KARET ALAM
KARET
SINTETIS
KARET ALAM
(POLIISOPRENA)
Poliisoprena mempunyai rumus molekul (C5H8)n dan
rumus struktur–CH2–C(CH3)=CH–CH2–
Secara kimia, karet alam merupakan molekul yang
memiliki ikatan tak jenuh. Ikatan-ikatan tak jenuh itulah
yang menyebabkan karet bersifat non polar dan tidak
tahan terhadap minyak.
CIRI – CIRI KARET ALAM
• Selang karet
• Karet gelang
dll
Simaklah video berikut ini :
Lateks Karet
Karet spesifikasi
pekat bongkah teknis
Karet alam
Karet ban
konvensional
Karet alam diperoleh dari penyadapan getah pohon karet. Lateks pada
mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring
untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami
prakoagulasi. Hasil dari penyadapan dibawa ke pabrik pengolahan getah
karet.
2. PENGENCERAN
Getah karet dimasukkan ke dalam tangki untuk diencerkan dengan air bersih (tidak
mengandung unsur logam; pH air antara 5,8-8,0; kesadahan air maksimal 6 ppm; serta
kadar bikarbonat tidak melebihi 0,03 %), dengan tujuan menjaga agar tidak terjadi
prakoagulasi pada karet dan untuk pembuburan pada karet. Pengenceran juga akan
menghilangkan gelembung-gelembung udara pada getah karet serta menghilangkan
kotoran yang ada dalam getah karet. Pengenceran juga dapat menyeragamkan Kadar
Karet Kering (KKK) sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap.
Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Dampak pengenceran adalah
timbulnya busa pada permukaan getah karet encer. Busa ini harus dihilangkan terlebih
dahulu menggunakan saringan yang terbuat dari plat alumunium.
3. PEMBEKUAN
Getah karet bersih dan encer lalu dialirkan ke bak penggumpalan yang diberi sekat-
sekat alumunium. Tujuan diberi sekat adalah untuk memotong gumpalan dengan
ketebalan tertentu. Penggumpalan getah karet dilakukan dengan penambahan bahan
koagulan (larutan asam format/asam semut atau asam asetat/asam cuka dengan
konsentrasi 1-2%) selama ± 12 jam. Penambahan larutan asam diikuti dengan
pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu
mempercepat proses pembekuan. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk
menurunkan pH lateks sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi pada pH
antara 4,5-4,7. Hasil pengolahan ini berupa lembaran berukuran tertentu yang disebut
Koagulum/Slab.
4. PENGGILINGAN SHEET
Slab dibawa ke mesin penggilingan yang berupa mesin press untuk menekan karet agar
ukurannya menjadi lebih tipis dan lebar. Setelah digiling lalu dicuci dengan air bersih
untuk menghindari permukaan yang berlemak akibat penggunaan bahan kimia,
membersihkan kotoran yang masih melekat serta menghindari agar lembaran tidak
menjadi lengket saat penirisan. Kemudian slab ditiriskan di ruang terbuka dan
terlindung dari sinar matahari selama 1-2 jam. Tujuan penirisan adalah untuk
mengurangi kandungan air di dalam lembaran sebelum proses pengasapan. Penirisan
tidak boleh terlalu lama untuk menghindari terjadinya cacat pada lembaran yang
dihasilkan, misalnya timbul warna yang seperti karat akibat redoks.
5. PENGASAPAN (SMOKE HOUSE)
Setelah cukup kering, slab diasap dengan tujuan untuk mengeringkan lembaran,
memberi warna khas cokelat dan menghambat pertumbuhan jamur pada
permukaan. Lembaran karet dimasukkan ke ruang pengasapan yang terbuat
dari beton dengan lantai yang disemen dan agak miring dengan tujuan tetesan
air dapat segera dikeluarkan dari ruang asap supaya tidak mengganggu proses
pengasapan. Selama proses pengasapan variabel yang perlu dikontrol adalah
suhu, kelembaban, sirkulasi udara dan jumlah asap yang digunakan.
Lembaran karet digantung vertikal sehingga asap akan melewati lembaran dengan baik
dan proses pengasapan berjalan baik. Pengasapan dilakukan secara terus menerus
selama 6-8 hari. Suhu yang digunakan di dalam kamar asap :
• Hari pertama, pengasapan dilakukan dengan suhu sekitar 40-45 oC
• Hari kedua, pengasapan dengan suhu mencapai 50-55 oC
• Hari ketiga sampai berikutnya, pengasapan dengan suhu mencapai 55-60 oC
Pada hari pertama dibutuhkan asap yang lebih banyak untuk pembentukan warna. Untuk
memperbanyak asap dapat digunakan kayu bakar (umumnya menggunakan kayu karet)
yang masih basah. Pada hari kedua lembaran harus dibalik untuk melepaskan lembaran
yang lengket terhadap gantar dan juga agar sisi lain lembaran bisa terkena asap sehingga
pengasapan merata. Mulai hari ketiga dan seterusnya yang dibutuhkan adalah panas guna
memperoleh tingkat kematangan yang tepat. Hasilnya adalah lembaran lateks kering yang
disebut Rubber Smoke Sheet (RSS).
6. SORTASI
Tujuannya adalah pemilihan lembaran RSS yang layak untuk dipasarkan. Untuk
memudahkan proses sortasi digunakan meja sortasi yang dindingnya dibuat dari
kaca berwarna putih susu, sudutnya 45 oC dan diberi lampu sebagai sumber cahaya.
Proses sortasi dilakukan secara visual berdasarkan warna, kotoran, gelembung
udara, jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada standard yang terdapat
pada SNI 06-0001-1987.
Secara umum lembaran diklasifikasikan dalam mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4,
RSS 5 dan Cutting.
• RSS 1
Disini harus memenuhi persyaratan yaitu lembaran yang dihasilkan harus benar-benar kering,
bersih, kuat, tidak ada cacat, tidak berkarat, tidak melepuh serta tidak ada benda-benda
pengotor, tidak boleh ada garis-garis pengaruh dari oksidasi, lembaran lembek, suhu
pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua
serta terbakar. Bila terdapat gelembung berukuran kecil (seukuran jarum pentul) masih
diperkenankan, asalkan letaknya tersebar merata. Pembungkusan harus baik agar tidak
terkontaminasi jamur. Tetapi bila sewaktu diterima terdapat jamur pada pembungkusnya,
masih dapat diizinkan asalkan tidak masuk ke dalam karetnya.
• RSS 2
Standar RSS 2 hasilnya harus kering, bersih, kuat, bagus, tidak cacat, tidak melepuh dan tidak
terdapat kotoran, tidak diperkenankan terdapat noda atau garis akibat oksidasi, lembaran
lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi, belum benar-benar kering, pengasapan berlebihan,
warna terlalu tua serta terbakar. Lembaran kelas ini masih menerima gelembung udara serta
noda kulit pohon yang ukurannya agak besar (dua kali ukuran jarum pentul). Zat-
zat damar dan jamur pada pembungkus, kulit luar bandela atau pada lembaran di dalamnya
masih dapat ditolerir. Tetapi bila sudah melebihi 5% dari bandela, maka lembaran akan ditolak.
• RSS 3
Standar karet RSS 3 harus kering, kuat, bagus, tidak cacat, tidak melepuh dan tidak terdapat
kotoran. Bila terdapat cacat warna, gelembung udara besar (tiga kali ukuran jarum pentul),
ataupun noda-noda dari kulit tanaman karet, masih ditolerir. Namun, tidak diterima jika
terdapat noda atau garis akibat oksidasi, lembaran lembek, suhu pengeringan terlalu tinggi,
belum benar-benar kering, pengasapan berlebihan, warna terlalu tua serta terbakar. Jamur
yang terdapat pada pembungkus kulit luar bandela serta menempel pada lembaran tidak
menjadi masalah, asalkan jumlahnya tidak melebihi 10% dari bandela dimana contoh diambil.
• RSS 4
Standar karet RSS 4 harus kering, kuat, tidak cacat, tidak melepuh serta tidak terdapat pasir
atau kotoran luar. Yang diperkenankan adalah bila terdapat gelembung udara kecil-kecil
sebesar 4 kali ukuran jarum pentul, karet agak rekat atau terdapat kotoran kulit pohon asal
tidak banyak. Mengizinkan adanya noda-noda asalkan jernih. Lembaran lembek, suhu
pengeringan terlalu tinggi dan karet terbakar tidak bisa diterima. Bahan damar atau jamur
kering pada pembungkus kulit bagian luar bandela serta pada lembaran, asalkan tidak
melebihi 20% dari keseluruhan masih mungkin untuk kelas RSS 4.
• RSS 5
Karet yang dihasilkan harus kokoh, tidak terdapat kotoran atau benda asing, kecuali
yang diperkenankan. Dibanding dengan kelas RSS yang lain, RSS 5 adalah yang
terendah standarnya. Bintik-bintik, gelembung kecil, noda kulit pohon yang besar,
karet agak rekat, kelebihan asap dan sedikit belum kering masih termasuk dalam
batas toleransi. Bahan damar atau jamur kering pada pembungkus kulit bagian luar
bandela serta pada lembaran, asalkan tidak melebihi 30% dari keseluruhan masih
mungkin untuk kelas RSS 5. Pengeringan pada suhu tinggi dan bekas terbakar tidak
diperkenankan untuk jenis kelas ini.
• Cutting
Merupakan potongan dari lembaran yang terlihat masih mentah, atau terdapat
gelembung udara hanya pada sebagian kecil, sehingga dapat digunting.
7. PENGEMASAN
Selanjutnya RSS ditimbang dan dikemas. Satu bungkus RSS seberat
100-150 kg. Setelah dikemas lalu dilakukan pelumuran campuran
kapur, minyak, dan beberapa bahan kimia untuk mencegah kerusakan
dari jamur, mikroba, atau serangga. Setelah itu dimasukkan ke
gudang dan siap dipasarkan.