Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN KARET

PENGOLAHAN SHEET

OLEH:

NAMA :AJENG PANGESTUTI


NIM :3032017532

DOSEN PENGAMPU :
IRIANTO SASTRO PRAWIRO, S. ST. M. MA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


JURUSAN PENGELOLAAN HASIL PERKEBUNAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL
PERKEBUNAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2018
I. TUJUAN
- Mahasiswa mengetahui cara pengolahan sheet angin dan mengetahui pengaruh jenis
penggumpalan terhadap kualitas sheet yang dihasilkan.
- Mahasiswa mengetahui cara pengolahan sheet asap.

II. DASAR TEORI


Karet alam merupakan karet yang dihasilkan dari proses pengolahan getah lateks
yang diperoleh dari perkebunan. Proses pengolahan karet alam sangat mempengaruhi kualitas
karet yang dihasilkan. Selain itu kualitas lateks yang disadap juga sangat berpengaruh.
Apabila proses pengolahan dan kualitas lateks yang diolah baik, maka akan dihasilkan karet
alam yang berkualitas baik dan harganyapun akan lebih mahal. Sifat-sifat karet alam yang
baik adalah sebagai berikut :
- Karet alam mempunyai daya lentur yang tinggi, kekuatan tensil
- Dapat dibentuk dengan panas yang rendah
- Daya tahan karet terhadap benturan, goresan, dan koyakan sangat baik seperti
oksidasi dan ozon
- Karet alam juga mempunyai daya tahan yang rendah terhadap bahan-bahan kimia
seperti bensin, minyak tanah, bensol, pelarut lemak, pelumat sintetis dan cairan
hidrolik
- Daya tahan sangat tinggi. (Lukman, 1985).
Jenis-jenis karet alam yang telah diketahui secara luas antara lain :
1. Bahan olah karet (lateks kebun, sheet angin, slab tipis, dan lump segar).
2. Karet konvensional (ribbed smoked sheet, white crepes dan pale crepe, estate brown
crepe, compo crepe, thin brown crepe remills, thick blanket crepe ambers, flat bark
crepe, pure smoke blanket crepe, dan off crepe).
3. Lateks pekat
4. Karet bongkah atau block rubber.
5. Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber.
6. Karet siap olah atau tryer rubber.
7. Karet reklim atau reclaimed rubber. (Triwijoso, 1995).
Lateks adalah cairan getah susu yang diperoleh dari pelukaan pohon karet. Di pabrik
pengolahan lateks sering kali tercium bau busuk, akibat pemecahan protein didalam lateks
menjadi amonia dan sulfida oleh bakteri. Bau busuk ini dapat dinetralisir dengan
penyemprotan asap cair pada bahan olah karet (bokar). Bau 7 akan hilang seketika dan
berganti dengan bau asap. Namun hal ini tidak akan bertahan lama, selang 2-3 hari asap akan
menguap sehingga bau busuk dari bokar timbul kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan
suatu usaha untuk mencegah bau busuk bokar ini sejak dari kebun petani yaitu dengan
menggunakan asap cair sebagai penggumpal (koagulan) lateks yang akan diolah menjadi sit
asap (Ribbed Smoked Sheet/RSS) dan sit angin (Kasim, 2015).
Kadar Karet Kering (KKK) adalah kandungan padatan karet per satuan berat (%).
(Juliasari, dkk., 2014) menyatakan KKK merupakan salah satu data yang diperlukan untuk
menghitung asam formiat dalam proses penggumpalan. KKK menjadi salah penentu kualitas
mutu produk karet.
Komponen terbesar dari dalam lateks adalah partikel karet dan air. Tingginya nilai
KKK menyatakan kandungan air dalam lateks semakin rendah (Sulasri dkk., 2014). Menurut
Purbaya, (2011) K3 adalah kandungan padatan karet per satuan berat (%). Umumnya lateks
kebun hasil penyadapan mempunyai kadar kering karet (K3) 20-35%. Berdasarkan
Maspanger (2005) membagi klasifikasi mutu lateks kebun didasarkan kadar kering yaitu
mutu I dengan kadar kering minimal 28% dan mutu II dengan kadar kering minimal 20%
atau di bawah 28%. Dalam pengolahan karet sheet nilai KKK digunakan untuk sebagai dasar
untuk menentukan jumlah kebutuhan air pada proses pengenceran lateks sampai diperoleh
Kadar Karet Baku (Kadar Karet Standar). Proses pengenceran yang terlalu encer akan
mengakibatkan koagulum (bekuan) yang terlalu lunak, sehingga mudah robek pada saat
penggilingan. Sebaliknya jika koagulum terlalu keras, akan mengakibatkan pemakaian tenaga
gilingan yang lebih besar dan memerlukan waktu pengeringan terlalu lama. Kondisi ini akan
mempengaruhi mutu karet sheet berdasarkan green book yang diterbitkan oleh International
Rubber Quality and Packing Conference (IRQPC), (IS 15361, 2003).
III. METODELOGI
3.1. ALAT
- Tali
- Gelas Ukur
- Mangkok Lateks
- Sendok
- Saringan
- Hand Mangel
- Ruang Pengasapan
- Korek

3.2. BAHAN
- Bokar (Lateks Segar)
- Asam Formiat
- Air Bersih

3.3. PROSEDUR KERJA


3.3.1. Pengolahan Sheet Angin
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ambil lateks segar sebanyak 200 ml dan saring lateks dengan saringan
15 mesh.
3. Tentukan kadar karet keringnya.
4. Encerkan lateks dengan air bersih sebanyak 1,4 ml dan tambahkan 15 ml
asam formiat.
5. Diamkan sampai menggumpal.
6. Keluarkan lateks dari tempat penggumpalan lalu di press dengan Hand
Mangel, lakukan pengepresan pola biasa dan pola motif hingga
ketebalan 3 mm.
7. Lembaran dicuci untuk membuang kotorannya.
8. Kemudian lembaran tersebut di jemur dan dikeringkan atau dianginkan
dan amati.
3.3.2. Pengolahan Sheet Asap
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Ambil lateks segar sebanyak 200 ml dan saring lateks dengan saringan
15 mesh.
3. Tentukan kadar karet keringnya.
4. Encerkan lateks dengan air bersih sebanyak 1,4 ml dan tambahkan 15 ml
asam formiat.
5. Diamkan hingga menggumpal dan dihitung waktu, lalu dipress dengan
Hand Mangel.
6. Cuci lembaran untuk membuang kotoran, lalu diberi pola dengan Hand
Mangel.
7. Masukkan kedalam ruang pengasapan selama ≤ 4 hari, lalu diamati.
3.4. SKEMA
3.4.1. Pengolahan Sheet Angin
Disiapkan alat dan bahan

Diambil lateks segar sebanyak 200 ml

Disaring lateks dengan saringan 15 mesh

Ditentukan kadar karet keringnya

Diencerkan lateks dengan air bersih sebanyak 1,4 ml

Ditambahkan 15 ml asam formiat

Didiiamkan sampai menggumpal

Dikeluarkan lateks dari tempat penggumpalan lalu di press dengan


Hand Mangel, lakukan pengepresan pola biasa dan pola motif hingga
ketebalan 3 mm

Lembaran dicuci untuk membuang kotorannya

Kemudian lembaran tersebut di jemur dan dikeringkan atau dianginkan

Diamati
3.4.2. Pengolahan Sheet Asap

Siapkan alat dan bahan

Ambil lateks segar sebanyak 200 ml

Saring lateks dengan saringan 15 mesh

Tentukan kadar karet keringnya

Encerkan lateks dengan air bersih sebanyak 1,4 ml

Tambahkan 15 ml asam formiat

Diamkan hingga menggumpal dan dihitung waktu, lalu dipress dengan


Hand Mangel

Cuci lembaran untuk membuang kotoran, lalu diberi pola dengan


Hand Mangel

Masukkan kedalam ruang pengasapan selama ≤ 4 hari, lalu diamati

Anda mungkin juga menyukai