kadar
air
dari
bahan
pangan
agar
kerusakan
oleh
dengan
menggunakan
aneka
ragam
metoda
pengeringan.
kadar
air
dalam
bahan
hasil
pertanian
cukup
rendah
maka
Pengawetan makanan
2.
3.
4.
Menghasilkan produk yang siap saji atau cepat saji antara lain produkproduk instan.
2.
Pemapatan volume.
3.
Awet atau stabil pada penyimpanan pada suhu kamar, walaupun tetap
ada batas umur simpan.
Sifat fisik dan sifat kimia dari produk (bentuk, ukuran, komposisi, dan
kadar air).
2.
3.
4.
Praktikum kali ini akan dilakukan pengeringan terhadap cabe dan jahe.
Setiap kelompok menimbang 50 g cabe. Setelah itu cabe di sortasi, yang
hujai dan busuk dipisahkan, kemudian buang tangkai cabe. Ada empat
perlakuan terhadap cabe sebelum pengeringan, yaitu tanpa perlakuan,
blansing 1,5 menit dengan rebus dan kukus, blansing 3 menit dengan rebus
dan kukus, dan blansing 5 menit dengan rebus dan kukus. Setelah di
blansing timbang beratnya. Perlakukan pendahuluan ini diperlukan untuk
mempertinggi
kualitas
hasil
kering
dalam
arti
penampakan
dan
ketahanannya.
Cabe tanpa perlakuan diatur di atas tampah yang telah beri label. Jemur di
tempat yang panas. Balikkan cabe setiap hari 3-4 kali. Jemur sampai kering
dan hitung rendemennya. Amati sifat inderawi cabe dan bandingkan dengan
cabe dengan perlakuan blansing.
setiap
hari
berat
cabe
tersebut.
Hitung
susut
bobot
dan
ini
adalah
cuaca
yang
berubah-ubah.
Karena
pada
saat
seperti
suhu,
kelembaban,
dan
kecepatan
aliran
udara.
melalui
air
proses
melalui
osmosis.
membran
Osmosis
adalah
semi-permeabel,
suatu
proses
dari
larutan
berkonsentrasi
lebih
tinggi
disekitarnya
dan
akibatnya
sel
mikroorganisme itu rsak. Enzim yang berasal dari bahan pangan dan
mikroorganisme kontaminan juga tidak dapat aktif karena tidak tersedia
cukup air untuk melanjutkan substrat untuk reaksi-reaksi kimia dan biokimia
(Tjahjadi, C., dkk., 2011).
Berdasarkan hasil pengamatan pengeringan jahe, didapatkan hasil bahwa
setelah dilakukan pengeringan selam 2 jam dalam oven, jahe mengalami
penurunan berat karena air yang terkandung dalam jahe mengalami
penguapan. Jahe yang sebelumnya tidak diberi perlakuan mengalami
penurunan berat sebesar 5,93 gram. Jahe yang sebelumnya dikupas
mengalami penurunan berat sebesar 4,76 gram. Dan jahe yang ditusuktusuk dengan garpu mengalami penurunan berat sebesar 4,55 gram.
Dapat disimpulkan bahwa kecepatan pengeringan jahe dipengaruhi oleh luas
permukaan bahan. Jahe yang dikupas lebih cepat mengalami proses
pengeringan dibandingkan jahe yang tidak dikupas karena air pada jahe
yang dikupas akan lebih mudah menguap.
VI.
KESIMPULAN
Bila kadar air dalam bahan hasil pertanian cukup rendah maka
mikroorganisme tidak dapat tumbuh padanya dan reaksi-reaksi kimia juga
tidak dapat berlangsung di dalamnya.
lebih
cepat
mengalami proses
pengeringan
dibandingkan jahe yang tidak dikupas karena air pada jahe yang dikupas
akan lebih mudah menguap.
DAFTAR PUSTAKA
Buckle, K. A., dkk. 1985. Ilmu Pangan. Penerjemah : Hari Purnomo dan
Afiono. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Desrosier, N. W. 1969. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah: Muchji
Mulijohardjo. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.
Tjahjadi, C. dan Marta, H. 2011. Pengantar Teknologi Pangan. Universitas
Padjadjaran, Jatinangor.
Tjahjadi, C., dkk. 2011. Bahan Pangan dan Dasar-dasar Pengolahan.
Universitas Padjadjaran, Jatinangor.