ABSTRACT
ABSTRAK
Kadar Karet Kering (KKK) dipakai sebagai standar dalam pemberian bahan
kimia untuk pengolahan karet sheet. Data kadar karet kering yang tidak akurat akan
berimbas pada mutu produk. Kajian penentuan kadar karet kering ini bertujuan untuk
membandingkan beberapa metode baik yang ada di pasaran maupun metode
standar sehingga diperoleh metode yang tepat, akurat, efektif dan aplikatif untuk
digunakan pada proses pengolahan karet sheet asap. Proses untuk mengetahui
kadar KKK sesuai dengan standar alat laboratorium memerlukan waktu hingga 12
jam. Kenyataannya, perkebunan besar menentukan KKK tidak sesuai standar dan
hanya berdasarkan selisih berat kering karet yang diperoleh secara manual sehingga
memberikan hasil yang kurang akurat. Teknologi kapasitansi dielektrik dan
photoelectric merupakan inovasi penentuan kadar karet kering dalam lateks yang
perlu dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan industri karet sheet, agar
penentuan nilai KKK dapat dilakukan secara efektif dan akurat.
PENDAHULUAN
terlalu lama. Kondisi ini akan mempengaruhi mutu karet sheet berdasarkan green
book yang diterbitkan oleh International Rubber Quality and Packing Conference
(IRQPC), (IS 15361, 2003).
Kadar karet kering dalam pengolahan karet sheet memegang peranan penting
dan berpengaruh terhadap mutu karet. Parameter KKK ini berperan dalam kalkulasi
penentuan pengenceran lateks dan penambahan bahan kimia, yang berpengaruh
juga pada biaya produksi. Dalam perkembangannya penentuan KKK terus
mengalami perkembangan dari mulai tahapan yang sederhana berupa estimasi
kasar sampai dengan analisis laboratorium yang mengedepankan akurasi, ditambah
dengan perkembangan teknologi beberapa tahun terakhir ini dengan pendekatan
viskositas, kapasitansi elektrolit, maupun sensor photoelectric. Dalam tulisan ini akan
dipaparkan secara detail perkembangan prosedur penentuan KKK dengan beberapa
kelebihan dan kekurangannya yang merupakan bagian pengolahan karet sheet,
sehingga nantinya dapat dijadikan data awal bagi kegiatan penelitian lain yang
berfokus pada pengembangan penentuan KKK sesuai kebutuhan industri.
PEMBAHASAN
Penentuan KKK merupakan salah satu bagian dalam menjaga mutu
pengolahan karet sheet dan acuan pokok penambahan bahan kimia proses.
Berbagai metode penentuan KKK dilakukan dimana masing-masing mempunyai
kelebihan dan kekurangan. (Purbaya,dkk., 2011) Kadar karet kering pada lateks
tergantung dari beberapa faktor antara lain jenis klon, umur pohon, waktu
penyadapan, musim, suhu udara serta letak tinggi dari permukaan laut Batasan
pembahasan tulisan ini, penentuan KKK dibagi menjadi tiga kategori; estimasi,
analisis laboratorium, dan pendekatan teknologi, dengan pembagian sebagai berikut;
1. Estimasi
- Pembobotan Lateks
Pada metode penentuan KKK dengan pembobotan lateks (Kumara, 2006),
secara umum lateks hanya melewati tahapan proses penyaringan,
pengukuran volume dengan penanda volume, dan estimasi berdasarkan berat
kasar, seperti terlihat pada gambar 1.
Dengan hanya dua tahapan singkat tersebut dapat dilihat bahwa metode ini
cukup sederhana, cepat tetapi memberikan nilai KKK secara kasar.
Penentuan dengan metode ini umumnya hanya digunakan sebagai acuan
pembayaran kepada penyadap karet.
- Metode Metrolac
Secara umum Metrolac tidak dapat dijadikan acuan baku sebagai penentu
KKK, hal ini dikarenakan menurut (Smith, 1947);
1. Densitas partikel lateks tidak diketahui secara pasti dan bervariasi
tergantung pada faktor yang mempengaruhi mutu lateks secara umum
2. Serum pada lateks bukan merupakan komposisi tunggal seperti air, namun
merupakan multikomponen dengan campuran seperti protein dan garam
3. Lateks yang baru disadap merupakan cairan yang terlalu kental yang
menyebabkan hydrometer seperti metrolac tidak dapat menampilkan
bacaan nilai yang stabil, sehingga untuk mendapatkan bacaan yang stabil
perlu ditambahkan air pada lateks, dimana secara substansi fisika
mempengaruhi densitas yang pada akhirnya akan merusak korelasi
densitas dan KKK.
Penentuan KKK dengan metode metrolac mendasarkan pada pengukuran
densitas lateks. Asumsi mendasar yang menyebabkan kurang tepatnya
penentuan KKK menggunakan metrolac adalah densitas dan KKK mempunyai
korelasi yang linier (Kumara, 2006).
2. Analisis Laboratorium
Secara umum analisis laboratorium dalam penentuan KKK dibagi menjadi dua
jenis (Kumara, 2006);
- Metode Standar
Metode standar ini merupakan metode yang dipopulerkan oleh Standar
Inggris dan ISO 126 (2000) dalam penentuan KKK dilaksanakan dalam
tahapan panjang meliputi perlakuan fisik pengepresan dan pemanasan untuk
menghilangkan komposisi air dalam lateks. Waktu yang diperlukan dalam
metode ini mencapai 6-8 jam, dimana metode ini biasa digunakan untuk
pengendalian produksi pabrik pengolahan. Metode standar Inggris/ ISO 126
ini memakan biaya yang relatif besar.
Tahapan proses meliputi mengambil sampel lateks sebanyak 10 gram yang
kemudian dikoagulasi dengan sejumlah asam asetat. Koagulum tersebut
kemudian dipanaskan dalam waterbath sampai serum lateks muncul.
Koagulum kemudian dipress dengan ketebalan tidak boleh melebihi 2 mm.
Dilanjutkan dengan proses pencucian, koagulum dikeringkan dalam oven
o
dengan suhu 60 C. Setelah dikeringkan, karet didinginkan dengan
dimasukkan dalam desikator dan dilaksanakan analisis secara gravimetri
dengan penimbangan berat konstan.
3. Pendekatan Teknologi
Dengan banyaknya metode uji yang digunakan untuk penentuan KKK, masing –
masing mempunyai kelemahan yang dapat dilihat dalam matrix di bawah ini.
Matriks tersebut menggambarkan semakin sedikit tanda (-) berarti semakin akurat
penentuan KKK, dan tanda (+) berarti semakin cepat penentuan KKK. Dengan
melihat matriks tersebut masih terdapat peluang untuk mencari metode
penentuan KKK secara akurat dan relatif cepat,sehingga beberapa penelitian baik
di dalam maupun luar negeri menggunakan pendekatan teknologi untuk
menentukan KKK. Beberapa penentuan KKK menggunakan pendekatan
teknologi yang beberapa tahun terakhir cukup berkembang adalah;
- Penentuan KKK dengan pendekatan kapasitansi elektrolit
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Jayanti, dkk. 2005. Measurement of Dry Rubber Content in Latex Using Microwave
Technique. Measurement Science Review, Volume 5, Section 3
Maspanger, D.R., 2005, Karakterisasi Mutu Koagulum Karet Alam Dengan Metode
Ultrasonik. Desertasi IPB. Bogor.
Purbaya, Mili. Sari, T.I., Saputri, C.A., Fajriaty, M.T., 2011. Pengaruh Beberapa Jenis
Bahan Penggumpal Lateks dan Hubungannya dengan Susut Bobot, Kadar
Karet Kering dan Plastisitas. Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3.
Palembang 26-27 Oktober 2011. ISBN : 979-587-395-4
Sulasri, Malino, B.M., Lapanporo, B.P., 2014. Kadar Karet Kering dan Pengukuran
Konstanta Dielektrik Lateks Menggunakan Arus Bolak Balik Berfrekuensi
Tinggi. Jurnal Prisma Fisika, Vol. II, No. 1 (2014), Hal 11-14. ISSN 2337-8204
Sa’id Gumbira, E., Rahman, N., Febriyanti, L., 2005. Pengaruh Hidrogenasi Dalam
Fasa Lateks Pada Karet Alam Hevea Brasiliensis. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian Vol. 14(3). ISSN 0216-3160. Hal. 80-86.
Utomo, T.P., Suroso, Erdi, 2004. Aplikasi Sistem Pakar pada Pengendalian Mutu
Karet RSS. Prosiding Komputer dan Sistem Intelijent. Jakarta, 24-25 Agustus
2004. ISSN 1411-6288, Hal. 143-151.
Zhao, dkk. 2010. A Novel Measurement System for Dry Rubber Content in
Concentrated Natural Latex Based on Annular Photoelectric Sensor.
International Journal of Physical Sciences Vol. 5(3).