikian juga
sebaliknya, jadi tidak ada ikatan atau pilih kasih
c. Baik pembeli maupun penjual benar-benar mengetahui situasi pasar.
Jadi mereka mengetahui harga yang diminta dan yang ditawarkan.
Sedangkan yang dimaksud dnegan padar tidak terorganisir dengan sempurna
ialah pasar yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas.
Mengenai struktur pasar dapat dibedakan macam-macam bentuk pasar
atau tipe pasar, dimana digunakan sebagai kriteria ialah :
a. Jumlah dan penjual
b. Besarnya pembelian atau pejualan yang dilakukan oleh masing-masing
pihak.

C. Bentuk Persaingan Pasar


Berdasarkan kriteria yang telah dijelaskan diatas, maka pasar dapat
dilihat dalam bentuk persaingan.

1. Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar dimana (1)
terdapat banyak penjual dan banyak pembeli, (2) barang yang yang
diperjual belikan homogen menurut anggapan konsumen, (3) ada
kebebasan untuk mendirikan dan membubarkan perusahaan , (4)
sumber produksi bebas bergerak ke mana pun, dan (5) pembeli dan
penjual mengetahui satu sama lain dan mengetahui barang-barang yang
diperjual belikan.1

_______________________
1
Carla Poli dkk, 2002. PENGANTAR ILMU EKONOMI. Jakarta. PT Prenhallindo.hal:95
5

Menurut Prathama Raharja dan Mandala Manurung, (2008:145) pasar


persaingan sempurna yaitu (perfect Competition), dimana jumlah perusahaan
begitu banyak dan kemampuan setiap perusahaan sangat kecil untuk
mempengaruhi harga pasar. Perusahaan ibarat setitik air di tengah samudra.
Yang dapat dilakukan perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output agar
mencapai laba maksimum.

A. Ciri-ciri pasar persaingan sempurna

Menurut Prathama Raharja dan Mandala Manurung, (2008:146-147) :


a) Semua perusahaan memproduksi barang yang serupa
(homogenous product)
Yang dimaksud dengan homogenous product adalah
produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada
konsumen tanpa perlu mengetahui siapa produsennya.
Konsumen tidak membeli merek barang tetapi kegunaan barang.
Karena itu semua perusahaan dianggap mampu memproduksi
barang dan jasa dengan kualitas dan karakteristik yang sama.

Lebih jelasnya barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak


mudah untuk dibeda-bedakan. Barang yang dihasilkan sangat sama atau
serupa. Tidak terdapat perbedaan yang nyata diantara barang yang
dihasilkan suatu perusahaan lainnya. Barang seperti itu dinamakan dengan
istilah barang identical atau homogenous. Karena barang-barang tersebut
adalah sangat serupa para pembeli tidak dapat membedakan yang mana
dihasilkan produsen A atau B atau produsen yang lainnya. Barang yang
dihasilkan seorang produsen merupakan pengganti sempurna kepada
barang yang dihasilkan oleh produsen-produsen lain. Sebagai akibat dari
efek ini, tidak ada gunanya kepada perusahaan-perusahaan untuk
melakukan persaingan yang berbentuk persaingan bukan harga atau
nonprice competition atau persaingan dengan misalnya melakukan iklan dan
promosi penjualan. Cara ini tidak efektif untuk menaikkan penjualan karena
pembeli mengetahui bahwa barang-barang yang dihasilkan berbagai
produsen dalam industri tersebut tidak ada bedanya sama sekali.
6

b) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/informasi


sempurna (perfect knowledge)

Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki


pengetahuan sempurna tentang harga produk dan input yang
dijual. Dengan demikian konsumen tidak akan mengalami
perlakuan harga jual yang berbeda dari satu perusahaan dengan
perusahaan lainnya. Dari siapapun produk dibeli, harga yang
berlaku adalah sama. Demikian halnya dengan perusahaan,
hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai
pemilik faktor produksi.

Dalam pasar persaingan sempurna juga dimisalkan bahwa


jumlah pembeli adalah sangat banyak. Namun demikian dimisalkan pula
bahwa masing-masing pembeli tersebut mempunyai pengetahuan yang
sempurna mengenai keadaan dipasar, yaitu mereka mengetahui tingkat
harga yang berlaku dan perubahan-perubahan atas harga tersebut.
Akibatnya para produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga
yang lebih tinggi dari yang berlaku di pasar.

c) Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output


pasar (small relatively output)
Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap
berproduksi efesien (biaya rata-rata rendah), baik dalam jangka
pendek maupupn jangaka panjang. Kendatipun demikian jumlah
output setiap perusahaan secara individu dianggap relatif kecil
dibanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industri.

Sifat inilah yang menyebabkan perusahaan tidak mempunyai


kekuasaan untuk mengubah harga. Sifat ini meliputi dua aspek, yaitu
jumlah perusahaan sangat banyak dan masing-masing perusahaan
adalah relative kecil kalau dibandingkan dengan keseluruhan jumlah
perusahaan di dalam pasar. Sebagai akibatnya produksi setiap
perusahaan adalah sangat sedikit kalau dibandingkan dengan jumlah
produksi dalam industri tersebut. Sifat ini menyebabkan apa pun yang
dilakukan perusahaan, seperti menaikkan atau menurunkan harga dan
menaikkan atau menurunkan produksi, sedikit pun ia tidak mempengaruhi
harga yang berlaku dalam pasar/industri tersebut.
7

d) Perusahaan menerima harga yang detentukan pasar


(price taker)
Konsekuensi dari asumsi ketiga (butir c) adalah bahwa
perusahaan menjual produknya dengan berpatokan pada harga
yang ditetapkan pasar (price taker). Karena secara individu
perusahaan adalah menyesuaikan jumlah output untuk mencapai
laba maksimum.

Pengambil harga atau price taker berarti suatu perusahan yang


ada di dalam pasar tidak dapat menentukan atau mengubah harga pasar.
Apa pun tindakan perusahaan dalam pasar, ia tidak akan menimbulkan
perubahan ke atas harga pasar yang berlaku. Harga barang di pasar
ditentukan oleh interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan
pembeli. Seorang produsen terlalu kecil peranannya didalam pasar
sehingga tidak dapat mempengaruhi penentuan harga atau tingkat
produksi dipasar. Peranannya sangat kecil tersebut disebabkan karena
jumlah produksi yang diciptakan produsen merupakan sebagian kecil saja
dari keseluruhan jumlah barang yang dihasilkan dan diperjual-belikan.

e) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free


entry and exit)
Pemikiaran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar
persaingan sempurna faktor produksi mobilitasnya tidak terbatas
dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan
faktor prodkusi. Pengertian mobilitas mencakup pengertian
geografis dan antarpekerjaan. Maksudnya, faktor prodkusi
seperti tenaga kerja mudah dipindahkan dari satu tempat ke
tampat lainnya atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya,
tanpa biaya. Jika perusahaan tertarik di satu industri ( dalam
industri masih memberikan laba), dengan segera dapat masuk.
Bila tidak tertarik lagi atau gagal, dengan segera dapat keluar.

Sekiranya perusahaan mengalami kerugian, dan ingin


meninggalkan industri tersebut, langkah ini dapat dengan mudah
dilakukan. Sebaliknya apabila ada produsen yang ingin melakukan
kegiatan di industri tersebut, produsen tersebut dapat dengan mudah
melakukan kegiatan yang diinginkannya tersebut. Sama sekali tidak
terdapat hambatan-hambatan, baik secara legal maupun dalam bentuk
lain secara keuangan atau secara kemampuan teknologi, misalnya
kepada perusahaan-perusahaan untuk memasuki atau meninggalkan
bidang usaha tersebut.
8

B. Permintaan dan Penerimaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna


a. Permintaan

a) Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh


permintaan dan penawaran.
b) Jumlah output perusahaan relatif sangat kecil dibanding output
pasar,maka berapa pun yang dijual perusahaan, harga relatif tidak
berubah.
Berdasarkan pernyataan diatas, maka dapat digambarkan dalam
diagram berikut (Diagram 1.1)

Diagam 1.1
Kurva Permintaan Industri dan Perusahaan
Dalam Pasar Persaingan Sempurna
9

b. Penerimaan

a) Kurva permintaan (D) sama dengan kurva penerimaan rata-rata


(AR) sama dengan kurva penerimaan marjinal (MR) dan sama
dengan harga (P)

b) Kurva penerimaaan total berbentuk garis lurus dengan


sudutkemiringan positif, bergerak mulai dari titik (0,0).
Kedua pernyataan diatas bisa digambarkan dengan diagram dibawah
ini (Diagram 1.2)

Diargram 1.2
Kurva Penerimaan TR, AR, MR
Dalam Pasar Persaingan Sempurna
10

C. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek

a. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya


variable(VC) adalah sama dengan penerimaaan total (TR), atau biaya
variabl rata –rata (AVC) sama dengan harga (P). 
b. Perusahaan memproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan
memperoleh laba maksimum atau dalam kondisi buruk kerugian-nya
minimum (minimum loss).
Diagram 1.3 menunjukkan bahwa kondisi MR = MC (titik E)
tercapai pada saat output sejumlah Q*

Diagram 1.3
Keseimbangan Jangka Pendek
Perusahaan Dalam Kondisi Laba Maksimum

Ket:
MR = Marginal Revenue (penerimaan marjinal)
MC = Marginal Cost (biaya marjinal)
AR = Average Revenue (Biaya rata-rata)
D = Demand (permintaan)
P = Price (harga)
Q = Output
11

Diagram 4 menunjukan perusahaan dalam kondisi impas,


Kondisi impas terjadi biaya rata-rata sma dengan harga, dimana laba
per unit sama dengan nol

Diagram 1.4
Keseimbangan Jangka Pendek
Perusahaan Dalam Kondisi Impas

Diagram 1.5 menunjukkan bahwa pada saat MR = MC perusahaan 


mengalami  kerugiansebesar BE per unit. Sehingga kerugian total
adalah seluas bidang PAEB.Kerugian ini adalah kerugian minimum.

Diagram 1.5
Keseimbangan Jangka Pendek
Perusahaan Dalam Kondisi Rugi Minimum
12

D. Keseimbang Pasar Dalam Jangka Panjang


Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang
perusahaan harus memenuhi empat persyaratan :
a. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin ( doing as well as
possible ), agar perusahaan mencapai keadaan yang optimal.
b. Tidak mengalami kerugian (not suffering loss), agar dapat
mengganti barang modal yang digunakan dalam produksi.
c. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena laba
nol (zero economic profit).
d. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan
memperbesar skala produksi, karena sudah berproduksi pada titik
minimum kurva biaya rata-rata jangka panjang (minimum LAC),
pada saat SAC=LAC.

Diagram 1.6 menggambarkan keadaan di atas


Diagram 1.6
Keseimbangan Jangka Panjang
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna
13

E. Penawaran perusahaan Dalam Pasar Persaingan Sempurna

a. Kurva Penawaran Jangka Pendek

1. Menunjukkan jika harga di bawah P0, perusahaan tidak  mau


berproduksi (tidak ada penawaran) karena harga masih lebih kecil
daribiaya variable per unit yang paling rendah (AVC berpotongan
dengan MC) (Diagram 1.7.a)
2. Dalam pasar persaingan sempurna kurva MC setelah melewati
titik potong dengan minimum kurva AVC adalah juga kurva
penawaran jangka pendek. (Diagram 1.7.b)

Diagram 1.7
Kurva Penawaran Jangka Pendek
14

b. Kurva Penawaran Jangka Panjang

1). Industri Skala Biaya Konstan (Constant Cost Industry)

 Penambahan penggunaan faktor produksi karena masuknya


perusahaan baru, tidak akan menaikkan harga faktor produksi.
Karenanya kurva-kurva biaya perusahaan yang sudah ada tidak
berubah. (digambarkan dalam diagram 1.8.a).
Bila permintaan pasar meningkat (kurva permintaan D1 bergeser ke D2),
harga output meningkat ke P2 (diagram 1.8.b)

Diagram 1.8
Kurva Penawaran Jangka Panjang
Industri Skala Biaya Konstan
15

2. IndustrI Skala Biaya Menaik ( Increasing Cost Industry)

Masuknya perusahaan perusahaan baru menyebabkan harga factor


produksi naik, sehingga terjadi perubahan stuktur biaya dan pergeseran
titik keseimbangan. Hal ini digambarkan dengan diagram 1.9 yang terdiri
dari :
a. Struktur biaya sebelum masuknya perusahaan lain.
b. Struktur biaya setelah masuknya perusahaan lain.
c. Menunjukkan peningkatan permintaan (D1 – D2).

Diagram 1.9
Kurva Penawaran Jangka Panjang Industri Skala Biaya Menaik

 
16

3. Industri Skala Biaya Menurun (Decreasing Cost Industry)

Masuknya perudahaan-perusahaan lain ke dalam industri justru


menurunkan harga faktor produksi karena efesiensi skala besar (large
scale economies). Akibatnya, struktur biaya berubah menjadi lebih
murah (1.10.a ke diagram 1.10.b). Meningkatnya permintaan (D 1 D2)
Pada diagram 1.10.c menaikan harga jual ke P2 yang mengundang
masuknya perusahaan-perusahaan lain. Dengan struktur biaya yang
baru, keseimbangan pun bergeser yang menyebabkan kurva
penawaran bergeser (S1 S2). Jumlah penawaran industri adalah Q3.
Kurva penawaran jangka panjang adalah LS yang mempunyai sudut
kemiringan negative.

Diagram 1.10
Kurva Penawaran Jangka Panjang Industri Skala Biaya Menurun
17

F. Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna


 
a. Kekuatan
1. Harga jual barang dan jasa adalah yang termurah
2. Jumlah output paling banyak sehingga rasio output per pendu-
duk maksimal (kemakmuran maksimal).
3. Masyarakat merasa nyaman dalam mengkonsumsi (produk yang
homogen) dan tidak takut ditipu dalam kualitas dan harga
b. Kelemahan
1. Kelemahan dalam hal asumsi
Asumsi-asumsi yang dipakai dalam pasar persaingan sempurna
mustahil terwujud, karena dalam dunia nyata produsen dan
konsumen dibatasi oleh dimensi waktu dan tempat. Keterbatasan itu
menyebabakan perpindahan faktor produksi dan pengumpulan
informasi membutuhkan biaya.
2. Kelemahan dalam pengembangan teknologi
Model pasar persaingan sempurna menyatakan bahwa keseimbangan dalam
jangka panjang akan tercapai dan setiap perusahaan memperoleh laba normal.
Masalahnya apakah dengan laba normal perusahaan dapat melakukan kegiatan
riset dan pengembangan. Padahal kegiatan riset dan pengembangan amat
dibutuhkan untuk memperoleh teknologi produksi yang menigkatkan efesiensi
produksi.
3. Konflik efisiensi – keadilan
Pasar persaingan sempurna sanga menekankan efisiensi. Tetapi
hal ini menimbulkan masalah jika diterapkan dalam kehidupan nyata.
Misalnya kasus insdustri di negara sedang berkembang (NSB).
Karena industrinya masih amat muda atau masih dalam tahap awal
perkembangan, biaya produksinya jelas lebih tinggi daripada industri
di negara maju. Jika dibiarkan bersaing akan ambruk, agar tidak
kalah bersaing industry di NSB butuh perlindungan sementara. tetapi
hal ini menjadi tidak adil dan inefisensi.
18

2. Pasar Monopoli

Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar hanya dimana terdapat satu
penjual yang menguasai pasar. Penentu harga pada pasar ini adalah seorang
penjual atau sering disebut sebagai “monopolis”. Sebagai penentuan harga
seorang monopolis dapat menaikan atau mengurangi harga dengan cara
menentukan jumlah barang yang akan diproduksi, “semakin sedikit barang yang
diproduksi, semakin mahal harga barang tersebut”. Walaupun demikian, penjual
juga memiliki suatu keterbatasan dalam penetapan harga. Apabila penetapan
harga terlalu mahal, maka orang akan menunda pembelian atau berusaha
mencari atau membuat barang subtitusi (pengganti) produk tersebut atau lebih
buruk lagi mencarinya dipasar gelap (black market).
Suatu industri dikatakan berstruktur monopoli bila hanya ada satu
produsen atau penjual (single firm) tanpa pesaing langsung atau tidak langsung,
baik nyata atau potensial. Output yang dihasilkan tidak mempunyai substitusi
(closed substitution).
Ciri-ciri dari pasar monopoli adalah:
1) Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran;
2)Ttidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute);
3) Produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
4)Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada
hambatan
A. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Monopoli
Perusahaan tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan (barriers to
entry) bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang bersangkutan.
Dilihat dari penyebabnya, hambatan masuk dikelompokkan menjadi hambatan
teknis technical barriers to entry dan hambatan legalitas legal barriers to entry.

a. Hambatan Teknis (Technical Barriers To Entry)


Ketidak mampuan bersaing secara teknis menyebabkan perusahan
lain sulit bersaing dengan perusahaan yang sudah ada (existing firm).
Keunggulan secara teknis ini disebabkan oleh beberapa hal :
1. Perusahaan memiliki kemampuan dan atau pengetahuan khusus yang
memungkinkan berproduksi sangat efisien.
19

2. Tingginya tingkat efisiensi memungkinkan perusahaan monopolis


mempunyai kurva biaya (MC dan AC) yang menurun. Makin besar
skala produksi, biaya marjinal makin menurun, sehingga biaya
produksi perunit (AC) makin rendah (decreasing MC and AC).
3. Perusahaan memiliki kemampuan kontrol sumber faktor produksi, baik
berupa sumber daya alam, sumber daya manusia maupun lokasi
produksi. Kelompok konglomerat di Indonesia mempunyai kemampuan
monopoli secara teknis, karena mampu mengontrol faktor produksi
berupa bahan baku (seperti batu kapur untuk pabrik semen). Selain
bahan baku, faktor produksi yang dimonopoli konglomerat adalah SDM
berkualitas, dimana tamatan-tamatan universitas top di Indonesia
kebanyakan bekerja di perusahaan konglomerat, dibanding
perusahaan kecil. Lokasi produksi yang khusus juga menyebabkan
perusahaan memiliki kemampuan teknis (biaya transportasi sangat
rendah) yang menyebabkan daya monopoli.
Perusahaan-perusahaan yang mempunyai daya monopoli karena
kemampuan teknis disebut perusahaan monopolis (natural monopolis).

b. Hambatan Legalitas (Legal Barriers To Entry)

1. Undang- undang dan Hak Khusus


Tidak semua perusahaan mempunyai daya monopoli karena
kemampuan teknis. Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan
perusahaan-perusahaan yang tidak efisen tetapi memiliki daya
monopoli. Hal itu dimungkinkan karena secara hukum mereka deberi
hak monopoli (legal monopoly). Di Indonesia, Badan-badan Usaha
Milik Negara (BUMN) banyak yang memiliki daya monopoli karena
undang-undang tersebut mereka memiliki hak khusus untuk mengelola
industri tertentu.
Hak khusus tidak hanya diberikan oleh pemerintah, tetapi juga
oleh satu perusahaan kepada perusahaan lainnya. Di Indonesia
beberapa bentuk konkritnya adalah agen tunggal, importir tunggal,
lisensi dan bisnis wara laba.
20

2. Hak Paten (Patent Right) atau hak cipta


Tidak semua monopoli berdasarkan hukum (undang-undang)
mengakibatkan inefisiensi. Hak paten ( patent right) atau hak cipta
adalah monopoli berdasarkan hukum karena pengetahuan
kemampuan khusus (special knowledge) yang menciptakan daya
monopoli secara teknik. Seorang yang mempunyai kemampuan
menulis yang baik, memiliki hak monopoli atas bukunya bila mengurus
hak cipta. Seseorang yang menemukan resep masakan atau ramuan
obat, memiliki hak monopoli atas penemuannya bila mengurus hak
paten.
Berdasrkan atas uraian-uraian diatas, indsutri tenaga listrik di
Indonesia dikatakan berstruktur pasar monopoli, karena :
a. Hanya ada satu produsen, yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)
b. Listrik yang dihasilkan PLN tidak mempunyai substistusi, walaupun
sumber tenaga listriknya memiliki beberapa alternatif (disel, tenaga air,
tenaga uap dan nuklir).
c. Perusahaan-perusahaan lain tidak dapat memasuki industri listrik
karena ada hambatan (barrier to entry), yaitu hak monopoli PLN
berdasarkan undang-undang.

B. Permintaan dan Penerimaan Perusahaan Monopoli


a. Permintaan
Dalam pasar monopoli, permintaan terhadap output perusahaan
(firm’s demand) merupakan permintaan industri. Karena itu perusahaan
mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi harga pasar dengan
mengatur jumlah output. Posisi perusahaan monopolis adalah penentu
harga (price setter atau price maker). Dengan demikian, kurva permintaan
yang dihadapi monopolis adalah juga kurva permintaan pasar / industri.

b. Penerimaan Total dan Penerimaan Marjinal


Pada pasar persaingan sempurna penerimaan marjinal
perusahaan sama dengan harga jual (MR = AR = D = P). Tidak demikian
halnya dengan perusahaan yang berada dalam pasar monopoli.
Penerimaan marjinal perusahaan monopoli lebih kecil dari harga jual
21

(MR<P). Diagram 2.1.a menunjukan bahwa untuk meningkatkan output


yang dijual (Q1 ke Q2) perusahaan harus menurunkan harga jual (P1 ke
P2). Penurunan harga jual menyebabkan penerimaan total (TR) berkurang
sebanyak luas daerah segi empat A. Penambahan jumlah output TR
seluas daerah segi empat B. Dengan demikian MR = -A + B yang nilainya
lebih kecil dari harga. Penjelasan yang sama dapat diterapkan bila
perusahaan bergerak ke P3’ P4’ dan seterusnya. Karena itu kurva MR
berda dibawah kurva harga (permintaan) seperti pada diagram 2.1.b
Dalam pasar persaingan sempurna kurva TR berbentuk garis
lurus dimulai dari titik (0,0). Dalam pasar monopoli besarnya TR sangat
tergantung pada besarnya elastisitas harga.
a) Jika elastisitas harga lebih besar dari satu (elastis), untuk menambah
output 1%, harga diturunkan lebih kecil dari 1%. Akibatnya TR naik
yang berarti MR positif.

Diagram 2.1
Kurva MR Dalam Perusahaan Monopoli
22

b) Jika elastisitas harga sama dengan satu, untuk menambah output 1%


harga harus diturunkan 1% juga. TR tidak bertambah, yang artinya
MR = 0. Pada saat itu nilai TR maksimum.
c) Jika elastisitas harga lebih kecil dari satu (inelastis), untuk menaikan
output 1%,harga harus diturunkan lebih dari 1%. Akibatnya TR turun,
yang artinya MR < 0 (negatif).

Hubungan antara besarnya TR dan MR digambarkan pada


diagram 2.2.

Diagram 2.2
Kurva TR dan MR Dalam Perusahaan Monopoli
23

C. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Sebagaimana halnya perusahaan yang bergerak dalam pasar
persaingan sempurna, perusahaan monopoli juga harus menyamakan MR
dengan MC agar mencapai laba maksimum, seperti yang digambarkan
diagram 2.3.

Diagram 2.3
Keseimbangan Jangka Pendek
Dalam Perusahaan Monopoli
24

Pada diagram 2.3 laba maksimum tercapai pada output Q*, dimana
MR = MC. Besar laba seluas bidang AP*BC. Jika output lebih kecil dari Q*,
misalnya Q1 laba perusahaan belum maksimum sebab MR > MC.
Sebaliknya jika output lebih besar dari Q*, misalnya Q2, laba akan
berkurang karena MR < MC.
Monopolis juga bisa menderita rugi. Namun, apabila rugi. Namun,
apabila rugi akan diusahakan agar kerugiannya adalah minimum (juga pada
tingkat output dimana MR = MC).
Dibawah ini gambar diagram 2.4 monopolis yang menderita rugi.

Diagram 2.4
Monopolis Yang Menderita Rugi

Tingkat outputnya adalah Q*, harga P*, TR = OP*CQ*, sedangkan


TC = OABQ*,sehingga daerah kerugian adalah bidang P* ABC (kerugian
yang minimum).
25

D. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka panjang

Perusahaan monopoli tidak mempunyai masalah besar dengan


keseimbangan jangka panjang, selama dalam jangka pendek memperoleh
laba maksimum. Dalam pasar persaingan sempurna, laba super normal
akan menarik perusahaan lain untuk masuk kedalam industri sehingga
dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal saja. Hal
tersebut tidak berlaku dalam pasar monopoli. Hambatan untuk masuk
menyebabkan perusahaan monopoli mampu menikmati laba super normal
saja, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan
monopoli hanya akan kehilangan laba super normal jangka panjang, bila
tidak mampu mempertahankan daya monopolinya. Hal tersebut dapat saja
terjadi, jika perusahaan lalai dalam melakukan riset dan pengembangan
untuk memperoleh teknologi yang mampu meningkatkan efesiensi produksi.
Akibatnya posisi perusahaan tergantikan oleh perusahaan lain yang mampu
menghasilkan atau memanfaatkan teknologi produksi yang lebih efisien.
Keseimbangan dalam jangka panjang akan menjadi masalah apabila
dalam jangka pendek perusahaan mengalami kerugian. Diagram 2.5.a
menunjukan perusahaan monopolis yang mengalami kerugian dalam jangka
pendek, namun karna biaya rata-rata variabel masih besar dari harga (AVC
> P) untuk sementara perusahaan masih dapat beroperasi. Bila ingin
mempertahankan eksistensinya dalam jangka panjang, perusahaan harus
mencapai laba.
Salah satu cara yang dapat ditempuh ialah melakukan efisiensi agar
biaya produksi menjadi lebih murah. Dalam diagram 2.5.b ditunjukan dengan
menurunnya kurva AC (AC0 AC1). Karena sekarang biaya rata-rata lebih
kecil dari harga (AC < P), perusahaan sudah dapat menikmati laba.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah meningkatkan atau
memperbesar permintaan. Misalnya dengan menggiatkan promosi dan
memasang iklan. Peningkatan permintaan (D1 D2) menyebabkan P>AC,
yang artinya perusahaan memperoleh laba (Diagram 2.5.c). tentu saja cara
yang terbaik dalah melakukan peningkatan efisiensi sekaligus meningkatkan
permintaan.
26

Diagram 2.5
Beberapa Alternatif Langkah Perbaikan
Bila Perusahaan Monopoli Mengalami Kerugian

E.

Daya monopoli (Monopoly power)


Dalam kenyataan jarang sekali struktur pasar tanpa persaingan.
Umumnya yang ada adalah satu atau beberapa perusahaan lebih dominan
dibandingkan perusahaan lainnya (oligopoli). Karenanya pengertian monopoli
dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian awam (masyarakat umum)
dalam kehidupan sehari-hari. Kaum awam membayangkan monopoli sebagai
kemampuan melakukan apa saja untuk memperoleh laba sebesar-besarnya.
Perusahaan monopoli yang memiliki kekuatan tanpa batas, sehingga mampu
mengeruk laba tanpa batas pula.
27

Pengertian diatas adalah keliru. Daya monopoli (monopoly power)


yaitu kemampuan perusahaan melakukan eksploitasi pasar dalam rangka
mencapai laba maksimum hanyalah sebatas kemampuan mengatur jumlah
output dan harga. Daya monopoli dikatakan makin besar bila keputusan harga
dan output perusahaan makin sulit dilawan oleh pasar. Lerner mengukur
kemampuan perusahaan berlandaskan permintaan yang dihadapi perusahaan
dengan menghitung angka indeks, yang dikenal sebagai indeks lerner (lerner
index).

Besarnya nilai indeks lerner dipengaruhi beberapa faktor :


a. Elastisitas Harga Permintaan (Elastisitas Harga)
Dalam pasar persaingan sempurna, elastisitas harga permintaan
tak terhingga. Laba maksimum tercapai bila P = MC. Karena itu dalam
pasar persaingan sempurna nilai L sama dengan nol. Perusahaan tidak
memiliki daya monopoli (price taker). Makin inelastis permintaan, makin
besar nilai L atau daya monopoli.
b. Jumlah Perusahaan Dalam Pasar
Makin jumlah sedikit jumlah permintaan, daya monopoli makin
sedikit. Dalam pasar persaingan sempurna, jumlah perusahaan banyak
sekali, sehingga konsumen leluasa memilih produsen. Permintaan elastis
sempurna,sehingga nilai L sama dengan nol.
c. Interaksi Antarperusahaan
Makin solid interaksi antar perusahaan, makin besar daya
monopoli. Dalam pasar persaingan sempurna, karena jumlah perusahaan
sangat banyak, amat sulit melakukan konsolidasi untuk mencapai
kekuatan monopoli. Makin sedikit jumlah perusahaan, makin mudah
melakukan konsolidasi (interaksi). Karena itu struktur pasar yang
berpotensi besar untuk memiliki daya monopoli besar adalah oligopoli.
Indeks Lerner bukanlah indeks laba (profit index). Sebab laba
berkaitan dengan biaya rata-rata. Walaupun memiliki daya monopoli yang
besar (nilai L besar), tanpa efisiensi perusahaan bahkan akan mengalami
kerugian.
28

F. Monopoli Alamiah (Natural Monopoly)

Perusahaan yang memiliki daya monopoli alamiah disebut monopolis


alamiah. Perusahaan ini mempunyai kurva biaya rata-rata (AC) jangka
panjang yang menurun. Makin besar output yang dihasilkan makin rendah
biaya rata-rata. Ini dimingkinkan karena perusahaan memiliki kurva biaya
marjinal (MC) yang juga menurun dan berada dibawah kurva AC. Perusahaan
memiliki tingkat efisiensi yang makin tinggi, bila skala produksi diperbesar.
Perusahaan seperti ini mampu melakukan eksploitasi pasar, dilihat dari makin
besarnya selisih harga jual dengan biaya marjinal. Diagram 2.6 menunjukan
hal tersebut, dimana titik perpotongan kurva MC dengan MR (titik A) jauh
dibawah harga jual (titik B).
Diagram 2.6
Kurva AC dan MC Perusahaan
Monopoli Alamiah Dalam Jangka Panjang

Perusahaan hanya akan mampu memiliki daya seperti diatas bila


dalam jangka panjang mampu meningkatkan efisiensi melalui pengembangan
teknologi, manajemen, dan sumber daya teknologi. Sebaliknya perusahaan
yang pada awalnya memiliki kemampuan teknis, dapat kehilangan
kemampauan monopoli dan tidak mampu menjadi monopolis alamiah.
29

G. Biaya Sosial Monopoli (Social Cost Of Monopoly)


Kekhawatiran akan dampak negatif dari monopoli ada benarnya.
Sebab ada beberapa kerugian yang dialami masyarakat (biaya sosial), antara
lain :
 Hilangnya atau berkurangnya tingkat kesejahteraan konsumen (dead weight
loss)
 Menimbulkan eksploitasi terhadap konsumen dan pekerja.
 Memburuknya kondisi makroekonomi nasional.
 Memburuknya kondisi perekonomian internasional.

a. Hilang atau Berkurangnya Kesejahteraan Konsumen (Dead Weight Loss)


Diagram 2.7 menunjukan dalam pasar monopoli keseimbangan
perusahaan tercapai pada titik A. Perusahaan hanya memproduksi
sejumlah Qm dengan harga Pm. Padahal jika perusahaan tercapai dititik
B (D = MR = AR = P = MC). Jumlah output adalah Qk yang lebih banyak
dari Qm. Sedangkan harga jual adalah Pk yang lebih murah dari Pm.
Sikap yang diambil perusahaan menyebabkan konsumen kehilangan
kesejahteraan sebesar luas segi tiga ACB. Sebab bila perusahaan
bergerak dalam pasar persangan sempurna, surplus konsumen besarnya
seluas segi tiga PkEB. Tetapi karena monopoli, surplus konsumen tinggal
sebesar luas segi tiga PkME. Surplus konsumen sebesar luas segi empat
PkPmAC dikurangi luas segi tiga FCB.

Diagram 2.7
Dead Weight Loss
Pada Perusahaan
Monopoli
30

Sikap eksploitasi surplus konsumen yang menyebabkan daya


monopoli disebut sikap eksploitasi keuntungan.

b. Menimbulkan Eksploitasi Terhadap Konsumen dan Pekerja


Monopoli menimbulkan eksploitasi, baik terhadap konsumen maupun
kepada tenaga kerja. Eksploitasi ini timbul karena monopolis selalu
berproduksi ( baik dalam keadaan memperoleh laba maupun menderita
rugi) pada harga yang lebih tinggi dari biaya marjinalnya atau P > MC
(lihat diagram 2.3 dan diagram 2.4) bagi konsumen, eksploitasi timbul
karena mereka harus membayar (harga) yang lebih tinggi dari biaya
produksi unit terakhir output-nya (MC). Sedangkan dianggap juga
menimbulkan eksploitasi bagi tenaga kerja karena mereka (sebagai
bagian dari faktor produksi) dibayar (MC) yang lebih rendah dari jumlah
yang diterima monopolis (yaitu harga jualnya). Dalam hal ini pemilik faktor
produksi tenaga kerja (buruh) dibayar upah yang lebih rendah dari pada
konstribusinya (dalam bentuk output) dari tenaga kerja tersebut, bila
dinilai dari harga pasar yang berlaku bagi output.
c. Memburuknya Kondisi Makroekonomi nasional
Jika disetiap industri muncul gejala monopoli, maka secra makro
jumlah output (riel output) akan lebih sedikit dari pada kemampuan
sebenarnya (potential output). Volume produksi dalam perusahaan
monopoli memang lebih sedikit dari volume output yang optimum, yaitu
yang dihasilkan pada AC yang minimum (sebagaiman yang terjadi pada
perusahaan-perusahaan dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka
panjang). Monopolis selalu berproduksi pada tingkat output dimana AC
31

nya tidak minimum (selama kurva permintaannya berbentuk menurun,


maka perusahaan akan selalu memilih tingkat output pada saat AC yang
menurun). Keseimbangan makro terjadi dibawah keseimbangan ekonomi
karena tidak seluruh faktor produksi terpakai sesuai dengan kapasitas
produksi, sehingga menimbulkan pengangguran tenaga kerja maupun
faktor-faktor produksi yang lain. Selanjutnya keadaan ini akan
melemahkan daya beli, menciutkan pasar, yang memaksa perusahaan
memproduksi lebih sedikit lagi. Begitu seterusnya sehingga perekonomian
secara makro dapat mengalami keadaan stagflasi (stagnasi dan inflasi),
dimana pertumbuhan ekonomi mandek, pengangguran tinggi, tingkat
inflasi juga tinggi.
d. Memburuknya Kondisi Perekonomian Internasional
Tuntunan perdagangan bebas diakui dapat meningkatkan efisiensi.
Tetapi optimisme terhadap perdangan bebas harus ditinjau ulang, karena
fakta menunjukan bahwa perusahaan-perusahaan yang besar telah
menjadi perusahaan monopoli alamiah. Karena sahamnya dimiliki pihak
swasta, tujuan perusahaan ini adalah maksimalisasi laba.

H. Pengaturan Perusahaan Monopoli (Monopoly Regulation) dan Masalahnya


Uraian tentang biaya sosial monopoli, menuntut upaya pengaturan
atau pembatasan perusahaan monopolis. Tujuan pengaturan tersebut bukan
saja menekan biaya sosial monopoli, melainkan juga mengubah biaya sosial
tersebut menjadi manfaat sosial. Lewat pengaturan, monopoli dapat diarahkan
untik menungkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ada banyak cara yang dilakukan pemerintah dalam pengaturan
monopoli. Misalnya dengan menbuat undang-undang anti monopoli, yang
membatasi dan mengatur kemampuan perusahaan untuk memiliki daya
monopoli yang besar.
Kadang-kadang karna alasan ideologis, monopoli tidak terhindarkan.
Untuk itu perusahaan-perusahaan yang diberi hak monopoli harus berada
dibawah kontrol pemerintah, dengan cara menempatkan saham pemerintah
sebagaibagian terbesar dari saham perusahaan. Di indonesia hal tersebut
strtegis dan menyangkut hajat hidup orang banyak ( pasal 33 Undang-
undang Dasar 1945). Pertamina, PT Telkom, PLN , Perusahaan Air Minum
32

dan perusahaan transportasi kereta api , adalah contoh dari berates-ratus


badan usah milik pemerintah yang memiliki daya monopoli Karen legalitas
(legal monopolies)
Dua cara lain yang akan dibahas agak rinci adalah pengaturan harga
dan pengenaan pajak.

a. Pengaturan harga (Price Regulation)


yang dimaksudkan dengan kebijakan pengaturan harga adalah
kebijakan menetapkan tingkat harga maksimum/ tertunggi bagi
perusahaan monopoli, yaitu pada P = MC nya. Jika perusahaan monopoli
menjual dibawah harga maksimum, tidak dikenakan sanksi. Tetapi jika
menjual melebihi harga tertinggi, perusahaan dikenakan sanksi. Tujuan
yang ingin dicapai dari pengaturan harga adalah membatasi perilaku
ekploitasi keuntungan yang cenderung memproduksi dengan jumlah lebih
sedikit dan menjual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan jika
perusahaan beroperasi dalam pasar persaingan sempurna. Dengan
harga persaingan ini, pemerintah memaksa perusahaan untuk berperilaku
seolah-olah beroperasi dalam pasar persaingan sempurna (P = MC).

b. Pajak (Taxation)
Dalam pembahasan ini, kita mengasumsikan pajak yang
diberlakukan adalah pajak nominal per unit misalnya pajak penjualan.
Pajak telah mengurangi kemampuan masyarakat untuk membeli output.
Apakah berarti kebijaksanaan pajak tidak perlu diterapkan? Kita harus
ingat salah satu fungsi pajak adalah untuk mengarahkan alokasi sumber
daya agar makin efisien. Jika barang yang dikenakan pajak adalah
barang mewah (mobil pribadi), maka pengenaan pajak mendesak
masyarakat mengurangi pembelian mobil pribadi dan menggunakan
uangnya untuk membeli barang atau jasa yang lebih penting bagi dirinya.
Sama halnya dengan pengaturan harga, pengenaan pajak terhadap
monopolis alamiah juga menimbulkan dilema, sebab kenaikan harga
barang lebih besar dari pajak per unit.

I. Aspek Positif Monopoli (Monopoly Benefits)


33

Monopoli memang dapat menimbulkan kerugian (biaya sosial),


namun tidaklah selalu merugikan. Setidak-tidaknya ada beberapa manfaat
monopoli yang perlu dipertimbangkan.

a. Monopoli, Efisiensi, dan Pertumbuhan Ekonomi


Dibandingkan dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar
persaingan sempurna, perusahaan minopolis mempunyai kelebihan, yaitu
mampu mengakumulasi laba super normal dalam jangka panjang.
Kemampuan ini sangat dibutuhkan agar mampu membiayai riset dan
pengembangan yang ternyata menunjang mendapatkan teknologi baru
atau menyempurnakan teknologi yang sudah ada, guna meningkatkan
efisiensi. Dengan peninglatan efisiensi, dari sejumlah faktor produkdsi
yang sama dihasilkan output yang lebih besar. Dengan kata lain, jika
monopoli dikelola dengan baik akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Menurut Joseph Schumpeter “justru industri-industri yang bersifat
monopolistis-lah yang ternyata menunjukkan suatu dinamika yang
berkembang lebih besar”.

b. Monopoli dan Efisiensi Pengadaan Barang Publik


Tidak semua barang dapat disediakan secara efisien lewat pasar.
Barang itu umumnya dikenal sebagai barang publik yang sepintas telah
dibahas. Harus diakui bahwa barang publik dapat menimbulkan ketidak
efisienan pasar. Namun harus diakui juga bahwa barang publik dapat
menimbulkan externalitas menguntungkan yang memungkinkan
pertumbuhan ekonomi. Sayangnya pengadaan barang publik hanya
efisien dalam skala sangat besar. Contohnya, pengadaan jalan raya,
pelabuhan laut, transportasi, telekomunikasi dan air minum. Karena
efisien jika dilakukan dalam skala besar, perusahaan harus mendapatkan
hak monopoli. Dalam jangka panjang diharapkan mampu menjadi
monopolis alamiah yang memproduksi barang publik dengan harga
murah.

c. Monopoli dan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat


Perusahaan Monopolis jika dibiarkan memang dapat merugikan
karena memproduksi barang lebih sedikit dan menjual lebih mahal.
34

Namun dalam pembahasan tentang diskriminasi harga maupun kebijakan


pengaturan harga dua tingkat, monopoli dapat digunakan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan diskriminasi harga
memungkinkan masyarakat kelas bawah yang menganggap rekreasi
merupakan barang mewah, menikmati rekreasi pada saat-saat tertentu
dengan harga yang lebih murah. Kebijakan harga dua tingkat
memungkinkan dilakukannya peningkatan output melalui subsidi silang.
Yang menarik adalah dengan menggunakan kedua kebijakan tersebut
diatas peningkatan kesejahteraan masyarakat dapat dilakukan tanpa
merugikan perusahaan. Sebab perusahaan masih dapat meningmati
harga super normal.
J. Kelebihan dan Kelemahan Pasar Monopoli
a. Kelebihan pasar monopoli :
1. Keuntungan penjual cukup tinggi.
2. Untuk produk yang menguasai hajat hidup orang biasanya diatur
pemerintah.

b. Kelemahan pasar monopoli:


1. Pembeli tidak ada pilihan lain untuk membeli barang.
2. Keuntungan hanya terpusat pada satu perusahaan.
3. Terjadi eksploitasi pembeli.

3. Pasar Persaingan Monopolistik


Pasar Monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan
dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, namun
setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang
membedakannya dengan produk lainnya. Contohnya adalah: shampoo, pasta
gigi, dll. Meskipun fungsi semua shampoo sama yakni untuk membersihkan
rambut, tetapi setiap produk yang dihasilkan produsen yang berbeda memiliki ciri
khusus, misalnyaperbedaan aroma, perbedaan warna,kemasan,danlain-lain.
Pada pasar monopolistik, produsen memiliki kemampuan untuk
memengaruhi harga walaupun pengaruhnya tidak sebesar produsen dari pasar
monopoli atau oligopoli. Kemampuan ini berasal dari sifat barang yang
dihasilkan. Karena perbedaan dan ciri khas dari suatu barang, konsumen tidak
35

akan mudah berpindah ke merek lain, dan tetap memilih merek tersebut walau
produsen menaikkan harga. Misalnya, pasar sepeda motor di Indonesia. Produk
sepeda motor memang cenderung bersifat homogen, tetapi masing-masing
memiliki ciri khusus sendiri. Sebut saja sepeda motor Honda, di mana ciri
khususnya adalah irit bahan bakar. Sedangkan Yamaha memiliki keunggulan
pada mesin yang stabil dan jarang rusak. Akibatnya tiap-tiap merek mempunyai
pelanggan setia masing-masing1.

_______________
1
Dalam internet (http://www.ekomarwanto.com/2012/04/pasar-persaingan-monopolistik.htm)
Struktur pasar persaingan monopistik hampir sama dengan persaingan
sempurna. Di dalam industri terdapat banyak perusahaan yang bebas keluar
masuk. Namun produk yang dihasilkan tidak homogen, melainkan terdiferensi
(differetiated product). Namun perbedaan barang antara satu produk dengan
produk yang lain tidak terlalu besar. Diferensi ini mendorong perusahaan untuk
melakukan persaingan nonharga. Walaupun demikian output yang dihasilkan
sengat mungkin saling menjadi subtitusi. Perusahaan memiliki kemampuan
monopoli yang relatif terbatas/kecil.2

A. Karateristik Pasar Persaingan Monopolistik

Tiga asumsi dasar persaingan monopolistik adalah:

1. Produk yang terdiferensiasi (differentiated product)


Yang dimaksud dengan produk terdiferensiasi adalah produk dapat
dibedakan oleh konsumen dengan melihat siapa produsennya. Jika dalam
pasar persaingan sempurna konsumen membeli barang tanpa perlu
membedakan siapa produsen, dlam persaingan monopolistik yang menjadi
pertimbangan adalah siapa produsennya. Barang-barang tersebut dapat
diperbedakan oleh kualitas barangnya, model, bentuk, warna, bahkan oleh
kemasan, merek, dan pelayanannya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu memiliki pilihan yang tetap
untuk produk-produk sabun mandi, pakaian jadi, sepatu, dan lain-lain.
Seorang gadis yang biasa menggunakan sabun mandi bermerek “sutera”,
sulit untuk pindah ke merek lain. Dia dapat membeddakan produk sabun
36

kesukaannya dari produk perusahaan yang lain. Hal ini menyebabkan


perusahaan memiliki daya monopoli, walau terbatas. Namun demikian di
antara produk-produk tersebut sebenarnya dapat saling menjadi substitusi.
Misalnya, dalam keadaan tertentu (sedang berada di desa), sabun mandi
merek kesayangannya tidak ada maka merek lain dapat menggantikan
tanpa menimbulkan dampak negatif secara teknis (kesehatan terganggu).
Karena itu, persaingan monopolistik berada di antara pasar persaingan
sempurna dan monopoli, seperti yang digambarkan dalam diagram 3.1 di
bawah ini.
______________________
2 Prathama Raharja dan Mandala Manurung,2008.Pengantar Ilmu Ekonomi Ed.3.Jakarta:Fakultas
Ekonomi UI.h:183
Diagram 3.1
Kurva Permintaan Perusahaan
Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

2. Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firm)


Jumlah perusahaan (produsen) dalam pasar persaingan monopolistik
banyak. Di Indonesia dapat dilihat dari begitu banyaknya merek pakaian,
dan sepatu. Banyaknya perusahaan menyebabkan keputusan perusahaan
tentang harga dan output tidak perlu harus memperhitungkan reaksi
perusahaan lain dalam industri (independence decision of price and output),
37

karena setiap perusahaan menghadapi kurva permintaannya masing-


masing.

3. Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)

Laba super normal yang dinikmati perusahaan (existing firm)


mengundang perusahaan pendatang untuk memasuki industri. Jika mereka
mampu bertahan, dalam jangka panjang dapat mengalahkan perusahaan
yang lain. Tetapi jika kalah mereka harus keluar, agar kerugian tidak menjadi
lebih besar. Sama halnya dalam pasar persaingan sempurna, dalam pasar
persaingan monopolistik proses masuk keluar akan terhenti bila semua
perusahaan hanya memperoleh laba normal.

B. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Pendek


Perusahaan mencapai keseimbangan dalam jangka pendek dan
panjang. Dalam jangka pendek perusahaan dapat menikmati laba super
normal. Dalam jangka panjang perusahaan hanya menikmati laba normal.
Keseimbangan jangka pendek perusahaan tercapai bila MR = MC.
Karena memiliki daya monopoli, walau terbatas, kondisi keseimbangan
perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik sama
dengan perusahaan yang bergerak dalam pasar monopoli (diagram 3.2).

Diagram 3.2
Keseimbangan jangka Pendek
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik
38

Diagram 3.2 menunjukan perusahaan mencapai laba maksimal dan


pada saat MR = MC di titik E. Sama halnya dengan perusahaan monopolis,
harga jual lebih besar dari biaya marjinal (P > MC). Tetapi kemampuan
eksploitasi laba relatif terbatas, karena kurva permintaan yang dihadapi
sangat landai. Laba super normal yang dinikmati perusahaan sebesar luas
segi empat APBC, di mana harga adalah P dan jumlah output yang
diproduksi Q*.

C. Pasar Persaingan Monopolistik dan Efisiensi Ekonomi

Laba super normal yang dinikmati perusahaan (diagram 3.2)


mengundang perusahaan pendatang memasuki industri. Masuknya pendatang
memberikan dua kemungkinan terhadap permintaan perusahaan lama. Yang
pertama, pelanggan makin setia, secara grafis terlihat dari kurva permintaan
jangka panjang lebih curam dari jangka pendek (diagram 3.3.a). atau
pelanggan makin bersifat memilih, di mana permintaan jangka panjang menjadi
lebih landai dibanding jangka pendek (diagram 3.3.b). bagaimanapun
pengaruhnya, perusahaan hanya akan dapat bertahan dalam jangka panjang
jika mampu menikmati laba normal, pada saat harga jual sama dengan biaya
rata-rata (P = AC). Dalam diagram 3.3 keseimbangan tersebut terjadi di titik A
(diagram 3.3.a) atau (diagram 3.3 b).

Diagram 3.3
Keseimbangan Jangka Panjang
Perusahaan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik
39

D. Keseimbangan Perusahaan Dalam Jangka Panjang

Dibandingkan dengan pasar monopoli, persaingan monopolistik


masih lebih baik dilihat dari lebih kecilnya total kesejahteraan yang hilang
(dead weight loss). Namun tetap kurang efisien dibanding pasar persaingan
sempurna. Ada dua penyebab mengapa pasar persaingan monopolistik tidak
dapat lebih efisien dibanding pasar persaingan sempurna.

a. Harga Jual Masih Lebih Besar Dari Biaya Marjinal (P > MC)
Karena memiliki daya monopoli, perusahaan dalam pasar persaingan
monopolistik mampu membedakan harga jual yang lebih tinggi dari biaya
marjinal (P > MC). Namun demikian karena kurva permintaan yang
dihadapi sangat elastis, maka selisih harga dan biaya marjinal tidak
sebesar dalam perusahaan monopolis.
b. Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
Telah ditanyakan, karena sangat mudahnya perusahaan untuk keluar
dan masuk, dalam jangka panjang perusahaan yang beroperasi dalam
pasar persaingan monopolistik hanya menikmati laba normal. Keadaan
tersebut kita gambarkan kembali dalam bentuk diagram 3.4 berikut ini.

Diagram 3.4
Masalah Kapasitas Berlebih (Excess Capacity)
40

Pada Perusahaan Pasar Persaingan Monopolistik

Pada saat berada dalam keseimbangan jangka panjang (titik A),


perusahaan sebenarnya tidak berproduksi pada tingkat yang paling
efisien, sebab titik A bukan titik terendah pada kurva biaya rata-rata (AC).
Jika perusahaan ingin memproduksi pada AC yang paling rendah, output
melebihi Qa (output keseimbangan), penambahan output hanya
menurunkan laba (bahkan merugi) karena penerimaan marjinal lebih kecil
dari biaya marjinal (MR , MC). Dapat disimpulkan, dlam jangka panjang
perusahaan yang bergerak dalam pasar persaingan monopolistik akan
mengalami kelebihan kapasitas produksi (excess capacity).

E. Pengaturan Pasar Persaingan Monopolistik

Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam


pasar persaingan monopolistik menimbulkan pertanyaan, apakah perlu
pengaturan? Jawabannya adalah tidak! Hal ini berlandaskan tiga argumen:
a. Daya monopoli yang relatif kecil menyebabkan kesejahteraan yang hilang
(dead weight loss) relatif kecil.
b. Permintaan yang sangat elastis menyebabkan kelebihan kapasitas
produksi relatif kecil.
c. Ketidakefisienan yang dihasilkan perusahaan yang beroperasi dalam pasar
persaingan monopolistik diimbangi dengan kenikmatan konsumen karena
41

beragamnya produk, peningkatan kualitas, dan meningkatnya kebebasan


konsumen dalam memilih output.

F. Kebaikan dan Kelemahan Pasar Persaingan Monopolistik

Kebaikan sebagai berikut :


1. Banyaknya produsen di pasar memberikan keuntungan bagi konsumen
untuk dapat memilih produk yang terbaik baginya.
2. Kebebasan keluar masuk bagi produsen, mendorong produsen untuk
selalu melakukan inovasi dalam menghasilkan produknya.
3. Diferensiasi produk mendorong konsumen untuk selektif dalam
menentukan produk yang akan dibelinya, dan dapat membuat konsumen
loyal terhadap produk yang dipilihnya.
4. Pasar ini relatif mudah dijumpai oleh konsumen, karena sebagian besar
kebutuhan sehari-hari tersedia dalam pasar monopolistik.

Selain memiliki kebaikan, Pasar Monopolistik juga memiliki kelemahan :


1. Pasar monopolistik memiliki tingkat persaingan yang tinggi, baik dari segi
harga, kualitas maupun pelayanan. Sehingga produsen yang tidak
memiliki modal dan pengalaman yang cukup akan cepat keluar dari
pasar.
2. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk masuk ke dalam pasar
monopolistik, karena pemain pasar di dalamnya memiliki skala ekonomis
yang cukup tinggi.
42

3. Pasar ini mendorong produsen untuk selalu berinovasi, sehingga akan


meningkatkan biaya produksi yang akan berimbas pada harga produk
yang harus dibayar oleh konsumen.3

______________
3
Dalam Internet (http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/edukasi.net/SMA/ekonomi/
Pasar.Monopolistik/karakteristik.html)

4. Pasar Oligopoli
Yang dimaksud oligopoly adalah suatu bentuk pasar dimana
terdapat dua atau lebih perusahaan, yang secara individual maupun
secara kerja sama depat menguasi pasar.
Apabila dalam pasar terdapat dua perusahaan saja, maka
bentuk pasar itu disebut duopoli.4

A. Karateristik Pasar Oligopoli

a. Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number Of Firms)

Secara teoritis sulit sekali untuk menetapkan berapa jumlah


perusahaan di dalam pasar, agar dapat dikatakan oligopoly. Namn untuk
dasar analisis, biasanya jumlah perusahaan diasumsikan kurang darri
sepuluh. Dalam kasus tertentu hanya terdapat dua perusahaan (duopoly).
Kekuatan perusahaan-perusahaan dalam industri dapat diukur dengan
menghitung rasio konsentrasi (concentration ratio). Rasio konsentrasi
menghitung berapa persen output dalam pasar oligopoli dikuasai oleh
perusahaan –perusahaan yang dominan. Jika rasio konsentrasi empat
perusahaan (four firm concentration ratio atau CR4) adalah 60%, berarti
60% output dalam industri dikuasai oleh empat perusahaan. CR4 yang
semakin kecil mencerminkan struktur pasar yang semakin bersaing
senpurna. Pasar suatu industri dinyatakan berstruktur oligopolistic apabila
43

CR4 melebihi 40%. Kita bias juga mengukur derajad konsentrasi delapan
perusahaan (CR8) atau jumlah lainnya. Jika CR8 80%, berarti 80%
penjualan output dalam industri dikuasai oleh delapan perusahaan
terbesar.

b. Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogn or differentiated Product)

Dilihat dari sifat output yang dihasilkan, pasar oligopoly merupakan


peralihan antara persaingan sempurna dengan monopoli. Perbedaan sifat
output yang dihasilkan akan mempengaruhi perilaku perusahaan dalam
upaya mencapai kondisi optimal (laba maksimum). Jika dalam pasar
persaingan sempurna perusahaan mengatur jumlah output untuk mengatur

________________
4
A. Rilam dan Djaslim Saladin, 1985. PENGANTAR ILMU EKONOMI. Bandung : Sulita. hal:154.

tingkat laba, dalam pasar monopoli hanya satu perusahaan yang mampu
mengendalikan harga dan output, maka dalam pasar oligopli bentuk
persaingan antar perusahaan adalah persaingan harga (pricing strategy)
dan non harga (non pricing strategi). Contoh pasar oligopoli yang
menghasilkan produk diferensiasi adalah industri mobil, rokok, film kamera.
Sedangkan yang menghasilkan produk homogeny adalah industri baja,
pipa peralon, seng dan kertas.

c. Pengambilan keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence


Decisions)

Keputusan perusahaan dalam menentukan harga dan jumlah output


akan mempengaruhi perusahaan lainnya, baik yang sudah ada (existing
firm) maupun yang masih diluar industri (potential firm). Karena nya guna
menahan perusahaan potensial untuk masuk industri, perusahaan yang
sudah ada menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limiting
Prices), yang membuat perusahaan menikmati laba super normal di bawah
tingkat maksimum.

d. Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)


44

Dalm upaya mencapai kondisi optimal, perusahaan tidak hanya


bersaung dalam harga, namun juga non harga. Bentuk –bentuk kompetisi
non harga antara lain adalah pelayanan purna jual serta iklan untuk
memberikan informasi, membemtuk citra yang baik terhadap perusahaan
dan merek, serta mempengaruhi konsumen.

B. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Oligopoli

a. Efisiensi Skala Besar

Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam industri mobil, semen,


kertas, pupuk dan peralatan mesin, pada umumnya berstruktur oligopoly.
Teknologi padat modal (capital intensive) yang dibutuhkan dalam proses
produksi menyebabkan efisiensi (biaya rata-rata minimum) baru tercapai
bila output diproduksi dalam skala yang besar.Oleh sebab itu tidak
mengherankan jika dalam pasar oligopoly hanya terdapat sedikit produsen,
karena harus menyiapkan dana yang besar.

b. Kompleksitas Manajemen

Berbeda dengan tiga struktur pasar lainnya (persaingan sempurna,


monopoli, persaingan monopolistic), struktur pasar oligopoly ditandai
dengan kompetisi harga dan non harga. Perusahaan juga harus cermat
memperhitungkan setiap keputusan agar tidak menimbulkan reaksi yang
merugikan dari perusahaan pesaing.Selain modal yang besar, perusahaan
juga harus memiliki kemempuan manajemen yang sangat bak agar mampu
bertahan dalam struktur industri yang persaingannya begitu kompleks.

C. Keseimbangan Oligopolies

Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoly disebut oligopolies.


Sebagain produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai.
Analisis keseimbangan oligopoli tidak menekankan dimensi waktu melainkan
kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari
kemampuan mengatur output dan harga, tetapi juga kemampian memprediksi
perilaku pesaing. Karena itu oligopolis akan mencapai keseimbangan jika
perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai
45

alasan lagi untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga para
pesaing.

D. Duopoli
Duopoli adalah keadaan khusus dimana dalam pasar oligopoly hanya
ada dua perusahaan. Model ini dikembangkan untuk melihat lebih tajam
interaksi antar perusahaan dalam pasar oligopoli.

a. Model Cournot (Cournot Model)


Model ini dikembangkan Augustin Cournot (ekonom Prancis) tahun 1938.
Dasar pngembangan model ini adalah keseimbangan duopolies tercapai
bila biaya marjinal adalah nol(MC=0). Dengan pembuktian matematis,
duopolies akan mencapai keseimbangan bila output masing-masing
perusahaan adalah separuh jumlah permintaan pada saat harga P=0.
seperti digambarkan dalam Diagram 4.1
Diagram 4.1
Kondisi Laba Maksimum
Oligopolis Dengan MC=0

Masing-masing duopolies
mempunyai daya monopoli yang sama. Keputusan jumlah output yang
diproduksi duopolies berdasarkan asumsi bahwa output duoopolis yang
satu(saingannya) sudah diputuskan dan tidak akn berubah.
46

b. Teori Permainan (Game Theory)


Teori permainan mencoba menjelaskan perilaku prusahaan dalam
pasar duopoly secara lebih realistis. Menurut teori ini duopolies tidak
selalu mengambil keputusan secara kompetitif, tetapi juga kerja sama
(cooperative). Strategi manapu yang dipilih, dasar pertimbangannya
adalah berapa besar hasil yang diperoleh (pay off)

E. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Oligopoli5

a. Kelebihan Pasar Oligopoli


1. Memberi kebabasan memilih bagi pembeli
2. Mampu melakukan penelitian dan pengembangan produk
3. Lebih memperhatikan kepuasan konsumen karena adanya persaingan
penjual
4. Adanya penerapan tekhnologi baru

b. Kekurangan Pasar Oligopoli

1. Menciptakan ketimpangan distribusi pendapatan


2. Harga yang stabil dan terlalu tinggi bisa mendorong timbulnya inflasi
3. Bisa timbul pemborosan biaya produksi apabila ada kerja sama antar
oligopolis karena semangat bersaing kurang
4. Bisa timbul ekoploitasi terhadap pembelian dan pemilik faktor produksi
5. Sulit ditembus/dimasuki perusahaan baru
6. Bisa berkembang keaarah monopoli
47

________________
5
Dalam internet (http://agustinehana.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-kekurangan-pasar.html )

6. Pasar Monopsoni
Monopsoni adalah keadaan dimana satu pelaku usaha menguasai
penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa
dalam suatu pasar komoditas. Kondisi Monopsoni sering terjadi didaerah-
daerah Perkebunan dan industri hewan potong (ayam), sehingga posisi tawar
menawar dalam harga bagi petani adalah tidak mungkin. Perlu diteliti lebih
jauh dampak fenomena ini, apakah ada faktor-faktor lain yang menyebabkan
Monopsoni sehingga tingkat kesejahteraan petani berpengaruh. Salah satu
contoh monopsoni juga adalah penjualan perangkat kereta api di Indonesia.
Perusahaan Kereta Api di Indonesia hanya ada satu yakni KAI, oleh karena
itu, semua hasil produksi hanya akan dibeli oleh KAI.

A. Karateristik Pasar Monopsoni

1. Bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dimana


permintaannya hanya satu perusahaan.
2. Satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi
pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
3. Banyak terdapat penjual atau produsen.
48

4. Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh harga
pasar.
5. Sangat mudah untuk masuk ke pasar
6. Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses

B. Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya Pasar Monopsoni

a. Pengkhususan sumber untuk digunakan oleh pemakai tertentu/barang yang


diperjual belikan sangat spesifik.
b. Inmobilitas sumber yang digunakan dalam suatu daerah tertentu oleh
perusahaan tertentu/pengaruh letak geografis

C. Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopsoni

a. Kelebihan Pasar Monopsoni


1. Biasanya kualitas produk yg dijual lebih bermutu, karena konsumen
lebih leluasa memilih produk yg disukainya
2. Karena cuma ada satu pembeli biasanya penjual sudah mengerti
seleara pembeli, sehingga memudahkan transaksi.

b. Kelemahan Pasar Monopsoni


1. Posisi tawar lebih menguntungkan ke pembeli
2. Karena pembeli terlalu selektif, kemungkinan ada atau bahkan
banyak produk yang tidak laku dijual, akibatnya dijual dgn harga
murah atau bahkan dibuang.
49
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

a. Pengertian Pasar1
1. Pegertian pasar secara khusus
Pasar adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan
transasksi jual beli dan jasa.

2. Pengertian pasar secara luas


Pasar adalah tempat bertemunya penjual yang mempunyai
kemampuan untuk menjual barang/jasa dan pembeli yang melakukan
uang untuk membli barang dengan harga tertentu. 

3. Pengertian pasar secara khusus


a)Sebagai sarana distribusi
Dengan adanya pasar, produsen dapat berhubungan baik secara
langsung maupun tidak langsung untuk menawarkan hasil
produksinya pada konsumen.
b)Sebagai pembentuk harga
Di pasar terjadi tawar menawar antara penjual dan pembeli sehingga
terbentuklah harga.
c) Sebagai sarana promosi
Dengan berbagai macam cara para produsen memperkenalkan hasil
produksi kepada konsumen sehingga para konsumen berniat membe
li barang tersebut.

_______________
1
Dalam Internet (http://id.shvoong.com/business-management/2003665-pengertian-
pasar/#ixzz2Gi8zjAyN)

49
50

b. Jenis Pasar berdasarkan Persaingannya


Dilihat dari persaingannya pasar dibedakan menjadi pasar
persaingan sempurna dan pasar persaingan tidak sempurna. Pasar
persaingan tidak sempurna terdiri dari 1)Pasar monopoli 2)Pasar
monopolistic; 3)Pasar Oligopoli; 4)Pasar Pasar Monopsoni.
Pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat
banyak dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip, dengan
jumlah konsumen yang banyak pula. Contoh produknya adalah seperti
beras, gandum,batubara,kentang,dan lain-lain.
Ciri-ciri pasar sempurna :
1) Semua perusahaan memproduksi barang yang serupa (homogenous
product)
2) Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/nformasi sempurna
(perfect knowledge)
3) Output sebuah perusahaan relatif kecil dibanding output pasar (small
relatively output)
4) Perusahaan menerima harga yang detentukan pasar (price taker)
5) Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and
exit)
Pasar Monopoli adalah suatu bentuk pasar hanya dimana terdapat
satu penjual yang menguasai pasar.
Ciri-ciri pasar monopoli :
1) Hanya ada satu produsen yang menguasai penawaran;
2) Ttidak ada barang substitusi/pengganti yang mirip (close substitute);
3) Produsen memiliki kekuatan menentukan harga; dan
4) Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena
ada hambatan.
Pasar monopolistik adalah salah satu bentuk pasar di mana terdapat
banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki
perbedaan dalam beberapa aspek.
Ciri-ciri pasar monopolistik :
1) Produk yang terdiferensiasi (differentiated product)
2) Jumlah Produsen Banyak Dalam Industri (Large Number of Firm)
3) Bebas Masuk dan Keluar (Free Entry and Exit)
51

Pasar oligopoli adalah suatu bentuk pasar dimana terdapat dua atau
lebih perusahaan, yang secara individual maupun secara kerja sama depat
menguasi pasar.
Ciri-ciri pasar oligopoly :

1) Hanya Sedikit Perusahaan Dalam Industri (Few Number Of Firms)


2) Produk Homogen atau Terdiferensiasi (Homogn or differentiated
Product)
3) Pengambilan keputusan Yang Saling Mempengaruhi (Interdependence
Decisions)
4) Kompetisi Non Harga (Non Pricing Competition)

Pasar monopsoni adalah keadaan dimana satu pelaku usaha


menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal atas barang
dan/atau jasa dalam suatu pasar komoditas.
Ciri-ciri pasar monoposoni :
1. Bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dimana
permintaannya hanya satu perusahaan.
2. Satu pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi
pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam suatu pasar
komoditas.
3. Banyak terdapat penjual atau produsen.
4. Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh
harga pasar.
5. Sangat mudah untuk masuk ke pasar
6. Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses
52

c. Letak Perbedaan Antara Jenis Persaingan Pasar :

Pasar Pasar
Pasar Pasar Pasar
No. Ciri-ciri persaingan Monopso
monopoli monopolistik oligopoli
sempurna ni
Beberapa
Jumlah
penjual/ tidak
1 perusahaan Banyak Tunggal Banyak
sebanyak Banyak
/ penjual
monopolistik
Satu
Sejenis macam/le
Pada
Jenis Berbeda namun bih tetapi
2 dasarnya Satu macam
Produk corak berbeda hanya
sama
mutunya untuk 1
pembeli
Tidak
mempe-
Tidak ngaruhi
Kekuasaan Tidak Mempengaru berpengaruh harga/ka-
Mempengaruhi
3 menentukan mempenga hi penuh secara rena
penuh harga
harga ruhi harga harga penuh (tidak harga
stabil) ditentu-
kan oleh
pembeli
Ada
Kesempatan mudah Ada
Mudah hambatan/ Tidak ada
4 perusahaan/ masuk dan hambatan/
masuk sulit hambatan
penjual baru keluar sulit ditembus
ditembus
Persaingan Persaing-
Persaingan Persaingan Persaingan
Tidak ada dalam an dalam
5 yang terjadi dalam dalam usaha
persaingan perbedaan qualitas
diluar harga harga produksi
barang barang

Promosi dan Tidak Tidak terlalu Penting dan Tidak


6 Aktif
Iklan penting penting intensif penting
53

B. Saran
Demikian materi yang kami paparkan, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis
banyak berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Poli, carla dkk.2002.Pengantar Ilmu Ekonomi.Jakarta:PT. Prenhallindo,


Raharja, Pratama dan Mandala Manurung.2008.Pengantar Ilmu Ekonomi Ed
3.Jakarta:Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Rilam, A, dan Djaslim Saladin.1985.Pengantar Ilmu Ekonomi.Bandung:Sulita,
Internet, http://www.ekomarwanto.com/2012/04/pasar-persaingan-monopolistik.
htm
Internet http://soerya.surabaya.go.id/AuP/e-DU.KONTEN/ edukasi.net/ SMA/
ekonomi/ Pasar.Monopolistik/karakteristik.html
Internet http://agustinehana.blogspot.com/2011/05/kelebihan-dan-kekurangan
- pasar.html
Internet http://id.shvoong.com/business-management/2003665-pengertian-
pasar/#ixzz2Gi8zjAyN

54

Anda mungkin juga menyukai