PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lateks segar adalah getah kental, seringkali mirip susu, yang dihasilkan
banyak tumbuhan dan membeku ketika terkena udara bebas. Selain tumbuhan,
beberapa hifa jamur juga diketahui menghasilkan cairan kental mirip lateks. Pada
tumbuhan, lateks diproduksi oleh sel-sel yang membentuk suatu pembuluh
tersendiri, disebut pembuluh lateks. Sel-sel ini berada di sekitar pembuluh tapis
(floem) dan memiliki inti banyak dan memproduksi butiran-butiran kecil lateks di
bagian sitosolnya. (Yuspita H 2002).
Lateks terdiri atas partikel karet dan bahan bukan karet (non-rubber) yang
terdispersi di dalam air. Lateks juga merupakan suatu larutan koloid dengan
partikel karet dan bukan karet yang tersuspensi di dalam suatu media yang
mengandung berbagai macam zat. (Setyamidjaja, Djoehana. 1993).
Lateks berasal dari partikel karet yang dilapisi protein dan fosfolipid.
Protein ini akan memberikan muatan negatif yang mengelilingi partikel karet
sehingga mencegah terjadinya interaksi antara sesama partikel karet, dengan
demikian sistem koloid lateks akan tetap stabil. Namun dengan adanya
mikroorganisme maka protein yang terdapat dalam partikel karet akan rusak dan
terjadilah interaksi antara partikel karet membentuk flokulasi atau gumpalan.
Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan) butir-
butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan
atau koagulum. Untuk membuat koagulum ini, lateks perlu dibubuhi bahan
pembeku (koagulan) seperti asam semut atau asam cuka (Kaharuddin, H. 1992).
2
Pada acara pengenceran lateks pada pembuatan karet sheet ini pertama-
tama lateks segar sebanyak 100 ml disaring untukmendapatkan lateks yang
murni dan bersih. Selanjutnya ditentukan nilaiKK dan KE nya untuk mengetahui
jumlah air yang harus ditambahkan pada latek segar tersebut. Setelah
itu, ditambahkan air sesuai perhitungan tersebut agar penambahan air tidak
mengakibatkan penurunan kualitas lateks segar.
3
suhu 100°-120°C. Pembuatan kompon karet kering adalah untuk memproduksi
berbagai produk elastis yang berguna dengan menggunakan zat pengikat silang
(cross-linking agents). Lateks banyak digunakan untuk bahan baku pembuatan
karet kering yang selanjutnya menjadi bahan mentah untuk industri pembuatan
ban, pipa karet, selang, sepatu/sandal, komponen otomotif, komponen
engineering, lem, dan beberapa peralatan rumah tangga (Anonim.2011)
4
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Pengaduk
Gelas piala
Saringan
Timbangan
Gelas ukur
Mangkok koagulasi
5
1.3 Prosedur Percobaan
a. Teoritis
1. Ambil lateks segar sebanyak masing-masing 200 ml.
2. Lakukan penyaringan sebanyak 2 kali dengan saringan 15 mesh dan
selanjutnya disaring kembali dengan saringan 24 mesh.
3. Tentukan KK dan KE nya
4. Selanjutnya lakukanlah proses koagulasi dengan menambahkan
koagulan pada masing-masing lateks, sesuai perlakuan.
5. Masukkan bahan koagulan tersebut dalam bak koagulan dan biarkan
selama 45 menit.
6. Gumpalan yang terbentuk dikeluarkan dari bak, lalu dipres dengan
alat pengepres latek (hand mangel), lakukan pengepresan sebanyak
3-4 kali hingga ketebalan 3 mm.
7. Lembaran dicuci untuk membuang kotorannya.
8. Lalu lembaran tersebut dijemur pada plang bamboo atau kayu di
tempat yang teduh.
6
b. Skema kerja/ diagram alir
diambil lateksnya
Ditentukan K3 dan KE
Ditambahkan air
Di uji PH serumnya
Dicuci bersih
Dijemur
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jernih
Tawas 3 01:09 Menggumpal kekuningan/ Putih
putih
Perhitungan
Jumlah Air yang
ml Lateks KKK KE
Ditambahkan
Perhitungan :
Dik : KK = 10,07 %
KE = 12 %
N ml = 500 ml
Dit : AT = ?
Jawab :
KK KE
AT = N ml
KE
8
10,07 12
= 500
12
= 86,25 ml
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang bertujuan untuk mengencerkan latek
dengan menggunakan bahan berupa bokar/ lateks segar yang akan
diencerkan dan kemudian dibekukan dengan beberapa koagulan yaitu asam
asetat,asam formiat dan tawas masing-masing 75 ml pada setiap wadah
yang berbeda.
Jenis koagulan yang di gunakan pada praktikum pengenceran latek ini ialah
dengan asam formiat, asam asetatdan tawas. Pada penambahan bahan
kimia mendapatkan hasil yang sama pada kondisi gumpalan , warna serum
dan sheet. Namun perbedaan terjadi pada PH penggupalan dan waktu
penggumpalan yang terjadi.
Tujuan dari dilakukannya pengenceran lateks yaitu berguna untuk
9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,dapat ditarik disimpulkan
bahwa:
Karet yang telah diencerkan dengan ditambahkan beberapa aquadest
dan dibekukan dengan diteteskan beberapa tetes jenis koagulan yaitu asam
format dan asam asetat. kemudian dipress sehingga ketebalan 3 mm dapat
diketahui berapa kadar kering dari lateks/bokar tersebut.Nilai KE dan KK yang
dihasilkan jauh dari nilai standar karena penggilingan yang tidak merata dan
semakin besar nilai KKK maka air yang ditambahkan untuk pengenceran
semakin banyak.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nugraheni, I., 2007. Analisis Kualitas Kontrol Produksi Karet dengan Grafik
Pengendali Rata-Rata X dan Grafik Pengendali Range R. Skripsi.
FMIPA. Universitas Negeri Semarang
Tanjung, Yuspita H (2002), Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Karet
Rakyat Di Desa Bonandolok Kecamatan Batang Angkola Kabupaten
Tapanuli Selatan. Skripsi.Medan: Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
11