Anda di halaman 1dari 21

Makalah Struktur Pasar

Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok Ekonomi Manajerial yang diampu


oleh Dr. Arnis Budi Susanto, SE., M.Si

Oleh :
1. Uja Dewi Yunitasari 170810201019
2. Via Ayuningtias Pratiwi 170810201066
3. Nurcinta Islaminingrum 170810201072
4. Felecia Ferdiana Sari 170810201141
5. Tiara Dwi Cahya 170810201241

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadiran Allah Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan nikmatnya serta kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Struktur Pasar” untuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Manajerial.
Terlepas dari itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah "Struktur Pasar" ini.
Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang Struktur Pasar ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.

Tim penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli) dan
penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat menetapkan
harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan. Jadi setiap proses
yang mempertemukan antara permintaan (pembeli) dan penawaran (penjual), maka
akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual.
Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah pasar yang tersedia semakin
bertambah dan berkembang seiring dengan kian bertumbuhnya permintaan dan
penawaran serta campur tangan dari pemerintah. Dalam kehidupan sehari-hari kita
dapat melihat pasar dalam bentuk fisik seperti pasar barang (barang konsumsi).
Aktivitas usaha yang dilakukan di pasar pada dasarnya akan melibatkan dua
subjek pokok, yaitu produsen dan konsumen. Kedua subjek tersebut masing-masing
mempunyai peranan yang sangat besar terhadap pembentukan harga barang dipasar.
Selain produsen dan konsumen, struktur pasar juga sangat mempengaruhi
baik/buruknya pembentukan harga, penawaran dan permintaan pasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian Pasar ?
2. Apa yang dimaksud dengan Struktur Pasar ?
3. Apa yang dimaksud dengan Pasar Bersaing Sempurna?
4. Apa yang dimaksud dengan Pasar Monopoli?
5. Apa yang dimaksud dengan Pasar Oligopoli?
6. Apa yang dimaksud dengan Persaingan Monopolistik?
7. Bagaimana Persaingan Struktur Pasar
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Pasar ?
2. Untuk mengetahui pengertian Struktur Pasar ?
3. Mengetahui yang dimaksud dengan Pasar Bersaing Sempurna?
4. Mengetahui yang dimaksud dengan Pasar Monopoli?
5. Mengetahui yang dimaksud dengan Pasar Oligopoli?
6. Mengetahui yang dimaksud dengan Persaingan Monopolistik?
7. Untuk mengetahui bagaimana Persaingan Struktur Pasar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 pengertian Pasar


Pengertian pasar secara umum, yakni tempat bertemunya permintaan dan penawaran,
sehingga dapat menetapkan harga. Dalam ekonomi kita mengenal ada pasar tempat
perusahaan memproduksi barang dalam skala kecil yg harus menghadapi banyak pesaing yg
banyak memproduksi barang dalam skala besar dan ada pula pasar tempat perusahaan
memproduksi barang dalam yang harus menghadapi banyak pesaing dalam memproduksi
barang dalam skala kecil. Perbedaan jumlah dan besarnya skala produksi berbagai
perusahaan du suatu negara dapat di katakan sebagai struktur pasar.

2.2 Pengertian Struktur Pasar


Struktur pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar berdasarkan
pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya perusahaan dalam industri,
mudah tidaknya keluar atau masuk ke dalam industri dan peranan iklan dalam kegiatan
industri. Pada analisa ekonomi dibedakan menjadi pasar persaingan sempurna dan pasar
persaingan tidak sempurna (yang meliputi monopoli, oligopoli,duopoli, monopolistic,
monopsoni, duopsoni, dan oligopsoni).

2.3 Pasar Bersaing Sempurna


Pada pasar bersaing sempurna mengasumsikan bahwa jumlah produsen
banyak, yang bisa dinyatakan bahwa ukuran produsen adalah kecil, tidak mampu
menentukan harga atau tidak ada hambatan masuk (entry barrier). Produsen secara
keseluruhan membentuk penawaran pasar, sedangkan konsumen secara keseluruhan
membentuk permintaan pasar. Produsen akan memproduksi barang lebih banyak jika
harga barang naik, dan konsumen akan membeli barang lebih banyak jika harga
barang turun. Harga tersebut digunakan oleh masing-masing produsen (juga
konsumen) untuk menentukan berapa banyak penawaran optimalnya, atau bisa
dikatakan bahwa produsen bertindak sebagai price taker.
Secara umum produsen akan mengoptimalkan keuntungannya dengan
memproduksi sejumlah output dengan panduan MC=MR. MR bagi produsen dalam
struktur pasar bersaing sempurna merupakan harga produk (p), yang secara grafis,
perilaku tersebut digambarkan sebagai berikut :

Produsen mengoptimalkan keuntungan dengan memenuhi syarat optimalitas yaitu


MC=p (titik C) dan memproduksi output sebesar Q(q). dengan memproduksi Q,
keuntungan optimal produsen sebesar C-(titik potong QC)-(titik potong PQ)-pD yang
artinya perusahaan mendapat keuntungan diatas normal. Karena bebas keluar-masuk
pasar maka keuntungan diatas normal mengundang new entries. Bertambahnya
peserta pasar akan menambah penawaran dan menurunkan harga pasar, akan tetapi
jika dalam jangka panjang tidak ada entry dan exit (terjadi jika keuntungan
perusahaan dibawah keuntungan normal), setiap perusahaan yang ada akan mendapat
keuntungan normal, yang digambarkan oleh garis merah.
Dalam struktur pasar bersaing sempurna, masing-masing pelaku ekonomi
(produsen maupun konsumen) tidak berperilaku strategis, mereka tidak
memperhitungkan keputusan pelaku ekonomi lainnya, atau keputusan produsen yang
satu tidak mempengaruhi keputusan lainnya. Kondisi jangka panjang pasar bersaing
sempurna merupakan kondisi yang menghasilkan kesejahteraan total produsen dan
konsumen yang dapat diukur dari surplus total atau surplus produsen ditambah
surplus konsumen. Kondisi ini yang digambarkan dengan teori kesejahteraan
ekonomi yang pertama. Harga yang diproduksi pada pasar ini akan mengalokasikan
sumber daya perekonomian secara optimal, sehingga tidak terjadi kegagalan pasar.
Kegagalan pasar akan terjadi di struktur pasar yang bukan persaingan sempurna, yang
bisa juga didefinisikan sebagai terjadinya pelanggaran minimal salah satu asumsi dari
struktur pasar bersaing sempurna. Faktor penyebab turunnya harga pasar yaitu adanya
free-entry yang memaksa produsen yang efisien yang bisa bersaing di pasar bersaing
sempurna, yang kemudian akan memperoleh keuntungan bagi produsen begitupun
sebaliknya untuk produsen yang gagal dalam bersaing.

2.4 Pasar Monopoli


Merupakan struktur pasar yang memiliki satu produsen, hal ini bisa terjadi
jika sebuah peusahaan bisa membangun entry barriers. Entry barriers terbentuk dari
empat faktor, yaitu :
1. Perusahaan berhasil mengendalikan input, seperti kasus pengendali terigu
yang memonopoli produk mie instant.
2. Patient (copyright) seperti pada kasus inovasi inovasi dan buku atau tulisan.
3. Economies of scale yang mampu menurunkan biaya produksi rata-rata,
sehingga new entries tidak mampu bersaing dengan pendahulunya, seperti
pada Microsoft words yang mendominasi pengolahan kata.
4. Government franchise perusahaan bisa mendapatkan entry barriers secara
legal dari pemerintah, misalnya kasus lisensi.
Monopoli mampu menaikkan harga produknya dengan mengurangi jumlah
produknya di pasar atau menurunkan harga dengan menambah produk dipasar. Dalam
menentukan jumlah output (implikasi, harga akan terbentuk), monopoli
memperhitungkan permintaan pasar terhadap produk, khususnya elastisitas harga.
Jika monopoli menghadapi menghadapi permintaan tidak elastis, maka harga bisa
dinaikkan tanpa kehilangan penjualan yang signifikan (terjadi pada produk inelastis),
namun jika sebaliknya yaitu menghadapi kurva elastis, maka monopoli akan
kehilangan penjualan signifikan jika menaikkan harga sehingga monopoli tidak
memiliki kekuatan yang absolut dipasar.

Untuk memaksimumkan keuntungannya, monopoli perlu mengukur pola


reaksi konsumen terhadap aksinya. Dengan mengetahui pola strategi konsumen,
monopoli akan mampu mengoptimalkan keuntungan. Pola tersebut tidak ada di pasar
bersaing sempurna, karena produsen tidak bermain dengan konsumen dan permintaan
suatu produk disignalkan secara jelas dengan harga produk dan tidak mempunyai
insentif untuk mengubah masing-masing strategi (nash equilibrium). Kondisi ini
merupakan acuan keoptimalan dalam game theory, jadi karakteristik pasar bersaing
sempurna bisa dipresentasikan dengan alokasi sumber daya yang bersifat pareto
optimal (the first welfare economic theorm) dengan nash equilibrium yang dicirikan
dengan tidak adanya insentif bagi semua pelaku ekonomi umtuk merubah strateginya.

2.5 Pasar Oligopoli


Jumlah produsen dalam struktur pasar oligopoli adalah tidak banyak, sehingga
maSingx masing produsen masih mempunyai kekuatan pasar. Masing-masing
produsen mam menaikkan harga produk dengan mengurangi jumlah produknya atau
hanya deng memberikan harga lebih tinggi dari produsen-produsen lainnya. Posisi
perusaha dalam struktur pasar oligopoli berbeda dengan perusahaan di monopoli.
Dalam struktur pasar oligopoli, masing-masing perusahaan yang mempunyai market
Pmoe, akan memperhitungkan keputusan kompetitornya. Perilaku yang demikian
disebut perilaku strategis (strategic behaviour). Aksi sebuah perusahaan akan
mengundang ream dari kompetitornya. Perilaku strategis ini menjadi ciri dominan
dari struktur Pasar oligopoli. Pola interaksi strategis merupakan ciri khas struktur
pasar oligopoli.
Analisis pasar cocok untuk menganalisis interaksi banyak pelaku ekonomi.
Masing. masing konsumen secara individual mempunyai permintaan yang
diagregasikan menjadi permintaan pasar. Permintaan suatu produk akan naik jika
harga tun… Permintaan pasar direspon oleh produsen dengan menyediakan produk
tersebut. Produsen akan mempunyai insentif untuk menyediakan produk yang lebih
besar jika harga produk tersebut naik. Interaksi produsen dan konsumen yang
dicerminkan dengan kurva penawaran-permintaan ini membentuk harga pasar. Harga
inilah yang menentukan jumlah output di pasar. Jumlah tersebut adalah sama dengan
jumlah yang diminta produsen dan yang disediakan produsen. Bagaimana interaksi
antarprodusen di pasar, tepatnya di pasar bersaing sempurna? Mereka tidak
berinteraksi satu sama lain. Mereka hanya bereaksi terhadap perubahan harga pasar.
Mereka adalah price taker! Mereka tidak pernah melakukan kolusi, misalnya
membuat kesepakatan harga. Kolusi adalah salah satu bentuk interaksi dalam
ologopoli.
Dalam melakukan interaksi, produsen menggunakan variabel strategis,
misalnya harga atau output. Jika salah satu produsen merubah strateginya, misalkan
merubah jumlah harga produk, maka produsen lain akan bereaksi, misalnya dengan
mengikuti perubahan tersebut. Dalam duopoli, jika salah satu produsen menurunkan
harga produknya, maka produsen yang lain akan mengikuti strategi tersebut dengan
menurunkan produknya juga. Jika salah satu produsen menaikkan harganya, produsen
lainnya tidak mengikuti strategi tersebut (tidak merubah variabel strategisnya). Pola
permainan antara dua produsen dalam struktur pasar oligopoli ini, secara umum
disebut aturan main. Mempelajari struktur pasar oligopoli adalah mempelajari
spesifikasi aturan main dua produsen, sedangkan variabel strategisnya biasanya
adalah harga atau output

 Nash equilibrium
Dalam alokasi harga yang dibentuk oleh pasar, acuan evaluasinya adalah
apakah harga berhasil mengalokasikan sumber daya pelaku ekonomi secara
optimal/efisien. Untuk itu, acuannya adalah Pareto optimality. Alokasi optimal
bisa dicapai dalam struktur pasar bersaing sempurna. Ingat, the first welfare
economic theorem: harga yang dibentuk oleh pasar bersaing sempurna akan
mampu mengalokasikan sumber daya pelaku ekonomi (produsen dan konsumen)
secara optimal. Dalam hal ini, dengan sumber daya yang ada produsen
mendapatkan keuntungan yang maksimal dan konsumen mendapatkan kepuasan
yang maksimal. Dengan demikian, baik produsen maupun konsumen tidak
mempunyai insentif untuk merubah pilihan/ keputusannya.
Acuan untuk interaksi beberapa (dua) pelaku ekonomi adalah Nash
equilibrium. Dalam kondisi Nash equilibrium, pelaku ekonomi tidak mempunyai
insentif untuk mengubah masing-masing strateginya. Dalam konteks duopoli,
kedua produsen sudah mendapatkan keuntungan yang maksimal untuk sejumlah
tertentu sumberdaya mereka. Ada skenario permainan (aturan main) yang
berakhir pada kondisi Nash equilibrium, namun ada juga yang tidak. Konsekuensi
dari aturan main yang tidak bisa mengarah ke Nash equilibrium adalah adanya
alokasi sumber daya yang tidak optimal. Dan, pertanyaan yang penting adalah:
bagaimana membuat rule of the game yang bisa menghasilkan alokasi
sumberdaya yang superior dari yang sebelumnya, jika first best solution ala Nash
tidak bisa tercapai? (Topik ini adalah tcpik oligopoli lanjutan, misalnya lihat
'Iirole, 1988).
 Kinked Demand Curve
Salah satu pola interaksi (aturan main) dari dua perusahaan dalam struktur
pasar oligopoli adalah: jika salah satu produsen menaikkan harga produsen
lainnya tidak mengikuti, namun jika salah satu menurunkan harganya produsen
lain juga akan menurunkan harga produknya. Mengapa? ]ika produsen yang satu
menaikkan harga, yang lainnya merespon dengan tidak menaikkan harga, maka
produsen yang menaikkan harga akan kehilangan penjualan yang signifikan. Jadi,
jika produsen menaikkan harga akan menghadapi kurva permintaan yang relatif
datar (elastis), Sedikit saja harga naik, permintaan terhadap produknya akan
menurun tajam.
Sebaliknya, jika salah satu produsen menurunkan harga produknya, produsen
lainnya mempunyai insentif untuk menurunkan juga. Jika tidak, produsen tersebut
akan kehilangan penjualan yang signifikan. Dengan demikian, produsen
menghadapi peningkatan permintaan produk yang relatif kecil jika harga turun.
Penurunan harga akan menambah penjualan, namun tidak signifikan, karena
dampak pertambahan Output, dalam doupoli, harus dibagi dua. Oleh karena itu,
produsen menghadapi l<urva yang relatif tidak elastis jika harga turun. Kondisi
ini digambarkan dengan kurva permintaan yang relatif miring.
Jadi, dengan aturan main tersebut, masing-masing produsen dalam struktur
Pasar duopoli (oligopoli) menghadapi dua kurva permintaan yang berbeda. Untuk
kasus harga turun, produsen menghadapi kurva permintaan yang inelastis.
Sebaliknya, untuk kasus harga naik, produsen menghadapi kurva permintaan
elastis. Pada titik awal keseimbangan, kurva permintaan yang dihadapi produsen
patah (kinked). Oleh karena itu, kurva ini disebut kinked demand curve.
Kurva permintaan patah ini mengakibatkan kurva marginal revenue yang
tidak kontinyu. Bagian MR yang tidak kontinyu. Adanya bagian MR yang tidak
kontinyu tersebut mempunyai implikasi kondisi optimal produksi. Produsen akan
memilih tingkat produksi sedemikian rupa sehingga ongkos marjinal produk
terakhir sama dengan pendapatan marjinalnya (MC = MR). Porsi vertikal dari MR
yang merupakan bagian MR yang tidak kontinyu mengakibatkan kondisi MC =
MR akan tetap dipenuhi meskipun MC naik atau turun tidak terlahl besar. Oleh
karena itu, MC yang berfluktuasi relatif tidak besar, tidak akan membuat
produsen menaikkan harga produknya. Argumen ini menjelaskan mengapa Pada
struktur pasar oligopoli, harga relatif stabil (begitu juga outputnya).

 Prisoner’s Dilemma
Salah satu aturan main dari monopoli adalah prisoners dilemma. Prisoners
dilemma adalah model klasik yang biasanya ditampilkan dalam topik oligopoli
dari buku ilmu ekonomi mikro, misalnya Pindyck dan Rubinfeld (1998). Model
ini menggambarkan bahwa kesepakatan dua pelaku ekonomi sangat sulit untuk
menjadi berkesinambungan meskipun kesepakatan tersebut menguntungkan
kedua pelakunya. Kesepakatan berarti bahwa pelaku ekonomi melakukan
komitmen untuk memilih strategi tertentu dalam sebuah permainan. Dengan
demikian, meskipun permainan tersebut belum dimulai, masing-masing pelaku
ekonomi berpotensi untuk memilih strategi yang berbeda dari strategi
kesepakatan, jika dengan melakukan pelanggaran tersebut (curang) memberikan
kepuasan yang lebih tinggi dibanding mengikuti strategi kesepakatan sebelumnya.
Evaluasi utility pelaku ekonomi adalah standar, yaitu dengan
memaksimumkan expected utility dengan horison waktu dan diskon faktornya,
masing-masing, ingat pelaku ekonomi memaksimumkan keuntungannya sendiri,
jika dengan mengingkari kesepakatan strategi (cheating) akan menguntungkan,
maka pelaku ekonomi akan melakukannya. Jika ganjaran yang lebih dari setimpal
tidak kredibel, maka mahasiswa akan melakukan cheating meskipun telah ada
kesepakatan untuk tidak memilih strategi tersebut. Dalam hal ini solusi kooperatif
antara pengajar dan mahasiswa dikatakan tidak berkesinambungan. Elaborasi
dengan presisi yang lebih tinggi ditampilkan dengan model berikut ini.
Model Prisoners dilemma bisa ditampilkan sebagai berikut: Ada dua tahanan
(prosoners) A dan B. Jika A dan B sepakat untuk tidak mengaku, keduanya
dihukum 4 tahun. Jika keduanya mengaku, keduanya dihukum 8 tahun. Hasil
permainan tersebut secara lengkap seperti gambar dibawah

Strategi A Strategi B Strategi B


Mengaku Tidak mengaku
Mengaku a. 8 tahun a. 2 tahun
b. 8 tahun b. 10 tahun
Tidak mengaku a. 10 tahun a. 4 tahun
b. 2 tahun b. 4 tahun

Skenario terbaik bagi A adalah: jika A bisa mengupayakan permainan


sehingga B tidak mengaku dan A mengaku. Untuk itu, A mendapatkan hukuman 2
tahun dan B dihukum 10 tahun. Untuk mencapai target tersebut, sebelum
keduanya menentukan strateginya, A perlu mengupayakan supaya B memilih
strategi tidak mengaku. Hal ini bisa dicapai dengan membuat kesepakatan, A dan
B sepakat untuk sama-sama mengambil strategi tidak mengaku. Kesepakatan ini
mungkin, karena jika A dan B sepakat untuk tidak mengaku, maka total hukuman
untuk keduanya adalah 8 tahun (4 + 4) (solusi kolusi). Total hukuman ini masih
lebih rendah dibanding tiga kemungkinan kombinasi strategi lainnya, yaitu: 16,
12, dan 12 tahun. Setelah A berhasil membuat kesepakatan dengan B untuk
bersama-sama tidak mengaku, pada saat permainan dilaksanakan A melakukan
kecurangan dengan mengambil strategi mengaku. B tertipu!
Mengapa A mempunyai insentif untuk menipu B dalam permainan? Jika A
berhasil melakukan kecurangan, maka outcome dari permainan tersebut adalah: B
memilih strategi tidak mengaku (seperti yang disepakati dengan A sebelumnya),
sedangkan A memilih strategi mengaku. Dalam hal ini, A melanggar kesepakatan
sebelumnya dengan B. Hasilnya adalah: A dihukum dua tahun dan B sepuluh
tahun. ]adi, cheating terjadi karena pelaku ekonomi merealisasikan fungsi
tujuannya, yaitu memaksimumkan kepuasan diri sendiri, bukan kepentingan
bersama.

Kondisi permainan di atas dirancang bersifat simetris, artinya kesempatan


untuk melakukan kecurangan tidak hanya bisa dilakukan oleh A, tapi B juga
mempunyai peluang yang sama untuk melakukan cheating. Jika kondisinya
demikian, baik A maupun B mengetahui potensi cheating lawan permainannya,
maka keduanya akan tidak percaya pada kesepakatan tersebut. Jika demikian, A
dan B akan memilih strategi yang mana? Jika A dan B memilih strategi mengaku,
keduanya mendapatkan hukuman 8 tahun. Kondisi ini tidak lebih baik
dibandingkan jika keduanya melakukan kesepakatan untuk Sama-sama memilih
strategi tidak mengaku. Dengan melakukan kesepakatan, mereka masing-masing
hanya mendapatkan hukuman 4 tahun. Namun, jika A yakin bahwa dengan
kesepakatan tersebut, B akan benar-benar memilih strategi tidak mengaku, maka
A akan melakukan cheating dengan memilih strategi mengaku, dan A mendapat
hukuman 2 tahun sedangkan B 10 tahun. Oleh karena itu, B tidak mau melakukan
kesepakatan dengan A untuk sama-sama tidak mengaku. Jika demikian mereka
akan memilih strategi Yang mana? Kedua prisoners tersebut berada dalam dilema,
prisoner 's dilemma. Dari keempat kombinasi strategi A dan B, keduanya
mempunyai insentif untuk merubah strateginya. Oleh karena itu, dalam model
prisoner's dilemma ini keseimbangan Nash tidak ada.

 Kartel
Kasus yang paling kondang dari model prisoners dilemma adalah kartel.
Misalkan ada dua produsen (duopoly), yaitu A dan B yang memproduksi barang
yang identik melakukan kolusi, sehingga keduanya menjadi monompoli atau
sebuah kartel. Tujuan kartel tersebut adalah memaksimalkan keuntungan bersama.
Hal ini bisa dicapai jika kartel mampu menaikkan harga produknya. Kartel
menaikkan harga dengan mengurangi jumlah output di Pasar. Untuk itu kartel
menentukan sejumlah kuota tertentu untuk A dan B. Dengan demikian, jumlah
output di pasar bisa dikendalikan, begitu juga dengan harga. Namun setelah kartel
berhasil menaikkan harga, masing-masing produsen mempunyai insentif untuk
melakukan kecurangan guna meraup keuntungan yang sebesar-besarnya, yaitu
secara diam-diam

 Repetisi
Kecurangan terjadi karena permainan hanya terjadi sekali (one shot game).
Setelah masing-masing memilih strateginya, permainan selesai. Sekarang
diasumsikan bahwa permainan tidak terjadi sekali, namun direpetisi (repeted
game). Jika A melakukan kecurangan, yaitu dengan memproduksi melebihi
kuotanya pada permainan periode pertama, maka B akan melakukan retalisasi
dengan menambah produksinya pada permainan periode kedua. Pola permainan
ini disebut tit-for-tat. Skenario permainan ini bisa mencegah munculnya
kecurangan karena jika A akan melakukan kecurangan, A harus memperhitungkan
dampak negatifnya pada permainan berikutnya. Munculnya hasil potensial negatif
dari kecurangan bagi yang melakukannya, selain bisa dimunculkan dengan pola
permainan tit-for-tat, juga bisa dimunculkan dalam bentuk ganjaran formal.
Semakin besar ganjaran, semakain menstimulir A untuk tidak melakukan
kecurangan
Dalam permaianan yang berepetisi, evaluasi hasil kombinasi strategi
berhubungan secara intemporal. Strategi yang dipilih oleh salah satu pelaku
ekonomi sekarang akan mempengaruhi ekspektasi pelaku ekonomi lainnya
terhadap pilihan strategi pelaku ekonomi tersebut di permainan berikutnya. Jika
salah satu pelaku ekonomi memilih strategi kecurangan, maka pelaku ekonomi
lainnya akan membentuk ekspektasi bahwa pelaku ekonomi tersebut akan
cenderung melakukan cheating. Dalam permainan yang berepetisi, pelaku
ekonomi bisa membangun repitisi dengan memilih secara konsisten atau
melakukan komitmen terhadap strategi tertentu. Komitmen tersebut bisa sangat
mahal jika terjadi kejutan yang membuat strategi komitmen tersebut berimplikasi
penurunan hasil yang signifikan bagi pelaku ekonomi tersebut. Adanya kejutan
yang demikian membuat pilihan strategi dengan komitmen menjadi tidak bisa
diharapkan konsisten terhadap waktu. Dalam bahasa teknis dikatakan bahwa
komitmen biasanya bersifat time inconsistent.

Untuk mengindikasikan adanya kecurangan, kartel bisa menggunakan konsep


trigger price, yaitu jika harga turun hingga mencapai tingkat tertentu maka
disimpulkan (tidak sekedar diindikasikan) adanya kecurangan oleh minimal salah
satu anggota kartel. Jika demikian halnya, maka semua anggota kartel sepakat
bubar. Dan, semua produsen bebas menentukan jumlah produksinya masing-
masing. Harga turun, dan semua produsen dirugikan. Bentuk ganjaran inilah yang
mencegah para produsen untuk tidak melakukan kecurangan dalam sebuah
permainan kartel. Ganjaran ini akan efektif jika ganjaran tersebut bersifat bisa
dipercaya (kredibel).

2.6 Monopolistic Competition


Dalam struktur pasar bersaing sempurna, produknya diasumsikan homogen.
Dalam struktur pasar monopolistic competition, masing-masing produsen
memonopoli produk yang saling mirip tapi tidak identik. Masing-masing produsen
berkompetisi dengan menonjolkan karakteristik produknya. Orang mengenal produk
Benetton karena warnanya yang khas. Kekhasan warna Benetton membuat sebagian
konsumen menjadi loyal. Tapi Benetton mempunyai kompetitor, misalnya Esprit yang
lebih menonjolkan model dibanding warna. Meskipun sebagian konsumen suka
Benetton, namun jika harganya naik, pelanggannya akan berpotensi melakukan
substitusi ke Esprit. Tentu saja banyak substitusi Benetton selain Esprit. Oleh karena
itu, differentiated product relatif cukup elastis. Secara grafik, kurva permintaan yang
dihadapi produsen di pasar monopolistic competition kurang miring dibanding kurva
permintaan yang dihadapi perusahaan di struktur pasar oligopoli, apalagi monopoli.
Ingat, kemiringan kurva permintaan yang dihadapi produsen mencerminkan market
power-nya. Semakin banyak substitusi produk, semakin kecil market power
produsennya, semakin tidak miring kurva permintaan yang dihadapi produsen
tersebut, dan semakin elastis produknya. Crest (odol) mempunyai elastisitas -7.
Sebagai kelompok, kola dan kopi mempunyai elastisitas antara -5 -9.8
 Economics of scale di struktur pasar monopolistic competition
Jika diasumsikan economics of scale dalam struktur pasara monopolistic
competition, apa yang terjadi? Dengan asumsi economics of scale, produsen
selain bersaing dalam karakteristik produk, mereka juga akan bersaing dalam
merealisasikan economics of scale-nya. Dengan demikian, produsen dengan
derajat economics of scale tertinggi akan mampu menekan harga, sehingga pangsa
pasarnya semakin besar. Dalam hal ini pelaku pertama membentuk entry barriers
yang relatif tinggi, sehingga produsen lain tidak mampu masuk ke pasar produk
spesifik tersebut. Akibatnya, produsen lain harus memproduksi produk lainnya
yang mempunyai karakteristik yang berbeda (differentiated product).
Dengan skenario adanya economics of scale di struktur pasar monopolistic
competition, dalam suatu perekonomian (negara) seorang produsen cenderung
akan memproduksi hanya satu jenis differentiated product. Produsen akan
memproduksi differentiated product jika economics of scale bisa terealisasi.
Untuk itu, karakteristik tersebut harus diminta oleh pasar.
Akibatnya, masing-masing perekonomian (negara) akan memproduksi
sejumlah differentiated products yang awalnya muncul karena permintaan
domestik dan economics of scale. Jika karakteristik produk tersebut diminta oleh
konsumen negara lain, maka economics of scale lebih bisa terealisasi lagi.
Perdagangan internasional untuk produk-produk yang terdiferensiasi ini disebut
intra-industry trade. Jepang mengekspor Kenzo ke Amerika, Amerika
mengekspor Arrow ke Jepang.
Intra-indutry trade terjadi karena dua alasan. Pertama, perusahaan-perusahaa
dalam suatu negara bisa memanfaatkan masing-masing economics of scale
mereka, akibatnya perusahaan akan memproduksi lebih sedikit macam barang
dibanding kemungkinan jumlah differentiated products tersebut. Kedua,
konsumen lebih suka mengkonsumsi produk-produk yang beragam atau
permintaan konsumen akan produk adalah beragam. Jadi, perdagangan
internasional mempunyai fungsi penting, yaitu memungkinkan suatu negara
memproduksi komoditas yang kurang beragam sehingga dapat merealisasikan
keuntungan economic of scale-nya dari komoditas-komoditas tersebut, namun
tidak mengorbankan keragaman konsumsi. Dalam hal ini, economics of scale
membatasi jumlah barang yang diproduksi negara. Dengan demikian, mendorong
suatu negara untuk melakukan perdagangan dengan negara lain.
Dalam intra-industry trade, economics of scale merupakan pemicu perdangan
internasional, bukan keunggulan komparatif (comparative advantage).
Permintaan terhadap produk yang terdiferensiasi akan tetap ada karena asumsi
bahwa konsumen lebih suka variasi dalam konsumsinya atau banyak konsumen
dengan kesukaan yang berbeda. Pola perdagangan intra-industri tidak bisa diterka.
Yang bisa diketahui adalah suatu masing-masing negara akan memproduksi
differentiated products. Namun kita bisa berhipotesis bahwa volume perdagangan
intra-industry bergantung pada kesamaan suatu negara, semakin besar kesamaan
suatu negara (labor capita ratio, skill dll), semakin besar volume perdagangan
intra-industrinya.
2. 7 Perbandingan Struktur Pasar
Sebuah perusahaan dalam struktur pasar bersaing sempurna menghadapikurva
permintaan horizontal, monopolistic menghadapi kurva permintaan inelastic atau
miring. Pada monopolistic competiton dimana masing-masing produsen
memproduksi produk serupa tapi tidak sama menghadapi kurva permintaan yang
miring, namun tidak sebanding dengan kurva permintaan monopoli. Sedangkan
dalam oligopoli, diasumsikan setiap perusahaan menghadapi kurva permintaan yang
lebih miring daripada struktur pasar monopolistic competition yang lebih banyak
produsennya.
Sebuah perusahaan dalam struktur pasar bersaing sempurna akan
memproduksi produk yang dalam hal ini peringkat produk (tingkat efisiensi struktur
pasar dalam menghasilkan output) adalah berturut-turut : struktur pasar bersaing
sempurna, monopolistic competition, oligopoli, dan terakhir monopoli. Perbandingan
struktur pasar tersebut mengindikasikan adanya korelasi antara tingkat persaingan dan
jumlah output (dan harga) dalam pasar.
Pada struktur pasar bersaing sempurna, menghasilkan output terbesar dengan
harga yang rendah, dengan demikian struktur ini akan memberikan total surplus
dalam perekonomian (surplus total yang merupakan ukuran keseejahteraan)
maksimum. Jika hanya struktur pasar bersaing sempurna yang mampu menghasilkan
kondisi pareto optimal dalam alokasi sumberdaya, maka ketiga struktur lainnya tidak
mampu menghasilkan kondisi optimal, atau menghasilkan inefisiensi. Dan inefisiensi
terbesar dilakukan oleh struktur pasar monopoli, inefisiensi sendiri disebabkan oleh
rendahnya derajat kompetisi. Pada struktur pasar monopolistic competitions, turunnya
jumlah output dikompensasi dengan bertambahnya variasi produk.
7. Contestable Markets
Adalah struktur pasar dimana entry dan exit barriers relative rendah atau tidak
memberlakukan ongkos yang tinggi. Dalam constentable markets (asli) perusahaan
harus mempunyai capital yang bebas atau entry-exit bisa dilakukan dengan bebas,
mudah, dan murah yang nantinya dapat merangsang perusahaan untuk beroperasi
secara efisien. Jika perusahaan tersebut mendapat keuntungan diatas normal, maka
pemodal akan masuk ke industry tersebut. Pasar bersaing sempurna dan monopolistic
compettion adalah struktur contestable markets, oligopoly dan monopoli juga bisa
termasuk dalam contestable markets meskipun tidak semua. Jika suatu monopoli
terbentuk dengan memasang entry barriers secara artifisial seperti infant industry
argument, maka monopoli tidak termasuk constentable market. Infat industry
argument menyarankan bahwa industry yang masih “bayi” perlu diproteksi dari
persaingan internasional seperti pemberian tarif tinggi untuk menumbuhkan industry
tersebut.
Monopoli Microsoft words dalam penulisan termasuk kategori contestable
markets, karena jika jasa tidak efisien wordstar atau yang lain akan menggantikan.
Jadi perusahaan bisa efisien dalam berbagai struktur pasar. Perusahaan dengan
struktur apapun bisa efisien jika dikonteskan. Monopoli untuk produk yang tradable
akan efisien jika dikonteskan , misalnya dengan tidak melakukan proteksi terhadap
produk tersebut. Dalam hal ini, faktor yang berperan adalah ancaman entry dari calon
competitor, yang kemudian competitor tersebut akan “malas” melakukan entry jika
ongkos entry dan exitnya mahal.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan (pembeli)
dan penawaran (penjual) dari suatu barang/jasa tertentu, sehingga akhirnya dapat
menetapkan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang diperdagangkan.
Setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan penjual, maka akan
membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual. Penentuan
keseimbangan harga barang di pasar tergantung kepada Struktur Pasar dari barang
yang diperjualbelikan.
Struktur Pasar adalah penggolongan produsen kepada beberapa bentuk pasar
berdasarkan pada ciri-ciri seperti jenis produk yang dihasilkan, banyaknya
perusahaan dalam industri, mudah tidaknya keluar atau masuk kedalam industri dan
peranan iklan dalam kegiatan industri.

DAFTAR PUSTAKA

Papas, J. L., & Hirschey, M. (1995). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Binarupa Aksara.

Anda mungkin juga menyukai