Anda di halaman 1dari 29

MATERI

PASAR

DOSEN PENGAMPUH : NATALI ARTHA MALAU, S.E.,M.Si

Disusun oleh :
Kelompok 4 :

1. Prima Damai Zega (23302067)


2. Rivael Marvil Kanter (23302052)
3. Restu Mendrofa (23302103)
4. Putri Fahrika Jamisi (23302013)
5. Suci Amalia (23302038)
6. Qiara Munaiseche (23302010)
7. Stivano Theofili Kolamban (23302143)
8. Timoti Oktavianus Poluan (23302007)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2023
Pengertian Pasar
Pasar merupakan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli sehingga terjadi sebuah
transaksi, dari transaksi tersebut muncullah permintaan yang dalam hal ini dibutuhkan oleh
konsumen dan penawaran oleh produsen hal ini terlihat nyata atau konkrit, proses ini dapat membuat
perekonomian berkembang, karena produsen dan konsumen masing-masing telah memenuhi
kebutuhan akan barang dan jasa. dalam perekonomian yang modern saat ini , pasar bisa saja abstrak
artinya penjual dan pembelinya tidak bertatap muka secara langsung , namun bisa melakukan
transaksi.
Ditinjau dari bentuknya kita mengenal dua bentuk pasar , yakni pasar persaingan sempurna dan
pasar persaingan tidak sempurna. Pada pasar persaingan sempurna , penjual dan pembeli memiliki
pengetahuan yang sempurna tentang harga suatu barang , sehingga tidak ada satupun pihak yang
bisa menguasai harga . Barang yang sama pada pasar persaingan sempurna dijual oleh banyak
penjual dengan harga yang sama. Sedangkan pada pasar persaingan tidak sempurna , terdapat satu
atau beberapa pihak penjual atau pembeli yang dapat menguasai harga.

1. Pasar Persaingan Sempurna


Pasar persaingan sempurna adalah pasar yang di dalamnya meliputi penjual dan pembeli dengan
jumlah banyak. Dengan catatan, kedua pihak tersebut tak dapat mempengaruhi harga, sebab harga sudah
ditentukan oleh pasar itu sendiri.Penentuan harga sungguh-sungguh terjadi berdasarkan penawaran dari
produsen serta permintaan dari konsumen.Di sisi lain, para pihak yang berada di pasar persaingan
sempurna juga sama-sama sudah mengetahui situasi dan mempunyai informasi yang berhubungan dengan
pasar, tanpa ada campur tangan pemerintah. Jenis pasar ini disebut juga sebagai jenis pasar paling ideal,
sebab dianggap mampu dalam menjamin tercapainya efisiensi pasar.
Selain banyaknya jumlah penjual dan pembeli, produk yang dijual pada pasar jenis ini bersifat
homogen. Menurut buku berjudul “Entrepreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung” tahun 2009 karya Eddy
Soeryanto, pasar persaingan sempurna terjadi apabila jumlah perusahaan dalam sebuah industri adalah
banyak namun skalanya kecil. Sehingga tak ada satupun perusahaan yang bisa mempengaruhi harga
pasar.
Lain halnya dengan pasar persaingan tidak sempurna, yaitu sebuah bentuk pasar yang hanya
meliputi sedikit penjual namun pembelinya banyak. Harga pada pasar tersebut ditentukan oleh penjual
barang itu sendiri. Walaupun penjualnya sedikit, namun barang yang ditawarkan ada berbagai macam.
1.2 Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Pada penjelasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa dalam pasar persaingan sempurna,
jumlah perusahaan sangat banyak dan kemampuan setiap perusahaan dianggap sedemikian
kecilnya, sehingga tidak mampu mempengaruhi pasar. Namun, hal itu belum lengkap, masih
diperlukan beberapa karateristik (syarat) agar sebuah pasar dapat dikatakan sebagai pasar
sempurna, yaitu:
1. Semua perusahaan memproduksi barang homogen (homogeneous product);
2. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/informasi sempurna (perfect knowledge);
3. Output sebuah perusahaan relatif kecil output pasar (small relatively output)
4. Persuhaan menerima harga yang ditentukan oleh pasar (price taker)
5. Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit)
6.

Homogenitas Produk (Homogeneous Product)


Produk yang homogeny adalah produk yang mampu memberikan kepuasan (utilitas) kepada konsumen
tanpa perlu mengetahui siapa produsenny. Konsumen tidak membeli merek barang, tetapi kegunaan
barang. Oleh karena itu, semua perusahaan dianggap mampu memproduksi barang dan jasa dengan
kualitas dan karakteristik yang sama.

Pengetahuan perusahaan Relatif Kecil (Small Relatively Output)


Para pelaku ekonomi (konsumen dan produsen) memiliki pengetahuan sempurna tentang harga produk
dan input yang di jual. Dengan demikian, konsumen tidak mengalami perlakuan harga jual yang berbeda
dari satu perusahaab dengan perusahaan lainnya. Dari siapa produk dibeli, harga yang berlaku adalah
sama. Demikian halnya dengan perusahaan, hanya akan menghadapi satu harga yang sama dari berbagai
pemilik faktor produksi.

Output Perusahaan Relatif Kecil (small Relatively Output)


Semua perusahaan dalam industri (pasar) dianggap berproduksi efisien (biaya rata-rata terendah), baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Kendatipun demikian, jumlah output setiap perusahaan
secara individu dianggap relatif kecil disbanding jumlah output seluruh perusahaan dalam industry.

Perusahaan Menerima Harga Yang Ditentukan pasar (Price Taker)


Konsekuensi dari asumsi ketiga (output persuhaan relatif kecil) adalah perusahaan menjual produknya
dengan berpatokan pada harga yang ditetapkan pasar (price taker). Oleh karena itu, secara individu
perusahaan tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Hal yang dapat dilakukan perusahaan adalah
menyesuaikan jumlah output untuk mencapai laba maksimum.
Keleluasan Masuk-Keluar Pasar (Free Entry and Exit)
Pemikiran yang mendasari asumsi ini adalah dalam pasar persaingan sempurna, faktor produksi mobilitas
tidak terbatas dan tidak ada biaya yang harus dikeluarkan untuk memindahkan faktor produksi. Pengertian
mobilitas mencakup pengertian geografis dan antarpekerjaan. Maksudnya, faktor produksi seperti tenaga
kerjamudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya atau dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya,
tanpa biaya. Hal tersebut menyebabkan perusahaan lelausa untuk masuk-keluar pasar. Jika perusahaab
tertarik di satu industry (dalam inudstri masih memberikan laba), maka dengan segera perusahaan dapat
masuk. Bila perusahaan tidak tertarik lagi atau gagal, maka dengan segera perusahaan dapat keluar.
Dalam dunia nyata tidak ada bentuk pasar berstruktur pasar persaingan sempurna, dimana
perusahaan-perusahaan kevil menghasilkan barang homogen dan memenuhi semua karakteristik
sebagaimana dipaparkan pada penjelasan sebelumnya. Namun demikian, menilik karakteristiknya, ada
beberapa industry yang mendekati bentuk pasar persaingan sempurna, seperti industry tempe, tahu,
kerupuk putih, dan jasa fotokopi.

1.2 Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna dan Tidak Sempurna


Setelah mengetahui pengertian pasar persaingan sempurna, Anda juga harus memahami beberapa
perbedaannya dengan pasar persaingan tidak sempurna, di antaranya:
1. Pasar persaingan sempurna saat ini cenderung sulit ditemukan di dunia nyata. Berbeda dengan
situasi pasar persaingan tidak sempurna yang masih sering ditemukan dalam kehidupan
masyarakat.
2. Pelaku ekonomi jumlahnya lebih banyak dibandingkan pasar persaingan tidak sempurna.
3. Produk yang dijual sifatnya sama atau homogen. Sedangkan, untuk pasar persaingan tidak
sempurna penjual menawarkan produk berbeda-beda atau heterogen.
4. Pasar persaingan tidak sempurna relatif sepi pembeli. Sedangkan pasar persaingan sempurna
memiliki tingkat pembeli yang tinggi.
5. Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan tidak mempengaruhi harga sebuah produk (price
taker). Sementara dalam pasar persaingan tidak sempurna, perusahaan bisa mempengaruhi harga
produk (price maker).

1.3 Ciri-ciri pasar persaingan sempurna


Hal berikutnya yang perlu Anda pahami adalah karakteristik pasar persaingan sempurna. Berikut
beberapa diantaranya.
1. Banyaknya jumlah pembeli dan penjual
Meskipun jumlahnya banyak, penjual dan pembeli pada jenis pasar ini tidak bisa mempengaruhi
harga. Penjual yang menawarkan barangnya di bawah harga pasar akan mengalami kerugian.
Sedangkan, jika memasarkan di atas harga pasar, maka akan sulit juga untuk menemukan
pembeli.
2. Barang atau jasa yang diperdagangkan sifatnya homogen
Seluruh produk yang dijual pada pasar ini akan terlihat identik. Seorang pembeli tidak bisa
membedakan secara umum apakah barang tersebut diproduksi dan dijual oleh perusahaan A,
perusahaan B, atau perusahaan C. Oleh sebab itu, promosi harus dilakukan secara ekstra karena
tidak terlalu berpengaruh besar, yang terpenting adalah memperhatikan kualitas produk.
3. Faktor produksi bebas bergerak
Ciri selanjutnya adalah dari faktor produksi, seperti bahan baku atau tenaga kerja bebas bergerak.
Mereka bebas berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lainnya yang lebih
menguntungkan. Tidak ada yang bisa menghalangi, baik itu dari peraturan maupun teknis.
4. Terdapat kebebasan dalam mengambil keputusan
Selain itu, harga barang atau jasa benar-benar ditentukan berdasarkan interaksi permintaan dan
penawaran di pasar. Sehingga, tidak ada kekuatan luar lain yang dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh kedua pihak, termasuk pemerintah.
5. Penjual dan pembeli mengetahui kondisi pasar
Pembeli dan penjual pada jenis pasar ini harus mengetahui kondisi pasar dengan baik. Untuk itu,
informasi pasar penting dikumpulkan dengan lengkap, supaya persaingan benar-benar sempurna.

6. Produsen bebas keluar masuk pasar


Ciri terakhir yaitu produsen atau penjual memiliki kebebasan masuk atau keluar dari pasar.
Perusahaan yang dapat memproduksi barang bisa masuk secara bebas ke dalam industri pasar
terkait, tidak ada yang bisa menahannya. Setiap perusahaan juga memiliki kebebasan untuk
keluar dari pasar jika dibutuhkan.

1.4 kelebihan dan kelemahan pasar persaingan sempurna


Kelebihan Pasar Persaingan Sempurna :
a) Pasar bebas dari campur tangan siapapun, sebab kegiatan pasar didasarkan pada mekanisme
pasar,
b) Harga ditentukan atas kegiatan tawar-menawar
c) Tidak memerlukan iklan/ advertensi, persuhaan bias menjual berapapun jumlah yang diproduksi
tanpa menyebabkan penurunan harga.
Kelemahan Pasar Persaingan Bebas :
a) Barang yang dijual bersifat homogen, tidak ada keunggulan suatu produk dibandingkan dengan
produk lain.
b) Akibat barang yang homogen, inovasi menjadi terhambat.
c) Dalam jangka panjang persuhaan hanya memperoleh laba normal, sehingga tidak memiliki
aanggaran untuk melakukan penelitian dan pengembangan.
Contoh pasar persaingan sempurna :
Contoh paling umum dari pasar jenis ini adalah perdagangan beras yang merupakan kebutuhan
pokok bagi masyarakat Indonesia. Banyaknya penjual dan pembeli beras, masing-masing dari mereka tak
memiliki kekuasaan untuk mempengaruhi harga dan hanya menjadi pengikut harga.Selain itu, masing-
masing dari mereka juga mempunyai informasi terkait kondisi pasar beras. Seperti informasi mengenai
harga, kualitas, dan sebagainya. Karena barang yang dijual bersifat homogen, pasar beras ini
menimbulkan persaingan yang cukup sengit antar-produsen beras.

1.5 Kurva permintaan dan penerimaan dalam pasar


persaingan sempurna

Permintaan

Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Sebagai contoh, pasar pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran pakaian anak-anak, seperti digambarkan dalam Gambar 1.1 (a). Perusahaan
secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual. Oleh karena itu, jumlah output
perushaan relatif sangat kecil
dibanding ouput pasar, maka
berapa pun dijual persuhaan,
harga relatif tidak berubah. Oleh
karena itu, kurva permintaan
yang di hadapi perusahaan secara
individu berbentuk garis lurus
horizontal (gambar b)

Gambar 1.1 Kurva Permintaan Industri dan Perusahaan


Penerimaan
Penerimaan total (total revenue) perusahaan sama dengan jumlah output (Q) dikali harga jual (P).
Karena harga telah ditetapkan, penerimaan rata-rata (average revenue) dan penerimaan marginal
(marginal revenue) adalah sama dengan harga. Dengan demikian, kurva permintaan (D) sama dengan
kurva penerimaan rata-rata (AR), kurva penerimaan marginal (MR), dan kurva harga (P), seperti
diperlihatkan pada
gambar 1.2 (a).
Kurva penerimaan
total berbentuk garis
lurus dengan sudut
kemiringan positif,
bergerak mulai dari
titik (0,0), seperti
ditunjukan pada
gambar 1.2 (b).

Gambar 1.2 Kurva Penerimaan: TR, AR, dalam Pasar Persaingan Sempurna)

1.5 Keseimbangan Perusahaan dalam Jangka Pendek


Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar perushaan berada dalam keseimbangan, yaitu :
1. Perusahaan sebaiknya hanya berproduksi, paling tidak, bila biaya variabel (VC) adalah sama dengan
penerimaan total (TR), atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga (P). dalam kondisi ini,
perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC), di mana biaya ini dengan atau tanpa
produksi tetap harus di keluarkan. Namun, jika AVC lebih kecil dari harga, maka perusahaan tidak
mampu menutupi lagi beban biaya tetap.
2. Persuhaan memrproduksi pada saat MR = MC agar perusahaan memperoleh laba maksimum atau,
dalam kondisi buruk, kerugiannya minimum (minimum loss).

Gambar 1.3 Kurva Jangka Pendek Perusahaan dalam kondisi Laba Maksimum
Gambar 1.3 menunjukan bahwa kondisi MR = MC (titik E) tercapai pada saat output sejumlah
Q*. karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga, dari setiap unit output perusahaan memperoleh laba
sebesar BE per unit. Jika outputlebih kecil dari Q*, misalnya Q, penerimaan marginal (MR = P) lebih
besar biaya marginal (MC), sehingga lebih menguntungkan bagi perusahaan menambah output. Bila
output lebih besar dari Q*, MC sudah lebih besar dari MR. penambahan output akan mengurangi laba.
Oleh karena itu, laba maksimum tercapai hanya bila MR = MC, pada saat jumlah output dalah Q*.
Oleh karena itu, biaya rata-rata (AC) lebih kecil dari harga (P), untuk setipa unit output yang
terjual diperoleh laba sebesar BE. laba total yang diperoleh sama dengan Q* dikali BE atau sama dengan
luas APEB. Laba ini disebut laba super normal (super normal profit).
Gambar 1.4 hanya
menjelaskan satu kemungkinan, yaitu
laba maksimum. Masih ada dua
kemungkinan yang dialami
perusahaan, yaitu impas dan rugi.
Kondisi impas terjadi bila biaya rata-
rata sama dengan harga, dimana laba
per unit sama dengan nol, seperti di
gambarkan dalam Gambar 1.4.
keadaan seperti ini dinamakan
sebagai laba normal (normal profit).
Gambar 1.4 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek
Perusahaan dalam Kondisi Impas

Gambar 1.5 menunjukan bahwa pada


saat MR = MC, perusahaan mengalami
kerugian sebesar BE per unit. Sehingga
kerugian total adalah seluas bidang PAEB.
Kerugian ini adalah kerugian minimum
(minimum loss). Bila perusahaan memproduksi
kurang dari Q* (misalnya, Q1), kerugian per
unit menjadi lebih besar (CD > BE). demikian
halnya kerugian total, yang secara grafis
terlihat dari luas PKDC > luas PAEB. Bila
output lebih besar dari Q*, kerugian per unit
bisa menjadi lebih kecil (bila memproduksi Q 2)
atau lebih besar (bila memproduksi Q 3), tetapi
kerugian total lebih besar dibanding jika
memproduksi sebanyak Q*.

Gambar 1.5 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek


perusahaan dalam Kondisi Rugi Minimu
1.6 Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna
Agar dapat bertahan dalam pasar, maka dalam jangka panjang perusahaan harus memenuhi empat
persyaratan, yaitu:
1. Perusahaan harus bekerja sebaik mungkin (doing as well as possible), agar perusahaan mencapai
keadaan yang paling optimal. Secara matematis hal ini berarti perusahaan berproduksi sampai saaat
MR = MC. Pada saat itu, biaya marginal jangka pendek sama dengan biaya marginal jangka panjang
(SMC = LMC).
2. Tidak menglamai kerugian (not suffering loss), agar dapat mengganti barang modal yang digunakan
dalam produksi. Oleh karena itu, biaya rata-rata jangka pendek harus sama dengan harga jual (SAC =
P).
3. Tidak ada insentif bagi perusahaan untuk masuk-keluar, karena laba nol (zero economic profit). Laba
nol disebut juga laba normal (normal profit), yaitu tingkat laba yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama, jika uang dan faktor produksi dialokasikan pada kegiatan alternatif. Jika
laba lebih besar dari nol, akan ada perusahaan yang tertarik untuk masuk (entry) ke dalam pasar.
Sebaliknya, jika laba lebih kecil dari nol (merugi) akan mendorong perusahaan keluar (exit) dari pasar
(adanya karakteristik free entry and exit).
4. Perusahaan tidak dapat menambah laba lagi, walaupun dengan memperbesar skala produksi, karena
sudah berproduksi pada titik kurva biaya rata-rata jangka panjang (minimum LAC), pada saat SAC =
LAC.
Gambar 1.6 menggambarkan keadaan di atas.

Gambar 1.6 Kurva keseimbangan Jangka Panjang Perusahaan dalam


Pasar Persaingan Sempurna
1.7 Penawaran Perusahaan dalam Pasar Persaingan Sempurna
Penawaran industri adalah total penawaran perusahaan-perusahaan di pasar. Jumlah otput yang
ditawarkan persuhaan persuhaan adalah jumlah yang menghasilkan laba maksimum (MR = MC).
Berdasarkan hal tersebut dapat dikonstruksikan kurva penawaran persuhaan, baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.

Kurva penawaran jangka pendek

Kurva penawaran jangka pendek perusuhaan dapat dikonstruksi dari kurva biaya marginal (MC)
jangka pendek, seperti di gambar 1.7.

Gambar 1.7 Kurva Penawaran Jangka Pendek

Gambar 1.3 (a) menunjukkan jika harga di bawa P0, perusuhaan tidak mau berproduksi (tidak ada
penawaran karena harga masih lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling rendah (AVC
berpotongan dengan MC). Jika harga naik P1, agar mencapai laba maksimum perusahaan
berproduksi pada saat MR = MC atau MR = P, sehingga jumlah output adalah Q 1. Jika harga
jual terus meningkat misalnya ke P2, P3, dan P4, maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3,
dan Q4 agar mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukka hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah output yang diproduksi (ditawarkan).
Dengan demikian, dalam pasar persaingan sempurna kurva MC telah melewati titik
potong dengan minimum kurva ACV adalah jjuga kurva penawaran perusahaan jangka pendek
(Gambar 1.3 (b) ). Dapat disimpulkan bahwa dalam dasar persaingan sempurna, meskipun
perusahaan menderita rugi, selama P masih di atas AVC, sebaiknya perusahaan tetap berproduksi
karena kerugian yang di derita masih kecil dari FC yang harus dikeluarkan apabila perusahaan
tidak berproduksi, kalau berproduksi berarti sebagian dari FC masih dapat di tutup. Namun, jika
P dibawah AVC, maka sebaiknya perusahaan tidak berproduksi, karena kalau tetap berproduksi
maka akan mengakibatkan kerugian lebih besar dari FC.
Kurva penawaran jangka panjang
dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang merupakan fokus
keseimbangan jangka panjang pada berbagai tingkat produksi.

Gambar 1.8 Kurva Penawaran Jangka Panjang Industri Biaya


Konstan
2. Pasar Monopoli
Pasar monopoli yaitu dimana hanya terdapat satu penjual yang menguasai perdagangan barang
dan jasa, sehingga pembeli tidak dapat mendapatkan subsitusinya. Dalam pasar ini tidak ada pesaing yang
dapat masuk, yang menyebabkannya adalah sumber daya kunci dikuasai oleh suatu perusahaan tunggal,
pemerintah memberikan hak eksklusif kepada sebuah perusahaan tunggal untuk memproduksi dan
menjual barang tertentu dan biaya-biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen
tunggal yang membuat produk itu dari banyaknya perusahan.

2.1 Ciri-ciri Pasar Monopoli

 Tidak ada barang pengganti yang serupa


Barang yang diperjualbelikan dalam pasar monopoli tidak dapat digantikan dengan barang lain.
Salah satu ciri-ciri pasar monopoli adalah barang tersebut menjadi satu-satunya produk dan tidak
bisa ditemukan di perusahaan lain yang identik.

 Industri satu perusahaan


Barang atau jasa yang dihasilkan pasar monopoli adalah tidak dapat dibeli dari tempat lain. Para
pembeli tidak memiliki pilihan lain jika ingin membeli produk tersebut. Para pembeli tidak bisa
berbuat sesuatu dalam menentukan syarat jual-beli di pasar monopoli.

 Promosi iklan yang dibutuhkan


Perusahaan dalam pasar monopoli menjadi satu-satunya produsen di pasar, jadi secara otomatis
pembeli akan membeli produknya. Sehingga perusahaan sama sekali tidak membutuhkan iklan
untuk promosi. Iklan yang dilakukan hanya untuk menjaga hubungan baik masyarakat, tidak
bertujuan untuk promos.

 Perusahaan lain sulit masuk dalam industri


Keuntungan yang didapat perusahaan pasar monopoli adalah tidak mendorong perusahaan lain
untuk ikut dalam industri tersebut, yang disebabkan banyak hambatan yang kuat.

2.2 Jenis-jenis Pasar Monopoli


 Monopoli alamiah atau monopoli natural
Pasar monopoli alamiah terbentuk Ketika cangkupan pasar sangat kecil sehingga hanya bisa
mengakomodasi satu penjual saja. Karena bisa jadi potensi keuntungan tidak menggiurkan
sehingga hanya satu penjual yang tertarik menyediakan barang atau jasa tersebut.

 Monopoli legal berdasarkan hukum


Pasar monopoli legal berdasarkan hukum merupakan komoditas atau jasa yang diatur pemerintah
hanya boleh dipasarkan satu penjual atau satu perusahaan saja.
 Monopoli lokal-regional
Pasar monopoli lokal-regional terjadi Ketika perniagaan barang monopoli hanya terjadi di area
terbatas pada wilayah tertentu.

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Pasar Monopoli



elebihan Pasar Monopoli:

 Perusahaan monopoli harus menumbuhkan efisiensi untuk dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya pada produk sejenis.
 Perusahaan monopoli selalu berusaha melakukan pengembangan produk melalui research dan
develop untuk mengembangkan produknya secara luas dengan berbagai jenis serta mutu untuk
mendapatkan laba tinggi.
 Pasar persaingan monopoli bisa menghasilkan inovasi baru yang melindungi undang-undang hak
cipta dan hak paten, dari berbagai perlombaan untuk penemuan baru.
 Kekuasaan perusahaan monopoli harus dikontrol dan diawasi negara.

Kekurangan Pasar Monopoli:


 Monopoli berkuasa dalam penentuan jumlah produksi yang berdampak pada ketersediaan produk
untuk konsumen.
 Persaingan ini menumbuhkan ketergantungan konsumen karena mereka tidak dapat membeli
pada perusahaan yang lain, meskipun merasa dirugikan.
 Persaingan ini menumbuhkan eksploitasi terhadap pemilik faktor produksi.
 Monopoli akan bebas menguasai pendapatan yang tidak merata, karena keuntungan hanya pada
monopoli dalam waktu jangka Panjang.

Contoh Pasar Monopoli:

 PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).


 PT Kereta Api Indonesia.
 PT Pertamina.
 PT Pelayaran Nasional Indonesia.
 Badan Urusan Logistik.
 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
2. 4 KURVA PERMINTAAN (KURVA D) BAGI PERUSAHAAN
MONOPOLI (MONOPOLIS)

Karena ciri monopoli dimaksud, maka


monopolis mempunyai kekuatan pasar
(market power) menentukan harga (P)
dan kuantitas penjualan (Q). Ini berarti :

 Kurva D yang dihadapi oleh


monopolis adalah miring ke-bawah
dengan slope negatif --- jadi berlaku
the law of demand yaitu cetris
paribus P  Q.
 MR  (P  AR), jadi kurva MR
dibawah kurva D dimana D = P =
AR, karena  (price elasticity of
demand) pada setiap titik sepanjang
kurva D tidak sama.

Bukti Kurva MR dibawah kurva D, berdasarkan MR = P[1 – 1/)] --- lihat bahan Ekonomi Mikro I,
sehingga apabila  (angka absolut, karena  bertanda minus) pada titik kurva D :

  =  (takterhingga), maka MR = P[1 – (1/)] = P[1 – 0] = P


  = 1, maka MR = P[1 – (1/1)] = P[0] = 0
   1 (misal  = 3), maka MR = P[1 – (1/3)] = P[2/3] = (2/3)P
   1 (misal  = 1/3), maka MR = P[1 – {1/(1/3)}] = P[1– 3]=P(– 2)= –2P
2.5 PENGUKURAN KEKUATAN PASAR (MARKET POWER)

1. Market power berdasarkan The Lerner Index

Abba P. Lerner merumuskan the Lerner index (LI) :

(P – MC)/MC atau (AR – MC)/MC 

 1 – (MR/AR)  1/, karena MR = P[1 – 1/)]

Jadi market power menurun kalau  membesar. Misal, pada perfect competition  =  (tak terhingga)
karena perusahaan adalah price taker, maka market power meningkatkan harga menjadi 0 (nol).
Untuk ekspor : LI = (Domestic price – Export price)/Domestic price, maka

Domestic monopoly power = LI  (Domestic sales + Export sales)/D. sales.

2. Market power berdasarkan concentration ratio

1). Concentration ratio mengukur peranan (share) dari perusahaan-perusahaan besar dalam
penjualan (atau laba atau aset) industri.
CR4 = concentration ratio dari 4 perusahaan besar dalam industri (seluruh perusahaan). CR4  50,
maka industri dikategorikan sebagai oligopoli.
2). The Herfindahl index (HI)
n n = jumlah perusahaan dalam industri

HI =  Si i = satu perusahaan
i=1 S = market share dari setiap perusahaan i
Semakin tinggi HI semakin besar tingkat konsentrasi dalam industri.
Misal, monopoly (satu perusahaan) HI = 1002 = 10.000. Oligopoli dengan 4 perusahaan yang sama
besarnya, maka HI = 4(252) = 4(625) = 2500. 100 perusahaan yang sama besarnya, maka HI =
100(12) = 100.
2.6 Penetapan Harga Monopoli Untuk Memaksimalkan Keuntungan

1. Prinsip maksimisasi laba monopoli --- Short run (SR) dan Long run (LR)

Makimisasi laba (maximizing profit) terjadi pada MR = MC, dengan kurva SRTC untuk SR, dan kurva
LRTC untuk LR.

Monopolis beroperasi pada bagian elastis kurva D yaitu dengan   1.


2. Dengan diskriminasi harga

Terdapat 2 (dua) kelompok konsumen yang dihadapi monopolis, masing-masing dengan marginal revenue
MR1 dan MR2 serta elastisitas permintaan terhadap harga 1 dan 2 .

Penetapan harga oleh monopolis lebih tinggi pada kelompok dengan permintaan yang inelastis :

 MR1 = P1(1–1/1) =
= MR2=P2(1–1/2),

jadi bila 1  2  1/11/2, sehingga


(1–1/1)  (1–1/2), berarti P1  P2.

 Jadi monopolis menetapkan harga lebih


tinggi terhadap grup konsumen yang
permintaannya kurang elastis (  1
tetapi lebih kecil). Misal dumping,
karena permintaan lebih elastis di luar
negeri.
 Kalau P1, P2, 1 diketahui, maka 
dapat dicari, dengan P1/P2 =
MR1/MR2.
Di atas titik E, bagian elastis (1) dari kurva D1 dan kurva D2,
tetapi lebih elastis pada kurva D2.

Untuk maksimisasi laba, maka MR1 = MR2 = MC --- karena jika :

1. MR1  MR2, monopolis akan menambah penjualan terus pada pasar 1, atau sebaliknya; (2). MR1 =
MR2  MC, maka penjualan akan ditambah; (3). MR1 = MR2  MC, maka penjualan aakan
diturunkan.
3. Dengan mark-up pricing

Maksimisasi laba : MR = MC  P(1 – 1/) = MC  P = MC[/( – 1)].

[/( – 1)] = mark-up  berarti [/( – 1)]  1 kalau   1  jadi monopolis akan menjual di daerah
yang elastis.
4. Dengan Average Cost (AC) pricing dan Marginal Cost (MC) pricing

AC pricing: P = AC.
Jadi tidak ada laba, tapi P
lebih rendah dan Q (sales)
lebih besar, dibandingkan
dengan maksimisasi laba
pada MR = MC.
Kesejahteraan rakyat lebih
tinggi.

Monopolis mungkin da-pat


menetapkan P = MC karena
beroperasi de-ngan kapasitas
atau pro-duksi yang tinggi,
se-hingga terdapat econo-
mies of scale. Misal,
perusahaan listrik, tele-pon,
gas, dan jalan.
P jauh lebih rendah, Q
jauh lebih tinggi, di-
bandingkan dengan
maksimisasi laba (MR =
MC).
Jadi memberikan kese-
jahteraan yang tinggi.
5. Perbandingan pricing : monopoly dan perfect competition

P jauh lebih rendah dan Q jauh lebih besar pada perfect competition (P = 11 dan Q = 500), dibandingkan
pada monopolist pricing (P = 6 dan Q = 1000).
Pengertian Pasar Monopolistik
Di dalam pasar monopolistik, ada banyak sekali penjual yang menawarkan dagangan yang
homogen atau serupa. Tapi produk yang dijual dibedakan dengan kualitas, bentuk, dan juga ukurannya
serta semua penjual yang ada harus bersaing dengan maksimal. Produk yang dijual di dalam pasar ini
mempunyai kualitas, harga dan juga ukuran yang berbeda-beda meski dalam satu jenis produk. Penentuan
harga yang tetap biasanya akan ditentukan langsung oleh penjual. Sehingga tidak menggunakan
mekanisme pasar.
Pasar monopolistik pada dasarnya merupakan sebuah pasar yang ada di antara dua jenis pasar
yang cukup ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Oleh sebab itu, pasar jenis ini
masing mengandung unsur-unsur atau sifat yang berasal dari pasar persaingan monopoli dan juga pasar
persaingan sempurna. Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik dapat diartikan sebagai sebuah
pasar yang mana memiliki banyak penjual atau produsen yang memproduksi produk yang beragam.

3.1 Ciri ciri Pasar Monopolistik


Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pasar monopolistik yang perlu kamu pahami:
1. Memiliki Jumlah Produsen atau Penjual yang Sangat Banyak
Produsen yang ada di dalam pasar monopolistik sangatlah beragam dan berjumlah banyak.
Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas dengan pembagian pasar ataupun market share
yang relatif kecil. Tak hanya itu saja, penjual yang ada di dalam pasar monopolistik tidak mempunyai
kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di pasaran.
Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Sehingga muncul berbagai
kesulitan terkait koordinasi antar produsen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir tidak bisa di lakukan
setiap pemilik usaha harus selalu aktif mencari target pasarya sendiri.
2. Diferensiasi Produk
Diferensiasi produk yang dimaksud disini adalah produk yang serupa mempunyai karakteristik
yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan tersebut dari bentuk, ukuran, corak, kualitas, dan lainnya.
Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkan. Seperti
halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat olahraga seperti Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma
mempunyai produk yang serupa. Dimana semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang
sama. Tapi produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.
Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri menentukan harga
pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga. Apabila salah satu produsen berusaha untuk
merusak harga pasar, maka hal itu secara otomatis akan diikuti oleh produsen lainnya. Akan tetapi, para
produsen tetap tidak bisa menaikkan harga produk. Sebab, jika ada yang nekat menaikkan harga namun
kompetitor tetap mempertahankan harga sebelumnya, maka perusahaan tadi akan mengalami kerugian.
3. Persaingan Produsen Tidak Berdasar Pada Harga
Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual cenderung tidak bisa
mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu konsensus yang dilakukan secara bersamaan dengan
produsen lainnya. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar ini lebih mengarah
kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-masing produk.
4. Kebebasan Produsen Baru Untuk Keluar dan Masuk Pasar
Semua produsen yang ada di dalam sistem pasar ini memiliki kebebasan untuk masuk dan keluar
pasar. Sebab, produk-produk yang mereka tawarkan bisa digantikan oleh produk serupa dari produsen lain
yang masih bertahan di dalam pasar tersebut. Hal itu tentu tidak akan menyebabkan kelangkaan produk
dan menyusahkan konsumen yang ingin mencari produk tersebut.
Sementara untuk produsen baru, mereka tidak perlu memiliki sejumlah modal yang besar untuk
dapat bergabung dan bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Asalkan produk yang ditawarkan
memiliki harga yang terjangkau dan berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan begitu,
konsumen yang ada di dalam pasar akan menerima kehadiran produsen baru itu.
5. Perkembangan Teknologi dan Inovasi
Karena adanya persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor di dalamnya. Maka tiap
produsen atau penjual dituntut untuk dapat terus memberikan sebuah inovasi terhadap produk yang
mereka tawarkan. Hal tersebut juga menyebabkan teknologi dapat berkembang dengan cepat untuk
mengimbangi inovasi yang diinginkan oleh para produsen.
Saat sebuah produsen melakukan inovasi, makan hal itu akan mendatangkan keuntungan yang
lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk lama. Dengan adanya
pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka akan lebih mudah menarik produsen lain untuk
melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi. Oleh sebab itu, konsep inovasi dan juga teknologi tak akan
pernah putus selama ada persaingan yang ketat antara produsen satu dan lainnya.

3.2 Pasar Monopolistik dan Elastisitas Permintaannya


Apa itu pasar monopolistik? Pasar monopolistik adalah salah satu struktur pasar yang memiliki
produsen yang banyak, yang mana pada setiap produknya memiliki keunikan dan karakteristiknya masing
masing.Pasar monopolistik umumnya, sering kita jumpai dalam pasar tradisional maupun pasar modern.
Dalam Pasar monopolistik, produsen biasanya menjual barang yang dibutuhkan oleh seseorang setiap
harinya.Sifat permintaan pasar monopolistik adalah elastis, lebih elastis dari pada pasar persaingan
sempurna maupun pasar monopoli. Namun, ke elastisitas pasar monopolistik tidak pernah mencapai garis
sempurna.
Kurva permintaan pasar monopolistik memiliki makna : Suatu perusahaan akan menaikan harga,
namun akan berdampak pada jumlah produk yang dikeluarkan akan sedikit Namun, sebaliknya jika
perusahaan ingin menurunkan harga maka barang yang keluarkan lebih banyak.Hal tersebut, yang
membuktikan bahwa pasar monopolistik tidak pernah mencapai sifat ke elastisitas sempurna.Contoh dari
pasar monopolistik adalah pasta gigi, shampoo, sabun mandi, perabotan rumah tangga, dan lain- lain.
Namun, setiap perusahaan memiliki perbedaan baik dari bentuk, aroma,harga, dan lain lain. Sama seperti
pasar monopoli dan pasar persaingan sempurna, pasar monopolistik memiliki kekurangan dan kelebihan.
4. PASAR OLIGOPOLI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) oligopoli adalah keadaan pasar dengan produsen
pembekal barang hanya berjumlah sedikit, sehingga meraka atau seorang dari mereka dapat memengaruhi
harga pasar atau keadaan pasar yang tidak seimbang karena dipengaruhi oleh sejumlah pembeli.
Sementara itu, dikutip dari Investopedia, oligopoli adalah suatu struktur pasar yang di dalamnya hanya
terdapat kapasitas kecil atau hanya segelintir saja, tetapi bisa memengaruhi kondisi pasar secara
signifikan.

Struktur pasar dikatakan oligopoli bila di dalam industri ada beberapa produsen yang dominan.
Salah satu indikator tingkat oligopoli adalah (CR4) yaitu rasio konsentrasi market oleh 4 perusahaan
terbesar atau dominan. Sebuah industri dikatakan berstruktur oligopoli bila CR4 > 40%.

4.1 KARAKTERISTIK PASAR OLIGOPOLI

 Terdiri dari 2 perusahaan atau lebih


 Produk yang diperjualbelikan biasanya bersifat homogen atau terdiferensiasi
 Membutuhkan strategi pemasaran yang matang
 Harga antar produk hampir sama
 Suatu aturan dari sebuah perusahaan atau produsen dapat memengaruhi produsen
 Produsen baru akan kesulitan masuk ke pasar

4.2 JENIS JENIS PASAR OLIGOPOLI


1. Pasar Oligopoli Murni
Pasar oligopoli murni adalah pasar yang hanya menjual satu barang saja. Meskipun hanya satu barang
saja, tetapi varian dari barangnya cukup banyak. sementara itu, harga dari barang satu dengan barang
lainnya hampir sama. Pada pasar oligopoli jenis ini, hampir setiap kebijakannya dipengaruhi oleh
produsen utama. Itulah mengapa pasar oligopoli jenis ini dinamakan pasar oligopoli murni.

2. Pasar Oligopoli Terdiferensiasi


Pasar oligopoli terdiferensiasi adalah pasar yang hanya menjual satu jenis saja. Namun, harga pada
satu jenis barang itu tidak sama dengan harga produsen atau perusahaan lainnya. Sederhanya harga
dari satu produsen dengan produsen lainnya akan mengalami diferensiasi. Apabila hal ini terjadi, maka
pasar oligopoli semakin menjadi tidak sehat, karena konsumen lebih menyukai harga yang relatif
murah, tetapi barang cukup berkualitas.

3. Pasar Oligopoli Non Kolusi


Pasar oligopoli non kolusi adalah pasar yang di mana jika ada perusahaan yang ingin memainkan harga
suatu barang atau jasa perlu memperhatikan kondisi atau perkembangan yang terjadi pada perusahaan
lain (kompetitor). Di dalam pasar oligopoli, hal ini perlu dilakukan oleh suatu perusahaan karena
bertujuan agar usaha yang dijalani mengalami perkembangan serta perusahaan lainnya tidak bisa
mengikuti persaingan harga tersebut.
4. Pasar Oligopoli Kolusi
Pasar oligopoli adalah pasar yang di mana hampir setiap produsen atau perusahaan melakukan kerja
sama. Biasanya langkah kerja sama ini dilakukan pada saat ingin menaikkan harga dari suatu produk
atau jasa. Hal seperti ini akan terlihat bahwa persaingan dari produsen satu dengan produsen yang
lainnya tidak begitu jauh.

4.3 Contoh-Contoh Oligopoli

1. Rokok
Seperti yang kita tahu bahwa di Indonesia ini industri rokok hampir tidak ada matinya atau bisa
dibilang akan selalu ada konsumennya. Banyaknya konsumen yang merokok, maka membuat
produsen atau perusahaan rokok berlomba-lomba untuk menjual produk tersebut. Dalam satu merek
yang sama terdapat beberapa jenis varian. Meskipun hanya rokok saja yang dijual, tetapi ternyata
produsen rokok saling bersaing, baik dari harga atau dari kualitas rokoknya sendiri.

2. Jasa Penerbangan
Bagi kamu yang sering pergi ke luar kota atau ke luar negeri yang menggunakan pesawat terbang,
pasti mengetahui bahwa ada banyak nama-nama pesawat. Setiap nama pesawat itu mempunyai
keunggulan dan kekurangannya masing-masing, sehingga bisa dikatakan bahwa sudah ada pangsa
pasarnya masing-masing. Akan tetapi, jika pangsa pasar itu tidak dijaga dengan baik, maka maskapai
penerbangan itu bisa mengalami kerugian atau kebangkrutan.

3. Jual Beli Motor


Zaman yang semakin modern dan semakin cepat ini, penggunaan motor sudah cukup banyak, sehingga
menjadi target pasar bagi para produsen motor. Jual beli motor termasuk ke dalam contoh dari pasar
oligopoli karena sudah ada berbagai macam perusahaan yang menjual produk yang sama (motor),
tetapi dengan merek yang berbeda.

4. Semen
Ketika membangun rumah, biasanya kita akan membutuhkan bahan bangunan, yaitu semen. Semen itu
sendiri bisa digunakan untuk menyatukan bahan bangunan, seperti batako, hebel, bata merah, dan lain-
lain. Semakin banyak yang membangun rumah, maka semakin banyak juga semen yang akan
digunakan. Para produsen sudah siap untuk bersaing untuk menghasilkan produk semen yang
berkualitas dengan harga terjangkau.

5. Handphone
Penggunaan handphone di zaman yang modern ini sudah sering digunakan, bahkan hampir setiap
orang memiliki handphone. Hal ini dikarenakan handphone bisa dibilang sebagai salah kebutuhan
yang wajib dipenuhi karena dengan perangkat ini, kita akan bisa menjalin komunikasi dengan orang
yang sedang berada dikejauhan. Produk handphone sudah banyak dijual di pasaran dan harganya
sangat bervariasi.
6. Operator Telekomunikasi
Setiap operator atau kartu provider akan memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing,
sehingga setiap produsen operator telekomunikasi akan bersaing untuk mendapatkan konsumen yang
banyak. Oleh sebab itu, setiap produsen operator telekomunikasi saling membuat suatu perencanaan
pemasaran yang matang, yaitu harga yang terjangkau dengan kualitas yang memukau. Dengan adanya
persaingan tersebut, maka bisa dibilang bahwa setiap operator telekomunikasi sudah memiliki strategi
pemasaran dan terjadi suatu persaingan yang cukup ketat.

7. Mi Instan
Mi instan ini hampir semua orang suka terutama bagi mereka yang sedang nge-kost. Mi instan itu
sendiri bisa dijadikan sebagai makanan ringan di kala perut sedang terasa lapar atau dijadikan sebagai
lauk dari suatu hidangan, seperti bekal. Di Indonesia, perusahaan mi instan sudah cukup banyak,
sehingga tak jarang konsumen yang mengalami kebingungan harus memilih yang mana. Perusahaan
atau produsen mulai melihat pangsa pasar ini mulai meningkatkan keunggulan dari suatu produk
dengan harapan produk itu masih terus berjalan.

4.4 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PASAR OLIGOPOLI

1.Efisiensi skala besar:


 Investasi awal sangat besar
 Biaya produksi murah bila skala produksi sangat besar

2.Kompleksitas manajemen:
 Industri padat modal dan ilmu pengetahuan
 Sumber daya manusia kualitas tinggi
 Multi disiplin
 Persaingan non harga
 Inteljen bisnis

4.5 Kelebihan dan Kekeurangan Pasar Oligopoli

Kelebihan Pasar Oligopoli:


 Perusahaan akan sangat mengupayakan inovasi dan menjaga kualitas terbaiknya mengingat
persaingan yang begitu ketat.
 Kegiatan produksi menjadi lebih efektif.
 Harga produk menjadi lebih sesuai dengan keinginan konsumen karena perusahaan oligopoli lebih
memusatkan diri pada persaingan bukan harga.
 Penemuan baru perusahaan tidak mudah ditiru atau diimbangi oleh perusahaan pesaing, sehingga
timbul dorongan yang kuat untuk memacu kemajuan teknologi.
 Meskipun tidak banyak, tetapi konsumen mempunyai beberapa pilihan merek yang sesuai
dengan keinginannya.
Kekurangan Pasar Oligopoli
 Ketatnya persaingan dalam pasar yang membuat produsen baru sangat kesulitan untuk masuk dalam
mengikuti persaingan pasar atau bertahan di sana.
 Harga barang cenderung lebih tinggi daripada persaingan sempurna. Sering terjadi kesepakatan di
beberapa perusahaan oligopoli untuk mengendalikan harga dan produksi.
 Membutuhkan biaya produksi dan strategi promosi yang cukup besar. Kebutuhan akan iklan akan
menaikkan biaya produksi hingga lebih tinggi di atas biaya rata-rata minimum.
 Terjadi banting harga antar produsen untuk mendapatkan lebih banyak pembeli
 Kondisi pasar oligopoli bisa membuat persaingan harga di pasar menjadi tidak seimbang.

4.6 PERMINTAAN

Perusahaan dalam pasar oligopoli menghadapi dua skenario permintaan Permintaan akan sangat elastis
bila perusahaan menaikkan harga, tetapi inelastis bila perusahaan menurunkan harga Pengambilan
keputusan yang interdependen membuat perusahaan seolah-olah menghadapi kurva permintaan patah
(kinked demand curve)
P
SKENARIO PERMINTAAN ELASTIS Jika perusahaan menaikkan harga,
seolah-olah berhadapan dengan
kurva permintaan yang elastis.

Kenaikan harga sebesar 1% akan


2
P menurunkan jumlah yang diminta
lebih besar dari 10%, sehingga nilai
1 penjualan (total revenue) akan turun
P
D
Karena itu, jika perusahaan
menaikkan harga perusahaan lain
tidak mengikutinya

Q2 Q1 Q

P SKENARIO PERMINTAAN INELASTIS

Jika perusahaan menurunkan


harga, seolah-olah berhadapan
1
dengan kurva permintaan yang
P inelastis.

2 2
P Pada kurva D1 penurunan dari P ke
1
D1 P akan menaikan jumlah yang
diminta dari Q1 ke Q2 sehingga
nilai penjualan (total revenue) akan
D2 naik. Hal ini akan menimbulkan
reaksi pesaing, sehingga ikut
menurunkan harga

Q1 Q3 Q2 Q

Penurunan harga oleh para pesaing menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta menjadi lebih
kecil dari Q2, yaitu Q3. Perusahaan seolah-olah berhadapan dengan kurva permintaan yang
inelastis (D2)
P
KINKED DEMAND CURVE Pengambilan keputusan yang
interdependen menyebabkan
A perusahaan seolah-olah berhadapan
dengan kurva permintaan yang patah
1 B (kinked demand curve)
P
1
2 Jika harga lebih tinggi dari P kurva
P permintaan yang berlaku adalah D1
2
D1 namun jika harga lebih rendah dari P
kurva permintaan yang berlaku adalah D2

D2 Seolah-olah kurva permintaan yang


dihadapi perusahaan adalah kurva ABD 2

Q1 Q3 Q2 Q

P
KURVA PENDAPATAN MARJINAL
A

B Jika kurva permintaan yang


berlaku adalah D1 maka kurva MR
adalah MR1

Jika kurva permintaan yang


C berlaku adalah D2 maka kurva MR
adalah MR2

D2 Sehingga kurva MR oligopolis


MR1 adalah ACDE
D
MR2

Q1 Q
E Q2
4.7 KESEIMBANGAN OLIGOPOLIS
Kondisi optimal tercapai bila produksi pada saat
MR = MC
Dalam pasar oligopoli, analisis keseimbangan tidak hanya berdasarkan pertimbangan output dan harga
yang efisien, tetapi juga berdasarkan kemampuan memperkirakan reaksi pesaing. Keseimbangan pasar
oligopoli tercapai bila perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai
alasan lagi untuk merubah jumlah produksi dan harga jual, demikian juga dengan pesaing.

P
KESEIMBANGAN OLIGOPOLIS
MC
Oligopolis akan mencapai
A keseimbangan pada saat
MR = MC, dimana harga jual/unit
1 B 1
P adalah P dan jumlah output
adalah Q1

MR1
D2

D
MR2

Q
Q1 E Q2

P
MC
1 KINKED DEMAND CURVE
AND PRICE RIGIDITY
3
A MC
Kinked demand curva pada
1 B pasar oligopoli menyebabkan
P harga agak sulit berubah (price
rigidity)

Bila biaya produksi (MC)


1
C berubah pada interval MC
3
sampai dengan MC maka harga
jual dan jumlah produksi tidak
D2 1 1
MR1 berubah yaitu pada P dan Q
D
MR2

Q1 E Q2 Q
4.8 TIGA MODEL OLIGOPOLI
• Non Kolusi (Kinked Demand Model)

Diantara oligopolis tidak mau melakukan kerja sama

• Kolusi Dalam Penetapan Harga ( Collusive pricing)

Kerja yang dilakukan misalnya secara resmi dengan membentuk kartel, tetapi jika secara resmi
dilarang, dapat dilakukan secara informal atau implisit

• Kepemimpinan Harga (Price Leadership)

Perusahaan-perusahaan yang dominan, memegang kendali dalam penetapan harga, sehingga


mendapat laba yang lebih besar

PENGATURAN OLIGOPOLIS
Karena berpotensi untuk membentuk kekuatan monopoli maka perusahaan-perusahaan yang beroperasi
pada pasar oligopoli dikendalikan dengan pemberlakuan undang-undang anti monopoli.

Anda mungkin juga menyukai