PASAR
Disusun oleh :
Kelompok 4 :
Permintaan
Tingkat harga dalam pasar persaingan sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran.
Sebagai contoh, pasar pakaian anak-anak, maka harga pakaian anak-anak ditentukan oleh kekuatan
permintaan dan penawaran pakaian anak-anak, seperti digambarkan dalam Gambar 1.1 (a). Perusahaan
secara individu harus menerima harga tersebut sebagai harga jual. Oleh karena itu, jumlah output
perushaan relatif sangat kecil
dibanding ouput pasar, maka
berapa pun dijual persuhaan,
harga relatif tidak berubah. Oleh
karena itu, kurva permintaan
yang di hadapi perusahaan secara
individu berbentuk garis lurus
horizontal (gambar b)
Gambar 1.2 Kurva Penerimaan: TR, AR, dalam Pasar Persaingan Sempurna)
Gambar 1.3 Kurva Jangka Pendek Perusahaan dalam kondisi Laba Maksimum
Gambar 1.3 menunjukan bahwa kondisi MR = MC (titik E) tercapai pada saat output sejumlah
Q*. karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga, dari setiap unit output perusahaan memperoleh laba
sebesar BE per unit. Jika outputlebih kecil dari Q*, misalnya Q, penerimaan marginal (MR = P) lebih
besar biaya marginal (MC), sehingga lebih menguntungkan bagi perusahaan menambah output. Bila
output lebih besar dari Q*, MC sudah lebih besar dari MR. penambahan output akan mengurangi laba.
Oleh karena itu, laba maksimum tercapai hanya bila MR = MC, pada saat jumlah output dalah Q*.
Oleh karena itu, biaya rata-rata (AC) lebih kecil dari harga (P), untuk setipa unit output yang
terjual diperoleh laba sebesar BE. laba total yang diperoleh sama dengan Q* dikali BE atau sama dengan
luas APEB. Laba ini disebut laba super normal (super normal profit).
Gambar 1.4 hanya
menjelaskan satu kemungkinan, yaitu
laba maksimum. Masih ada dua
kemungkinan yang dialami
perusahaan, yaitu impas dan rugi.
Kondisi impas terjadi bila biaya rata-
rata sama dengan harga, dimana laba
per unit sama dengan nol, seperti di
gambarkan dalam Gambar 1.4.
keadaan seperti ini dinamakan
sebagai laba normal (normal profit).
Gambar 1.4 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek
Perusahaan dalam Kondisi Impas
Kurva penawaran jangka pendek perusuhaan dapat dikonstruksi dari kurva biaya marginal (MC)
jangka pendek, seperti di gambar 1.7.
Gambar 1.3 (a) menunjukkan jika harga di bawa P0, perusuhaan tidak mau berproduksi (tidak ada
penawaran karena harga masih lebih kecil dari biaya variabel per unit yang paling rendah (AVC
berpotongan dengan MC). Jika harga naik P1, agar mencapai laba maksimum perusahaan
berproduksi pada saat MR = MC atau MR = P, sehingga jumlah output adalah Q 1. Jika harga
jual terus meningkat misalnya ke P2, P3, dan P4, maka perusahaan harus memproduksi Q2, Q3,
dan Q4 agar mencapai laba maksimum. Kurva MC menunjukka hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah output yang diproduksi (ditawarkan).
Dengan demikian, dalam pasar persaingan sempurna kurva MC telah melewati titik
potong dengan minimum kurva ACV adalah jjuga kurva penawaran perusahaan jangka pendek
(Gambar 1.3 (b) ). Dapat disimpulkan bahwa dalam dasar persaingan sempurna, meskipun
perusahaan menderita rugi, selama P masih di atas AVC, sebaiknya perusahaan tetap berproduksi
karena kerugian yang di derita masih kecil dari FC yang harus dikeluarkan apabila perusahaan
tidak berproduksi, kalau berproduksi berarti sebagian dari FC masih dapat di tutup. Namun, jika
P dibawah AVC, maka sebaiknya perusahaan tidak berproduksi, karena kalau tetap berproduksi
maka akan mengakibatkan kerugian lebih besar dari FC.
Kurva penawaran jangka panjang
dalam pasar persaingan sempurna, kurva penawaran jangka panjang merupakan fokus
keseimbangan jangka panjang pada berbagai tingkat produksi.
Perusahaan monopoli harus menumbuhkan efisiensi untuk dapat bersaing dengan perusahaan
lainnya pada produk sejenis.
Perusahaan monopoli selalu berusaha melakukan pengembangan produk melalui research dan
develop untuk mengembangkan produknya secara luas dengan berbagai jenis serta mutu untuk
mendapatkan laba tinggi.
Pasar persaingan monopoli bisa menghasilkan inovasi baru yang melindungi undang-undang hak
cipta dan hak paten, dari berbagai perlombaan untuk penemuan baru.
Kekuasaan perusahaan monopoli harus dikontrol dan diawasi negara.
Bukti Kurva MR dibawah kurva D, berdasarkan MR = P[1 – 1/)] --- lihat bahan Ekonomi Mikro I,
sehingga apabila (angka absolut, karena bertanda minus) pada titik kurva D :
Jadi market power menurun kalau membesar. Misal, pada perfect competition = (tak terhingga)
karena perusahaan adalah price taker, maka market power meningkatkan harga menjadi 0 (nol).
Untuk ekspor : LI = (Domestic price – Export price)/Domestic price, maka
1). Concentration ratio mengukur peranan (share) dari perusahaan-perusahaan besar dalam
penjualan (atau laba atau aset) industri.
CR4 = concentration ratio dari 4 perusahaan besar dalam industri (seluruh perusahaan). CR4 50,
maka industri dikategorikan sebagai oligopoli.
2). The Herfindahl index (HI)
n n = jumlah perusahaan dalam industri
HI = Si i = satu perusahaan
i=1 S = market share dari setiap perusahaan i
Semakin tinggi HI semakin besar tingkat konsentrasi dalam industri.
Misal, monopoly (satu perusahaan) HI = 1002 = 10.000. Oligopoli dengan 4 perusahaan yang sama
besarnya, maka HI = 4(252) = 4(625) = 2500. 100 perusahaan yang sama besarnya, maka HI =
100(12) = 100.
2.6 Penetapan Harga Monopoli Untuk Memaksimalkan Keuntungan
1. Prinsip maksimisasi laba monopoli --- Short run (SR) dan Long run (LR)
Makimisasi laba (maximizing profit) terjadi pada MR = MC, dengan kurva SRTC untuk SR, dan kurva
LRTC untuk LR.
Terdapat 2 (dua) kelompok konsumen yang dihadapi monopolis, masing-masing dengan marginal revenue
MR1 dan MR2 serta elastisitas permintaan terhadap harga 1 dan 2 .
Penetapan harga oleh monopolis lebih tinggi pada kelompok dengan permintaan yang inelastis :
MR1 = P1(1–1/1) =
= MR2=P2(1–1/2),
1. MR1 MR2, monopolis akan menambah penjualan terus pada pasar 1, atau sebaliknya; (2). MR1 =
MR2 MC, maka penjualan akan ditambah; (3). MR1 = MR2 MC, maka penjualan aakan
diturunkan.
3. Dengan mark-up pricing
[/( – 1)] = mark-up berarti [/( – 1)] 1 kalau 1 jadi monopolis akan menjual di daerah
yang elastis.
4. Dengan Average Cost (AC) pricing dan Marginal Cost (MC) pricing
AC pricing: P = AC.
Jadi tidak ada laba, tapi P
lebih rendah dan Q (sales)
lebih besar, dibandingkan
dengan maksimisasi laba
pada MR = MC.
Kesejahteraan rakyat lebih
tinggi.
P jauh lebih rendah dan Q jauh lebih besar pada perfect competition (P = 11 dan Q = 500), dibandingkan
pada monopolist pricing (P = 6 dan Q = 1000).
Pengertian Pasar Monopolistik
Di dalam pasar monopolistik, ada banyak sekali penjual yang menawarkan dagangan yang
homogen atau serupa. Tapi produk yang dijual dibedakan dengan kualitas, bentuk, dan juga ukurannya
serta semua penjual yang ada harus bersaing dengan maksimal. Produk yang dijual di dalam pasar ini
mempunyai kualitas, harga dan juga ukuran yang berbeda-beda meski dalam satu jenis produk. Penentuan
harga yang tetap biasanya akan ditentukan langsung oleh penjual. Sehingga tidak menggunakan
mekanisme pasar.
Pasar monopolistik pada dasarnya merupakan sebuah pasar yang ada di antara dua jenis pasar
yang cukup ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Oleh sebab itu, pasar jenis ini
masing mengandung unsur-unsur atau sifat yang berasal dari pasar persaingan monopoli dan juga pasar
persaingan sempurna. Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik dapat diartikan sebagai sebuah
pasar yang mana memiliki banyak penjual atau produsen yang memproduksi produk yang beragam.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) oligopoli adalah keadaan pasar dengan produsen
pembekal barang hanya berjumlah sedikit, sehingga meraka atau seorang dari mereka dapat memengaruhi
harga pasar atau keadaan pasar yang tidak seimbang karena dipengaruhi oleh sejumlah pembeli.
Sementara itu, dikutip dari Investopedia, oligopoli adalah suatu struktur pasar yang di dalamnya hanya
terdapat kapasitas kecil atau hanya segelintir saja, tetapi bisa memengaruhi kondisi pasar secara
signifikan.
Struktur pasar dikatakan oligopoli bila di dalam industri ada beberapa produsen yang dominan.
Salah satu indikator tingkat oligopoli adalah (CR4) yaitu rasio konsentrasi market oleh 4 perusahaan
terbesar atau dominan. Sebuah industri dikatakan berstruktur oligopoli bila CR4 > 40%.
1. Rokok
Seperti yang kita tahu bahwa di Indonesia ini industri rokok hampir tidak ada matinya atau bisa
dibilang akan selalu ada konsumennya. Banyaknya konsumen yang merokok, maka membuat
produsen atau perusahaan rokok berlomba-lomba untuk menjual produk tersebut. Dalam satu merek
yang sama terdapat beberapa jenis varian. Meskipun hanya rokok saja yang dijual, tetapi ternyata
produsen rokok saling bersaing, baik dari harga atau dari kualitas rokoknya sendiri.
2. Jasa Penerbangan
Bagi kamu yang sering pergi ke luar kota atau ke luar negeri yang menggunakan pesawat terbang,
pasti mengetahui bahwa ada banyak nama-nama pesawat. Setiap nama pesawat itu mempunyai
keunggulan dan kekurangannya masing-masing, sehingga bisa dikatakan bahwa sudah ada pangsa
pasarnya masing-masing. Akan tetapi, jika pangsa pasar itu tidak dijaga dengan baik, maka maskapai
penerbangan itu bisa mengalami kerugian atau kebangkrutan.
4. Semen
Ketika membangun rumah, biasanya kita akan membutuhkan bahan bangunan, yaitu semen. Semen itu
sendiri bisa digunakan untuk menyatukan bahan bangunan, seperti batako, hebel, bata merah, dan lain-
lain. Semakin banyak yang membangun rumah, maka semakin banyak juga semen yang akan
digunakan. Para produsen sudah siap untuk bersaing untuk menghasilkan produk semen yang
berkualitas dengan harga terjangkau.
5. Handphone
Penggunaan handphone di zaman yang modern ini sudah sering digunakan, bahkan hampir setiap
orang memiliki handphone. Hal ini dikarenakan handphone bisa dibilang sebagai salah kebutuhan
yang wajib dipenuhi karena dengan perangkat ini, kita akan bisa menjalin komunikasi dengan orang
yang sedang berada dikejauhan. Produk handphone sudah banyak dijual di pasaran dan harganya
sangat bervariasi.
6. Operator Telekomunikasi
Setiap operator atau kartu provider akan memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing,
sehingga setiap produsen operator telekomunikasi akan bersaing untuk mendapatkan konsumen yang
banyak. Oleh sebab itu, setiap produsen operator telekomunikasi saling membuat suatu perencanaan
pemasaran yang matang, yaitu harga yang terjangkau dengan kualitas yang memukau. Dengan adanya
persaingan tersebut, maka bisa dibilang bahwa setiap operator telekomunikasi sudah memiliki strategi
pemasaran dan terjadi suatu persaingan yang cukup ketat.
7. Mi Instan
Mi instan ini hampir semua orang suka terutama bagi mereka yang sedang nge-kost. Mi instan itu
sendiri bisa dijadikan sebagai makanan ringan di kala perut sedang terasa lapar atau dijadikan sebagai
lauk dari suatu hidangan, seperti bekal. Di Indonesia, perusahaan mi instan sudah cukup banyak,
sehingga tak jarang konsumen yang mengalami kebingungan harus memilih yang mana. Perusahaan
atau produsen mulai melihat pangsa pasar ini mulai meningkatkan keunggulan dari suatu produk
dengan harapan produk itu masih terus berjalan.
2.Kompleksitas manajemen:
Industri padat modal dan ilmu pengetahuan
Sumber daya manusia kualitas tinggi
Multi disiplin
Persaingan non harga
Inteljen bisnis
4.6 PERMINTAAN
Perusahaan dalam pasar oligopoli menghadapi dua skenario permintaan Permintaan akan sangat elastis
bila perusahaan menaikkan harga, tetapi inelastis bila perusahaan menurunkan harga Pengambilan
keputusan yang interdependen membuat perusahaan seolah-olah menghadapi kurva permintaan patah
(kinked demand curve)
P
SKENARIO PERMINTAAN ELASTIS Jika perusahaan menaikkan harga,
seolah-olah berhadapan dengan
kurva permintaan yang elastis.
Q2 Q1 Q
2 2
P Pada kurva D1 penurunan dari P ke
1
D1 P akan menaikan jumlah yang
diminta dari Q1 ke Q2 sehingga
nilai penjualan (total revenue) akan
D2 naik. Hal ini akan menimbulkan
reaksi pesaing, sehingga ikut
menurunkan harga
Q1 Q3 Q2 Q
Penurunan harga oleh para pesaing menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta menjadi lebih
kecil dari Q2, yaitu Q3. Perusahaan seolah-olah berhadapan dengan kurva permintaan yang
inelastis (D2)
P
KINKED DEMAND CURVE Pengambilan keputusan yang
interdependen menyebabkan
A perusahaan seolah-olah berhadapan
dengan kurva permintaan yang patah
1 B (kinked demand curve)
P
1
2 Jika harga lebih tinggi dari P kurva
P permintaan yang berlaku adalah D1
2
D1 namun jika harga lebih rendah dari P
kurva permintaan yang berlaku adalah D2
Q1 Q3 Q2 Q
P
KURVA PENDAPATAN MARJINAL
A
Q1 Q
E Q2
4.7 KESEIMBANGAN OLIGOPOLIS
Kondisi optimal tercapai bila produksi pada saat
MR = MC
Dalam pasar oligopoli, analisis keseimbangan tidak hanya berdasarkan pertimbangan output dan harga
yang efisien, tetapi juga berdasarkan kemampuan memperkirakan reaksi pesaing. Keseimbangan pasar
oligopoli tercapai bila perusahaan dapat melakukan apa yang dapat dilakukan dan tidak mempunyai
alasan lagi untuk merubah jumlah produksi dan harga jual, demikian juga dengan pesaing.
P
KESEIMBANGAN OLIGOPOLIS
MC
Oligopolis akan mencapai
A keseimbangan pada saat
MR = MC, dimana harga jual/unit
1 B 1
P adalah P dan jumlah output
adalah Q1
MR1
D2
D
MR2
Q
Q1 E Q2
P
MC
1 KINKED DEMAND CURVE
AND PRICE RIGIDITY
3
A MC
Kinked demand curva pada
1 B pasar oligopoli menyebabkan
P harga agak sulit berubah (price
rigidity)
Q1 E Q2 Q
4.8 TIGA MODEL OLIGOPOLI
• Non Kolusi (Kinked Demand Model)
Kerja yang dilakukan misalnya secara resmi dengan membentuk kartel, tetapi jika secara resmi
dilarang, dapat dilakukan secara informal atau implisit
PENGATURAN OLIGOPOLIS
Karena berpotensi untuk membentuk kekuatan monopoli maka perusahaan-perusahaan yang beroperasi
pada pasar oligopoli dikendalikan dengan pemberlakuan undang-undang anti monopoli.