Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
Mata Kuliah :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Teori Pasar
Bentuk-Bentuk Pasar
2. Pasar Monopoli
a. Hanya terdapat satu
pengusaha (perusahaan) tunggal bebas menentukan harga, tidak ada substitusi sempurna
b. Tidak ada
komoditas pengganti yang mirip (close substitute) c. Perusahaan
lain tidak mungkin masuk ke industry d.
Penjual sebagai penentu harga (price setter) dan pembeli sebagai price taker
3. Pasar Oligopoli
5. Pasar Oligopsoni
6. Pasar Monopsoni
Monopsoni adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu pembeli atau pembeli
tunggal.
Sebagai monopsoni, sebuah perusahaan akan dapat mempengaruhi harga dengan
menaikkan atau menurunkan faktor produksi yang ia beli.
Pembeli menjadi price setter sedangkan penjual menjadi price taker. Dalam keadaan
tertentu, monopsoni atas faktor-faktor produksi dapat bertindak sebagai monopolis atas hasil
produksi.
Pasar monopsoni dapat timbul karena berbagai sebab, diantaranya adalah:
A). Pengaruh letak geografis.
B). Barang yang diperjual belikan sangat spesifik.
1. Surplus Konsumen
Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang
bersedia dibayar konsumen untuk suatu produk dan harga pasarnya. Atau bahasa
mudahnya adalah: misalkan saya bersedia membayar sebesar Rp 20.000 untuk sebungkus
rokok, namun ternyata harga rokok yang saya inginkan adalah Rp 18.000/bungkus, maka
saya sebagai konsumen mendapat surplus Rp 2.000.
Maka dari contoh saya dan rokok itu, surplus konsumen adalah dimana
konsumen membayar dengan harga lebih murah atau lebih rendah dibanding dengan
harga yang mereka bersedia untuk membayarnya.
Secara aljabar, surplus dapat dihitung dengan rumus berikut:
Surplus Konsumen = Manfaat marjinal – Harga
Secara grafis, kami menghitungnya dengan mencari area di bawah kurva permintaan dan di atas
harga yang dibayarkan, hingga jumlah yang dibeli. Karena kurva permintaan dan penawaran
linier, sebagian besar surplus konsumen yang kita lihat adalah segitiga.